Dedi Mulai Bekerja

Hari ini suamiku mulai bekerja hanya aku dan bu Ayu di rumah, aku lebih banyak berbaring di tempat tidur karena kakiku belum sembuh seutuhnya.

Hpku berbunyi, "mas Dedi. " ternyata yang menghubungi suamiku.

"De, udah makan siang? "

"Udah mas, mas gimana udah makan siang? "

"Udah de baru aja selesai. "

"Gimana dengan kaki ade masih kuat sakit? "

"Sakitnya sudah berkurang mas. "

"Syukur lah mas bahagia mendengar nya. "

"Hari ini mas pasti lambat pulang ya? pasti kerjaan mas menumpuk selama satu minggu jagain Tata di rumah sakit. "

"Gak ko de, mas hari ini cepat pulang ko. Kerjaannya kan udah mas cicil sambil jaga ade di rumah sakit. " suamiku memang sosok laki-laki yang sangat bertanggung jawab tak pernah sedikit pun mengabaikan kewajibannya. Mas Dedi selalu bisa membagi waktu antara pekerjaan dan waktu untuk keluarga, sungguh beruntung memiliki pasangan seperti mas Dedi.

"Iya mas, syukur lah kalau seperti itu. Semangat ya mas kerjanya. "

"Iya sayang, udah dulu ya de mas lanjutkan kerjaan dulu sebelum pulang. Dada, muach. " ciri khas mas Dedi sebelum mematikan telpon selalu di akhiri dengan ciuman meskipun hanya di sambung telpon.

"Hmm aku sangat bersyukur mas bisa memilikimu sebagai pendamping hidupku. " hari ini aku belajar bergerak menggunakan kursi roda, bu Ayu pembantu rumah tangga kami selalu setia membantu ku untuk melakukan hal-hal yang sulit ku kerjakan sendiri.

"Bu Ayu, ibu sudah punya anak? "

"Sudah bu. " bu Ayu tersenyum manis padaku.

"Sekarang anak-anak ibu siapa yang ngurusin? " kali ini bu Ayu kembali tersenyum tapi senyuman nya tampak berbeda.

"Anak ibu sudah menikah bu. "

"Oh seperti itu bu, kenapa ibu masih bekerja? kenapa gak tinggal bersama anak ibu? '

" Gak bisa bu, saya tidak bisa menemuinya karena dia tidak pernah tau siapa ibunya. "

Aku mengerutkan keningku mendengar Jawa bu Ayu, " dia punya anak tapi anaknya tidak tau siapa ibunya, maksudnya apa ya? "

"Maksudnya gimana bu? kenapa anak ibu tidak tau siapa ibunya? "

Bu Ayu kembali tersenyum padaku, " dulu saya hamil di luar nikah, orang tua saya tidak mengijinkan saya menikah dengan laki-laki yang saya cintai. Setelah anak saya lahir orang tua saya langsung menyimpan anak saya di pantai asuhan tanpa sepengetahuan saya. Saya belum sempat menanyakan di mana anak saya berada tapi kedua orang tua saya sudah meninggal dunia sebelum saya memastikan di mana anak saya. " mata bu Ayu mulai berkaca-kaca.

Aku merasa bersalah karena sudah mengungkit pengalaman yang sangat menyakitkan bagi bu Ayu. " maaf Bu, saya membuat ibu jadi sedih. "

"Tidak apa-apa bu, saya senang bisa berbagi. " lagi-lagi wanita paruh baya itu kembali tersenyum padaku, aku merasa sangat bangga melihat sikap bu Ayu meskipun dia memiliki pengalaman yang lebih menyakitkan dari pada yang ku alami tapi bu Ayu masih tetap kuat dan bisa tersenyum seperti saat ini.

Aku dan bu Ayu duduk bersama di ruang tamu, aku sengaja meminta bu Ayu menemani ku karena sangat bosan seharian menyendiri di dalam kamar.

"Mau saya buatkan minum bu Tata? "

"Bu Ayu rasanya canggung di panggil ibu oleh orang yang lebih tua, boleh kah ibu panggil saya nak atau nama saja?" entah mengapa aku merasa nyaman dengan perlakuan bu Ayu meskipun bu Ayu baru aku kenal. Aku melihat bu Ayu seperti ibu yang aku rindukan selama ini.

"Oh iya, rasanya tidak sopan kalau panggil tuan rumah pakai nama saya panggil nak saja ya? "

"Iya bu Ayu, boleh banget dengan senang hati. "

"Jadinya mau di buatkan minuman apa nak Tata? "

"Jus alpukat aja bu. " entah mengapa hatiku merasa bahagia saat bu Ayu memanggil ku dengan sebutan nak mungkin karena orang tuaku sudah lama meninggal sehingga aku merindukan sosok ibu seperti bu Ayu.

Aku dan bu Ayu menghabiskan waktu bersama bu Ayu sudah seperti teman ngobrol bagiku bukan seperti pembantu rumah tangga. Aku memotong-motong sayur bu Ayu memasak sayurnya.

"Sudah malam ya ko mas Dedi belum pulang juga katanya mau pulang awal, " aku gelisah memikirkan suamiku yang belum kunjungan pulang ke rumah.

Aku akhirnya memutuskan untuk menghubungi Bima sekertaris suamiku, "halo Bima, suami saya masih di kantor? "

"Maaf Bu Tata setau saya pak Dedi sudah pulang sejak jam 14 sore. "

"Oh iya Bima, Terima kasih. " aku mencoba menghubungi nomor suamiku tapi nomornya tidak juga aktif akhirnya aku memutuskan untuk berfikir positif agar tidak berfikir buruk.

"Mungkin mas Dedi masih menemui teman nya atau rekan bisnis nya atau mungkin hpnya mati karena habis bateri. " kali ini aku memilih untuk tidur sambil menunggu kedatangan mas Dedi karena memang sudah malam jam sudah menunjukkan pukul 21.00.

"Mas, siapa wanita itu? tolong jelaskan padaku mas. " aku terisak tangis sambil meraung-raung.

"Nak Tata, nak Tata ada apa? " Aku terbangun karena merasakan isakkan tangan bu Ayu yang sedang membangunkan ku.

Aku melihat sekeliling, " hmm syukurlah hanya mimpi. "

"Nak Tata kenapa? ko nangis sambil teriak-teriak? "

"Gak bu, Tata hanya mimpi buruk bu. "

"Oh ibu kira ada apa. "

"Bu ini jam berapa? "

"Jam 04.00 nak. " aku melihat sekeliling ku tidak ada mas Dedi di samping ku.

"Suami saya belum pulang ya bu? "

"Belum nak Tata, mau ibu temani? "

"Oh iya bu, gak apa-apa bu ibu boleh lanjut tidur Tata tadi hanya mimpi aja. " bu Tata kembali ke kamar nya sementara aku kembali mencoba menghubungi nomor suami ku tapi masih berada di luar jangkauan.

"Apa aku harus lapor polisi kali ya? tapi belum 24 jam, hmm mungkin mas Dedi ada pertemuan mendadak jadi lupa mengabari aku. "

Aku berusaha berfikir positif, kembali memejamkan mata agar bisa tertidur.

Terpopuler

Comments

Little Peony

Little Peony

Lanjut ya Thor 🌻🌻🌻

2021-05-02

0

🍃🌻 Imazz 🌻🍃

🍃🌻 Imazz 🌻🍃

3 like 👍👍👍

2021-04-21

0

Ika Sartika

Ika Sartika

like

2021-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 Kabar Gembira
2 Makan Bersama
3 Menunggu Kepulangan Dedi
4 Alasan Tidak Pulang Tepat Waktu
5 Arisan
6 Bukan Wanita Lemah
7 Menolak dengan Halus
8 Kado Terindah
9 Mual dan Muntah
10 Morning Sickness
11 Kedatang Mawar
12 Menikmati Kebersamaan
13 Kehadiran Ayu
14 Sesuatu yang Tidak Diharapkan
15 Perdarahan Hebat
16 Masa Pemulihan
17 Pulang ke Rumah
18 Kunjungan Ibu Mertua
19 Bertemu Becky
20 Dedi Mulai Bekerja
21 Pesan dari Nomor Baru
22 Dipaksa Menikah
23 Tinggal Serumah
24 Tidur di Ruang Tamu
25 Buang Masakan Bu Ayu
26 Hamil
27 Positif Hamil
28 Rasa Cemburu
29 Ibu Tau Dia Hamil
30 Mengantar Mawar
31 Pesta Syukuran
32 Kabar Tidak Sedap
33 Operasi
34 Menunggu di Rumah Sakit
35 Hari ke 1 Post Operasi
36 Periksa Dokter
37 Mulai Membuka Mata
38 Suami yang Pandai Bersilat Lidah
39 Mencabut Alat Bantu Nafas
40 Sakit Perut
41 Kontraksi Palsu
42 Hampir Ketahuan
43 Meninggal Dunia
44 Bertemu Teman Lama
45 Tinggal Serumah
46 Berbaring di Samping-nya
47 Belanja di Mall
48 Pulang ke Rumah
49 Kedatangan Polisi
50 Kemarahan Becky
51 Batalkan Tuntutan
52 Masakan Khusus untuk Menantu
53 Tanda Tangan
54 Rasa Iba
55 Cemas
56 Perdarahan Post-Melahirkan
57 Cucu Pertama
58 Kondisi Kritis
59 Perlu Pemantauan
60 Masakan Untuk Istri
61 Makan Malam
62 Bangun Lebih Awal
63 Wajahnya Memucat
64 Bebas
65 Rencana Jahat
66 Cerita Menarik
67 Mimpi Buruk
68 Demam Tinggi
69 Ceraikan Dia
70 Positif
71 Tas Branded
72 di Blokir
73 Flashback
74 Pulang ke Rumah
75 Kontraksi Prematur
76 Tiba di IGD
77 Persalinan di Percepat
78 Dalam Keadaan Panik
79 Mencari Mawar
80 Emosi Tak Tersalurkan
81 Menabrak Trotoar
82 Naik Motor Buntut
83 Masa Pemulihan
84 Belajar Bergerak
85 Dia Istriku
86 Emosi Yang Tak Terkendali
87 Tangannya di Borgol
88 Masuk Sel
89 Kesedihan
90 Aku Bukan Orang Rendahan
91 Hari Bahagia
92 Dua Bulan Kemudian
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kabar Gembira
2
Makan Bersama
3
Menunggu Kepulangan Dedi
4
Alasan Tidak Pulang Tepat Waktu
5
Arisan
6
Bukan Wanita Lemah
7
Menolak dengan Halus
8
Kado Terindah
9
Mual dan Muntah
10
Morning Sickness
11
Kedatang Mawar
12
Menikmati Kebersamaan
13
Kehadiran Ayu
14
Sesuatu yang Tidak Diharapkan
15
Perdarahan Hebat
16
Masa Pemulihan
17
Pulang ke Rumah
18
Kunjungan Ibu Mertua
19
Bertemu Becky
20
Dedi Mulai Bekerja
21
Pesan dari Nomor Baru
22
Dipaksa Menikah
23
Tinggal Serumah
24
Tidur di Ruang Tamu
25
Buang Masakan Bu Ayu
26
Hamil
27
Positif Hamil
28
Rasa Cemburu
29
Ibu Tau Dia Hamil
30
Mengantar Mawar
31
Pesta Syukuran
32
Kabar Tidak Sedap
33
Operasi
34
Menunggu di Rumah Sakit
35
Hari ke 1 Post Operasi
36
Periksa Dokter
37
Mulai Membuka Mata
38
Suami yang Pandai Bersilat Lidah
39
Mencabut Alat Bantu Nafas
40
Sakit Perut
41
Kontraksi Palsu
42
Hampir Ketahuan
43
Meninggal Dunia
44
Bertemu Teman Lama
45
Tinggal Serumah
46
Berbaring di Samping-nya
47
Belanja di Mall
48
Pulang ke Rumah
49
Kedatangan Polisi
50
Kemarahan Becky
51
Batalkan Tuntutan
52
Masakan Khusus untuk Menantu
53
Tanda Tangan
54
Rasa Iba
55
Cemas
56
Perdarahan Post-Melahirkan
57
Cucu Pertama
58
Kondisi Kritis
59
Perlu Pemantauan
60
Masakan Untuk Istri
61
Makan Malam
62
Bangun Lebih Awal
63
Wajahnya Memucat
64
Bebas
65
Rencana Jahat
66
Cerita Menarik
67
Mimpi Buruk
68
Demam Tinggi
69
Ceraikan Dia
70
Positif
71
Tas Branded
72
di Blokir
73
Flashback
74
Pulang ke Rumah
75
Kontraksi Prematur
76
Tiba di IGD
77
Persalinan di Percepat
78
Dalam Keadaan Panik
79
Mencari Mawar
80
Emosi Tak Tersalurkan
81
Menabrak Trotoar
82
Naik Motor Buntut
83
Masa Pemulihan
84
Belajar Bergerak
85
Dia Istriku
86
Emosi Yang Tak Terkendali
87
Tangannya di Borgol
88
Masuk Sel
89
Kesedihan
90
Aku Bukan Orang Rendahan
91
Hari Bahagia
92
Dua Bulan Kemudian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!