Mereka semua tertawa entah karena candaan yang terdengar sepele bahkan tidak lucu atau hanya karena rasa bahagia dengan kenyataan bahwa Hye Ju ada di sana bersama mereka. Entahlah. Yang jelas semua orang disana merasakan hal yang sama.
Meski hari itu langit mulai gelap musim gugur baru saja di mulai dan piring juga gelas sudah kosong namun tidak ada yang beranjak dari posisinya.
"Chagi (sayang) kapan kita akan belanja pakaian untuk retreat?" tanya Min Ji sambil merangkul lengan Hye Ju di sampingnya memberikan tatapan tajam dari Jae Hyuk.
"Buseun chagi (sayang apa maksudmu)?" Jae Hyuk tampak kesal dengan ekspresi yang lucu membuat Hye Ju tersenyum dan Min Ji menjulurkan lidahnya, sepertinya Jae Hyuk tidak lagi menjadi sosok yang menakutkan bagi mereka.
"Kau mau pergi lusa? Sepupuku membuka clothing line di Ilsan dan dia akan memberi kita diskon."
"Aigoo ... Kim Min Ji ssi kau benar-benar tahu apa yang aku suka." keduanya tertawa dengan bahagia seakan mendapat lotre sementara para pria hanya menatap dengan bingung.
"Situasi apa ini ... Sebuah tanda tanya besar menari di kepalaku." ucap Han Seol bingung yang kali ini sepakat di jawab oleh Jae Hyuk dan Chan Young dengan mengangkat bahu.
Namun ternyata lusa Hye Ju harus membatalkan janjinya dengan Min Ji karena menjemput ibunya yang sudah boleh pulang, Jae Hyuk yang mengetahui hal tersebut langsung menunggu di depan rumah sakit dengan bertindak sebagai menantu idaman meskipun di rumah ia sedikit berdebat dengan ayahnya yang keras kepala namun Jae Hyuk lebih keras kepala lagi.
Ibunya adalah orang lemah yang terus berada di tengah perselisihan Jae Hyuk dan ayahnya namun siapa sangka ayahnya mudah sekali luluh pada wanita itu, sebuah keberuntungan baginya.
"Aigooo ... Kau baik sekali nak." puji ibu Hye Ju saat mereka sudah di dalam mobil Jae Hyuk, pria itu tersenyum senang sementara Hye Ju menatapnya lucu.
"Kau terlambat!" Hye Ju mencari-cari kesalahan Jae Hyuk, pria itu sebenarnya ingin membantah bahkan menceritakan banyak hal pada Hye Ju namun mengurungkan niatnya. Ia merasa hidup Hye Ju sudah rumit dan tugasnya hanya membuat gadis itu tersenyum.
"Ne, aggasi (iya nona)." Jae Hyuk berkelakar membuat Ibu gadis itu tertawa hanya Hye Ju saja yang tampak kesal.
Meski begitu Jae Hyuk sekali lagi selalu menjadi seseorang yang berada di sampingnya, terkadang Hye Ju ingat bagaimana keduanya dulu saling ejek bahkan Hye Ju menyebut pria yang suka berkelahi itu sebagai berandalan sekarang siapa sangka pria itu adalah orang yang berdiri paling depan untuknya.
"Eomma aku akan pergi dengan Min Ji besok untuk membeli keperluan retreat, eomma tak apa?" tanya Hye Ju sambil merangkul lengan ibunya.
"Tentu saja, ibu juga bosan melihatmu di rumah." kelakar ibu Hye Ju membuat anak gadisnya merangkul dengan kuat.
"Meski begitu, ibu menyesal karena kau tidak bisa menikmati masa mudamu. Kau jarang pergi bermain seperti anak lainnya," Ibu Hye Ju menarik nafas sebelum melanjutkan kata-katanya pandangannya menerawang mengingat hal yang sudah terjadi. "Tall (nak), ibu ingin kau lebih bebas lagi sekarang kau juga berhak atas hidupmu. Eung!"
Wanita paruh baya itu mengusap pipi Hye Ju tanpa menoleh hanya membiarkan anak gadisnya bersandar sambil memeluk lengannya dengan manja.
Hye Ju yang ceria yang tidak pernah menangis bahkan mengeluh adalah topeng yang ia kenakan selama ini agar ibunya merasa tenang dan tidak terbebani, wanita itu ingin anaknya mengeluh bahkan merengek seperti anak gadis lainnya namun satu sisi dari dirinya juga lebih suka Hye Ju dengan topeng setidaknya ia tidak merasa berat menjalani hidup meski pilihan itu terdengar begitu egois.
"Eomma ..." lirih gadis itu.
"Eumm?"
"Kau ... Appa (ayah), apa kau membencinya?" tanya Hye Ju ragu. Jae Hyuk pun terdiam seakan memberikan waktu untuk keduanya berbicara juga ia bisa mencuri dengar.
Ibu Hye Ju menarik nafas mengeluarkannya dengan mulut seperti sesuatu tertahan di sana, wanita itu menegakkan duduknya sebelum bisa mengeluarkan kata untuk menjelaskan apapun.
"Kau tidak bisa berbicara soal benci dengan appa mu, dulu dia adalah pria paling bertanggung jawab ... Bagi Eomma ia tetap seperti itu, ketika ia setuju untuk masuk rumah sakit itu karena appa sangat menyayangimu ...."
"Kau tahu, kemarin saat eomma sudah hampir tidak sadarkan diri. Ia mendekat, eomma bisa melihat kau pingsan dengan bersandar pada dinding. Eomma berpikir mungkin hari itu kali terakhir melihat kau tall (nak) ...," Ibu Hye Ju terisak ia memalingkan wajahnya keluar jendela menutupi mulutnya dengan telapak tangan berharap suara tangisnya bisa di redam.
Sementara Jae Hyuk masih terdiam, ia melajukan mobilnya dengan lambat berharap tidak menggangu keduanya. Sesekali ia melirik dari kaca kemudi memastikan keduanya baik-baik saja.
"Ia mengusap wajahku, eomma bisa merasakan itu adalah appa mu yang dulu. Ia meminta maaf dan menangis juga. Eomma menyuruhnya pergi dan kembali ke Busan."
Kemudian hening, tak ada lagi yang berbicara Hye Ju dan Ibunya memerlukan waktu untuk menangis mereka tidak bisa membenci pria itu begitu saja.
"Tall (nak), kau bersedia menunggu appa kembali?" Ibu Hye Ju menatap anak gadisnya kini, ia menghapus jejak air matanya di pipi dan ka tahu Hye Ju selalu memiliki pemikiran yang sama dengannya itu bukanlah pertanyaan yang perlu di jawab keduanya.
**
Esoknya Hye Ju sudah berada di kelas semua lukanya sudah mengering kecuali pelipisnya yang masih menggunakan perban dan beberapa pertanyaan akan merongrongnya seperti wartawan dan beruntungnya ia memiliki juru bicara terbaik. Kim Min Ji.
"Yaa, Yaa, keumanhae (berhenti) biarkan Hye Ju tenang." Namun suara Min Ji sepertinya di abaikan ia menarik nafasnya sebelum berniat mengeluarkan seluruh energi yang dimiliki untuk berteriak. "YAA! Keumanharagu (ku bilang berhenti)!!"
Berhasil. Semua orang membubarkan diri dan membiarkan Hye Ju duduk dengan tenang. Sebenarnya daripada luka di tubuh Hye Ju mereka lebih tertarik pada gosip hubungannya dengan Jae Hyuk.
"Apa mereka kira kau idol yang baru saja berkencan dan tertangkap paparazi?" kelakar Min Ji dan tentu saja membuat Hye Ju tertawa.
Jam sekolah usai ketika bel terakhir berbunyi dan mereka memberi salam pada guru yang baru saja mengajar matematika yang sama sekali tidak masuk ke otak Min Ji. Ia bahkan mempertanyakan apakah anak kelas 3 mempelajari materi sesulit itu.
"Hye Ju-ya aku akan menghitung sampai tiga dan menunjukan sulap untukmu." ujar Min Ji yang di tanggapi dengan senyum mengejek Hye Ju. "Hana ... Dul ... Set ...." hitung Min Ji kemudian menunjuk pada arah pintu masuk kelas mereka, Hye Ju refleks mengikuti gerakan tangan gadis itu.
"Chagiyaaa ... Kau tidak pulang? Kau menungguku menjemputmu?" suara yang menyebalkan datang dari arah yang di tunjuk Min Ji bersama Han Seol dan tentu saja Chan Young.
"Apa-apaan kau ini? Suaramu menjijikan!" ejek Min Ji.
"Kau fikir kau anak anjing yang bertingkah lucu? Kalian tidak malu datang dengannya?"
"Biarkan saja, Jae Hyuk kalah taruhan dan sebagai hukuman dia harus melakukan aegyo di depan Hye Ju." jelas Han Seol sambil menahan tawa yang membuat perutnya geli.
"Memuakkan bukan?" tambah Chan Young.
"Tentu saja, tapi kalau kau yang melakukannya jelas berbeda." Min Ji tidak menyia-nyiakan waktu untuk menggoda Chan Young.
안녕 친구들 ❤️❤️ SUKA EPISODE INI? TINGGALIN LIKE SAMA VOTENYA YAA BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT ❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Anita Jenius
Hadir kak..
8 like buatmu.
Mari kita saling dukung.
Semangat up terus ya..
2021-03-22
1
🌸EɾNα🌸
ceritanya keren ditunggu up nya Thor 👍
jangan lupa feedback ke ceritaku ya
"Kekasih Simpanan Tuan Muda"
makasih 🥰
2021-02-13
1