Dalam hati Denis, sungguh istriku begitu mengemaskan dari dulu dirinya tidak pernah berubah.
"Bagaimana kalau kita buat anak satu lagi?" Denis tersenyum mesum pada istrinya.
"Buat satu lagi?" Risa menjitak jidat suaminya dengan tangannya.
Denis memegangi jidatnya yang baru saja di jitak oleh sang istri, kini ia memasang wajah agak kesal tapi Risa malah tersenyum.
"Makanya sudah tua, jangan nakal suamiku." Omel Risa, tapi Denis malah cengengesan.
"Aku nakal sama istriku sendiri ini." Denis mencium pipi Risa dengan lembut, Risa menggelengkan kepalanya ia merasa suaminya itu kembali manja seperti dulu lagi.
"Jadi berasa masih muda." Batin Risa dalam hatinya.
Di usia mereka yang sudah tidak muda lagi, tapi cinta diantara mereka tidak pernah pudar keduanya sama-sama terus saling mencintai satu sama lain.
"Anak kita sudah besar, dia pasti tidak akan mau jika punya seorang adik. Tunggulah katanya nanti Danis kalau pulang mau bawa menantu buat kita dan pasti kita segera punya cucu." Risa terus tersenyum karena sibuk dengan hayalannya. Ia memikirkan jika ia punya cucu dan ia akan dipanggil nenek oleh cucunya.
Denis membaringkan tubuhnya diatas kasur, ia males melihat istrinya yang sedang sibuk dengan hayalannya.
"Tidurlah! Sudah jangan pikirkan itu lagi, tunggu sampai anak kita sadar dan bisa menghargai hidupnya baru kita nikahkan dia." Denis menarik Risa ke dalam pelukannya.
Risa meronta-ronta, tapi Denis mempererat pelukannya.
"Diamlah, salah siapa dulu kita punya anak hanya satu? Sekarang rumah kita terasa sepi." Kata Denis disela-sela pelukannya.
"Setelah melahirkan Danis, bukankah kita berusaha membuat adonan lagi tapi adonan itu gagal karena aku keguguran gara-gara terpeleset dikamar mandi." Jawab Risa yang kembali mengingat masa pahit itu.
Flashback.
Beberapa tahun yang lalu.
Risa sedih mengingat hal itu, iya dulu setelah Danis berumur 5 tahun. Sebenarnya Risa hamil lagi tapi karena Risa tidak berhati-hati waktu itu ia terpeleset dikamar mandi ia mengalami keguguran, waktu itu ia juga mengalami sedih berkepanjangan. Denis sebagai suami sudah berusaha membuat adonannya lagi tapi ntah mungkin rejeki mereka hanya dikasih satu anak jadi Risa sangat menyayanginya.
Malam itu Denis sedang tidur, Risa terbangun karena mau ke kamar mandi. Tiba-tiba di dalam kamar mandi Risa berteriak membuat Denis kaget dan terbangun dari tidurnya.
"Ahhhcchhhkkk....." teriak Risa dengan suara keras.
"Istriku!!" Seru Denis yang langsung beranjak dari tempat tidurnya, ia segera berlari menuju ke kamar mandi karena mendengar teriakan istrinya dari dalam kamar mandi.
Denis masuk ke dalam kamar mandi, dan melihat Risa sudah terjatuh ia mengeluarkan banyak darah, membuat Denis sangat ketakutan.
"Sayang kamu kenapa?" Tanya Denis dengan begitu kawatir.
"Perutku sakit... ahckkk." Risa terus merintih kesakitan sambil memegangi perutnya.
Denis langsung membopong tubuh mungil istrinya dan langsung membawanya ke rumah sakit.
.
.
Sesampainya dirumah sakit dokter langsung memeriksanya, dan ternyata malam itu Risa
mengalami keguguran.
Risa menangis sejadi-jadinya dipelukan suaminya, Denis juga ikut menangis karena kehilangan buah hati keduanya.
"Anak aku....anak aku...." Risa terus menangis hingga sesegukkan.
"Sayang jangan menangis," Denis terus berusaha menenangkan sang istri dipelukannya.
Setelah keguguran malam itu, Risa dan Denis masih terus berusaha membuatkan adik untuk Danis. Tapi sampai sekarang Risa tidak kunjung hamil lagi.
Karena hal itu juga Risa jadi sangat memanjakan Danis, ia selalu menjaga Danis dengan baik karena ia tidak mau sampai kehilangan anaknya untuk kedua kalinya.
Off flashback.
Denis mengusap-usap pipi Risa dengan penuh kasih sayang, ia tahu istrinya pasti sangat sedih karena mengingat hal pahit beberapa tahun yang lalu.
"Sudah jangan diingat lagi, semua itu adalah masa lalu. Sekarang kita sudah punya Danis dan kita harus menjaganya dengan baik." Kata Denis disela-sela pelukannya.
Risa membenamkan wajahnya di dada bidang suaminya, Denis juga merasakan tetesan air mata yang membasahi dadanya tapi ia membiarkannya. Ia tahu malam ini istrinya pasti sangat sedih mengingat kejadian beberapa tahun lalu.
.
.
Malam semakin larut, tapi Danis belum bisa tidur karena merasa sangat lapar.
"Aish lapar sekali, sekarang sudah jam berapa?" Danis berbicara pada dirinya sendiri.
Danis melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 12 malam.
"Sudah sangat malam, jika aku keluar membeli makanan aku sangat males, jika aku menelpon Dafa untuk mengantarkan makanan pasti dia juga sudah nyenyak bersama bantal guling kesayangannya." Danis beranjak dari tempat tidurnya, lalu ia pergi menuju ke dapur.
Sesampainya di dapur, ia membuka lemari dapur dan mencari apa yang sekiranya bisa ia makan. Ia menemukan mie instan yang berjejer rapi di dalam lemari, mungkin itu mie instan milik orang yang sebelumnya menepati rumah yang ditempati Danis.
"Ada mie instan! Tunggu tapi bagaimana cara memasak mie instan ini?" Danis membolak-balikan mie instan yang ada ditangannya.
Danis yang semasa hidupnya tidak pernah menyentuh dapur dan malam ini ia harus membuat mie instan, tapi ia tidak tahu caranya bagaimana membuat mie instan tersebut?
"Mama aku merindukanmu." Danis mengingat mamanya, mengingat mamanya itu pandai memasak apalagi kalau urusan mie instan.
Danis duduk memikirkan cara bagaimana cara membuat mie instan itu. Dan ia teringat akan gadis mesum yang cantik itu.
"Aku yakin pasti gadis mesum itu, bisa membuatkan aku mie instan ini." Danis cengar-cengir sendiri.
"Aish mungkin ini salah cara untuk aku bisa mendekati gadis mesum itu." Gumam Danis.
Danis beranjak dari tempat duduknya, lalu ia segera pergi menuju kerumah Anin yang terletak tepat disamping rumahnya.
"Tok..tok.... gadis mesum ini aku!!" Danis mengetuk pintu rumah Anin.
Anin merasa terusik dengan suara ketukan pintu dan membuka matanya.
"Siapa, malam-malam menganggu saja." Anin terus ngedumel sambil mencepol rambutnya keatas.
"Anin.... gadis mesum." Danis terus memanggil Anin.
"Iya sebentar!" Anin berjalan menuju pintu.
"Jam berapa sekarang? Untuk apa dia datang ke rumahku?" Gumam Anin.
"Ceklek...." suara gagang pintu.
Anin membuka pintu rumahnya, dan melihat Danis sorot mata kesal karena sudah menganggu tidurnya malam ini.
"Ada apasih? Sekarang jam berapa? Apa pantas kamu bertamu malam-malam seperti ini?" Anin terus mengoceh, membuat Danis merasa sangat pusing.
"Biarkan saja dia mengoceh seperti burung beo. Yang penting aku mau dia buatkan mie instan ini untukku." Batin Danis dalam hatinya.
Danis langsung memasang wajah memelasnya, membuat Anin menatapnya dengan tatapan bingung.
"Kamu kenapa? Apa ada masalah?" Tanya Anin kali ini dengan nada lembut.
"Aku lapar, tapi aku tidak bisa membuat mie instan ini." Danis memasang wajah semakin memelas.
"Apa kamu tidak bisa membuat mie instan?"
BERSAMBUNG 🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
Maaf ya baru up 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Puput Adejea
hhhhhh lupa apa thoorrr🤭🤭🤭🤭
2021-08-28
0
Qiza Khumaeroh
yaelah bsa ae lu su bambang modusy,,,
2021-07-31
0
Irma Mahardiningrum
Danis lucunya...bisa bikin nasgor tp g bs bikin mie instan
2021-05-14
0