Memaksa Cinta Sang CEO

Memaksa Cinta Sang CEO

BAB 1. PROLOG

Assalamu'alaikum, hai teman-teman. Ini novel baru aku. Semoga kalian suka, ya 😘

🌹HAPPY READING🌹

Nasytiti Khadijah, seorang gadis cantik yang bekerja menjadi sekretaris di sebuah perusahaan terkenal. Nana terjebak oleh perasaan cinta kepada CEO tempat ia bekerja, yang tak lain adalah bosnya sendiri. Imagenya sebagai sekretaris nakal kepada bosnya sudah melekat pada diri Nana. Pasalnya,  gadis ini rela melakukan seribu cara untuk mendapatkan CEO tampan tersebut. Nana selalu mencari perhatian bosnya, bahkan bisa dikatakan bahwa Nana adalah gadis yang centil dan manja jika berada di dekat bosnya. Tapi tidak ada yang tahu, dibalik sikap Nana yang centil, manja dan suka mencari perhatian, tersimpan banyak luka dan kesedihan yang memaksanya untuk tetap tegar.

Arya Khalifano Bumi, seorang CEO muda sukses yang memiliki paras bak Dewa Yunani dengan tubuh atletisnya. Arya adalah bos yang selalu di ganggu oleh sekretarisnya, Nasytiti Khadijah. Ada satu alasan yang membuat Arya tidak bisa memecat Naina. Arya selalu menolak perasaan Naina, karena ia masih terjebak dengan cinta masa kecil yang selalu dinantikannya.

Nana datang ke kantor lebih pagi dari biasanya. Entah apa yang wanita ini pikirkan, dia terlalu bersemangat pagi ini. "Pagi, Pak bos yang handsome," sapa Nana dengan gaya centilnya ketika melihat kedatangan Arya.

"Selamat pagi, Naina yang cantik," bukan Arya yang menjawab, melainkan Gilang. Asisten pribadi sekaligus sahabat Arya. Arya hanya diam tidak peduli dengan keberadaan Naina.

"Eh, selamat pagi pak Gilang," jawab Nana ramah kepada Gilang.

Meskipun manja dan centil, tapi Nana adalah orang yang ramah kepada semua orang. Jika orang yang tidak mengetahui kehidupan Nana, maka orang akan menilai bahwa Nana adalah wanita yang sempurna. Tapi entah mengapa hal itu tidak berlaku untuk seorang Arya Khalifano Bumi.

Arya memasuki ruangannya diikuti Gilang di belakang.

"Lo enggak mau coba buka hati untuk Nana, Ar?" tanya Gilang dengan gaya bicara santainya sambil mendudukkan tubuhnya di sofa yang ada di ruangan Arya. Jika hanya berdua, Arya meminta Gilang untuk bersikap dan bicara seperti biasa layaknya seorang sahabat.

"Jangan pernah bertanya tentang sesuatu yang jawabannya tetap sama, Lang!" jawab Arya menegaskan setiap ucapannya kepada Gilang.

"Ayolah, Ar. Dunia akan terlalu sempit jika Lo selalu terpaku sama cinta masa kecil Lo yang sepihak itu," ucap Gilang memberi pengertian kepada Arya.

Arya berdiri dari duduknya, menghadap jendela kaca yang besar di ruangannya. "Buat Lo dunia sempit, Lang. Tapi buat gue, dia dunia gue!" jawab Arya memandang jauh pemandangan kota pagi hari yang ramai.

Nana yang kini sudah duduk manis di kursinya, sedang tersenyum manis memandangi foto seorang pria yang ada di meja kerjanya. Tiga tahun dia mengejar cinta bosnya ini, tapi masih saja penolakan yang dia terima.

Naya tersentak ketika ada seseorang yang secara tiba-tiba mengetuk meja kerjanya.

"Foto saya lagi?" tanya seseorang yang datang tiba-tiba ke meja Nana. Arya bingung, entah dimana dan bagaimana caranya gadis itu bisa mendapatkan fotonya. Jika ditanya, Naina hanya akan menjawab i love you to. Sangat tidak sinkron antara pertanyaan dan jawabannya.

"Eh, Pak Arya? Hehehe, biar setiap hari saya semakin semangat kerja, Pak," jawab Nana cengengesan karena ketahuan lagi memasang foto Arya di meja kerjanya.

"Ini foto yang ke berapa?" tanya Arya dingin kepada Naina.

Nana terdiam. Mengetuk jari telunjuknya di dagu seraya berpikir, "Ini foto yang kesembilan puluh empat, Pak," jawab Nana dengan memperlihatkan wajah tanpa dosanya.

Tidak tahukah Nana, bahwa saat ini Arya tengah menahan rasa jengkelnya untuk tidak mengumpati Nana.

"Sampai pada foto yang keseratus, kamu pergi dari hidup saya!" ucap Arya berlalu menyusuri lorong menuju lift.

Nana terdiam mendengar perkataan Arya. Dia hanya memandangi punggung kokoh Arya yang semakin menghilang dari pandangannya. Penolakan ini sudah biasa ia dapatkan, tapi mendengar kata pergi, Nana merasa tidak nyaman. Hatinya selalu menolak kata pergi, karena kata pergi baginya berarti tidak akan pernah kembali.

Sedangkan Gilang yang tidak sengaja mendengar pembicaraan Nana dan Arya hanya merutuki kebodohan Arya yang secara terang-terangan menolak Nana. Gue berdoa, semoga Lo enggak akan pernah menyesal menolak Nana, Ar. Jangan sampai Lo termakan omongan sendiri. Ucap Gilang dalam hati melihat kepergian Arya.

Gilang salah satu orang yang sangat mendukung Nana untuk mengejar Arya. Karena Gilang dapat melihat ketulusan yang dalam dari cara Nana memandangi Arya. Gilang tidak mau jika sahabatnya itu terus-terusan terjebak dalam cinta masa kecilnya yang tidak jelas bagaimana akhirnya.

...----------------...

Terimakasih selalu setia mengikuti cerita receh yang author tulis.

Tunjukan sayang kalian dengan like, vote dan komentarnya yaa. Agar author lebih semangat lagi.

Jangan lupa follow akun Instagram author juga yaa @nonam_arwa

Author sayang kalian 🌹🌹😘

 

Terpopuler

Comments

chaaa

chaaa

gw mampir lg..ini pertama gw baca lg ini novel sejak tamat..jujur ceritanya bagus bgt, tp menurut gw ini novel dg ending yg paling menyedihkan yg pernah gw baca di NT. sampe gw susah move on dan baru kali ini gw baca ulang lg..kisahnya menyedihkan gak hanya d ending tp sejak awal cerita..

2023-01-21

0

Maryana Fiqa

Maryana Fiqa

kok aku yg sakit ya?,,kata2 ke seratus di suruh pergi 😭😭😭😭😭

2022-10-08

0

bilaa

bilaa

kenya mengandung bawang

2021-11-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!