Ting tong, ting tong... bunyi bel rumah Dedi dan Tata.
"Ada orang, Tata buka pintu dulu ya mas. "
"Mas aja yang buka dek. " Dedi beranjak dari tempat duduknya pergi membukakan, pintu untuk tamu mereka.
Dedi membuka pintu rumahnya, terlihat wanita paruh baya sedang berdiri di depan pintu.
"Cari siapa bu? "
"Apa benar ini rumah pak Dedi? "
"Iya saya sendiri bu. "
"Ada apa ibu ini mencari saya, rasanya saya tidak mengenalnya. " pikir Dedi.
"Saya bu Ayu pak, katanya bapak membutuhkan seorang pembantu rumah tangga yang seusia saya. Tadi pagi saya di hubungi pihak perusahaan. " Bu Ayu adalah asisten rumah tangga yang sudah terdaftar di perusaan jasa asisten rumah tangga yang sudah mengikuti pelatih sebelum bekerja.
"Oh, iya bu benar."
"Siapa mas? "
"Bu Ayu sudah datang dek. "
"Bu Ayu? " pikir Tata.
Tata menghampiri suaminya yang masih berdiri di depan pintu, terlihat ada waktu paruh baya yang masih berdiri berhadapan dengan Dedi.
"Mas, kasihan ibunya di biarkan berdiri lama-lama, suruh masuk ke dulu. "
"Oh iya mas lupa dek, ayo bu masuk ke dalam bu. "
Bu Ayu masuk ke dalam rumah itu, Dedi dan Tata duduk di kursi ruang tamu.
"Ayo bu duduk dulu. "
"Ibu benaran sehat? mampu bekerja berat? " tanya Tata yang prihatin wanita seusia bu Ayu masih harus bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
"Yakin nyonya. "
"Ibu, ibu cukup panggil saya Tata atau ibu aja. Gak enak di dengar kalau di panggil nyonya. " ucap Tata sambil tersenyum.
"Iya bu. "
"Ibu yakin bisa tinggal di rumah kami? suami ibu tidak akan mencari ibu? berapa usia ibu? " tanya Dedi
"Saya 52 tahun, sebelum saya kemari sudah di jelaskan apa saja tugas saya di rumah ini, merapikan rumah, mencuci baju dan memasak bila pemilik rumah tidak sempat memasak. "
"Baiklah bu. " ucap Dedi.
"Mas, selama Tata masih bisa masak, Tata aja ya yang masak. Bosanlah Tata kalau di rumah tanpa ada kegiatan. "
"Iya dek, bu Ayu kan kalau kita gak sempat aja. Mas tunjukkan kamar bu Ayu dulu dek. "
"Tata aja mas. " Tata beranjak dari tempat duduknya.
"Ayo bu, ikut saya. " bu Ayu berjalan mengikuti Tata.
"Ini kamar ibu ya."
" Iya bu, terima kasih."
"Mau lihat ruangan lain dulu bu? "
"Boleh bu Tata. "
"Ibu simpan aja dulu barang-barang ibu, setelah itu baru kita melihat-lihat yang lainnya. "
Bu Ayu menyimpan barang-barang nya di dalam kamar, mereka berkeliling rumah Tata melihat dapur, dan ruangan yang lainnya.
"Ada yang mau di tanya bu? "
"Tidak ada bu Tata. "
"Baiklah bu, ibu kemas-kemas barang-barang ibu dulu, saya tinggal dulu ya, kalau ada yang binggung ibu boleh bertanya. "
"Iya bu. "
Bu Ayu tidak banyak tanya karena memang dia sudah tau apa saja yang harus di lakukan dari pihak perusahaan penyaluran tenaga kerja asisten rumah tangga sudah meminta Dedi menuliskannya di dalam surat pengajuannya.
Tata kembali ke ruang tamu menghampiri suaminya, Dedi terlihat sedang membaca koran sambil menikmati kopinya yang belum habis.
"Belum habis mas kopinya? "
"Belum dek, gimana menurut mu bu Ayu. " Dedi menghentikan bacaan nya dan menoleh ke arah istrinya yang masih berdiri.
"Baik mas, penilaian adek bu Ayu orang baik untuk saat ini. " Tata tersenyum dan duduk di samping suaminya.
"Syukurlah ade suka, mas sengaja mencari asisten rumah tangga yang tidak terlalu muda de."
"Kenapa? "
"supaya nyambung dengan kita. Kalau orang sudah berumur juga gak mungkin neko-neko. "
"Ya ampun sampai segitunya mas berfikir. "
"Iya donk, itu harus dek. "
"Hari ini kita ke rumah bapak dan mama yuk? "
" Untuk apa mas? "
" Berkunjung dek, sekalian memberikan kabar gembira tentang anak kita. "
"Kenapa gak sekalian setelah kontrol ke hamil an aja mas. "
"Oh iya dek, sebentar lagi ya. Baiklah dek."
Sudah cukup lama setelah Dedi mengabarkan tentang kehamilan istrinya kepada ibunya, ibu Dedi tidak pernah lagi menanyakan soal perceraian ataupun tentang kondisi kehamilan Tata.
Kehamilan Tata tidak membuat Becky mengubah sikap nya terhadap menantunya, Becky masih mengharapkan Mawar yang menjadi menantunya.
"Ah, aku kecewa mendengar berita kehamilan perempuan itu. Andai saja dia tidak hamil, rencana ku sudah mendekati sukses. Bulan depan Mawar dan Dedi bisa menikah. Tapi ini malah gagal karena wanita mandul itu ternyata sudah hamil. "
"Kenapa melamun bu? "
"Oh bapak, ibu hanya memikirkan nasib anak kita yang menikah tanpa anak. "
"Oh, bukannya mereka tidak mempermasalahkan itu bu? "
"Tapi kan pak, ibu mau punya cucu."
"Minta mereka angkat anak aja bu. "
"Tidak, mereka tidak boleh angkat anak, mereka kalau mau punya anak harus anak kandung mereka. "
"Mama mau menikahkan Dedi dengan Mawar pa, bagaimana menurut bapak? "
"Memangnya Dedi mau menikah dengan Mawar bukannya dari dulu ibu mau mereka menikah tapi anak kita selalu menolak. "
"Istrinya juga pasti tidak akan mau suaminya menikah lagi bu. "
"Soal istrinya urusan ibu pa. "
"Terserah ibu aja, asalkan jangan sampai membuat kekacauan. "
"Iya Pak. "
"Apa kabar mereka bu? ada menghubungi anak kita? apa kabar terbaru tentang mereka?"
"Aduh gimana ya, aku gak boleh cerita soal kehamilan Tata pada suamiku. Kalau dia tau Tata hamil, pasti rencana ku akan gagal. " pikir Becky.
"Belum Pak, Ibu belum menghubungi mereka lagi. "
"Oh, iyalah. bapak mau pergi bertemu rekan bisnis bapak, ibu mau ikut? "
"Gak ah, bapak aja yang pergi. Ibu mau di rumah aja. "
"Iyalah bu, bapak pergi dulu ya. "
"Iya Pak. "
Lukas suami Becky pergi untuk bertemu dengan rekan bisnis nya, Becky milih untuk tinggal di rumah dari pada ikut suaminya.
"Aku harap istri ku tidak melakukan hal-hal yang melampaui batas, aku memang mengharapkan pernikahan Dedi bisa membuahkan anak, tapi aku tau ini semua bukan kemauan mereka kalau mereka tidak punya anak. "
"Andai saja dari dulu aku tidak selektif dan memilih menantu pasti Dedi bisa punya anak karena menikah di usia muda. " Pikir Lukas yang menyesali keputusannya dulu.
Dedi dan Tata benar-benar menikmati kebersamaan hari ini, mereka melakukan aktivitas bersama, membuat kue, memasak bersama, menonton televisi bersama, menikmati minuman hangat bersama.
"Sudah lama kita tidak seperti ini dek, semenjak mas menjalankan perusahaan mas. "
"Iya mas. " Tata berbaring di paha Dedi sambil menikmati film favorit mereka "Titanic" film yang selalu mereka tonton bersama.
Dedi membeli rambut panjang istrinya sambil sesekali memandangi wajah cantik Tata, Tata menikmati belayan yang di berikan oleh Dedi, sesekali mereka saling menatap dan tertawa bersama.
"Rasanya aku ingin hari ini tidak berakhir mas. "
"Iya dek, mas juga. " Dedi mengecup kening istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Ika Sartika
lanjut
2021-04-17
0
🌻Ruby Kejora
3 like mendarat...
Smangat trus
💕💕
2021-03-07
0
👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣
Semangat, mari saling dukung🙂
2021-02-18
0