Menunggu Kepulangan Dedi

"Mas pergi dulu ya dek. " Dedi mengecup kening istrinya.

"Iya mas, Hati-hati di jalan ya. Nanti kalau bisa pulang nya jangan kemalaman. "

"Iya Sayang, mas gak akan pulang malam. Akan diusahakan pulang cepat sesuai janji pulang jam 12 sayang. "

"Ya udah mas pergi dulu ya. "

"Iya mas. " Tata mengantar suaminya pergi sampai depan rumah.

"Hati-hati mas. " Tata melambaikan tangannya kepada Dedi.

Setelah kendaraan Dedi tidak terlihat lagi Tata kembali ke dapur.

"Syukur aja mas Dedi pergi jadi aku masih punya banyak waktu untuk membuat puding khusus untuk suamiku."

"Puding apa ya yang enak? hmmm.. lihat bahan-bahan di dalam kulkas dulu lah. Siapa tau ada jagung, atau semacamnya jadi aku bisa berkreasi. "

Tata pergi menuju kulkas di lihatnya bahan-bahan makanan yang ada di sana.

"Ha.. masih ada jagung dan labu, aku bisa buat puding labu dan jagung, atasnya labu dan bawahnya jagung. Syukur aja ada jadi aku gak perlu belanja lagi. "

Tata mengambil bahan-bahan yang di perlukan, mulai mengukus labu dan memblender jagung. Setelah jagung di blender Tata memisahkan ampas jagung dengan airnya. airnya di pakai sedangkan ampasnya di buang ke tanamannya untuk di jadikan pupuk.

"Jangan-jangan labu nya udah masak. " Tata mengecek kematangan labu yang sedang di kukusnya.

"Udah pas ini, sekarang tinggal di blender sebentar supaya lebih halus. "

"Nah udah di blender, sekarang tinggal masak puding nya. "

Tata mulai memasak puding jagung terlebih dahulu baru kemudian puding labu, setelah puding jagung masak Tata memasukkan di dalam cetakan dan di dinginkan sebentar. Sambil menunggu puding jagung dingin, Tata melanjutkan memasak puding labu. Setelah mendidih Tata kembali menuangkan puding labu di atas puding jagung.

"Akhirnya selesai juga, tinggal tunggu dingin habis itu tinggal di hias. Sepertinya aku masih punya pernak-pernik untuk menghiasi kue tart lah."

"Dimana ya aku simpanannya? sepertinya di lemari samping kulkas lah. "

Tata mencari pernak-pernik yang di maksudnya.

"Ha ini dia, ketemu juga. Syukur aja masih ada. "

"Dinginnya masih lama sepertinya kalau gitu aku mau nyuci baju ajalah, sambil nunggu pudingnya dingin. Lumayan kan hemat waktu. "

Tata mencuci baju, mengepel rumah dan setelah selesai semuanya Tata duduk sebentar. Mereka memang sengaja tidak mencari pembantu, sejak awal menikah Tata memang sudah dilarang Dedi untuk bekerja supaya Tata lebih fokus menguras rumah tangga. Karena tidak ada kesibukan Tata menolak tawaran Dedi untuk mencari pembantu.

"Akhirnya selesai juga, lumayan menguras tenaga hari ini. Duduk ajalah sebentar, capek juga rasanya. "

"Sepertinya sudah dingin puding ku, aku harus cek supaya cepat di hias. Jangan sampai nanti mas Dedi keburu pulang. "

Setelah istirahat sebentar Tata kembali melihat puding yang di buatnya.

"Akhirnya jadi juga, tinggal di hias ini. "

Puding itu di hiasnya dengan coklat, coklat itu memang selalu di stok Tata untuk membuat kue. Selain menjadi ibu rumah tangga Tata juga menerima orderan dari orang-orang lain karena sebelumnya Tata bekerja di toko Bakery.

"Ye.. jadi juga.

Setelah selesai menghiasi puding nya Tata menyimpan puding itu kedalam kulkas.

"Tidak lama lagi mas Dedi pulang ni, gak sabar menunggu mas Dedi pulang. "

Tata terus menatap jam dingin yang ada di dapur, perasaannya sangat gembira membayangkan Dedi tersenyum menyambut kejutan yang di berikan nya, ditambah lagi dengan berita kehamilan yang ingin di sampaikan nya.

Waktu sudah menunjukkan jam 1 siang tapi Dedi belum pulang juga.

"Mas Dedi masih banyak kerjaan kali ya. Ya udah lah aku sebaiknya tidur aja dulu, mataku juga udah ngantuk banget. "

Tata pergi ke kamarnya dan memejamkan matanya yang sudah mengantuk dari tadi. Ibu hamil memang mudah lelah dan mengantuk.

Sementara Dedi yang tadinya mau pulang tiba-tiba di hubungi oleh ibu nya.

"Sayang, ibu sudah memasak banyak untuk mu. Jadi mama tunggu anak inu yang ganteng pulang ke rumah ibu ya, kita makan sama-sama. "

"Tapi bu...

" Gak ada tapi-tapi ibu mau kamu sekarang datang ke rumah ibu atau kamu mau ibh buat ulah lagi sama istrimu yang mandul itu!! "

"Jangan bu, gimana pun dia istri Dedi anak ibu juga. "

"Ya sudah kalau sayang sama istrimu cepat datang ke rumah ibu! " ancam Becky kepada Dedi.

Becky adalah ibu sambung Dedi, sejak awal ibu Dedi memang sudah melarang Dedi untuk menikahi Tata. Di mata Becky Tata hanyalah wanita tua dan miskin yang tidak layak menikahi anak orang kaya seperti anaknya.

Kebencian Becky bertahan ketika Dedi lebih memilih menikahi Tata dari pada wanita yang di pilihannya. Tidak heran jika Becky selalu mengancam Tata setiap kali berkunjung di rumah mereka, Becky selalu mengingatkan Tata jika tidak kunjung hamil makan Dedi akan menikahi wanita pilihannya.

"Iya bu, Dedi akan pergi ketempat ibu. "

"Ok, gak pake lama. Kalau lama ibu akan memaksamu menikahi Mawar dan menceraikan Tata. "

Belum sempat menjawab kata-kata ibunya HP Dedi langsung mati.

"Aduh.. baterai HP pakai acara habis segala lagi. Bisa bahaya kalau ibu marah. " Bergegas Dedi menuju ke rumah Becky.

Karena terburu-buru Dedi lupa untuk mengabari Tata. Tata baru sadar dari tidur hari sudah gelap.

"Jam berapa ini ya, ko di luar sudah gelap. " jendela kamar yang belum di tutup dan tiri yang masih terbuka membuat Tata langsung terbangun menyadari hari sudah malam.

"Mas Dedi belum pulang ya? tumben jam segini belum pulang. "

Tata beranjak dari tempat tidurnya dan menghidupkan lampu kamar serta mengunci jendela-jendela yang belum di tutup.

"Kemana mas Dedi ya? "

"Ah aku telpon saja lah. Mungkin mas Dedi banyak kerjaan jadi gak bisa pulang lebih awal. "

Tata mulai menghubungi nomor suaminya tapi sayang nya nomornya tidak aktif. Di cobanya lagi sampai 20 kali panggilan tapi nomor Dedi tetap saja tidak aktif.

"Kemana ya? apa hp mas Dedi habis baterai? kalau gitu aku telpon satpam di kantornya ajalah, siapa tau memang hp mas Dedi habis baterai dan dia lupa waktu karena terlalu asik kerja."

Tata menghubungi nomor satpam, hal ini bukan kali pertama Tata menghubungi nomor satpam tempat Dedi bekerja. Dedi orang yang terlalu asik bekerja, karena terlalu asik bekerja Dedi bisa lupa waktu. Tata selalu menghubungi satpam kantornya untuk memastikan Dedi masih di kantor atau tidak.

"Halo pak, saya mau tanya. Suami saya masih ada di Kantornya? "

"Oh ibu Tata, suami ibu tadi jam 12 sudah pulang bu. "

"Bapak tau dia kemana? " selidik Tata.

"Saya kurang tau bu, suami ibu sepertinya terburu-buru perginya. "

"Oh iya pak, Terima kasih untuk informasi nya. "

"Sama-sama bu. "

Tata mematikan telpon nya dan duduk di kursi ruang tamu.

"Kemana dia ya? biasanya selalu kasi kabar kalau mau pergi. "

"Hmm berfikir positif ajalah mungkin dia terburu-buru, ada urusan penting dan hpnya mati jadi gak sempat kasi kabar. Sebaiknya aku makan saja dari pada nanti sakit maag karena nungguin mas Dedi pulang.

" Kasihan anakku kalau harus kelaparan. "Tata tersenyum sambil mengelus-elus perut nya.

" Aku pengen makan nasi goreng malam ini. "

Tata memasak nasi goreng dan makan dengan lahapnya.

"Ah.. enak sekali nasi goreng ini, biasanya aku gak suka nasi goreng tapi kali ini rasanya berbeda. Aku benar-benar menyukainya. "

Setelah makan Tata mengemasi piring kotor nya dan mandi. Tata berlama-lama di kamar mandi

"Enak banget berendam di air hangat, serasa tidak ingin keluar dari sini. "

"Ah.. gak boleh lama-lama takut anak ku kedinginan. "Setelah mandi Tata merebahkan tubuhnya di atas kasur.

**

Sesampainya di rumah orang tuanya Dedi di kagetkan dengan kendaraan Mawar yang sudah terparkir di halaman rumah orang tuanya.

" Pasti kerjaan ibu ini! "

Dedi masuk ke dalam rumah dan ternyata benar seperti dugaannya, mawar dan kedua orang tuanya sudah duduk manis di ruang tamu sedang mengobrol dengan Becky.

"Akhirnya anak ibu datang juga. "

"Ayo nak duduk dulu."

"Iya ma. " Dedi berjalan ke arah ibunya.

"Eh.. eh.. ko duduk di sini, duduk di samping Mawar lah. Di samping ibu kan ada bapak yang akan duduk. "

Karena rasa tidak enak menolak kata-kata Becky akhirnya Dedi pun duduk di samping Mawar.

Tidak beberapa lama pembantu membawakan kue tart yang sudah di hiasi coklat dan lilin dengan angka 44 tahun.

"Kita tiup lilin dulu ya, hari ini kan anak ibu genap 44 tahun. "

"Ayo Mawar hidupkan lilinnya. "

Mawar menghidupkan lilinnya, seperti layak seorang pasangan mereka duduk berdampingan.

Mereka menyanyikan lagu selamat ultah tahun untuk Dedi sementara pembantunya di minta oleh Becky untuk membuat video kebersamaan mereka.

"Ayo sekarang bagikan kuenya untuk kami. "

Mawar membantu Dedi memotong kue tart dan memberikan kepada Dedi.

"Potongan pertama berikan untuk Mawar donk nak. " celetuk Becky.

Lagi-lagi Dedi merasa tidak enak mengabaikan kata-kata ibunya, Dedi menyuapi Mawar dengan potong kue ulang tahun pertamanya.

Tampak wajah bahagia terpancar di wajah Mawar. Sementara Becky dan ibu Mawar saling melirik karena merasa bahagia rencana mereka berhasil.

"Aku berharap Dedi segera bercerai dengan Tata dan menikahi Mawar. Untuk apa anakku harus bertahan dengan wanita miskin dan mandul seperti Tata. Tata tidak layak menjadi menantuku, yang layak menjadi menantuku ya Mawar seorang." pikir Becky di dalam hatinya.

Meskipun Tata dan Dedi sudah menikah, tidak membuat semangat orang tua Dedi dan Mawar untuk menjodohkan kedua anaknya. Mereka malah selalu merencanakan niat jahat, agar Tata dan Dedi bercerai sehingga Dedi dan Tata bisa menikah.

"Kita foto dulu ya, supaya bisa di abadikan momen indah ini."

"Ayo berdiri, Dedi dan Mawar pegang kue tart nya ya supaya nampak kalau Dedi sedang ulang tahun. " ucapan ibu Mawar kepada Dedi dan Mawar.

Terpopuler

Comments

🍃🌻 Imazz 🌻🍃

🍃🌻 Imazz 🌻🍃

I like 👍

2021-04-16

0

Ika Sartika

Ika Sartika

nyimak dulu ya Thor...

2021-04-14

0

Genik_A.A

Genik_A.A

semangat berkarya kak 😉

2021-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Kabar Gembira
2 Makan Bersama
3 Menunggu Kepulangan Dedi
4 Alasan Tidak Pulang Tepat Waktu
5 Arisan
6 Bukan Wanita Lemah
7 Menolak dengan Halus
8 Kado Terindah
9 Mual dan Muntah
10 Morning Sickness
11 Kedatang Mawar
12 Menikmati Kebersamaan
13 Kehadiran Ayu
14 Sesuatu yang Tidak Diharapkan
15 Perdarahan Hebat
16 Masa Pemulihan
17 Pulang ke Rumah
18 Kunjungan Ibu Mertua
19 Bertemu Becky
20 Dedi Mulai Bekerja
21 Pesan dari Nomor Baru
22 Dipaksa Menikah
23 Tinggal Serumah
24 Tidur di Ruang Tamu
25 Buang Masakan Bu Ayu
26 Hamil
27 Positif Hamil
28 Rasa Cemburu
29 Ibu Tau Dia Hamil
30 Mengantar Mawar
31 Pesta Syukuran
32 Kabar Tidak Sedap
33 Operasi
34 Menunggu di Rumah Sakit
35 Hari ke 1 Post Operasi
36 Periksa Dokter
37 Mulai Membuka Mata
38 Suami yang Pandai Bersilat Lidah
39 Mencabut Alat Bantu Nafas
40 Sakit Perut
41 Kontraksi Palsu
42 Hampir Ketahuan
43 Meninggal Dunia
44 Bertemu Teman Lama
45 Tinggal Serumah
46 Berbaring di Samping-nya
47 Belanja di Mall
48 Pulang ke Rumah
49 Kedatangan Polisi
50 Kemarahan Becky
51 Batalkan Tuntutan
52 Masakan Khusus untuk Menantu
53 Tanda Tangan
54 Rasa Iba
55 Cemas
56 Perdarahan Post-Melahirkan
57 Cucu Pertama
58 Kondisi Kritis
59 Perlu Pemantauan
60 Masakan Untuk Istri
61 Makan Malam
62 Bangun Lebih Awal
63 Wajahnya Memucat
64 Bebas
65 Rencana Jahat
66 Cerita Menarik
67 Mimpi Buruk
68 Demam Tinggi
69 Ceraikan Dia
70 Positif
71 Tas Branded
72 di Blokir
73 Flashback
74 Pulang ke Rumah
75 Kontraksi Prematur
76 Tiba di IGD
77 Persalinan di Percepat
78 Dalam Keadaan Panik
79 Mencari Mawar
80 Emosi Tak Tersalurkan
81 Menabrak Trotoar
82 Naik Motor Buntut
83 Masa Pemulihan
84 Belajar Bergerak
85 Dia Istriku
86 Emosi Yang Tak Terkendali
87 Tangannya di Borgol
88 Masuk Sel
89 Kesedihan
90 Aku Bukan Orang Rendahan
91 Hari Bahagia
92 Dua Bulan Kemudian
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kabar Gembira
2
Makan Bersama
3
Menunggu Kepulangan Dedi
4
Alasan Tidak Pulang Tepat Waktu
5
Arisan
6
Bukan Wanita Lemah
7
Menolak dengan Halus
8
Kado Terindah
9
Mual dan Muntah
10
Morning Sickness
11
Kedatang Mawar
12
Menikmati Kebersamaan
13
Kehadiran Ayu
14
Sesuatu yang Tidak Diharapkan
15
Perdarahan Hebat
16
Masa Pemulihan
17
Pulang ke Rumah
18
Kunjungan Ibu Mertua
19
Bertemu Becky
20
Dedi Mulai Bekerja
21
Pesan dari Nomor Baru
22
Dipaksa Menikah
23
Tinggal Serumah
24
Tidur di Ruang Tamu
25
Buang Masakan Bu Ayu
26
Hamil
27
Positif Hamil
28
Rasa Cemburu
29
Ibu Tau Dia Hamil
30
Mengantar Mawar
31
Pesta Syukuran
32
Kabar Tidak Sedap
33
Operasi
34
Menunggu di Rumah Sakit
35
Hari ke 1 Post Operasi
36
Periksa Dokter
37
Mulai Membuka Mata
38
Suami yang Pandai Bersilat Lidah
39
Mencabut Alat Bantu Nafas
40
Sakit Perut
41
Kontraksi Palsu
42
Hampir Ketahuan
43
Meninggal Dunia
44
Bertemu Teman Lama
45
Tinggal Serumah
46
Berbaring di Samping-nya
47
Belanja di Mall
48
Pulang ke Rumah
49
Kedatangan Polisi
50
Kemarahan Becky
51
Batalkan Tuntutan
52
Masakan Khusus untuk Menantu
53
Tanda Tangan
54
Rasa Iba
55
Cemas
56
Perdarahan Post-Melahirkan
57
Cucu Pertama
58
Kondisi Kritis
59
Perlu Pemantauan
60
Masakan Untuk Istri
61
Makan Malam
62
Bangun Lebih Awal
63
Wajahnya Memucat
64
Bebas
65
Rencana Jahat
66
Cerita Menarik
67
Mimpi Buruk
68
Demam Tinggi
69
Ceraikan Dia
70
Positif
71
Tas Branded
72
di Blokir
73
Flashback
74
Pulang ke Rumah
75
Kontraksi Prematur
76
Tiba di IGD
77
Persalinan di Percepat
78
Dalam Keadaan Panik
79
Mencari Mawar
80
Emosi Tak Tersalurkan
81
Menabrak Trotoar
82
Naik Motor Buntut
83
Masa Pemulihan
84
Belajar Bergerak
85
Dia Istriku
86
Emosi Yang Tak Terkendali
87
Tangannya di Borgol
88
Masuk Sel
89
Kesedihan
90
Aku Bukan Orang Rendahan
91
Hari Bahagia
92
Dua Bulan Kemudian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!