BAB 14

🌹HAPPY READING🌹

"Acha!" teriak Arya memanggil Acha.

Dari kejauhan Acha membalas lambaian tangan Arya. Tidak lupa senyum manis terukir di bibir indahnya.

Acha langsung melepaskan tangannya dari koper dan beralih memeluk Arya dan Gilang erat ketika sudah sampai di depan pria itu. "Aku sangat merindukan kalian," ucap Acha.

"Kami juga sangat merindukanmu," jawab Arya. Sedangkan Gilang hanya diam.

"Sayang," panggil seseorang dari belakang Acha.

Acha melepaskan pelukannya dari Arya dan Gilang saat mendengar seseorang memanggilnya. Acha melihat ke belakang dan merangkul pinggang orang tersebut. "Eh, maaf aku lupa," ucap Acha tersenyum.

Arya memandang heran seorang laki-laki yang dipeluk rangkul oleh Acha. Jantungnya sudah tidak tenang. Sedangkan Gilang hanya diam dan cuek. Dia tahu ini semua akan terjadi.

"Arya, Gilang, perkenalkan dia Zein. Dan Zein, perkenalkan mereka Arya dan Gilang, sahabatku," ucap Acha mengenalkan mereka.

Arya dan Gilang menyalami tangan Zein dan dibalas dengan senyum ramah oleh lelaki tersebut.

"Acha, dia siapa?" tanya Arya hati-hati.

"Dia Zein. Calon suamiku, Ar," jawab Acha yang dapat membuat jantungnya keluar dari tempatnya. Hatinya serasa di remas dan sirami air garam.

"Ca-calon suamimu?" ucap Arya memastikan.

Acha mengangguk yakin. "Iya, nanti akan aku ceritakan pada kalian," ucap Acha dengan senyum mengembangnya.

Arya hanya diam, dia memaksakan senyum di bibirnya menyembunyikan keterkejutan dan sakit hatinya. Gilang yang melihat itu hanya diam memperhatikan perubahan raut wajah Arya.

"Kalau gitu ayo kita pulang," ajak Gilang. Malam ini mereka akan nginap di rumah Arya. Sedangkan Arya? Dia menyesal menawarkan Acha untuk menginap di rumahnya, karena dia datang bersama Zein. Ini benar-benar kejutan luar biasa untuk hati Arya.

.....

Mobil yang di kendarai Gilang sampai di depan rumah Arya. Mereka semua turun dibantu oleh satpam yang membawa masuk barang-barang Acha dan Zein.

Rumah sudah nampak sepi, karena penghuni rumah sudah tidur. Arya menyuruh Acha untuk tidur di kamar tamu yang ada di lantai dua, serta Zein yang akan tidur di kamar tamu lantai satu ditemani Gilang.

"Mari, Zein," ucap Gilang mengajak Zein segera pergi ke kamar tamu.

Zein mengangguk." Aku duluan, Sayang," ucap Zein mencium pucuk kepala Acha yang mana membuat gadis itu tersipu. Arya yang melihat itu langsung membuang muka tidak ingin melihat pemandangan di depannya.

"Ayo, Lang," jawab Zein. Setelah itu Gilang dan Zein pergi kamar tamu yang ada di sebelah ruang keluarga.

"Ayo kita ke atas, Cha," ajar Arya kepada Acha setelah Zein dan Gilang pergi.

"Ayo, Ar," jawab Acha senang. Arya membantu membawa koper Acha. Kaki mereka satu persatu menaiki anak tangga menuju lantai dua.

Setelah mengantar Acha ke kamarnya, Arya segera merebahkan dirinya di atas kasur mencoba menenangkan hatinya. Saat asik dengan pikirannya, pintu kamar Arya terbuka dan nampak lah Gilang memasuki kamarnya.

Arya mendudukkan dirinya berguru melihat Gilang. "Lo pasti udah tahu ini kan?" ucap Arya.

Gilang ikut mendudukkan tubuhnya di sebelah Arya. Gilang mengangguk. "Gue nggak bilang sama Lo karena gue nggak mau Lo sakit hati duluan. Melihat bagaimana semangat lo menantikan kedatangan Acha, gue jadi nggak tega," jawab Gilang.

"Lebih baik gue tahu dari jauh hari dari pada mendadak kayak gini, Lang. Hancur sudah harapan gue," ucap Arya sendu.

"Lo mau Acha suka sama Lo dan membuat dia cemburu?" tanya Gilang menawarkan kepada Arya.

"Itu nggak akan mungkin. Acha kelihatan bahagia banget sama Zein," jawab Arya frustasi.

Gilang menggeleng. "Sebelum janur kuning melengkung, Lo masih ada harapan untuk merebut Acha," ucap Gilang.

Arya diam mencoba merenungi segala ucapan Agam. "Caranya?" tanya Arya memandang lekat Gilang penuh harap.

"Lo harus punya pacar," jawab Gilang.

"Lo gila, mana ada wanita yang mau tiba-tiba di ajak jadi pacar," ucap Arya.

"Ada."

"Siapa?"

"Nana. Lo minta Nana jadi pacar Lo," ucap Gilang pasti.

......................

Terimakasih selalu setia mengikuti cerita receh yang author tulis.