BAB 8

🌹HAPPY READING🌹

Arya sampai di taman belakang untuk menemui Mama dan Daddy nya. Arya berdecak kesal melihat Mama dan Daddy nya yang bermesraan di sana.

"Dasar tidak tahu Umur," gerutu Arya kesal.

"Ma, Dad," panggil Arya kepada Mita dan Bumi dari belakang.

"Anak Mama sudah datang," ucap Mita senang melihat kedatangan Arya.

Mita turun dari pangkuan suaminya dan berhambur memeluk anaknya.

"Dasar anak nakal. Kalau nggak disuruh pulang nggak mau pulang. Kamu mau mama mati karena rindu sama Anak Mama?" ucap Mita memukul pelan dada bidang anaknya.

"Sudah lah, Ma. Lagian Arya sudah disini," ucap Bumi kepada istrinya.

"Apa kabar, Ma?" ucap Arya yang masih memeluk Mita.

"Mama kangen," ucap Mita kepada anaknya.

Arya tergelak, Mamanya ini bertingkah seperti anak-anak. "Arya juga kangen sama Mama," ucap Arya.

"Denganku kau tidak rindu, Boy?" ucap Bumi menyindir anaknya.

Arya melepaskan pelukannya dari Mita dan beralih memeluk Bumi. "Apa kabar, Dad?" tanya Arya.

"Daddy baik selagi Mama mu baik," jawab Bumi.

"Daddy emang nggak pernah berhenti gangguin Mama," ucap Arya tergelak mendengar jawaban Daddy nya.

"Ya sudah, sekarang kita masuk. Kamu mandi dan ganti baju dulu, Arya. Setelah itu kita makan malam bersama," ucap Mita.

Arya mengangguk. Setelah itu mereka bertiga memasuki rumah dengan saling merangkul.

.....

"Suapi Fleya Uncle," ucap Freya memberikan piring makannya kepada Arya.

Saat ini mereka sedang menikmati makan malam bersama. Sangat jarang sekali si bungsu di keluarga ini pulang ke rumah dan makan malam bersama seperti ini.

Arya menghentikan suapannya. Diraihnya tubuh mungil Freya dan di dudukkan di pangkuannya. "Ayo kita makan sepiring berdua, Sayang," ucap Arya menyuapi makannya ke mulut Freya.

Freya dengan senang hati menerima suapan Uncle nya. Dinda, Mita dan Bumi hanya geleng-geleng kepala melihat bagaimana kedekatan Freya dan Arya.

"Bagaimana perusahaan, Boy?" ucap Bumi bertanya kepada Arya.

"Baik, Dad. Tidak ada masalah, semua kerja sama kita juga berjalan lancar," jawab Arya mantap.

"Mama dengar Acha akan segera balik, benar Ar?" tanya Mita kepada Arya.

Arya tersenyum dan mengangguk. "Iya, Ma. Tapi belum tahu kapan pastinya. Mungkin dalam bulan ini," jawab Arya dengan senyum mengembang.

Dinda ikut senang mendengar perkataan Adiknya. "Apa nanti Acha akan tinggal disini?" tanya Dinda antusias. Karena dia sangat dekat dengan sahabat Adiknya itu.

"Belum tahu, Kak. Aku juga baru tahu dari Gilang," jawab Arya.

"Acha itu siapa, Uncle?" tanya Freya dengan wajah polosnya. Karena baru kali ini dia mendengar nama Acha.

"Acha itu sahabat Uncle. Nanti kalau dia datang, Freya bisa main sama Aunty Acha."

"Wah benarkah? Apa Aunty Acha cantik?" tanya Freya antusias.

"Sangat cantik," jawab Arya yakin.

"Kalau gitu, nanti Acha akan main balbi sama Aunty Acha," ucap Freya senang.

Semua yang ada di sana tertawa senang mendengar perkataan Freya yang terdengar lucu dengan logat cadelnya. Semoga nanti, kamu bisa menjadi menantu di rumah ini, Cha. Batin Arya senang.

Setelah itu mereka melanjutkan makan malam mereka dengan nikmat.

.....

Di Rumah Sakit Jiwa, Nana terus memandangi wajah damai Ayahnya yang tertidur pulas. Nana memiliki kemiripan yang sangat lekat dengan Akmal. Jika diibaratkan, Nana adalah Akmal versi perempuan, sangat cantik. Walaupun dalam keadaan kejiwaannya yang terganggu, Akmal masih nampak tampan. Badannya masih bagus, tidak kurus seperti orang sakit lainnya.

"Pantas saja Nana cantik. Ternyata Ayah sangat tampan. Rugi sekali orang yang meninggalkan Ayah hanya karena harta," ucap Nana tersenyum memandangi wajah Akmal.

Nana merasakan tubuh Arya bergetar hebat, mulutnya terus bergumam. "Jangan tinggalkan aku dan anakku. Jangan tinggalkan kami," gumam Akmal dengan badan yang bergetar. Matanya masih setia terpejam rapat.

"Ayah, Ayah, Nana mohon jangan lagi, Ayah. Jangan lagi," ucap Nana memeluk erat tubuh Ayahnya yang bergetar.

"Nana disini, Ayah. Nana nggak akan pergi. Ayah tenang, ya," ucap Nana lembut mencoba menenangkan Akmal.

Akmal tidak terpengaruh, dia masih saja bergumam dengan air mata yang sudah mengalir dari matanya.

"Ayah, udah ya. Jangan lagi, Nana mohon. Jangan lagi, Ayah. Nana mohon," ucap Nana memeluk erat tubuh Akmal.

Nana ikut menangis. Dia berusaha sekuat tenaganya untuk menenangkan Akmal. Nana tidak memanggil Dokter karena dia tidak mau lagi Ayahnya kembali di suntik untuk kesekian kalinya.

......................

Terimakasih selalu setia mengikuti cerita receh yang author tulis.

Tunjukan sayang kalian dengan like, vote dan komentarnya yaa. Agar author lebih semangat lagi.

Jangan lupa follow akun Instagram author juga yaa @nonam_arwa

Jangan lupa baca karya ku yang lain, ya "Derajat Rumah Tanggaku" Author sayang kalian 🌹🌹😘

Terpopuler

Comments

Man Cian

Man Cian

kasihan ayah nana thor buat dia sembuh thor gak tega q sm nana krn ayahnya kyak gitu

2022-07-19

0

Dinda Kharisma

Dinda Kharisma

g kebayang adand posisi km Na...

2021-07-14

0

Lini Handayanj

Lini Handayanj

yang kuat xna.

2021-07-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!