BAB 7

🌹HAPPY READING🌹

Waktu menunjukkan pukul lima sore. Kantor nampak sudah sedikit sepi. Beberapa karyawan kantor sudah pulang untuk mengistirahatkan tubuhnya dari lelah karena bekerja seharian.

Arya keluar dari ruangannya dan melihat meja kerja Nana yang sudah nampak kosong.

"Kemana dia? Tidak biasanya dia pulang sebelum aku keluar," monolog Arya melihat Nana tidak ada di tempatnya.

Arya mengangkat bahu tidak peduli. Dia melanjutkan langkahnya menuju lift. Hari ini dia harus pulang ke rumah orang tuanya atas permintaan sang Ibu Ratu. Perasaan Arya berbunga-bunga sekarang. Sebentar lagi cintanya akan kembali. Sebentar lagi cintanya akan terbalaskan.

Arya sampai di basement tempat khusus untuk parkir mobil para petinggi perusahaan. Arya memasuki mobil sportnya dan melaju dengan kecepatan sedang. Senyum terus mengembang di bibir seksinya.

Satu jam kemudian, Arya sampai di rumah orang tuanya.

Arya memasuki rumah dan disambut oleh suara nyaring seorang anak perempuan lucu yang berumur sekita tiga tahun. Dengan berlari tertatih dia mengejar Arya.

"Halo, bidadari Uncle yang cantik," ucap Arya pada anak perempuan tersebut.

"Uncle kenapa balu pulang? fleya kangen Uncle," ucap Freya memeluk erat kaki Arya.

"Freya makan dulu, Nak," teriak seorang wanita cantik yang datang dari ruang keluarga.

"Wah, suatu keajaiban adik tampan ku ini pulang," ucap Dinda mengejek Arya.

"Jangan mulai, Kak," ucap Arya kesal dengan Kakaknya itu.

"Freya sini dulu, Nak. Makan dulu, nanti baru main lagi sama Uncle Arya," ucap Dinda membujuk Freya yang terus memeluk kaki Arya.

Arya mengangkat Freya ke gendongannya. Dia menghadiahi ciuman di setiap inci wajah Freya. "Sekarang bidadari Uncle makan dulu, ya. Biar tambah pintar," ucap Arya membujuk Freya.

"Iya, Uncle," ucap Freya patuh. Arya menurunkan Freya dari gendongannya.

"Mama sama Daddy dimana, Kak?" ucap Arya menanyakan kedua orang tuanya.

"Mama sama Daddy lagi di taman belakang," jawab Dinda memberitahu Arya.

"Bang Ata kemana?" ucap Arya menanyakan Atlantik, suami Dinda.

"Mas Ata pergi ke Bandung melihat pembangunan cabang hotel yang baru di sana," jawab Dinda sambil menyuapi Freya yang memainkan boneka Doraemonnya.

Arya membulatkan bibirnya membentuk 'O' sambil mengangguk. Setelah itu dia pergi menyusul Mama dan Daddy nya.

.....

Sedangkan di tempat lain, Nana menangis dalam hati melihat Ayahnya yang kembali mengamuk. Tadi saat masih berada di kantor, Nana menerima telepon dari Rumah Sakit Jiwa bahwa Ayahnya kembali mengamuk. Tanpa meminta izin dari Arya, Nana langsung pergi ke tempat Akmal.

"Ayah, Ayah tenang, ya. Ada Nana disini," ucap Nana menenangkan Ayahnya.

"Jangan tinggalkan aku dan anakku. Jangan tinggalkan kami," ucapan yang selalu keluar dari mulut Akmal jika selesai mengamuk. Akmal kini sudah terbaring lemah dengan kaki yang terikat setelah diberi suntik penenang.

"Nana nggak akan pergi, Ayah. Nana disini," ucap Nana bergetar.

"Pasien sudah mulai tenang, kalau begitu kami permisi terlebih dahulu," ucap Dokter meminta izin kepada Nana.

Nana mengangguk mengizinkan Dokter untuk pergi. Nana memandang Ayahnya yang sudah mulai tertidur dengan mata yang berair.

"Ayah, kembali lah. Nana butuh Ayah. Nana sangat butuh Ayah," ucap Nana sendu mengusap lembut kening Ayahnya. Nana membungkukkan badannya mencium kedua mata ayahnya yang basah karena air mata.

Saat teringat sesuatu, Nana mengambil ponsel dari dalam tasnya dan menghubungi seseorang.

"Halo," ucap Nana saat panggilannya tersambung.

"Halo, Nak Nana," jawab seseorang dari seberang sana.

"Bi, hari ini Nana nggak pulang, ya. Nana tidur di tempat Ayah, ya Bi," ucap Nana meminta izin kepada Bi Mirna.

"Tuan Akmal baik-baik saja kan, Nak?" tanya Bi Mirna khawatir.

"Ayah baik-baik saja, Bi. Nana hanya sedang rindu Ayah. Makanya Nana mau tidur disini temani Ayah," alasan Nana kepada Bi Mirna. Nana tidak ingin membuat wanita yang sudah dia anggap seperti Neneknya itu bersedih.

"Ya sudah. Nak Nana hati-hati, ya. Kalau ada apa-apa telepon Bibi," ucap Bi Mirna.

"Iya, Bi. Assalamu'alaikum," ucap Nana.

"Waalaikumsalam," jawab Bi Nini memutus sambungan telepon mereka. Setelah itu Nana naik ke atas ranjang Akmal dan ikut berbaring di sebelah Ayahnya.

......................

Terimakasih selalu setia mengikuti cerita receh yang author tulis.

Tunjukan sayang kalian dengan like, vote dan komentarnya yaa. Agar author lebih semangat lagi.

Jangan lupa follow akun Instagram author juga yaa @nonam_arwa

Jangan lupa baca karya ku yang lain, ya "Derajat Rumah Tanggaku" Author sayang kalian 🌹🌹😘

Terpopuler

Comments

Casnialovly Purple

Casnialovly Purple

ya Allah sedih bngt 😭😭😭😭

2021-08-06

0

Fitriana Nanaz

Fitriana Nanaz

nana kau wanita yg kuat dan hebat!tetap semangat ya na!!

2021-07-26

0

Dinda Kharisma

Dinda Kharisma

nyesek banget..😭😭😭
semangat ya Na..
yakin lah setelah badai akan ada kebahagiaan...

2021-07-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!