Setelah selesai mandi Tata memakai baju dan merebahkan tubuhnya, Tata masih menanti kepulangan suaminya sampai akhirnya Tata tertidur karena Dedi belum juga pulang-pulang.
Dedi masih di rumah orang tuanya. Setelah berfoto mereka melanjutkan makan malam.
"Ayo kita makan dulu. "
"Mawar duduk sini, sebelah Dedi. " ucap Ibu Dedi kepada mawar, dengan senang hati mawar duduk di samping Dedi.
"Aduh jangan-jangan istriku sudah menunggu ku pulang, Kasihan dia lama menunggu kepulangan ku. Mana handphone ku mati lagi. "
"Ayo mas makan dulu jangan bengong aja. " Mawar mengambilkan nasi dan lauk untuk Dedi.
"Iya dek. "
Dedi sudah menganggap mawar seperti adiknya tapi tidak dengan Mawar. Sejak SMP Mawar sudah menyukai Dedi, bagi Mawar Dedi adalah laki-laki yang sangat di impikan nya.
Meskipun Dedi sudah menikah, hal itu tidak membuat Mawar berhenti mencintai Dedi. Ditambah lagi dengan dukungan kedua orang tua Dedi dan Mawar semakin membuat Mawar bersemangat merebut Dedi dari Tata.
Mereka pun makan dengan heningnya. Hidangan yang cukup banyak untuk porsi 6 orang, Becky sengaja memasak banyak makanan karena hari ini adalah hari ulang tahun anaknya.
"Mau nambah lagi mas? "
"Gak dek, mas sudah kenyang. "
"Mas makannya sedikit sekali, mau makan salat mas? "
"Gak dek, nanti kalau mas mau bisa ambil sendiri. "
"Mawar ambilkan ya. " Mawar tetap memaksa untuk mengambilkan salat buah meskipun Dedi sudah menolaknya secara halus.
"Ini mas salat buahnya. "
"Iya nak, harus di makan. Itu salat buah buatan Mawar khusus untuk mu.Jangan sampai gak di makan, kasian Mawar udah bersusah payah buatnya. " kata Becky.
"Iya ma. " Dedi memakan salat buah buatan Mawar.
Mawar terus memandangi Dedi yang sedang menikmati salat buatannya.
"Gimana mas, enak gak salat buatan Mawar? "
"Enak ko dek. " ucap Dedi sambil tersenyum ke arah Mawar.
"Syukurlah mas, mas suka rasanya. Mawar senang mendengar nya. "
"Nak, nanti antar Mawar dan orang tuanya pulang ya. Soalnya mobil mereka tadi tiba-tiba mati waktu mereka berangkat ke rumah kita. Kasihan kan kalo nanti tiba-tiba mati lagi, ini sudah larut malam. "
"Aduh gimana ini, ini aja udah jadi 9 malam. Kalau aku antar mereka pulang, jam berapa aku pulang ke rumah. Pasti istriku sudah gelisah memikirkan aku. Tapi kalau aku nolak gak enak, pasti mama marah. " Pikir Dedi.
"Ya udah lah, gak apa-apa aku pergi antar mereka setelah itu aku bisa langsung pulang." Dedi menarik nafas dalam sebelum menjawab pertanyaan orang tuanya.
"Iya bu. "
"Terima kasih mas, maaf merepotkan. " ucap Mawar.
"Hmm... rencananya berjalan dengan lancar. Aku yakin istri mas Dedi pasti marah kalau tau suaminya lebih memilih berlama-lama dengan wanita lain. " pikir picik Mawar.
"Gimana Dedi istrimu sudah hamil? "
"Belum bu. "
"Masa udah 6 tahun menikah belum hamil-hamil juga. Kamu shi ngotot nikah dengan wanita mandul itu!! "
"Ma.. istriku gak mandul, cuma belum waktunya hamil aja. "
"Gak mandul apanya, kalau gak mandul pasti dia udah hamil sekarang. "
Dedi tidak menjawab kata-kata ibunya, Dedi terdiam dedi tidak ingin bertengkar di hadapan orang tua Mawar.
"Om tante ini sudah malam, bisa kita pulang sekarang? "
"Oh iya nak Dedi. "
"Lo ko udah pulang ini baru aja jam 10 malam. "
"Iya ma, besok aku harus kerja lagi. Kalau telat gimana? "
"Gak apa-apa telat kamu kan bosnya. "
"Ya gak bisa gitu ma, nanti karyawan yang lain ngikut kalau lihat atasannya terlambat terus. "
"Ah kamu selalu aja punya alasan. "
"Ya udah ma, Dedi pulang dulu. " Dedi mencium punggung tangan ibunya.
"Tante kami pulang dulu ya. "
"Terima kasih untuk hidangannya. " ucap Ibu Mawar.
"Iya, kalian hati-hati di jalan ya. "
"Iya tante. " ucap Mawar sambil tersenyum ke arah Becky.
Dedi mengantar Mawar dan orang tuanya pulang, jarak rumah Mawar dan orang tuanya sekitar 1 jam perjalanan sedangkan jarak rumah Mawar dan rumahnya sekitar 50 menit perjalanan.
"Bagaimana pekerjaan mu Dedi? " tanya ibu Mawar.
"Baik bu. "
"Oh syukurlah."
"Om dan tante apa kabar? sudah lama ga ketemu. "
"Baik nak Dedi. " ucap bapak Mawar.
"Mas Dedi Shi gak pernah main lagi ke rumah. Rindu tau mas. "
"Mas lagi banyak kerjaan dek. "
"Jangan sibuk terus mas, sekali-kali lah main ke rumah. "
"Iya kalau nanti ada waktu di usahakan, mas akan main dengan kak Tata. "
Mendengar Dedi menyebut nama istrinya Mawar langsung terdiam. Moodnya untuk mengobrol dengan Dedi jadi hilang.
Suasana jadi hening, setelah 1 jam perjalanan mereka pun sampai. Sementara Mawar dan kedua orang tuanya tertidur karena waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.
"Om, tante, Mawar, kita sudah sampai. "
"Oh iya, maaf nak Dedi kami ketiduran. "
"Iya tante tidak apa-apa. "
Mawar dan orang tuanya pun keluar dari dalam mobil. " Terima kasih nak Dedi. "ucap Ibu Mawar.
" Iya sama-sama tante. "
"Gak singgah dulu? "
"Gak tante, sudah malam lain kali saja mainnya. "
"Ya udah hati-hati di jalan ya. " iya tante.
Tata terbangun jam 22.00,di lihatnya tempat tidur di sebelah nya masih kosong. Dedi belum pulang, dilihatnya handphone nya, tidak ada pesan atau pun panggilan tidak terjawab dari Dedi.
Tata yang kehausan pun beranjak dari tempat tidurnya untuk mengambil air di dapur. Setelah mengambil air Tata kembali duduk di atas kasurnya, tiba-tiba hpnya berbunyi.
"Jangan-jangan itu mas Dedi," secepat mungkin Tata mengambil hpnya. Matanya membulat melihat sosok yang ada di layar hpnya.
"Siapa yang mengirim pesan ini, kenapa ada mas Dedi di sini dan ada Ibu dan bapaknya juga. Apa karena ini mas Dedi belum pulang ke rumah. "
Nomor baru yang tidak tau siapa itu mengirimkan pesan WhatsApp berupa foto dan video, dimana Dedi sedang meniup lilin kue ulang tahunnya. Terlihat juga kebersamaan mereka sedang berfoto memegangi kue tart dengan lilin berangka 44 tahun.
Hati Tata serasa disengat semut api. Rasa sedikit sakit di dada ketika melihat kebersamaan mereka.
"Jadi ini penyebab mas belum pulang ke rumah? aku menunggu mu pulang mas, tapi ternyata kamu sedang bersama keluargamu dan wanita lain. Siapa wanita itu ya? sepertinya itu bukan saudara mas Dedi. " pikir Tata.
Tidak terasa air mata Tata pun menetes, perasaan sedih di hatinya mulai ter salurkan dengan tetesan air mata di pipinya.
"Mas, seandainya mas sedang bersama orang lain. Aku gak melarang, aku hanya butuh kabar dan kejujuran mas. Jangan membuat aku menunggu mu seperti ini, sedangkan mas sedang bersama orang lain. "
perasaan cemburu tidak bisa di tepis di hati Tata, melihat kemesraan foto yang di kirim oleh nomor baru itu. Terlihat wanita itu memepetkan tubuhnya sedekat mungkin dengan Dedi, wanita yang cantik dan tampak lebih muda dari Tata.
"Aku percaya padamu mas, aku akan menunggu penjelasan mu. Siapa sebenarnya wanita yang ada di sampingmu. "
Tata merebahkan tubuhnya di atas kasur, rasa kecewa dan putus asa kini bercampur aduk. Bagaimana tidak, usahanya membuat kue ulang tahun untuk suaminya kini sia-sia. Jangan kan merayakan ulang tahun bersama, di beri kabar saja tidak.
Tata menangis selama 30 menit, karena kelelahan menangis akhirnya Tata tertidur.
Dedi yang baru selesai mengantar Mawar dan orang tuanya langsung bergegas menuju rumah kediamannya. Jalan macet, mobil dan motor tidak bergerak entah apa alasannya.
"Aduh... pakai macet segala lagi ni. Bisa-bisa makin lama aku sampai di rumah. "
"Kenapa macet ya, mana handphone ku siapa tau istriku ada menghubungi ku." Dedi lupa kalau handphone nya habis baterai.
Di ambilnya handphone nya yang di simpan nya di dalam tas kecilnya.
"Yah.. aku lupa handphone ku habis baterai, sebaiknya aku cas saja. Rasanya ada power Bank di dalam tas ku. "
Dedi mengecek power Bank di dalam tasnya dan ternyata ada.
"Syukurlah ada, seharusnya dari tadi aku cas handphone ku. " pikir Dedi.
Sambil menunggu macet Dedi mengecas handphone nya. Sudah 30 menit tapi belum juga ada perubahan, kendaraan yang di depannya belum juga bergerak.
"Aduh lama banget macetnya, bisa-bisa aku sampai subuh ini, ini sudah jam 12 malam!! kapan sampainya. "
Di lihatnya handphone nya, ternyata sudah terisi 40%. Dedi menghidupkan handphone nya.
"Waduh banyak sekali panggilan tidak terjawab dari istriku. Pesan juga banyak, aduh.. kasihan dia menunggu ku dari tadi. "
"Seharusnya aku kasi kabar kalau aku lambat pulang, kasihan dia menunggu ku lama. "
"Aduh cepat dong selesai macetnya. "
Dedi gelisah karena macetnya masih saja belum berhenti.
"Akhirnya jalan juga. "
Dedi menjalankan kendaraannya setelah ke meacatan selsai, terlihat di ujung jalan ada polisi yang sedang berkerumun. Ada dua mobil yang hancur karena kecelakaan mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
syafridawati
aku mampir dengan like dan fav saling dukung ya makasih
2021-08-07
0
Genik_A.A
semangat kak
2021-04-19
0
Ika Sartika
lanjut...
2021-04-15
0