BAB 16

🌹HAPPY READING🌹

Hari ini senyum tak pernah luntur dari bibir Nana. Sepanjang jalan menuju kantin, dia selalu menebar senyum kepada setiap karyawan yang berpapasan dengannya. Sampai dia mendudukkan tubuhnya di kantin, senyum itu tidak pernah luntur, dia beribadah banyak hari ini.

Yura yang duduk di sebelah Nana merasa geli sekaligus takut melihat tingkah Nana.

"Na, Lo waras kan?" tanya Yura memastikan.

Dengan senyum mengembangnya, Nana menganggukkan kepala. "Sangat waras, Yu," ucap Nana semangat.

Tidak berapa lam, makanan yang mereka pesan datang. Karena perutnya yang sudah lapar, Yura tidak melanjutkan pertanyaannya. Setelah makan nanti akan ditanyakan nya.

Sepuluh menit kemudian, makanan mereka berdua telah kandas. Nana mengusap bibirnya yang sedikit berminyak dengan tisu dan memakai lipstick yang ada di saku roknya, dengan bantuan kaca yang ada di ponselnya. Begitu juga dengan Yura.

"Na," panggil Yura setelah selesai memakai lipstick nya.

"Iya, Yu," jawab Nana menoleh kepada Yura.

Tangan Yura terangkat dan meletakkan punggung tangannya di dahi Nana. "Nggak panas," ucap Yura.

"Kenapa sih, Yu? Gue nggak sakit," ucap Nana menurunkan tangan Yura dari dahinya.

"Gue takut aja Lo sakit na. Atau mungkin kejiwaan Lo yang nggak beres?" tanya Yura dengan memicingkan mata kepada Nana.

Nana memandang malas Yura yang sedikit berlebihan. "Gue nggak apa-apa Yura. Gue sangat sehat. Dan gue nggak pernah sewaras ini sebelumnya," ucap Nana tersenyum.

"Kenapa?" tanya Yura bingung.

"Lo tahu, gue sama Pak Arya udah resmi menjadi sepasang kekasih mulai pukul sembilan pagi tadi," ucap Nana tanpa jeda.

Yura membulatkan mata karena terkejut, dia sedikit tidak percaya dengan apa yang diucapkan Nana. "Na, gue tahu Lo cinta banget sama Pak Arya, tapi jangan mengkhayal di siang bolong begini, Na. Nggak baik," ucap Yura.

"Gue serius, Yu. Gue nggak lagi mengkhayal," ucap Nana serius kepada Yura.

"Kenapa bisa?" tanya Yura.

" Jadi gini,,," ucap Nana. Dan Nana pun menjelaskan semua yang terjadi dan apa yang dikatakan Arya tanpa ada yang terlewat sedikitpun.

"Wah, gue ikut senang, Na," ucap Yura memeluk Nana.

"Makasih, Yu. Sekarang gue udah nggak kesepian lagi. Pak Arya pasti akan selalu ada buat gue," ucap Nana yakin sambil melepaskan pelukannya.

"Semoga aja, Na. Gue doain yang terbaik buat Lo," ucap Yura. Walaupun di hatinya, Yura sedikit ragu dengan hubungan Arya dan Nana.

"Big thanks, Na. Lo keluarga terbaik gue," ucap Nana.

"Apapun yang buat Lo senang, gue pasti dukung Na," jawab Yura. "Ya sudah, sekarang kita ke ruangan, yuk. Bentar lagi jam makan siang selesai," lanjut Yura mengajak Nana pergi dari kantin.

Nana mengangguk. Setelah itu mereka berdua berjalan keluar kantin untuk pergi ke ruangan masing-masing.

.....

Waktu kerja telah berakhir, Nana bersiap membereskan meja kerjanya. Saat telah selesai, bertepatan dengan Arya dan Gilang yang baru saja keluar dari ruangan Arya.

"Eh Sayang," panggil Nana dan langsung menghadang jalan Arya.

"Bisakah kamu sopan terhadap atasanmu?" ucap Arya dingin.

"Ih pacar, jam kerja udah berakhir. Jadi aku udah boleh panggil kamu Sayang. Iya nggak Pak Gilang?" tanya Nana pada Gilang yang berdiri di sebelah Arya.

"Benar sekali, Na," jawab Gilang mengangguk yakin.

"Tuh kan, Sayang. Aku pulang bareng kamu ya?" ucap Nana kepada Arya.

"Jangan manja!" ucap Arya ketus.

"Kan manja sama kamu aja, Sayang," jawab Nana.

"Ar, kalau gitu gue duluan, ya. Saya duluan Na," pamit Gilang langsung pergi tanpa menghiraukan Arya yang terus memanggilnya.

"Boleh ya, Sayang," ucap Nana setelah Gilang pergi.

Arya menghela nafas kasar, "baiklah. Ayo!" ucap Arya dan langsung melangkah lebar. Nana sedikit berlari mengikuti langkah Arya yang lebar agar bisa berjalan di samping pacarnya itu.

Arya dan Nana menaiki lift yang langsung menuju ke basement.

Ting

Lift berbunyi dan Arya keluar dari lift bersama Nana. Setelah itu mereka langsung berjalan ke tempat mobil Arya terparkir.

"Em, Sayang," ucap Nana memanggil Arya. Kini mereka sudah berada di dalam mobil dalam perjalanan menuju rumah Nana.

Arya tidak menjawab, bahkan tidak menoleh sama sekali.

"Iih, Pak Arya," panggil Nana kesal.

Arya sedikit menoleh kepada Nana dan setelah itu kembali fokus pada jalan.

"Sayang, kamu tau nggak, semobil sama kamu ini impian aku sejak lama. Tiga tahun aku mengejar kamu akhirnya cinta aku bersambut. Aku seneng banget," celoteh Nana dengan wajah senangnya. Tapi Arya hanya memasang wajah datarnya. Dia malas untuk mendengar ucapan Nana yang menurutnya tidak penting.

"Rumah kamu belok kemana?" tanya Arya, karena saat ini mereka sedang berhenti karena lampu merah.

"Ke sana," tunjuk Nana ke arah kanan. Setelah itu Nana menunjukkan jalan ke rumahnya.

Lima belas menit kemudian, mobil Arya berhenti di depan sebuah rumah sederhana yang tampak asri. Arya sedikit tertegun tidak percaya melihat rumah Nana, karena dia berpikir bahwa Nana adalah anak orang kaya.

"Ini rumah kamu?" tanya Arya ragu.

Nana mengangguk. "Iya. Maaf kalau rumah aku kecil Sayang. Tapi disini nyaman kok," ucap Nana. "Kamu nggak turun dulu?" ucap Nana menawari Arya.

Arya menggeleng. "Saya harus segera pergi," ucap Arya.

Nana mengangguk dan melepas seatbelt nya. "Aku duluan. Hati-hati di jalan, Sayang," ucap Nana mencolek dagu Arya. Setelah itu Nana keluar dari mobil. Setelah memastikan Nana keluar, Arya segera melajukan mobilnya meninggalkan rumah Nana.

Mungkin Pak Arya belum terbiasa kali, ya. Aku janji akan buat kamu nyaman dan bahagia sama aku. Ucap Nana dalam hati memandangi mobil Arya semakin jauh dari pandangannya. Setelah itu, Nana berbalik dan berjalan memasuki rumah.

"Cie tadi ada yang dianterin pulang," ucap Bi Mirna meledek Nana yang baru memasuki rumah.

"Bibi tahu?" tanya Nana.

"Tahu lah. Tadi Bibi denger suara mobil berhenti didepan rumah, jadi Bibi intip sedikit dari jendela," jawab Bi Mirna.

Nana mendekati Bi Mirna yang duduk di ruang tamu dan memeluk wanita paruh baya tersebut. "Nana senang banget hari ini, Bi," ucap Nana.

"Benarkah?" tanya Bi Mirna.

"Nana sama Arya udah jadian Bi," ucap Nana memberitahu.

Ekspresi Bi Mirna langsung berubah tambah senang mendengar ucapan Nana.

"Arya bos yang sering kamu ceritakan?" tanya Bi Mirna memastikan.

Nana mengangguk antusias.

"Selamat ya, Nak. Bibi ikut senang kalau Nana bahagia," ucap Bi Mirna tulus.

"Terimakasih, Bi," jawab Nana.

Semoga Arya memang lelaki yang tepat untuk kamu, Nak. Ucap Bi Mirna dalam hati mendoakan Nana.

"Nanti malam kita ke tempat Ayah, Ya Bi. Nana mau kasih kabar gembira ini buat Ayah," ucap Nana mengajak Bi Mirna.

Bi Mirna mengangguk mengiyakan ajakan Nana. Setelah itu Nana pergi ke kamar dan Bi Mirna beranjak ke dapur.

......................

Hai teman-teman, untuk novel "DERAJAT RUMAH TANGGAKU" update hari Senin, ya. Soalnya masih dalam tahap review. Jadi sambil menunggu kisah Dee dan Ibra selanjutnya, ikuti kisah Nana dan Arya dulu, ya. TERIMAKASIH, AKU SAYANG KALIAN 🌹😘

Terpopuler

Comments

Syifa Altafunnisa

Syifa Altafunnisa

koq AQ takut ya mikirin Arya,,takut dia PHP aja nanti ma Nana,,,🤔😢 lanjut

2021-09-03

0

Fida

Fida

nyesek aq😭😢

2021-08-17

0

Fitriana Nanaz

Fitriana Nanaz

nyesek aku thor bacanya!!

2021-07-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!