Perdarahan Hebat

Dedi ikut mengantar istrinya ke rumah sakit, sesampai di rumah sakit Tata masih tidak sadarkan diri. Darah di kakinya masih terus mengalir.

"Pak, istri bapak harus segera di oprasi, perdarahan nya harus segera di hentikan kalau tidak nyawa istri bapak jadi taruhannya. Kemungkinan bayi di dalam kandungan istri bapak sudah tidak bisa di selamatkan lagi. "

Mendengar kata-kata dokter itu tubuh Dedi serasa di sambar petir, sekitar lama penantian mereka untuk memiliki anak akhirnya pupus juga. Dedi masih mematung, Dedi tidak menjawab pertanyaan dokter itu.

"Pak, kami membutuhkan keputusan bapak segera kalau tidak istri bapak tidak bisa di selamatkan. "

"I-iya dokter, saya setuju. Saya mohon lakukan yang terbaik untuk istri saya. "

"Baik Pak, " Tata langsung di bawa ke ruang operasi.

Dedi hanya bisa menangis di ruang tunggu, Dedi sudah tidak mempedulikan orang-orang memperhatikan dia, yang di rasakan nya saat ini sedih, kecewa dan marah menjadi satu.

"Kalau aku tau siapa yang tega melakukan hal sekejap ini terhadap istriku, aku pastikan orang itu akan mendekam di dalam penjara tidak peduli siapa orang itu! " Dedi mengepal kedua tangannya, hatinya benar-benar sakit.

"Sudahlah, saat ini yang terpenting istriku selamat. Aku tidak mau kehilangannya dia. Kami masih bisa punya anak meskipun bukan anak kandung. " Dedi mengusap air mata di pipinya.

"Pak, istri bapak perdarahan hebat. Butuh darah 6 kantong untuk mengganti darah yang sudah terbuang. Tolong segera hubungi keluarga yang memiliki golongan darah AB seperti ibu Tata. "

"Baik dokter. "

Dedi menghubungi orang kantornya untuk mencari pendonor dengan golongan darah AB karena Tata sudah tidak punya keluarga, kedua orang tua angkatnya sudah meninggal dunia.

"Halo Bima, istri saya kecelakaan, keadaannya kritis, butuh transfusi. Tolong segera cari orang yang golongan AB di kantor, istri saya membutuhkan 6 kantong darah "

"Baik Pak. "

"Ada apa Bima kenapa mukamu sedih setelah menerima telpon? "

"Istri bos kita kecelakaan. "

"Apa kecelakaan? "

"Iya, Pak Dedi butuh bantuan 6 kantong darah. Istrinya sedang dalam keadaan kritis. Ada yang golongan darah AB? "

"Aku AB, aku juga AB...

"Ayo kita pergi sekarang. " Bima bergegas membawa teman-teman nya ke rumah sakit di mana Tata sedang di tangani.

"Aduh aku lupa tanya alamat rumah sakitnya. " Bima mengirim pesan WhatsApp untuk Dedi menanyakan tempat Tata sedang di rawat, setelah mendapatkan alamatnya Dimas langsung melaju ke rumah sakit tersebut di ikuti dengan satu mobilnya lainnya.

Sesampainya di rumah sakit, bergegas Bima dan teman-temannya masuk ke rumah sakit tapi di cegat oleh satpam.

"Mau kemana pak? "

"Kami di hubungi oleh bos kami bahwa istrinya sedang di operasi dan membutuhkan darah segera. "

"Saya pastikan dulu, nama pasiennya siapa? "

"Tata Anastasya pak. "

"Halo saya Lifi satpam rumah sakit, apa benar ada pasien atas nama Tata Anastasya membutuhkan donor? "

"Iya Pak, dibutuhkan segera Pak. "

"Oh iya benar Pak, yang boleh masuk hanya yang akan donor saja. "

"Baik Pak, 6 orang aja dulu ya. Kalian tunggu di dalam mobil dulu. " Bima dan 5 temannya masuk ke dalam sedangkan 5 teman-teman yang lain menunggu di dalam mobil.

"Pak Dedi, " sapa Bima.

"Terima kasih Bima sudah datang," Dedi menghampiri mereka.

"Kami turun prihatin pak, kami harus kemana untuk mendonor? "

"Tadi dokter bilang bawa kertas ini ke Laboratorium, serahkan kepada petugasnya. Ayo saya antar. "

"Tidak perlu pak, bapak menunggu di sini saja siapa tau ada dokter atau perawat yang mencari bapak. "

"Baik Bima, terima kasih telah membantu istri saya. "

"Sama-sama Pak. Ayo kita ke laboratorium. " Bima pergi ke laboratorium bersama teman-teman nya, petugas laboratorium mengecek kadar hemoglobin, virus HIV, hepatitis sebelum akhirnya di ambil darah.

Hanya 4 orang yang bisa di tarik dua orang yang lainnya tidak bisa karena kadar hemoglobin nya rendah, Bima meminta agar 2 teman yang lainnya datang ke laboratorium untuk di lakukan pemeriksaan darah, ternyata dua orang teman yang menyusul kondisinya baik, Hb cukup, virusnya juga negatif.

Setelah selesai mengambil darah Bima meminta ijin kepada Dedi untuk kembali ke kantor mengantar teman-teman sekantor untuk kembali bekerja.

"Pak, kami sudah selesai donor. Saya harus mengantar mereka untuk kembali ke kantor pak. "

"Iya Bima, terima kasih Bima. "

"Sama-sama Pak,"

Bima mengantar teman-teman nya, darah yang sudah di ambil dengan segera di berikan ke tubuh Tata. Dedi menunggu Tata dengan sangat gelisah, Dedi terus saja mondar-mandir di depan ruang tunggu.

"Aduh kenapa operasinya lama sekali, sudah hampir 4 jam istriku di dalam. " Dedi dengan wajahnya yang panik terus berdiri mondar-mandir.

"Dedi! "

"Bapak." Dedi memeluk tubuh bapaknya yang datang menghampirinya.

"Bagaimana istrimu? "

"Sedangkan menjalani operasi? "

"Operasi? "

"Iya Pak, istriku sedang hamil sekarang anak ku tidak mungkin bisa di selamatkan. " Dedi bicara sambil meneteskan air mata.

"Apa istrimu sedang hamil? "

"Iya Pak, keadaannya kritis pak. Dedi berharap istriku bisa di selamatkan pak. " Dedi duduk menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Bagaimana istrimu bisa kecelakaan? bukannya tadi pagi kamu bilang mau berkunjung ke rumah, " tanya Lucas.

"Dedi gak tau pak, tadi Dedi meninggalkan Tata di dalam mobil sebentar untuk membeli kue kesukaan papa. Setelah Dedi kembali ke dalam mobil Tata sudah tidak ada di dalam mobil. Orang-orang berkerumun dijalan, ternyata Tata sudah tergeletak di jalan dengan kondisi tubuhnya banyak darah pak. "

"Pelakunya sudah ketemu? "

"Belum pak, pelakunya kabur setelah menabrak istriku. Sekarang polisi sedang mencari pelakunya. "

Lucas duduk di samping anaknya, ditepuknya pundak Dedi. "Harus kuat nak, bapak yakin Tata kuat, Tata pasti mampu melalui ini semua. "

"Iya Pak, Dedi juga berharap Tata mampu bertahan Pak. "

"Ibu kemana Pak? ibu gak ikut? "

"Ibu lagi ikut arisan dengan teman-teman nya, nomor ibumu tidak aktif waktu bapak hubungi jadi bapak pergi sendiri, bapak sudah menitip pesan ke bu Tuti. "

"Iya Pak. "

"Yang terbaik sekarang hanyalah berdoa, memohon agar Tuhan bisa menolong istrimu, agar Tuhan memberikan kesempatan untuk dia tetap hidup. "

"Iya Pak. "

Sudah hampir 5 jam operasi Tata belum selesai juga, Dedi mulai berdiri duduk, berdiri duduk karena panik memikirkan kondisi istrinya. Tepat 6 jam operasi Tata akhirnya selesai. Dokter keluar dari ruang operasi menemui Dedi.

"Keluarga bu Tata. "

"Iya Pak, saya suaminya. "

"Pak, perdarahan nya sudah berhasil di tangani. Nyawa anak bapak sudah tidak bisa di tolong, benturan yang sangat keras membuat anak di dalam kandungan istri bapak meninggal di dalam kandungan. Selain itu istri bapak juga mengalami patah tulang kali terbuka yang menyebabkan banyak sekali kehilangan darah. Tapi kami sudah berhasil menghentikan perdarahan saat ini istri bapak perlu di pantau ketat jadi untuk sementara istri bapak akan dipindahkan ke ruang ICU. "

"Baik dokter. "

"Ada yang mau di tanyakan? "

"Tidak ada dokter, saya sudah mengerti. "

"Terima kasih Tuhan, istriku masih hidup. " Doa Dedi di dalam hatinya.

Perawat membawa Tata kedalam ruangan ICU, Tata masih belum sadarkan diri, masih menggunakan alat bantu nafas, Tata di pasang inkubasi karena masih belum mampu bernafas sendiri.

Terpopuler

Comments

Ika Sartika

Ika Sartika

sedih..

2021-04-17

0

🎙️Yeny

🎙️Yeny

hai Thor

2021-02-24

0

anggita

anggita

like👍

2021-02-21

0

lihat semua
Episodes
1 Kabar Gembira
2 Makan Bersama
3 Menunggu Kepulangan Dedi
4 Alasan Tidak Pulang Tepat Waktu
5 Arisan
6 Bukan Wanita Lemah
7 Menolak dengan Halus
8 Kado Terindah
9 Mual dan Muntah
10 Morning Sickness
11 Kedatang Mawar
12 Menikmati Kebersamaan
13 Kehadiran Ayu
14 Sesuatu yang Tidak Diharapkan
15 Perdarahan Hebat
16 Masa Pemulihan
17 Pulang ke Rumah
18 Kunjungan Ibu Mertua
19 Bertemu Becky
20 Dedi Mulai Bekerja
21 Pesan dari Nomor Baru
22 Dipaksa Menikah
23 Tinggal Serumah
24 Tidur di Ruang Tamu
25 Buang Masakan Bu Ayu
26 Hamil
27 Positif Hamil
28 Rasa Cemburu
29 Ibu Tau Dia Hamil
30 Mengantar Mawar
31 Pesta Syukuran
32 Kabar Tidak Sedap
33 Operasi
34 Menunggu di Rumah Sakit
35 Hari ke 1 Post Operasi
36 Periksa Dokter
37 Mulai Membuka Mata
38 Suami yang Pandai Bersilat Lidah
39 Mencabut Alat Bantu Nafas
40 Sakit Perut
41 Kontraksi Palsu
42 Hampir Ketahuan
43 Meninggal Dunia
44 Bertemu Teman Lama
45 Tinggal Serumah
46 Berbaring di Samping-nya
47 Belanja di Mall
48 Pulang ke Rumah
49 Kedatangan Polisi
50 Kemarahan Becky
51 Batalkan Tuntutan
52 Masakan Khusus untuk Menantu
53 Tanda Tangan
54 Rasa Iba
55 Cemas
56 Perdarahan Post-Melahirkan
57 Cucu Pertama
58 Kondisi Kritis
59 Perlu Pemantauan
60 Masakan Untuk Istri
61 Makan Malam
62 Bangun Lebih Awal
63 Wajahnya Memucat
64 Bebas
65 Rencana Jahat
66 Cerita Menarik
67 Mimpi Buruk
68 Demam Tinggi
69 Ceraikan Dia
70 Positif
71 Tas Branded
72 di Blokir
73 Flashback
74 Pulang ke Rumah
75 Kontraksi Prematur
76 Tiba di IGD
77 Persalinan di Percepat
78 Dalam Keadaan Panik
79 Mencari Mawar
80 Emosi Tak Tersalurkan
81 Menabrak Trotoar
82 Naik Motor Buntut
83 Masa Pemulihan
84 Belajar Bergerak
85 Dia Istriku
86 Emosi Yang Tak Terkendali
87 Tangannya di Borgol
88 Masuk Sel
89 Kesedihan
90 Aku Bukan Orang Rendahan
91 Hari Bahagia
92 Dua Bulan Kemudian
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kabar Gembira
2
Makan Bersama
3
Menunggu Kepulangan Dedi
4
Alasan Tidak Pulang Tepat Waktu
5
Arisan
6
Bukan Wanita Lemah
7
Menolak dengan Halus
8
Kado Terindah
9
Mual dan Muntah
10
Morning Sickness
11
Kedatang Mawar
12
Menikmati Kebersamaan
13
Kehadiran Ayu
14
Sesuatu yang Tidak Diharapkan
15
Perdarahan Hebat
16
Masa Pemulihan
17
Pulang ke Rumah
18
Kunjungan Ibu Mertua
19
Bertemu Becky
20
Dedi Mulai Bekerja
21
Pesan dari Nomor Baru
22
Dipaksa Menikah
23
Tinggal Serumah
24
Tidur di Ruang Tamu
25
Buang Masakan Bu Ayu
26
Hamil
27
Positif Hamil
28
Rasa Cemburu
29
Ibu Tau Dia Hamil
30
Mengantar Mawar
31
Pesta Syukuran
32
Kabar Tidak Sedap
33
Operasi
34
Menunggu di Rumah Sakit
35
Hari ke 1 Post Operasi
36
Periksa Dokter
37
Mulai Membuka Mata
38
Suami yang Pandai Bersilat Lidah
39
Mencabut Alat Bantu Nafas
40
Sakit Perut
41
Kontraksi Palsu
42
Hampir Ketahuan
43
Meninggal Dunia
44
Bertemu Teman Lama
45
Tinggal Serumah
46
Berbaring di Samping-nya
47
Belanja di Mall
48
Pulang ke Rumah
49
Kedatangan Polisi
50
Kemarahan Becky
51
Batalkan Tuntutan
52
Masakan Khusus untuk Menantu
53
Tanda Tangan
54
Rasa Iba
55
Cemas
56
Perdarahan Post-Melahirkan
57
Cucu Pertama
58
Kondisi Kritis
59
Perlu Pemantauan
60
Masakan Untuk Istri
61
Makan Malam
62
Bangun Lebih Awal
63
Wajahnya Memucat
64
Bebas
65
Rencana Jahat
66
Cerita Menarik
67
Mimpi Buruk
68
Demam Tinggi
69
Ceraikan Dia
70
Positif
71
Tas Branded
72
di Blokir
73
Flashback
74
Pulang ke Rumah
75
Kontraksi Prematur
76
Tiba di IGD
77
Persalinan di Percepat
78
Dalam Keadaan Panik
79
Mencari Mawar
80
Emosi Tak Tersalurkan
81
Menabrak Trotoar
82
Naik Motor Buntut
83
Masa Pemulihan
84
Belajar Bergerak
85
Dia Istriku
86
Emosi Yang Tak Terkendali
87
Tangannya di Borgol
88
Masuk Sel
89
Kesedihan
90
Aku Bukan Orang Rendahan
91
Hari Bahagia
92
Dua Bulan Kemudian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!