Kunjungan Ibu Mertua

Bu Ayu membawa masuk barang-barang kami, suamiku membantu ku pindah dari dalam mobil ke kursi roda.

"Mas gendong aja ya de ke dalam rumah nya? "

"Gak usah mas pakai kursi roda aja, mas pasti capek kalau harus gendong Tata, Tata berat mas. "

"Gak apa-apa de, kan gak tiap hari, " mas Dedi mengangkat tubuhku, membawaku masuk ke dalam rumah.

Hatiku pilu ketika melihat sekeliling rumah, banyak kenangan yang masih membekas di hatiku. Sedih sudah pasti ada, di tambah lagi kenangan di rumah ini selama tiga bulan aku hamil sangat membekas di hatiku.

Ku tatap wajah suamiku yang sedang membawa ku ke dalam rumah, suamiku menoleh ke arahku berusaha tersenyum agar terlihat bahagia tapi mataku bisa menangkap masih ada duka di hatinya.

"Mau langsung ke kamar atau ke ruang tamu? "

"Kamar aja mas. "

Mas Dedi membawaku masuk ke dalam kamar, dengan perlahan mas Dedi membaringkan tubuhku di atas kasur.

"Dokter bilang ade jangan terlalu banyak mengerakkan kaki ya, kalau ada apa-apa panggil mas aja ya dek kalau mas gak ada di rumah bisa minta bantuan bu Ayu ya dek. "

"Iya mas, jangan terlalu kuatir Tata pasti akan ingat saran dokter dan mas. "

"Iya dek, " Dedi tersenyum ke arah istrinya.

"Mau makan apa dek? "

"Makan yang ada aja mas. "

"Ok, mas masak soto aja ya? mau gak? "

"Boleh mas, makasih ya. "

"Iya sayang. " Dedi mengecup kening istrinya dan pergi ke dapur untuk membuat soto ayam untuk istrinya.

Hari ini adalah hari pertama Tata pulang ke rumah, Dedi ingin istrinya tidak fokus memikirkan kesedihannya karena kehilangan bayi mereka. Jika mengikuti perasaan Dedi masih tidak bersemangat untuk beraktivitas ingin rasanya dia bermalas-malasan dan meratapi kehilangannya tapi dia tau hal itu tidak baik untuk dia dan istrinya.

"Ya ampun melihat dapur rasanya aku sedih sekali, " di benak Dedi masih terukir memori kebahagiaan mereka di dapur itu, di mana mereka memasak, tertawa dan menikmati kehangatan masa-masa kehamilan Tata.

Dedi tersenyum mengingat kebahagiaan itu setelah itu air matanya tiba-tiba menetes kala mengingat kecelakaan yang di alami istrinya. "Tuhan, apakah kami tidak layak untuk bahagia bersama malaikat kecil yang menghiasi rumah tangga kami. Begitu cepatnya kebahagiaan itu di ambil Tuhan. "

Dedi duduk di kursi ruang makan sambil mengusap air matanya, "hmmm aku gak boleh lemah, mungkin memang takdir sudah seperti ini. "

Dedi beranjak dari tempat duduknya dan mulai mempersiapkan bahan-bahan membuat soto ayam khusus untuk istrinya. Dedi mulai menyiapkan bahan-bahan mulai dari mengupas bawang, menyuir daging ayam, memotong-motong bahan-bahan lainnya untuk membuat soto. Tidak memakan waktu lama Dedi sudah selesai membuat soto ayam setelah masak Dedi mengambil sebagian untuk istrinya, di ambilnya sedikit ke dalam mangkuk di bawanya nasi dan soto ayam itu ke dalam kamar.

"Ayo makan dek. "

"Aromanya enak sekali mas. "

"Iya donk kan khusus untuk istri. " Dedi membawa nampan berisi nasi, soto ayam dan air putih di dekat istrinya.

"Mas suapin ya? "

"Gak usah mas, ade masih bisa sendiri makannya. "

"Gak apa-apa, selagi mas libur. Jangan nolak ya, mas suapin ya. "

"Iya mas. "

Dalam situasi seperti ini pun sikap mas Dedi tidak berubah terhadap ku kehangatan yang di berikan padaku membuat ku merasa sangat bersyukur.

Tok... tok.. tok...

"Siapa? "

"Bu Ayu pak, ada yang mencari bapak. "

"Siapa bu yang mencari saya r? "

"Katanya ibu kandung bapak."

"Ibu mas, sebaiknya mas temui ibu, Tata bisa makan sendiri. "

"Iya dek, mas ke sana dulu ya. "

"Iya mas. "

Hari ini mertuaku tiba-tiba datang ke rumah sejak aku hamil hingga aku keguguran sikap mertuaku tetap sama. Hingga kini mertuaku tetap tidak menyukaiku ditambah lagi kesempatan untuk mengambil hatinya pun sudah lenyap. Kini aku kembali menjadi wanita mandul yang tidak bisa memberikan seorang anak untuk suamiku di mata mertuaku.

"Ibu, tumben main ke rumah jam segini? "

"Iya, tadi ibu pergi ke rumah sakit kata petugas kesehatan di rumah sakit istrimu sudah pulang. "

"Iya bu, tadi pagi dokter bilang istriku sudah boleh pulang bu. "

"Bagaimana keadaan istri mu? "

"Baik bu. "

"Ibu boleh ketemu istrimu? "

"Boleh bu, Tata ada di kamar bu. "

Dedi membawa ibunya ke dalam kamar, Tata sedang berbaring setelah selesai menikmati makanan yang sudah di siapkan suaminya khusus untuk dia.

"Gimana keadaan mu sekarang? " tanya Becky.

"Baikmu, " rasanya seperti mimpi mertuaku datang menjenguk ku.

"Dedi buatkan ibu minuman dulu ya, ibu dan Tata mengobrol aja dulu. "

"Iya nak. " ucap Becky sambil tersenyum.

Entah mengapa jantung ku berdetak kencang ketika mendengar kata-kata mas Dedi yang akan meninggalkan aku dan ibunya berdua di ruang yang sama. Aku masih ingat betul dengan tatapan sinis ibu mas Dedi padaku saat terakhir kali menjenguk ku di rumah sakit.

Mas Dedi keluar dari kamar sekarang tinggal aku dan ibu mertua ku di dalam kamar, "ibu tumben main sore Ke rumah? "

"Gak boleh ya? gak senang ibu main ? "

" Gak bu, bukan seperti itu maksud Tata. Tata senang ibu main ke rumah.

"Bagus lah, bagaimana menurut dokter apa setelah ini kamu masih bisa hamil? "

Mendengar pertanyaan itu aku seperti sedang tertodong oleh mertuaku, " dokter bilang untuk bisa hamil lagi tidak mudah bu. "

Mendengar jawaban Tata Becky tersenyum sinis ke arah Tata, "kalau kamu tidak bisa hamil, ijinkan suamimu menikah dengan Mawar agar bisa mendapatkan keturunan. "

Aku tercengang mendengar kata-kata mertuaku aku benar-benar tidak percaya kata-kata itu bisa terucap di bibirnya sebagai seorang wanita seharusnya dia bisa bersikap bijak, tidak semestinya dia berkata-kata seperti itu.

"Ini bu kopinya. "

"Oh iya, terima kasih nak. "

"Ibu bahasa apa sama istriku ko sepertinya serius sekali pembicaraan kalian. "

"Gak ada, kami gak bahas apa-apa ibu hanya menanyakan gimana kondisi istrimu sekarang, udah bisa jalan atau belum. "

"Oh gitu, Tata untuk beberapa lama harus banyak istirahat dulu bu karena kakinya belum benar-benar sembuh. "

"Oh iya, semoga cepat sembuh ya. "-Becky kembali tersenyum sinis ke arah Tata.

Benar-benar mertua bermuka dua ya di depan suamiku dia bisa bersilat lidah seakan peduli dengan kondisi ku padahal niatnya menemui ku hanya ingin mengungkapkan unek-unek nya ingin menikahkan suamiku dengan wanita pilihannya.

Setiap kali melihat wajah mertuaku hatiku terasa sakit tidak ada damai sejahtera di hatiku setiap kali bertemu dengan mertuaku. Setelah selesai menghabiskan kopinya ibu mertuaku pulang.

Terpopuler

Comments

🌻Ruby Kejora

🌻Ruby Kejora

Like di sini juga

2021-04-19

0

Ika Sartika

Ika Sartika

like

2021-04-17

0

Rosni Lim

Rosni Lim

Hadir

2021-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Kabar Gembira
2 Makan Bersama
3 Menunggu Kepulangan Dedi
4 Alasan Tidak Pulang Tepat Waktu
5 Arisan
6 Bukan Wanita Lemah
7 Menolak dengan Halus
8 Kado Terindah
9 Mual dan Muntah
10 Morning Sickness
11 Kedatang Mawar
12 Menikmati Kebersamaan
13 Kehadiran Ayu
14 Sesuatu yang Tidak Diharapkan
15 Perdarahan Hebat
16 Masa Pemulihan
17 Pulang ke Rumah
18 Kunjungan Ibu Mertua
19 Bertemu Becky
20 Dedi Mulai Bekerja
21 Pesan dari Nomor Baru
22 Dipaksa Menikah
23 Tinggal Serumah
24 Tidur di Ruang Tamu
25 Buang Masakan Bu Ayu
26 Hamil
27 Positif Hamil
28 Rasa Cemburu
29 Ibu Tau Dia Hamil
30 Mengantar Mawar
31 Pesta Syukuran
32 Kabar Tidak Sedap
33 Operasi
34 Menunggu di Rumah Sakit
35 Hari ke 1 Post Operasi
36 Periksa Dokter
37 Mulai Membuka Mata
38 Suami yang Pandai Bersilat Lidah
39 Mencabut Alat Bantu Nafas
40 Sakit Perut
41 Kontraksi Palsu
42 Hampir Ketahuan
43 Meninggal Dunia
44 Bertemu Teman Lama
45 Tinggal Serumah
46 Berbaring di Samping-nya
47 Belanja di Mall
48 Pulang ke Rumah
49 Kedatangan Polisi
50 Kemarahan Becky
51 Batalkan Tuntutan
52 Masakan Khusus untuk Menantu
53 Tanda Tangan
54 Rasa Iba
55 Cemas
56 Perdarahan Post-Melahirkan
57 Cucu Pertama
58 Kondisi Kritis
59 Perlu Pemantauan
60 Masakan Untuk Istri
61 Makan Malam
62 Bangun Lebih Awal
63 Wajahnya Memucat
64 Bebas
65 Rencana Jahat
66 Cerita Menarik
67 Mimpi Buruk
68 Demam Tinggi
69 Ceraikan Dia
70 Positif
71 Tas Branded
72 di Blokir
73 Flashback
74 Pulang ke Rumah
75 Kontraksi Prematur
76 Tiba di IGD
77 Persalinan di Percepat
78 Dalam Keadaan Panik
79 Mencari Mawar
80 Emosi Tak Tersalurkan
81 Menabrak Trotoar
82 Naik Motor Buntut
83 Masa Pemulihan
84 Belajar Bergerak
85 Dia Istriku
86 Emosi Yang Tak Terkendali
87 Tangannya di Borgol
88 Masuk Sel
89 Kesedihan
90 Aku Bukan Orang Rendahan
91 Hari Bahagia
92 Dua Bulan Kemudian
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kabar Gembira
2
Makan Bersama
3
Menunggu Kepulangan Dedi
4
Alasan Tidak Pulang Tepat Waktu
5
Arisan
6
Bukan Wanita Lemah
7
Menolak dengan Halus
8
Kado Terindah
9
Mual dan Muntah
10
Morning Sickness
11
Kedatang Mawar
12
Menikmati Kebersamaan
13
Kehadiran Ayu
14
Sesuatu yang Tidak Diharapkan
15
Perdarahan Hebat
16
Masa Pemulihan
17
Pulang ke Rumah
18
Kunjungan Ibu Mertua
19
Bertemu Becky
20
Dedi Mulai Bekerja
21
Pesan dari Nomor Baru
22
Dipaksa Menikah
23
Tinggal Serumah
24
Tidur di Ruang Tamu
25
Buang Masakan Bu Ayu
26
Hamil
27
Positif Hamil
28
Rasa Cemburu
29
Ibu Tau Dia Hamil
30
Mengantar Mawar
31
Pesta Syukuran
32
Kabar Tidak Sedap
33
Operasi
34
Menunggu di Rumah Sakit
35
Hari ke 1 Post Operasi
36
Periksa Dokter
37
Mulai Membuka Mata
38
Suami yang Pandai Bersilat Lidah
39
Mencabut Alat Bantu Nafas
40
Sakit Perut
41
Kontraksi Palsu
42
Hampir Ketahuan
43
Meninggal Dunia
44
Bertemu Teman Lama
45
Tinggal Serumah
46
Berbaring di Samping-nya
47
Belanja di Mall
48
Pulang ke Rumah
49
Kedatangan Polisi
50
Kemarahan Becky
51
Batalkan Tuntutan
52
Masakan Khusus untuk Menantu
53
Tanda Tangan
54
Rasa Iba
55
Cemas
56
Perdarahan Post-Melahirkan
57
Cucu Pertama
58
Kondisi Kritis
59
Perlu Pemantauan
60
Masakan Untuk Istri
61
Makan Malam
62
Bangun Lebih Awal
63
Wajahnya Memucat
64
Bebas
65
Rencana Jahat
66
Cerita Menarik
67
Mimpi Buruk
68
Demam Tinggi
69
Ceraikan Dia
70
Positif
71
Tas Branded
72
di Blokir
73
Flashback
74
Pulang ke Rumah
75
Kontraksi Prematur
76
Tiba di IGD
77
Persalinan di Percepat
78
Dalam Keadaan Panik
79
Mencari Mawar
80
Emosi Tak Tersalurkan
81
Menabrak Trotoar
82
Naik Motor Buntut
83
Masa Pemulihan
84
Belajar Bergerak
85
Dia Istriku
86
Emosi Yang Tak Terkendali
87
Tangannya di Borgol
88
Masuk Sel
89
Kesedihan
90
Aku Bukan Orang Rendahan
91
Hari Bahagia
92
Dua Bulan Kemudian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!