BAB 20

🌹HAPPY READING🌹

Saat ini Arya sudah di dalam mobil bersama Nana dan Freya. Sedangkan Acha dan Zein berada di mobil lain. Freya yang masih syok dengan kejadian yang menimpa mereka, selalu memeluk erat Nana. Dia duduk dipangkuan Nana dengan menyandarkan kepalanya ke dada Nana. Tangan Nana terulur untuk mengusap rambut indah Freya. Arya yang melihat itu, ada sedikit perasaan harus di hatinya. Tanpa sadar seulas senyum tipis muncul dari bibirnya.

"Na," panggil Arya memecah keheningan di dalam mobil.

Nana menoleh mendengar Arya memanggilnya. "Iya," jawab Nana.

"Badan kamu tidak apa-apa?" tanya Arya. Ini adalah pertanyaan yang sejak tadi ingin dia tanyakan. Tapi egonya yang tinggi mengalahkan rasa penasarannya.

Nana tersenyum lembut. Dia senang, setidaknya ada sedikit kekhawatiran Arya kepadanya. "Aku baik-baik aja, Sayang," ucap Nana berusaha menormalkan suasana canggung diantara mereka.

"Setelah ini kita ke rumah," ucap Arya.

"Iya, kan kamu nganterin aku pulang dulu," jawab Acha polos.

"Ke rumah saya," ucap Arya memberitahu.

"Ngapain?" tanya Nana bingung.

Arya hanya diam. Dia sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaan Nana. Nana yang melihat Arya diam mendengus kesal. Bos sekaligus pacarnya ini memang sangat menyebalkan. Untung sayang kan.

Lima belas menit kemudian, Mobil Arya sampai di rumahnya. Nana yang memangku Freya kesusahan turun karena punggungnya yang terasa sakit karena insiden di mall. Arya yang melihat itu langsung turun dari mobil. Dia berlari memutari mobil dan membantu Nana. Arya mengambil Freya dari pangkuan Nana. Setelah itu merek berjalan memasuki rumah Arya.

Ada sedikit kecemasan dalam diri Nana. Mengingat ini adalah pertama kali dia datang ke rumah Arya dengan status sebagai pacar Arya.

Saat memasuki rumah, ternyata semua anggota keluarga sudah menunggu kedatangan mereka di ruang keluarga. Atlantik yang melihat anaknya tertidur langsung mengambil alih Freya dari Arya untuk memeriksa seluruh tubuh anaknya.

Mereka semua sudah mengetahui apa yang terjadi, karena Acha yang telah dulu sampai di rumah bersama Zein sudah memberitahu mereka.

"Freya nggak kenapa-napa kan, Ar?" tanya Atlantik.

"Iya, Bang. Dia hanya sedikit syok," jawab Arya.

"Syukurlah. Kalau begitu Abang bawa Freya ke kamar dulu," ucap Atlantik.

Sebelum pergi Atlantik sempat melihat Nana. Dia sedikit menundukkan badan dan tersenyum kepada Nana. Nana yang mendapat perlakuan sopan dari Atlantik ikut membungkuk membalas sapaannya.

"Nana kamu tidak apa-apa?" ucap Mita menghampiri Nana dan Arya. Mita membawa Nana untuk ikut duduk bersama mereka di ruang keluarga.

"Saya baik-baik saja, Nyonya," jawab Nana ramah.

"Tidak usah panggil Nyonya. Mulai sekarang kamu calon mantu saya, jadi panggil Mama, ya. Sama seperti Arya," ucap Mita ramah.

"Iya, Na. Jangan sungkan," ucap Dinda ikut menimpali.

Nana terharu. Dia tidak menyangka bahwa keluarga Arya akan dengan senang hati menerima gadis sepertinya.

Acha dan Zein yang baru datang dari arah dapur langsung mendekat kepada Nana dan Mita.

"Nana, kamu baik-baik saja kan?" tanya Acha cemas.

Nana tersenyum dan mengangguk. "Aku baik-baik aja, Cha. Nggak usah khawatir," jawab Nana ramah.

"Syukurlah kalau gitu," ucap Acha.

Bumi yang sedari tadi menyaksikan interaksi antara keluarganya dengan Nana hanya diam. Ada sesuatu yang menganggu pikirannya. Ini adalah pertama kali dia melihat wajah Nana dari dekat. Dan hal itu mengingatkan dia pada seseorang.

Sedangkan Arya hanya diam tanpa ekspresi. Entahlah, dia sendiri tidak bisa mengendalikan mengenai perasaanya. "Semuanya, Arya ke kamar dulu, mau ganti baju. Udah gerah," ucap Arya pamit pada semuanya sambil mengibaskan krah kemejanya.

Mereka semua hanya mengangguk. Setelah itu Arya pergi dari ruang keluarga menuju kamarnya.

"Ekhem, Nana," panggil Bumi.

Mendengar suara tegas Bumi, mereka semua mengalihkan pandangannya kepada Bumi yang duduk di sofa singlet.

"Iya, Tuan," ucap Nana gugup.

Bumi tersenyum lembut. "Tidak usah memanggil Tuan. Panggil saja saya Daddy seperti Arya," ucap Bumi. Mereka semua yang ada di sana tersenyum mendengar ucapan Bumi.

"I-iya, Daddy," ucap Nana.

"Sudah berapa lama menjalin hubungan dengan Arya, Na," tanya Bumi sambil mencomot kue yang ada di meja.

"Baru satu Minggu, Daddy," jawab Nana polos.

"Oh, pasangan baru toh. Pasti lagi anget-anget nya tuh," celetuk Acha.

Nana hanya tersenyum kikuk. Bahkan saya tidak pernah diperhatikan seperti perhatian Pak Arya kepada kamu, Acha. Ucap Nana dalam hati. Dia kembali teringat bagaimana tadi Arya menyelamatkan Acha dan bukan dirinya. Nana tersenyum miris dalam hatinya. Ternyata dia memang tidak begitu penting. Walaupun mereka sudah menjalin hubungan, tapi itu tidak mempengaruhi apapun.

"Biasanya orang yang baru-baru tuh lagi mesra-mesranya, Na," ucap Zein yang bermain PlayStation ikut menggoda Nana.

"Semoga kamu betah sama Arya. Kamu harus sabar-sabar sama dia, Nak. Dia anaknya memang sedikit cuek. Tapi dia akan sangat peduli pada orang yang dia sayangi," ucap Mita menggenggam tangan Nana.

Nana tersenyum dan mengangguk menjawab perkataan Mita. Saya juga sangat mengharapkan kepeduliannya, Ma. Ucap Nana dalam hati. Dia tidak mungkin mengatakan bagaimana Arya yang sebenarnya. Dia akan membuat Arya menganggap keberadaannya dan menganggap dia layaknya seorang kekasih.

"Oiya, Cha, pernikahan kamu sama Zein kan satu bulan lagi, persiapannya gimana?" tanya Dinda pada Acha.

"Acha mau nikah?" tanya Nana spontan.

Acha tersenyum lembut dan mengangguk. "Iya, Na. Satu bulan lagi aku dan Zein akan menikah," jawab Acha.

"Semoga lancar sampai hati H ya, Cha," ucap Nana mendoakan.

"Terimakasih, Na," jawab Acha.

"Orang tua kamu kapan sampai, Cha? Kan pernikahan tinggal sebulan lagi," tanya Dinda.

"Katanya Mama ke Indo besok, Kak," jawab Acha.

"Ajak Mama kamu kesini ya, Nak. Sudah lama sekali kita nggak ketemu Mama kamu," ucap Mita.

"Iya, Ma," jawab Acha. Acha memang memanggil Mita dengan sebutan Mama. Begitu juga dengan dia memanggil Bumi, Daddy.

"Acha, besok kamu makan malam disini, ya. Sekalian kita ngumpul sama orang tua Acha juga," ajak Mita.

"Tapi Ma-"

"Tidak ada penolakan!" jawab Mita tegas.

"Udah ikut aja, Na. Mama kalau udah maunya nggak akan bisa di tolak," ucap Dinda.

Nana tersenyum kepada Mita,"Iya, Ma. Nana akan ikut," jawab Nana.

"Nah gitu dong," ucap Mita senang dan langsung memeluk tubuh Nana dari samping.

Nana sedikit meringis ketika tangan Mita menyentuh punggungnya. Tapi dia mencoba tersenyum karena tidak ingin membuat mereka semua khawatir.

Terimakasih, Ya Allah. Engkau mengirimkan orang-orang baik kepadaku. Batin Nana bersyukur. Ternyata di balik kesedihannya, Allah masih memberikannya orang-orang yang sangat menyayanginya.

Bumi yang melihat bagaimana istrinya memperlakukan Nana ikut tersenyum senang. Wajahmu membuat aku rindu kepada sahabat ku, Nana. Dimana keberadaannya sekarang dan bagaimana kabarnya? Semoga kau selalu baik-baik saja. Batin Arya memandangi wajah Nana.

......................

Terimakasih selalu setia mengikuti cerita receh yang author tulis.

Tunjukan sayang kalian dengan like, vote dan komentarnya yaa. Agar author lebih semangat lagi.

Jangan lupa follow akun Instagram author juga yaa @yus_kiz

Jangan lupa baca karya ku yang lain, ya "Derajat Rumah Tanggaku" Author sayang kalian 🌹🌹😘

Terpopuler

Comments

Man Cian

Man Cian

smoga ayah nana bisa sembuh stelah ketemu daddy bumi 🤲🤲🤲🤲

2022-07-20

0

Hany Alif Hafizh

Hany Alif Hafizh

ia Thor tolong diperhatikan penulisan namax

2021-08-26

0

Onco Mey

Onco Mey

bagus karya mu thor 🤗🤗🤗.

semoga bisa di revisi ya, banyak kesalahan penulisan nama 🙂

2021-07-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!