BAB 17

🌹HAPPY READING🌹

Nana dan Bi Mirna berjalan menyusuri koridor Rumah Sakit Jiwa. Nana tersenyum kepada setiap pasien yang tersenyum kepadanya. Entah pasien itu waras atau tidak, Nana tegap membalas senyumannya.

"Assalamu'alaikum, Ayah."

"Assalamu'alaikum, Akmal."

Ucap Nana dan Bi Mirna secara bersamaan ketika memasuki ruangan Akmal.

Nampak Akmal yang sedang berbaring dengan tenang di kasurnya. Kakinya kali ini sudah tidak diikat lagi.

Akmal hanya menoleh kepada Nana dan Bi Mirna tanpa bersuara. Nana dengan riang langsung mendekati Ayahnya dan memeluk tubuh Akmal yang berbaring. Sedangkan Bi Mirna duduk di kursi yang ada di ruang rawat Akmal.

"Apa kabar, Ayah?" tanya Nana. Dia tahu Ayahnya tidak akan menjawab. Tapi dia akan tetap mengajak Ayahnya untuk berbicara. Akmal hendak duduk dari tidurnya. Nana yang melihat itu langsung membantu Akmal.

Nana menegakkan tubuhnya dan ikut Naik ke ranjang Akmal. "Ayah, ayah tahu, hari ini Nana bawa kabar gembira buat Ayah," ucap Nana riang. Seperti seorang anak kecil yang menceritakan kesehariannya kepada orang tuanya.

"Ayah tahu Pak Arya, kan? Bos yang selalu Nana ceritain sama Ayah," ucap Nana.

"Hari ini, Nana resmi jadi pacar nya Pak Arya, Yah. Nana seneng banget," ucap Nana dengan senyum mengembang memeluk Akmal.

Nana melepaskan pelukannya dan menatap dalam mata Ayahnya. "Ayah bahagia kan, kalau Nana jadi Pacarnya Pak Arya?" ucap Nana.

Tanpa sadar Akmal tersenyum kecil melihat wajah berseri anaknya. Nana yang melihat senyum terbit di wajah Ayahnya berhambur memeluk Akmal. "Ayah senyum. Berarti Ayah ngerti Nana bilang apa. Yeay bentar lagi Ayah pasti akan sembuh dan pulang ke rumah kita," ucap Nana.

"Bi, hari ini kebahagiaan memenuhi kita, Bi," ucap Nana kepada Bi Mirna yang sedari tadi menyaksikan interaksi anak dan ayah tersebut.

Bi Mirna ikut tersenyum senang dan menganggukkan kepala menjawab perkataan Nana.

.....

Sedangkan di tempat lain, Arya dan keluarganya menikmati makan malam. Ditambah dengan Acha dan calon suaminya, Zein. Setelah menikmati makan malam, mereka semua duduk bersama di ruang keluarga. Freya duduk di pangkuan Arya di depan Televisi, sedangankan Mita dan Bumi duduk di atas Sofa, dengan Bumi yang menyender manja di bahu sang istri. Atlantik yang tidur dengan paha Dinda sebagai bantalan. Sama dengan posisi Zein dan Acha.

Zein sudah cukup akrab dengan keluarga Arya, karena tadi siang mereka berbicara banyak. Dan ternyata orang tua Arya adalah salah satu rekan bisnis Bumi dari Turki. Arya yang dari tadi melihat Acha dan Zein selalu bersama menahan kekesalannya.

"Aunty Acha," panggil si kecil Freya dari pangkuan Arya.

Acha menoleh ketika mendengar Freya memanggilnya. "Iya, cantik," jawab Acha.

"Menikah itu apa?" tanya Freya polos. Pertanyaan itu sudah ada sejak tadi di benaknya. Karena dari tadi siang, dia mendengar orang dewasa di sekitarnya selalu membicarakan pernikahan.

Acha bingung. Bagaimana harus menjelaskan kepada bocah berumur tiga tahun. "Em, nanti kalau Freya sudah besar, Freya pasti ngerti." ucap Acha.

"Fleya mau tahu sekalang, Aunty," rengek Freya.

Arya yang melihat Freya merengek langsung menghujani wajah keponakannya itu dengan ciuman bertubi-tubi. "Sayang, menikah itu seperti Mama dan Papa Freya. Seperti Opa dan Oma juga," ucap Arya menunjuk Dinda dan Atlantik, Bumi dan Mita.

Freya terdiam sejenak mendengar perkataan Arya. "Kalau begitu, Fleya mau Uncle sama Aunty Balbi menikah juga," celetuk Freya.

......................

Terimakasih Kiz ucapkan karena selalu mengikuti novel receh Kiz teman-teman. Like, vote dan komentar kalian sangat berguna bagi Kiz. Pasti indah banget kalo semua yang baca kasih Like. Semoga hati kalian terketuk untuk kasih Like ya teman-teman. Kiz doain murah rezeki dan cepat dapat jodoh bagi yang jomblo (kayak Kiz), bagi yang udah dapat jodoh biar makin kuat cintanya, Aamiin. Kiz sayang kalian 🌹🌹😍

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***