Morning Sickness

"Ini resepnya, silahkan di ambil di apotik ya. "

"Baik dokter. "

"Dokter, supaya istri saya tidak mual dan muntah seperti tadi, apa aja yang harus di hindari? "

"Aroma yang tidak di sukai nya dan yang tau Aroma apa saja yang tidak di sukai hanya bu Tata. "

"Oh iya dokter, terima kasih. "

"Dek, mas ambil obat dulu ya. "

"Iya mas. "

"Tunggu di sini dulu ya, mas pergi ke apotik dulu. "

"Iya mas. "

Dedi pergi ke apotik sekalian mengurus administrasi di kasir. Disodorkan nya kertas resep ke kota resep.

"Bapak silakan tunggu sebentar ya, kami siapkan dulu. Jika sudah selesai akan di panggil. "

"Iya Pak. "

Dedi duduk di kursi ruang tunggu apotik, sambil melihat Facebook karena penasaran dengan foto yang di maksud istrinya.

"Oh ini foto yang di upload Mawar, anak ini masih saja tidak dewasa. Dia tidak menjaga perasaan istriku. Andai saja bukan karena ibuku, aku benar-benar tidak ingin bertemu wanita gatal ini. "

"Aku blokir aja Facebook nya supaya gak macam-macam lagi, kasihan istriku pasti perasaannya terluka melihat foto seperti ini. "

Dedi akhirnya memblokir pertemanan nya dengan Mawar di Facebook.

"Lebih baik seperti ini, dari pada istriku terluka. Meskipun aku tau istriku orang nya tidak akan mudah terpengaruh dengan tingkah wanita seperti ini. "

Kunci mereka bertahan menghadapi masalah dalam rumah tangga nya selama 6 tahun menikah adalah rasa saling percaya dan saling menjaga hati satu dengan yang lainnya.

"Bu Tata. "

"Oh iya Pak saya suaminya. "

"Bapak bayar ini ke kasir dulu ya, setelah ke kasir bawa lagi ke sini. Kasir ada di sebelah Pak. "

"Iya Pak, "

Dedi pergi ke kasir untuk membayar biaya obat-obatan istrinya.

"Bu Tata. "

"Iya bu, saya suaminya. "

"Totalnya 400.000 ribu ya pak, sudah sekalian biaya cek dokter dan obatnya. "

"Iya bu. Ini uangnya bu. " Dedi mengulurkan uang 400.000.

"Sudah lunas ya pak, bapak boleh serahkan ini ke apotik. "petugas kasir memberikan slip pembayaran yang bercap lunas.

Dedi kembali meletakkan kertas itu di box apotik.

" Keluarga Bu Tata. "

"Iya Pak. "

"Ini obat anti mual dan muntah, di minum saat mual dan muntah saja ya pak. "

"Baik Pak, terima kasih. "

"Sama-sama Pak. "

Setelah mengambil obat dan membayar biaya di kasir. Dedi kembali ke IGD menemui istrinya. Dedi menghampiri perawat yang ada di meja perawat.

"Kami sudah boleh pulang suster? "

"Sudah boleh Pak, tadi sudah di jelaskan cara minum obatnya? "

"Sudah suster. "

"Terima kasih suster untuk perawatan nya. "

"Sama-sama Pak. "

"Ayo dek kita pulang. "

"Iya mas. "

"Mampu jalan dek? "

"Mampu mas. "

"Kalau gak kuat jalan kasi tau mas ya. "

"Iya mas. " Tata tersenyum ke arah suaminya.

Dedi membantu istrinya berjalan, dengan hati-hati Dedi mengiringi istrinya. Pengalaman pertama menangani istrinya hamil membuat Dedi kuatir akan terjadi hal yang tidak di inginkan pada Tata

"Tunggu di sini sebentar ya dek, mas ambil mobil dulu di parkiran. "

"Iya mas. "

Dedi bergegas mengambil mobilnya yang sedang terparkir tidak jauh dari tempat Tata menunggu. Sesampainya di depan IGD Dedi langsung membukakan pintu untuk istrinya.

"Ayo dek masuk. "

"Iya mas. "

Setelah masuk ke dalam mobil Dedi bergegas menuju ke rumah nya.

"Dek apa yang membuat adek muntah-muntah tadi pagi? "

"Seperti nya Tata tidak suka mencium aroma Bawang merah mas, cium aroma bawang merah membuat Tata mual mas."

"Oh, berarti mas gak boleh masak dengan bawang merah dek. "

"Iya mas, maaf ya jadi buat repot. "

"Lo ko ngomong gitu dek, ya gak lah. Mas gak pernah merasa di repot kan dek. "

"Selama usia ke hamil an masih masuk trisimester 1 mas aja ya yang belanja dapur. Kita cari pembantu aja ya? ade gak boleh capek. "

"Lah ko gitu mas, nanti Tata bosan di rumah mas. kalau Tata belanja di pasar dan mengerjakan pekerjaan rumah bisa membuang rasa bosan di rumah mas. "

"Iya dek, untuk sementara aja. Selama ade hamil aja, mas gak mau terjadi hal-hal yang tidak di inginkan dengan ade dan anak kita. "

"Tolong ya dek, kali ini aja jangan menolak keinginan mas. "

"Ya ampun sampai segitunya kekuatiran suamiku. " pikiran Tata.

"Iya mas, terima kasih mas untuk kepedulian nya. " Tata tersenyum bahagia merasakan perhatian suaminya.

"Iya dek, sama-sama. " Dedi mengelus-elus kepala istrinya sambil tersenyum.

"Mas belanja bahasa makanan dulu ya, ade tunggu di dalam mobil dulu. "

"Mau ikut mas. "

"Gak usah, nanti ade kecapekan. Tunggu di dalam aja, mas gak lama ko. "

Dedi berhenti di sebuah minimarket langanannya, minimarket itu lengkap dengan bahan-bahan dapur dan sayur-sayuran.

"Sepertinya aku perlu beli susu untuk ibu hamil. "

"Mbak susu untuk ibu hamil dimana ya? " Dedi menanyakan lokasi untuk menghemat waktu mencari.

"Di sana pak, bapak lurus saja. Nanti di ujung ada susu-susu berbagai merek untuk ibu hamil. "

"Iya mbak, terima kasih. "

Dedi bergegas menuju ke arah yang sudah di tunjukkan oleh petugas minimarket itu.

"Ha itu dia. " Tidak tanggung-tanggung Dedi langsung membeli 4 kotak susu ibu hamil untuk istrinya.

Setelah memilih susu, Dedi kembali memilih bahan makanan dan bahan-bahan dapur untuk stok di rumah.

"Seperti Sudah cukup belanjaan ku. "

Dedi pergi ke kasir untuk mengantri, kali itu antrian lumayan panjang.

"Aduh, kasihan istriku menunggu lama. "

Dedi menghubungi istrinya tapi nomornya tidak di angkat.

"Oh iya ya, pasti istriku gak bawa hpnya. Tadikan buru-buru pergi ke rumah sakit. "

Perasaan tidak sabar mulai menghantui Dedi.

"Aduh, kasihan istriku menunggu lama. "

Setelah sekitar 10 menit menunggu antrian akhirnya tiba juga giliran Dedi .

"Hammm.. syukur lah. "

Petugas minimarket itu menghitung belanjaan Dedi.

"Totalnya 2.500.000 pak. Ada kartu member pak? "

"Ada mak, saya bayar dengan kartu kredit ya mbak. "

"Iya Pak. "

"Ini mak. " Dedi mengulurkan kartu kredit dan kartu membernya.

"Silahkan tekan nomor pin bapak. "

Dedi menekan nomor pin nya. " sudah mak. "

"Ini Pak kartu kredit dan kartu member bapak. "

"Terima kasih telah berbelanja di Minimarket kami. "

"Iya mabuk sama-sama. "

Bergegas Dedi menuju mobilnya dengan membawa barang-barang di dalam troli. Dedi memasukkan barang-barang belanjaannya di dalam bagasi mobil. Setelah selesai mengembalikan troli minimarket itu.

Dedi masuk ke dalam mobil.

"Ya ampun istriku ternyata sudah tertidur. Maaf ya sayang mas kelamaan. " pikir Dedi.

Dedi masuk ke dalam mobil tanpa membangunkan istrinya, Tata yang sudah terlelap tidak menyadari suaminya sudah masuk ke dalam mobil.

Sesampainya di rumah Tata masih tertidur di dalam mobil. Dedi menatap istrinya sambil tersenyum.

"Ya ampun dek, sampai gak sadar ya kalau kita sudah sampai. "

Dedi keluar dari dalam mobil di angkatnya tubuh istrinya dengan perlahan tapi Tata tidak juga terbangun. Dedi membawa istrinya ke dalam kamar, di baringkan nya tubuh istrinya di atas tempat tidur.

"Lucu sekali kamu dek, ko sampai gak sadar mas bawa masuk ke dalam. " Dedi mengecup kening istrinya.

"Aku harus membuang makanan yang aku masak tadi pagi. " pikir Dedi.

Dedi pergi ke dapur di tatapnya masak kan yang sudah di siapkan nya khusus untuk istrinya.

"Kalau di buang sayang, lebih baik aku kasi tetangga sajalah. Oh iya ada pasangan suami istri tua di sebelah aku kasi mereka saja. " pikir Dedi setelah mendapatkan ide.

"Sekalian bawang merah jugalah, nanti kalau masih di dapur aku bisa lupa dan kembali memasak dengan bawang putih. Kasihan istri ku nanti. " pikir Dedi.

Dedi mengemasi masakannya, di simpan di tempat tertutup dan bawang merah yang masih banyak itu di bungkusnya di dalam plastik. Dedi meletakkan sayur dan bawang merah itu di atas troli, di dorongnya keluar menuju rumah tetangganya.

Dedi memencet bel rumah itu. Tidak beberapa lama seorang nenek pun keluar membuka pintu menghampiri Dedi.

"Ada apa nak? "

"Ini bu, saya ada masakan banyak bu. Baru saja saya masak tadi pagi, tapi ternyata istri saya tidak bisa mencium aroma bawang merah. "

"Kenapa? "

"Istri saya sedang hamil bu. " ucap Dedi sambil tersenyum.

"Oh, iya nak. Selamat ya, terima kasih untuk berkatnya. "

"Iya bu, sama-sama. "

"Ayo nak masuk dulu. " ucap nenek itu.

"Iya bu. "

Dedi masuk ke dalam rumah ibu itu.

"Ibu pindahkan masakan nya dulu ya nak. "

"Iya bu. "

Nenek itu memindahkan masakan itu dan kembali menghampiri Dedi.

"Ini untuk istrimu. "

"Apa ini bu? "

"Itu jahe merah nak, untuk mengurangi mual pada ibu hamil bagus. "

"Oh iya bu, Terima kasih."

Jahe hangat adalah minuman yang paling disukai sebagian besar ibu hamil untuk mengobati morning sickness. Selain menghilangkan mual, jahe juga membantu kesehatan pencernaan.

Terpopuler

Comments

Lenkzher Thea

Lenkzher Thea

Semangat ka 10.like juga hadir disini, lanjut👍❤❤❤

2021-11-10

0

Ika Sartika

Ika Sartika

like

2021-04-17

0

🌻Ruby Kejora

🌻Ruby Kejora

Hai kk q mampir lg

2021-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Kabar Gembira
2 Makan Bersama
3 Menunggu Kepulangan Dedi
4 Alasan Tidak Pulang Tepat Waktu
5 Arisan
6 Bukan Wanita Lemah
7 Menolak dengan Halus
8 Kado Terindah
9 Mual dan Muntah
10 Morning Sickness
11 Kedatang Mawar
12 Menikmati Kebersamaan
13 Kehadiran Ayu
14 Sesuatu yang Tidak Diharapkan
15 Perdarahan Hebat
16 Masa Pemulihan
17 Pulang ke Rumah
18 Kunjungan Ibu Mertua
19 Bertemu Becky
20 Dedi Mulai Bekerja
21 Pesan dari Nomor Baru
22 Dipaksa Menikah
23 Tinggal Serumah
24 Tidur di Ruang Tamu
25 Buang Masakan Bu Ayu
26 Hamil
27 Positif Hamil
28 Rasa Cemburu
29 Ibu Tau Dia Hamil
30 Mengantar Mawar
31 Pesta Syukuran
32 Kabar Tidak Sedap
33 Operasi
34 Menunggu di Rumah Sakit
35 Hari ke 1 Post Operasi
36 Periksa Dokter
37 Mulai Membuka Mata
38 Suami yang Pandai Bersilat Lidah
39 Mencabut Alat Bantu Nafas
40 Sakit Perut
41 Kontraksi Palsu
42 Hampir Ketahuan
43 Meninggal Dunia
44 Bertemu Teman Lama
45 Tinggal Serumah
46 Berbaring di Samping-nya
47 Belanja di Mall
48 Pulang ke Rumah
49 Kedatangan Polisi
50 Kemarahan Becky
51 Batalkan Tuntutan
52 Masakan Khusus untuk Menantu
53 Tanda Tangan
54 Rasa Iba
55 Cemas
56 Perdarahan Post-Melahirkan
57 Cucu Pertama
58 Kondisi Kritis
59 Perlu Pemantauan
60 Masakan Untuk Istri
61 Makan Malam
62 Bangun Lebih Awal
63 Wajahnya Memucat
64 Bebas
65 Rencana Jahat
66 Cerita Menarik
67 Mimpi Buruk
68 Demam Tinggi
69 Ceraikan Dia
70 Positif
71 Tas Branded
72 di Blokir
73 Flashback
74 Pulang ke Rumah
75 Kontraksi Prematur
76 Tiba di IGD
77 Persalinan di Percepat
78 Dalam Keadaan Panik
79 Mencari Mawar
80 Emosi Tak Tersalurkan
81 Menabrak Trotoar
82 Naik Motor Buntut
83 Masa Pemulihan
84 Belajar Bergerak
85 Dia Istriku
86 Emosi Yang Tak Terkendali
87 Tangannya di Borgol
88 Masuk Sel
89 Kesedihan
90 Aku Bukan Orang Rendahan
91 Hari Bahagia
92 Dua Bulan Kemudian
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kabar Gembira
2
Makan Bersama
3
Menunggu Kepulangan Dedi
4
Alasan Tidak Pulang Tepat Waktu
5
Arisan
6
Bukan Wanita Lemah
7
Menolak dengan Halus
8
Kado Terindah
9
Mual dan Muntah
10
Morning Sickness
11
Kedatang Mawar
12
Menikmati Kebersamaan
13
Kehadiran Ayu
14
Sesuatu yang Tidak Diharapkan
15
Perdarahan Hebat
16
Masa Pemulihan
17
Pulang ke Rumah
18
Kunjungan Ibu Mertua
19
Bertemu Becky
20
Dedi Mulai Bekerja
21
Pesan dari Nomor Baru
22
Dipaksa Menikah
23
Tinggal Serumah
24
Tidur di Ruang Tamu
25
Buang Masakan Bu Ayu
26
Hamil
27
Positif Hamil
28
Rasa Cemburu
29
Ibu Tau Dia Hamil
30
Mengantar Mawar
31
Pesta Syukuran
32
Kabar Tidak Sedap
33
Operasi
34
Menunggu di Rumah Sakit
35
Hari ke 1 Post Operasi
36
Periksa Dokter
37
Mulai Membuka Mata
38
Suami yang Pandai Bersilat Lidah
39
Mencabut Alat Bantu Nafas
40
Sakit Perut
41
Kontraksi Palsu
42
Hampir Ketahuan
43
Meninggal Dunia
44
Bertemu Teman Lama
45
Tinggal Serumah
46
Berbaring di Samping-nya
47
Belanja di Mall
48
Pulang ke Rumah
49
Kedatangan Polisi
50
Kemarahan Becky
51
Batalkan Tuntutan
52
Masakan Khusus untuk Menantu
53
Tanda Tangan
54
Rasa Iba
55
Cemas
56
Perdarahan Post-Melahirkan
57
Cucu Pertama
58
Kondisi Kritis
59
Perlu Pemantauan
60
Masakan Untuk Istri
61
Makan Malam
62
Bangun Lebih Awal
63
Wajahnya Memucat
64
Bebas
65
Rencana Jahat
66
Cerita Menarik
67
Mimpi Buruk
68
Demam Tinggi
69
Ceraikan Dia
70
Positif
71
Tas Branded
72
di Blokir
73
Flashback
74
Pulang ke Rumah
75
Kontraksi Prematur
76
Tiba di IGD
77
Persalinan di Percepat
78
Dalam Keadaan Panik
79
Mencari Mawar
80
Emosi Tak Tersalurkan
81
Menabrak Trotoar
82
Naik Motor Buntut
83
Masa Pemulihan
84
Belajar Bergerak
85
Dia Istriku
86
Emosi Yang Tak Terkendali
87
Tangannya di Borgol
88
Masuk Sel
89
Kesedihan
90
Aku Bukan Orang Rendahan
91
Hari Bahagia
92
Dua Bulan Kemudian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!