Danis menoleh ke sumber suara, Anin dan Rifki juga ikut menoleh.
"Gawattt....." Ceteluk Danis, dan langsung berjalan menghampiri gadis itu.
"Siapa gadis itu? Dia cantik sekali." Tatapan Anin tidak teralihkan melihat gadis cantik dan seorang laki-laki berdiri di ambang pintu.
"Apa dia kekasihnya laki-laki mesum itu? Atau siapa ya? Tapi gadis itu panggilnya kakak pada laki-laki mesum itu." Batin Anin dalam hatinya.
Rifki tersenyum bahagia, ia yakin gadis yang nyamperin Danis itu adalah kekasihnya.
"Sudahlah Anin, pelayan baru itu sudah punya kekasih. Jadi untuk apa kamu mengharapkan dia lagi?" Celetuk Rifki, yang membuat Anin tersenyum malas.
"Aku juga tidak perduli gadis itu siapa?" Batin Anin dalam hatinya.
"Permisi Tuan..." Anin berlalu dari hadapan Rifki.
.
.
Danis langsung menyeret gadis itu dengan kasar.
"Ikut kakak sekarang! Dafa kenapa kamu membawa sih bawel kemari sih?" Danis membawa keduanya keluar dari cafe tempat ia bekerja.
Kini mereka bertiga sedang berbicara disebuah taman, yang ada di dekat cafe.
Dafa tahu, Danis berkerja ditempat itu, Dafa juga tahu Danis sedang dihukum oleh papanya dan di asingkan dikota terpencil. Ia tahu semuanya karena Danis yang memberi tahu pada dirinya.
"Kamu seperti tidak tahu Aqila saja, dia kan apa-apa harus. Dia membuatku pusing karena terus menanyakanmu, akhirnya aku bawa saja dia kesini." Jawab Dafa dengan nada datar.
Aqila, ia baru sampai dari luar negeri tadi jam 3 pagi. Dan pagi-pagi Dafa sudah diusik dengan teleponnya yang hampir puluhan kali karena Aqila terus menelponinya.
Dan bodohnya Dafa, waktu Qila bertanya tentang Danis ia memberitahunya kalau Danis tidak dirumah dia sedang dihukum oleh Om Denis, Aqila terus menanyakan Danis, Makanya Aqila pagi-pagi jam 6 sudah datang ke rumahannya dan menganggu tidurnya, untuk diantarkan menemui kakak tersayangnya.
Karena tidak mau Aqila terus membawelinya, akhirnya Dafa mengajak Aqila pergi ke tempat kerja Danis.
"Lagian kenapa sih kak, kalau Qila kesini? Qila kan merindukan kakak." Aqila memeluk Danis, Danis juga membalas pelukan sang adik, ia mengusap-usap rambut panjang adiknya.
Dalam hati Danis, mulutmu yang bawel ini aku takut kamu menghancurkan semuanya.
"Kamu kan bisa menelpon kakak, kita bisa ketemu ditempat lain." Jawab Danis disela-sela pelukannya.
Dafa tersenyum melihat kakak adik itu saling berpelukan melepaskan rasa rindu mereka yang selama ini mereka pendam.
"Qila, aku juga mau dipeluk!" Dafa menatap Aqila dengan tatapan manja, dan langsung dilirik oleh Danis dengan tatapan garang.
"Kalian belum halal bodoh, jadi jangan ajak adikku yang masih polos ini macam-macam. Atau aku akan menghajarmu nanti." Danis melepaskan Aqila dari pelukannya, lalu ia menatap Dafa dengan sorot mata tajam.
Dafa tersenyum kesal pada Danis.
"Dasar, calon kakak galak." Batin Danis dalam hatinya.
Ternyata dari tadi Anin, memperhatikan mereka bertiga yang sedang berada di taman. Mata Anin terus tertuju pada gadis yang dari tadi memeluk Danis.
"Pelukan mereka begitu hangat, aku yakin pasti mereka sudah lama menyimpan rasa rindu mereka." Batin Anin dalam hatinya.
"Anin....." Rifki menyentuh punggung Anin, membuat Anin menoleh.
"Eh Tuan Rifki, ada apa?" Tanya Anin gugup.
"Sudahlah, masih ada aku yang selalu menyukaimu, lagian buat apa juga kamu terus memperhatikan laki-laki yang jelas sudah punya kekasih." Rifki menatap Anin dengan tatapan lembut, tapi Anin langsung menundukkan kepalanya.
"Maaf tuan, saya permisi!" Anin berlalu pergi dari hadapan Rifki.
Anin berjalan menuju ke dapur, ia merasa kesal pada bos-nya itu karena selalu menganggu dirinya. Anin akui bos-nya itu adalah laki-laki yang tampan tapi ntahlah Anin sama sekali tidak tertarik dengan laki-laki kaya.
Rifki merasa kesal, karena lagi-lagi Anin mengindari dirinya.
"Apasih yang salah padaku? Kenapa dia sangat sombong sekali, padahal dia hanya pelayan cafe. Beruntung aku menyukai dia tapi dia jual mahal padaku." Gerutu Rifki dalam hatinya.
Rifki berjalan menuju ke ruangannya, kali ini perasaannya tidak senang apalagi usahanya dari pagi untuk mendekati Anin, selalu dibuat gagal oleh Danis.
.
.
Jam menunjukkan pukul setengah 8 pagi, Danis menyuruh Dafa dan Aqila menunggu dirumahnya.
"Dafa, bawa Qila kerumahku! Oh iya ini kunci rumahku. Aku mau kerja dulu." Danis memberikan kunci rumahnya pada Dafa, Dafa menerima kunci rumah Danis lalu memasukkan kedalam saku kemejanya.
"Qila, kamu tunggu kakak dirumah ya! Kakak kerja dulu. Nanti mau kakak bawakan makan apa?" Danis mengusap-usap rambut panjang Aqila.
"Aku mau donat kak sama capuccino." Jawab Aqila dengan nada lembut.
Danis menganggukkan kepalanya, lalu melihat kearah Dafa.
"Jaga adikku baik-baik, ingat jangan apa-apakan dia!" Danis menatap Dafa penuh dengan ancaman.
Dafa hanya tersenyum, Dafa adalah laki-laki baik dan ia tidak mungkin menyakiti Aqila pastinya ia akan menjaga Aqila dengan baik.
"Ayo Qila bawel, kita kerumah kakakmu!" Dafa mengandeng tangan Aqila.
Dafa dan Aqila pergi meninggalkan Danis, Danis terus menatap Aqila dan Dafa.
"Jika kalian jodoh, aku akan bahagia." Batin Danis dalam hatinya.
Aqila dan Dafa, mereka lahir dirumah sakit yang sama dan jam yang sama, dan kalau mereka jodoh pasti itu pasti akan menjadi takdir yang indah.
.
.
Setelah Dafa dan Aqila pergi, Danis kembali untuk berkerja. Danis berjalan menuju ke dapur ia melihat Anin sedang sibuk mengelap meja.
"Sini biar aku bantu." Tawar Danis.
"Tidak usah, aku bisa sendiri," Anin beralih ke meja yang lain dan meninggalkan Danis begitu saja.
Danis terdiam, ia berpikir Anin ini kenapa? Padahal tadi pagi-pagi ia baik-baik saja.
"Dasar gadis mesum, kamu kenapa sih?" Danis kembali melanjutkan pekerjaannya sambil terus melihat Anin yang sedang mengelap meja yang tidak terlalu jauh dari dirinya.
"Dia cantik sekali, tapi sayangnya otaknya mesum." Danis tertawa dalam hatinya.
Danis terus melihat Anin, ia diam-diam memperhatikan wajah cantik Anin.
"Dia cantik sekali." Puji Danis dalam hatinya.
BERSAMBUNG 🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Intan Puspasari Sari
msh nyimaak
2021-08-01
0
Qiza Khumaeroh
cciieee anin cemburuuuu,,,
2021-07-31
0
Andika Alvi alvi
Anin cemburu
2021-05-23
0