Hye Ju kembali ke kamarnya, ia lagi-lagi di buat terkejut sebab ruangan itu tidak jauh berbeda ukurannya dengan yang ibunya tempati dengan sofa dan tv yang sama besarnya. Oh Ya Tuhan. Jae Hyuk membantunya pindah dari kursi roda ke tempat tidur kemudian membenarkan posisi selimutnya. Pria itu tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya seharian ini bahkan meski Hye Ju sudah di tangani dokter ia tetap saja mengerutkan kening ketika melihat luka gadis itu meski dengan perban yang menutupinya.
"Kau membutuhkan sesuatu?" tanya Jae Hyuk setelah merebahkan tubuhnya di kursi yang ada di samping tempat tidur, mengusap punggung tangan Hye Ju dengan tatapan yang sama lembutnya. Gadis itu tertegun sekejap sebelum akhirnya Hye Ju menggeleng pelan tidak ingin membuat sakit di lukanya terasa karena gerakan yang terlalu banyak.
"Kau yang mengurus semua ini?" Hye Ju mulai bertanya setelah merasa posisi tidurnya sudah nyaman.
"Museun marieya (apa maksudmu)?"
"Byeongwon (Rumah sakit)." Hye Ju menatap pria di sampingnya menunggu jawaban pasti dari Jae Hyuk.
"Nega (aku) ?" Jae Hyuk bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri berpura-pura tidak tahu maksud gadis itu. Namun Hye Ju menguatkan tatapannya membuat pria itu merasa terintimidasi.
"Ahhh, Gwenchanha ... kau tidak perlu mengucapkan terimakasih." Jae Hyuk mengibaskan tangannya sambil tersenyum miring meski mendapat ekspresi datar dari Hye Ju.
"Babo (bodoh) kau fikir aku akan mengatakannya? Kau membuang-buang uang dengan memberi aku dan ibuku ruangan sebagus ini, ibuku akan baik-baik saja meski tidak memiliki tv di kamarnya." gadis itu terus mengomel tentang ini dan itu membuat Jae Hyuk melongo, kepercayaan dirinya seketika jatuh ketika tahu respon Hye Ju.
"Wahh Hye Ju-ya, melihatmu sudah bisa mengomel membuatku sadar bahwa kau sangat baik-baik saja."
"Sia-sia sejak tadi aku mengkhawatirkan dirimu."
Jae Hyuk mendengus kesal meski sebenarnya ia tidak benar-benar kesal.
"Kau mengkhawatirkan ku?"
"Lupakan!" pria itu bangkit dari kursinya wajahnya berubah merah seperti tengah di permalukan.
"Chagiyaaaa!" beruntunglah Jae Hyuk terselamatkan oleh kehadiran Min Ji yang langsung berteriak setelah menggeser pintu kamar Hye Ju, menghambur ke dalam pelukan gadis itu sambil merengek.
"Bagaimana ini, wajah cantikmu tergores!" Min Ji dengan ragu menyentuh perban di pelipis Hye Ju kemudian menyadari ada darah yang merembes dari sana ia mengurungkan niatnya.
"Keokjeong hajima (jangan khawatir)." Hye Ju tersenyum meredakan kekhawatiran Min Ji, menepuk punggungnya dengan lengan yang di pasangi infus.
"Gadis bodoh! Kau berharap aku tidak mengkhawatirkan dirimu?" Min Ji hampir saja memukul kepala Hye Ju seperti yang biasa ia lakukan jika saja kesadarannya tentang gadis itu yang kini terbaring tidak menampar ingatannya. Hye Ju tersenyum setelah pelukan sahabatnya itu terlepas. Ia kembali menyandarkan tubuhnya di tempat tidur meredakan pegal di punggungnya yang entah sejak kapan ia rasakan.
Gadis itu meminta pindah kamar, di satukan dengan kamar ibunya agar ia tidak terus merasa khawatir. Jae Hyuk hanya menurut saja, ia tidak ingin berdebat dengan Hye Ju yang tengah sakit.
Dan sekarang ruangan besar itu terasa pengap dengan enam orang yang berada di dalamnya, Chan Young dan Han Seol sibuk dengan ponselnya sambil duduk santai di sofa yang di sediakan sementara Min Ji tengah menikmati kopi yang di belikan Chan Young dari Cafetaria sambil tersenyum memandangi pria itu terus, ekspresi gadis itu terlalu kentara namun Chan Young tetap seperti itu entah tidak tahu atau berpura-pura tidak tahu agar tidak terlibat dengan perasaan Min Ji lebih jauh.
"Kalian tidak akan pulang?" Jae Hyuk menatap kedua sahabatnya yang sibuk bermain game, mereka hanya menjawab 'tidak' dengan acuh menganggap pertanyaan Jae Hyuk tidak lebih penting dari apa yang ada di hadapan mereka.
"Lalu kau?" tanya Jae Hyuk pada Min Ji dan hebatnya gadis itu juga mengacuhkan Jae Hyuk dengan memberi jawaban yang sama, Hye Ju hanya tersenyum tipis melihat tingkah semua orang disana. Namun pria itu perlu waktu berdua dengan Hye Ju sehingga dengan cara apapun ia akan mengusir ketiga orang itu dari tempat ini.
"Yaa, Yaa.. kalian semua tidak pergi ke sekolah besok?" Jae Hyuk bertolak pinggang berharap setidaknya kedua sahabatnya memberikan perhatian pada apa yang ia ucapkan.
"Yaa, Kim Jae Hyuk kau gila, tadi kau meminta kami semua datang lalu sekarang menyuruh pergi begitu saja?" Han Seol mengalihkan pandangannya dari ponsel kemudian menatap Jae Hyuk dengan kesal.
"Aahhh Han Seol ssi kau ingin tetap disini?"
Jae Hyuk sudah mengeluarkan tatapan membunuhnya yang dengan bodohnya masih tidak di sadari Han Seol.
"Sudahlah, Min Ji ssi kau juga harus beristirahat, aku akan mengantarmu. Kaja (ayo pergi)!" Chan Young menarik Han Seol sebelum Jae Hyuk menghajarnya karena tidak peka.
"Kau ... Kau akan mengantarku?" Min Ji memastikan lagi, ia hampir tidak percaya pada keberuntungannya yang berlipat kali ini.
"Tentu saja, aku tidak mungkin membiarkan wanita pulang naik bus." jawaban Chan Young membuat Min Ji menatap Jae Hyuk dan Hye Ju dengan tatapan yang aneh, gadis itu datang dengan mobilnya dan Jae Hyuk tahu tapi ia tidak mungkin melewatkan kesempatan untuk bisa bersama pria itu sehingga dengan sangat terpaksa ia meninggalkan mobilnya di rumah sakit. Min Ji akan memikirkan alasan yang masuk akal pada orang tuanya nanti, Chan Young lebih penting sekarang.
"Kau akan mengantar Min Ji? Lalu bagaimana denganku?" Han Seol bertanya ketika mereka bertiga sudah berjalan di lorong, Min Ji pergi setelah berpamitan dan memeluk Hye Ju juga memberi isyarat agar Jae Hyuk tidak mengucapkan apapun.
"Kau bisa naik bus!" Chan Young menjawab dengan santai membuat Han Seol mengerutkan bibirnya dengan kesal.
"Aigoooo aigooo kau memang pria sejati Yoon Chan Young ssi!!"
Sementara Jae Hyuk masih di ruangan perawatan Hye Ju, merebahkan punggungnya di sofa yang cukup nyaman setelah memeriksa Hye Ju dan ibunya. Hari ini begitu melelahkan dan menakutkan, ia memandangi Hye Ju beberapa kali memastikan gadis itu juga sudah tertidur. Namun kedua mata Jae Hyuk tidak bisa terpejam, ia masih saja gelisah mengingat kejadian hari ini berfikir berapa lama gadis itu mengalami semua ini atau bahkan mungkin di masa lalu pernah lebih buruk lagi.
"Gomawo Jae Hyuk-ah." Hye Ju bergumam pelan namun di ruangan hening ini terdengar begitu jelas bagi Jae Hyuk, dan pria itu menoleh.
"Bisakah hal ini tidak terulang lagi? Itu lebih dari cukup daripada kata terimakasih yang kau ucapkan!"
"Eung!" senyum gadis itu kembali, Jae Hyuk tahu bahwa perasaan yang membuatnya terluka sejak tadi adalah karena gadis itu masih terlihat menyimpan lukanya sendiri namun senyum itu membuatnya merasa tenang. Setidaknya Hye Ju sudah lebih baik.
안녕 친구들 ❤️❤️ SUKA EPISODE INI? TINGGALIN LIKE SAMA VOTENYA YAA BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT ❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments