"Apa kamu bilang?" Tanya Anin dengan nada agak terkejut.
Dafa ingin sekali tertawa. Melihat Danis sekarang memasang wajah malu-malu mau.
"Makanya jangan suka jail dan buat jantung orang mau copot, jadi kena sendirikan." Dafa tertawa dalam hatinya.
"Aku....." Danis merasa gugup.
"Ntah, kenapa mulut ini terkunci seakan tidak mau bicara." Batin Danis dalam hatinya.
"Aku apa?" Anin semakin penasaran.
"Nanti, aku mau bicara berdua denganmu saja." Jawab Danis, ia berusaha mengatur detak jantungnya agar kembali normal.
"Baiklah!" Anin menganggukan kepalanya.
Dafa rasanya sangat gemas sekali, ingin rasanya menghajar sahabatnya itu.
"Kalau disuruh mabuk-mabukan ayo. Giliran ungkapin perasaan dia gagap seketika." Batin Dafa dalam hatinya.
Mereka kembali melanjutkan perjalanannya, Dafa dan Aqila mereka juga sudah bergandengan tangan.
"Tadi kamu bilang cemburu, apa kamu cemburu dengan tukang bubur tampan itu?" Tanya Aqila, disela-sela langkah kakinya.
Dalam hati Dafa, aduh Qila kenapa kamu kembali membahasnya lagi sih? Aku belum siap untuk jujur padamu.
"Sudah jangan dengarkan Danis, dia kan memang suka ceplas-ceplos." Elak Dafa, agar Aqila tidak kembali bertanya hal itu.
"Baguslah, jadi aku masih kesempatan mendekati tukang bubur tampan itu." Aqila tersenyum begitu manis.
"Kamu tidak boleh mendekatinya." Larang Dafa tiba-tiba dengan suara agak keras, membuat Danis dan Anin memberhentikan mobilnya kakinya lalu sama-sama menoleh kebelakang melihat Dafa dan Aqila.
Aqila ternganga tidak percaya, dalam hatinya dia bilang tidak cemburu tapi dia melarang aku mendekati tukang bubur itu.
"Dafa, kalau Aqila tidak boleh mendekati tukang bubur itu. Sudahlah kamu jujur saja akan perasaanmu yang sesungguhnya pada dia." Kata Danis tiba-tiba, membuat Dafa terdiam.
"Apa aku jujur saja pada Qila, kalau selama ini aku menyukai dia?" Tanya Dafa dalam hati.
"Dafa, jujur saja sebelum semuanya terlambat diterima atau tidak itu urusan belakangan." Kata hati Dafa menjawab.
"Baiklah aku akan mengatakannya." Dafa tiba-tiba berjongkok dihadapan Aqila, membuat Aqila tidak percaya.
"Apa yang mau Dafa lakukan? Apa dia akan melakukan adegan seperti di film-film drama." Pikiran Aqila sudah traveling kemana-mana.
Anin menarik baju kemeja Danis, lalu Danis menolehnya.
"Ada apa?" Tanya Danis dengan nada lembut.
Anin hanya tersenyum, membuat Danis ingin sekali memeluknya.
"Dia begitu menggemaskan." Batin Danis dalam hatinya.
"Dafa, apa yang kamu lakukan?" Aqila menatap Dafa dengan mata meminta penjelasan.
"Aqila, aku mau jujur padamu." Kata Dafa dengan sorot mata serius.
"Jujur?" Aqila semakin bingung.
"Jujur, apa dia akan jujur akan perasaannya selama ini?" Batin Aqila dalam hati.
Semua mata sudah tertujuh pada Aqila dan Dafa, banyak pasangan muda-mudi yang terpaku pada Dafa.
"Lihat, aku yakin laki-laki tampan itu pasti akan menyatakan perasaannya untuk gadis cantik itu."
"Iya pasti, so sweet bangetkan."
"Aku juga mau punya kekasih seperti laki-laki itu, sungguh aku baper."
"Lihat, sang laki-laki sudah memegang tangan gadis itu!"
"Sungguh, dia membuatku iri."
Dafa sudah memegang tangan Aqila, ia menarik nafasnya dengan pelan lalu kembali menghembuskannya dengan pelan.
"Dafa, nyatakan sekarang ini adalah waktu yang tepat." Dafa memberikan semangat pada dirinya sendiri.
"Aqila, aku menyukai sejak lama." Kata Dafa dengan lantang, membuat semuanya kagum.
"Iya aku tahu itu." Aqila tersenyum simpul.
Dalam hati Dafa, dia tahu tapi dia selalu saja buatku cemburu. Daripada di ambil laki-laki lain, maka aku harus mendapatkanmu.
"Lalu, apa kamu juga menyukaiku?" Tanya Dafa, yang terus memegang tangan mulus Aqila.
Aqila tersenyum, ia merasa malu sekaligus senang, ia melihat disekelilingnya ternyata sudah banyak orang yang menyaksikannya.
"Kapan semua orang itu berkumpul?" Batin Aqila yang baru sadar, ternyata banyak mata yang melihat dia dan juga Dafa.
"Aqila, jawab!" Pinta Dafa dengan lirih.
"Jangan sampai kamu menolakku dihadapan banyak orang, atau aku akan sangat malu sekali." Gumam Dafa dalam hatinya.
"Aqila, kamu juga harus jujur dengan perasaanmu sendiri! Ingat jangan sampai menyesal." Kata Danis pada Aqila, Aqila menganggukkan kepalanya pertanda mengerti.
"Dafa, aku juga sebenarnya sudah lama menyukaimu." Aqila tersenyum malu-malu dan Dafa langsung bangun ia memeluk Aqila dengan begitu bahagia.
"Apakah itu artinya, kamu menerima perasaanku?" Tanya Dafa disela-sela pelukannya.
"Iya aku menerimamu." Jawab Aqila dengan nada agak kencang, membuat semua orang yang ada disitu mendengarnya.
Semua yang melihat Dafa dan Aqila, tersenyum bahagia mereka bertepuk tangan.
"Wahh akhirnya mereka jadian."
"Selamat ya, mudah-mudahan bahagia."
"So sweet sekali, aku jadi pingin."
Semua bahagia menyaksikan Dafa yang baru saja, menyatakan perasaannya selama ini pada Aqila.
Akhirnya hari ini Dafa memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya pada Aqila yang selama ini ia pendam.
Setelah menyaksikan indahnya pemandangan hari ini, semua orang bubar dengan perasaan yang ikut bahagia.
Hari ini bukannya Danis yang menyatakan perasaannya, tapi malah Dafa yang menyatakan perasaannya pada Aqila yang selama ini ia pendam.
Wajah Aqila berubah menjadi merah, ia merasakan bahagia sekaligus malu karena Dafa menyatakan perasaannya dihadapan banyak orang.
"Asik jadian." Celutuk Danis sambil senyam-senyum dengan jail.
Dafa melepaskan pelukannya dari Aqila, lalu ia berjalan mendekati Danis.
"Kamu kapan? Jangan tunggu Anin di ambil tukang bubur tampan itu." Ledek Dafa sambil cengar-cengir.
Dalam hati Danis, dari dulu saja disuruh menyatakannya perasaan pada Aqila tidak mau. Senang dia girang banget seperti habis dapat lotre.
"Tunggu waktu yang tepat, dan jika tukang bubur itu berani mendekati Anin. Aku akan menghajarnya." Jawab Danis dengan suara pelan, agar Anin tidak mendengarnya.
"Oh iya, awas saja jika kamu sampai melukai hati adikku! Aku akan mencincangmu menjadi daging cincang." Kata Danis dengan sorot mata penuh ancaman.
"Aku tidak akan menyakitinya, aku akan mencintainya dan menjaganya dengan baik." Jawab Dafa dengan begitu tegas.
Anin mendekati Aqila yang masih berdiri dengan raut wajah yang masih merah, karena merasa malu-malu.
"Selamat ya Qila." Kata Anin sambil memeluk Qila.
"Terimakasih Kak Anin." Jawab Aqila disela-sela pelukannya.
.
.
Mereka kembali melanjutkan langkah kaki mereka, hari ini Dafa mengajak mereka di sebuah restauran mewah untuk merayakan hari jadian dengan Aqila.
"Ayo ikut aku, aku akan mentlaktir kalian semua." Kata Dafa dengan penuh semangat.
Danis memberhentikan langkah kakinya, karena ponselnya berbunyi.
"Sebentar, Tante Ayumi menelponku?" Danis menggeser tombol hijau yang ada di ponselnya lalu ia menaruh ponselnya tepat di telinganya.
"Hallo tan." Sapa Danis.
"Danis, apa Dafa bersamamu? Dia tidak pulang dari semalam, dan papanya sangat bawel menanyakannya terus." Tanya Ayumi dengan begitu bawel.
"Tidak mamaku, tidak Mamanya Dafa dan Mamanya Alya, mereka semua begitu bawel." Batin Danis dalam hatinya.
"Danis, kenapa kamu tidak menjawab?" Tanya Ayumi lagi.
"Iya tan, Dafa bersamaku dia menginap dirumahku." Jawab Danis.
"Baiklah nak, kalau begitu tante lega dengarnya." Kata Ayumi.
"Iya tante." Jawab Danis.
Ayumi mematikan saluran teleponnya, lalu ia menghampiri suaminya yang sudah berdiri dengan tegak dari tadi.
"Sudahlah, Dafa itu bersama Danis. Berhentilah menghawatirkannya." Ayumi menatap lembut mata suaminya.
.
.
Kembali pada Dafa dan Danis.
Dafa melajukan mobilnya menuju kesebuah restauran mewah untuk merayakan hari jadiannya dengan Aqila.
Sesampainya disebuah restauran mewah, Anin sungguh dibuat terkejut lagi oleh mereka.
"Danis, beruntung punya teman-teman anak orang kaya dan mereka sangat baik padanya. Tapi aku masih tetap kekeh dengan pesan mama, aku tidak boleh tertarik pada orang kaya." Batin Anin dalam hatinya.
"Kakak Anin, kamu kenapa?" Tanya Aqila.
BERSAMBUNG 🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Intan Puspasari Sari
sbaaar
2021-08-01
0
Qiza Khumaeroh
semakin pnasaran dg org tuay anin pst ada hbungany dg masa laluy para org tua,,,
2021-08-01
0
Nenk Khanaya
knpa y ko anin g ska m orng kya ap ad msallu
2021-05-24
0