BAB 15

🌹HAPPY READING🌹

Pagi ini, Arya duduk meresapi ide yang semalam dia terima dari Gilang.

*Flashback*

"Lo pacaran sama Nana," ucap Gilang memberi ide kepada Arya.

"LO GILA?" teriak Arya kurang setuju dengan ide Gilang.

"Gue waras, ogeb. Justru gue bantuin Lo disini. Lo dengerin, ya. Nana cantik, pintar, anaknya juga baik, cuma sama Lo doang dia manja dan kegatelan gitu. Kalau jadiin Nana pacar, Lo bisa mesraan sama dia bahkan didepan Acha sekalipun. Dan Lo bisa liat di sana, apa Acha terpengaruh atau enggak," ucap Gilang menjelaskan.

"Gue sama Nana?" ucap Arya menunjuk dirinya sendiri. "Bahkan ini nggak pernah ada dalam bayangan gue, Lang," lanjut Arya menggelengkan kepalanya.

"Lo coba dulu, Emang Lo rela Acha sama Zein?" ucap Gilang memanasi.

"Enggaklah!" tegas Arya cepat.

"Kalau gitu, Lo harus pacaran sama Nana biar kita bisa lihat Acha cemburu atau nggak. Kalau dia cemburu, berarti dia punya rasa sama Lo," ucap Gilang.

"Tapi kenapa harus Nana sih?" tanya Arya heran.

"Terus mau siapa lagi? Lo mau sewa pelacur buat jadi pacar Lo, gitu? Nana itu udah yang terbaik," jawab Gilang gemes dengan pemikiran Arya.

"Gue pikirin dulu deh, ya. Nanti kalau udah fix gue bakal minta Nana jadi pacar gue," ucap Arya tak semangat.

"Nah gitu dong. Semoga ini awal yang baik untuk Lo dan Nana, Ar. Walaupun karena terpaksa, gue harap cinta bisa tumbuh di hati Lo untuk Nana," lanjut Gilang dalam hati.

*Flashback Off*

Arya menghela nafas kasar memikirkan semuanya.

"Gimana cara nembak cewek? Secara gue nggak pernah pacaran sebelumnya. Gimana ngomongnya sama Nana, ya?" gumam Arya pada dirinya sendiri.

Saat asik dengan pemikirannya sendiri, suara pintu di ketuk terdengar dari luar.

"Masuk!" jawab Arya.

Tampaklah seorang wanita yang sedari tadi mengganggu pikiran Arya memasuki ruangannya.

"Selamat pagi, Pak," sapa Nana tersenyum hangat kepada Arya.

"Hem," jawab Arya. Dia menyibukkan diri dengan ponsel yang ada ditangannya. Arya jadi salah tingkah sendiri, padahal di depannya banyak file yang menumpuk hadiah dari Gilang.

"Maaf, Pak, ini file kemaren yang Bapak minta saya untuk perbaiki," ucap Nana meletakkan file nya di meja Arya.

Arya hanya mengangguk menjawab mengiyakan perkataan Nana.

"Kalau begitu saya permisi, Pak," ucap Nana pamit kepada Arya.

"Tunggu!" suara tegas Arya menghentikan langkah Nana.

Nana berbalik menghadap Arya. "Ya Pak?" ucap Nana.

"Mulai sekarang kamu pacar saya. Tidak ada penolakan!" ucap Arya tegas tak terbantahkan.

Nana melebarkan matanya, mulutnya menganga mendengar perkataan Arya.

"Pak, saya masih hidupkan Pak?" tanya Nana linglung kepada Arya.

"Ck, ini sungguhan. Mulai sekarang kamu jadi pacar saya," ucap Arya memperjelas.

Senyum merekah timbul di bibir mungil Nana. "Wah, meskipun tidak dengan romantis dan sedikit paksaan, saya menerima Bapak jadi pacar saya," ucap Nana girang bertepuk tangan seperti anak kecil.

Nana berlari kecil mendekati Arya. "Cup, terimakasih Pak," ucap Nana tiba-tiba mencium pipi Arya. Setelah itu dia berlari keluar ruangan Arya dengan hati yang berbunga-bunga.

Sedangkan Arya, dia mematung mendapat perlakuan seperti itu. Karena ini pertama kali dia mendapat ciuman dari wanita lain selain Kakak dan Mamanya. Tangan Arya memegang pipinya uang tadi di cium oleh Nana.

"Wah, pipi gue udah nggak perjaka," ucap Arya.

"Satu misi selesai. Setelah ini gue akan puas untuk memanas-manasi Acha," ucap Arya dengan senyum mengembangnya. Pikirannya sedikit lega karena satu tugas yang sulit dia lakukan sudah dia kerjakan dengan baik.

.....

Sedangkan di luar ruangan, Nana memegang dadanya yang berlari maraton. Senyum tidak luntur dari wajahnya. Hatinya sangat berbunga-bunga. Nana mengambil kalender kecil di meja kerjanya dan melingkari tanggal hari ini dengan bentuk love.

"Hari ini Nana resmi jadi pacarnya Arya," gumam Nana menulis apa yang dia ucapkan di sebelah angka enam tersebut.

Karena asik dengan pikiran dan hatinya yang berbunga, Nana tidak menyadari bahwa sudah ada seseorang yang berdiri di depan meja kerjanya.

"Kamu kenapa, Nana?" ucap Gilang yang sedari tadi memperhatikan Nana.

"Eh, Pak Gilang," jawab Nana dengan senyum mengembangnya.

"Kamu kenapa senyum-senyum seperti itu? Kamu waras kan?" tanya Gilang memastikan kewarasan Nana.

"Saya sangat waras, Pak. Bahkan saya tidak pernah sewaras ini sebelumnya," jawab Nana semangat.

"Wah, apakah saya melewatkan sesuatu?" tanya Gilang.

Nana mengangguk. "Bapak tahu, lima belas menit yang lalu saya resmi menjadi pacarnya Arya Khalifano Bumi," ucap Nana dengan percaya dirinya.

Gilang melebarkan mata terkejut mendengar perkataan Nana. Rahangnya hampir terjatuh dari wajahnya.

"Mulutnya biasa saja, Pak," ucap Nana melihat mulut Gilang yang hampir jatuh.

Gilang tersadar dan langsung menutup rapat mulutnya. "Wah, perjuangan kamu tidak sia-sia ternyata," ucap Gilang ikut senang kepada Nana. Gue nggak nyangka ternyata Lo gerak secepat ini, Ar. Ucap Gilang dalam hati. Dia senang Arya menerima sarannya.

Nana mengangguk. "Hari ini benar-benar hari terbaik dalam hidup saya, Pak," ucap Nana membayangkan bagaimana tadi Arya meminta, bukan lebih tepatnya menyuruhnya untuk menjadi pacar. Walaupun tidak romantis, tapi Nana bahagia. Sangat bahagia.

"Saya ikut senang mendengarnya, Na. Saya ucapkan selamat buat kamu," ucap Arya.

"Terimakasih, Pak," jawab Nana.

"Kalau begitu saya mau keruangan Arya dulu," ucap Gilang pamit.

"Silahkan, Pak," ucap Nana mengizinkan Gilang pergi.

.....

"Wah, ternyata Lo gerak cepat ya, Ar," ucap Gilang ketika memasuki ruangan Arya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ck, gue cuma nurutin apa yang Lo bilang," jawab Arya berdecak kesal.

Senyum lebar terbit di bibir Gilang. "Setidaknya saat ini Lo nggak jomblo lagi. Oiya, Lo kan nggak pernah nembak cewek, terus tadi gimana cara Lo nembak Nana?" tanya Gilang penasaran.

"Pengen tau aja apa pengen tau banget, Lo?" tanya Gilang.

"Ck, ayolah Ar. Gue pengen tau banget," ucap Gilang.

"Gini,,," Arya menceritakan bagaimana tadi dia meminta Nana untuk menjadi pacarnya.

Tawa Gilang pecah mendengar penjelasan Arya. "Hahaha, itu namanya pemaksaan, anjir," ucap Gilang dengan tawa setia menghiasi wajahnya.

"Ya sudahlah, dia juga mau aja gue paksa," jawab Arya.

"Ya jelaslah mau, orang dia cinta banget sama Lo," jawab Gilang. "Tapi gue seneng Ar, setidaknya Lo punya pengalaman buat nembak cewek," lanut Gilang.

Arya yang kesal karena ditertawakan melempar kotak tisu yang ada di depannya. "Sialan," ucap Arya.

......................

Terimakasih selalu setia mengikuti cerita receh yang author tulis.

Tunjukan sayang kalian dengan like, vote dan komentarnya yaa. Agar author lebih semangat lagi.

Jangan lupa follow akun Instagram author juga yaa @yus_kiz

Jangan lupa baca karya ku yang lain, ya "Derajat Rumah Tanggaku" Author sayang kalian 🌹🌹😘

Terpopuler

Comments

Desni Zhou

Desni Zhou

Berkat Gilang Na....

2021-07-21

0

Dinda Kharisma

Dinda Kharisma

gklang sma sahabat nana ya...

semoga arya vepet2 bucin

2021-07-14

0

Arninyon

Arninyon

ye ye ye jadian jadian...

2021-07-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!