"Ini semua Om Denis yang menyuruh?" tanya Dafa dengan nada kaget.
"Iya ini papa yang menyuruh!" Jawab Danis.
Ntah apa yang akan terjadi malam ini?
Dafa kembali duduk sambil menikmati jus jeruk pesannya. Dafa laki-laki yang begitu lembut dan sangat pantang mabuk-mabukan harus menemani sahabatnya ke club malam sebenarnya Dafa merasa sangat malas.Tapi demi sahabatnya itu akhirnya Dafa mau diajak ke tempat maksiat tersebut.
Tiba-tiba ada wanita seksi yang menghampiri Dafa, kalau Dafa bilang wanita itu berpakaian dengan pakaian kurang bahan.
"Sendirian saja, aku temenin ya." Kata Wanita itu sambil meniupkan asap rokok ke wajah Dafa, membuat Dafa merasa kesal.
"Maaf Nona, anda bisa jaga sikap anda!" Dafa menatap wajah wanita tersebut dengan tetap agak garang.
Dalam hati wanita itu, sombong sekali dia dasar laki-laki sok.
Melihat ada wanita yang menghampiri Dafa, dengan cepat Danis menghampiri Dafa.
"Maaf Nona, laki-laki ini tidak suka dengan wanita." Kata Danis tiba-tiba, membuat Dafa tambah kesal dibuatnya.
"Apa-apaan bocah tengil ini, seenaknya saja bilang aku tidak suka wanita." Batin Dafa dalam hatinya.
Wanita itu langsung berlalu dari hadapan Dafa dan Danis.
"Danis, ini sudah jam berapa? Ayo pulang aku juga sudah mengantuk." Ajak Dafa dengan tegas.
"Baik-baiklah ayo kita pulang, tapi aku bayar semuanya dulu." Danis berjalan menuju ke kasir, sedangkan Dafa menunggu Danis sambil menikmati jus jeruknya.
"Nona bayar pake ini untuk semua pesanan malam ini." Danis menyerahkan kartu ATM nya pada Nona kasir.
Nona kasir itu menerima kartu ATM dari tangan Danis, dan mencobanya tapi berulang kali menggeseknya kartu itu tidak bisa digunakan.
"Maaf tuan, kartu ini tidak bisa." Nona kasir memberikan kembali kartu ATM Danis pada Danis.
"Tidak bisa? Bukankah itu unlimited, aish pasti ini kerjaan papa." Batin Danis dalam hatinya.
Danis memberikan kartu lain, tapi semuanya juga tidak bisa. Danis mengecek uang cash nya tapi Danis sadar uang cash yang dirinya bawa, pasti tidak akan cukup untuk membayar semua pesanannya dan pesanan teman-temannya.
"Sebentar Nona!" Danis berlalu dari kasir dan menuju ke tempat Dafa sedang duduk.
"Dafa, mana kartu ATM mu?" tanya Danis.
"Ada di dompet." Jawab Dafa.
"Untuk apa bocah tengil ini, menanyakan kartu ATM ku?" Batin Dafa dalam hatinya.
"Mana? Keluarkanlah!" Pinta Danis.
Dafa mengeluarkan dompetnya dari saku celananya, lalu membuka dompetnya dan mengambil kartu ATM miliknya.
"Aku yakin pasti Om Denis sudah memblokir semua kartu ATM miliknya." Dafa tertawa bahagia dalam hatinya.
"Ini..." Dafa menujukan kartu ATM miliknya pada Danis, dan Danis langsung mengambil kartu ATM Dafa dari tangan Dafa.
"Aku pinjam!" Danis mengambil kartu ATM Dafa dari tangan Dafa.
"Dasar pasti kartu ATM dia limit atau mungkin Om Denis sudah membekukannya." Dafa tertawa dalam hati.
Setelah membayar semua pesanannya dengan ATM milik Dafa, Danis tersenyum penuh salah pada Dafa. Dafa tahu pasti Danis sudah menghabiskan banyak uang di ATM miliknya.
"Ini aku kembalikan ATM kamu, nanti aku ganti uang kamu." Danis tersenyum sambil memberikan ATM milik Dafa pada Dafa.
Dafa menerima ATM nya dari tangan Danis.
"Sudahlah tidak usah dipikirkan, ayo kita pulang atau Om Denis akan memberikan hukuman lebih pada dirimu." Ajak Dafa dan langsung mengajak Danis keluar dari club malam tersebut.
Dafa tahu kalau ini adalah salah satu cara Denis, untuk berusaha menyadarkan anak semata wayangnya.
Dafa dan Danis mereka naik ke dalam mobil, seperti malam-malam biasanya Dafa yang menyetir mobilnya sedangkan Danis, duduk sambil melipat kedua tangannya dan memejamkan matanya.
"S*al papa memblokir semua kartu ATM aku. papa tega sekali." Danis ngedumel sambil terus memejamkan matanya.
"Sudahlah Danis, aku yakin Om Denis melakukan semua ini demi kebaikan kamu." Timpal Dafa sambil fokus menyetir.
.
.
Sesampainya dirumah, Dafa hanya menurunkan Danis di depan gerbang rumah saja dan Dafa langsung pulang karena sudah terlalu malam.
Danis melangkahkan kakinya dengan gontai, sungguh malam ini perasaan Danis mulai kacau. Apalagi memikirkan nasibnya nanti tanpa ATM unlimited yang biasa ia gunakan untuk bersenang-senang sekarang Denis sudah memblokirnya.
Danis mengetuk pintu tapi tidak ada yang keluar.
"Apa mama dan papa sudah pada tidur? Pastilah inikan sudah jam 12 malam lewat." Batin Danis sambil melihat jam tangannya.
"Ceklek...." suara gagang pintu.
"Pintunya tidak dikunci." Gumam Danis.
Danis melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
"Ehem... ehem..." tiba-tiba ada suara deheman membuat Danis terkejut.
"Bagaimana tadi? Apa bahagia bersenang-senangnya?" cetus Denis tiba-tiba.
"Papa mengagetkan saja," Danis menoleh ke sumber suara.
"Tentu saja pa, aku gunakan ATM Dafa untuk membayar semuanya tadi." Jawab Danis dengan nada agak kesal.
Risa yang ada disampingnya suaminya, hanya bisa menghela nafasnya dengan kasar.
"Dasar suamiku, ternyata ini rencana kamu. Kamu bekukan semua ATM anak kita." Batin Risa dalam hatinya.
"Mulai besok papa akan mengambil semua fasilitas yang papa berikan padamu. Mulai besok kamu juga tidak usah masuk ke kantor, papa sudah menyiapkan semuanya dan kamu juga harus hidup diluar sana tanpa mama dan papa, lakukan itu jika kamu ingin semua fasilitas yang kamu miliki kembali padamu." Denis berjalan menuju ke tempat anaknya berdiri.
"Tapi pa....." kata-kata Danis terpotong.
"Tidak ada kata tapi, itu hukuman buat kamu agar kamu bisa belajar menghargai hidupmu." Sambung Danis, yang tidak menerima penolakan dari sang anak.
Danis memasang wajah memelas pada mamanya. Membuat Risa tidak tega dan ingin sekali memeluknya tapi lagi-lagi suaminya menghalangi niatnya.
"Tetaplah diam, jangan terus-terusan belain anak kamu! Aku melakukan semua ini demi kebaikan anak kita," cetus Denis agar istrinya tidak melangkahkan kakinya menuju anaknya.
Risa tetap diam dan malam ini Risa sungguh tidak bisa membela anak kesayangannya itu.
"Papa Danis janji akan memperbaiki semuanya, tapi jangan ambil semua fasilitas yang papa berikan pada Danis." Danis menatap sang papa dengan tatapan sedih.
Sebenarnya Denis sama seperti istrinya, tidak tega melihat anaknya sedih dan Denis juga membayangkan jika Danis hidup tanpa fasilitas dari dirinya, ntah apa yang akan terjadi pada anaknya diluaran sana nanti. Tapi Denis harus melakukan ini demi kebaikan anak semata wayangnya.
Denis juga sudah menyiapkan hukuman buat Denis, dan besok pagi Danis akan tahu hukuman apa yang diberikan oleh papanya.
"Jika papa tidak mengambilnya, maka kamu tidak akan pernah sadar dan kamu akan terus menjadi anak bandel." Tegas Denis dengan nada lembut.
Danis menundukkan kepalanya, malam ini dia benar-benar sudah pasrah. Mau melawan papanya juga percuma karena ini sudah keputusan dari papanya yang akan sulit dirinya bantah.
"Masuklah ke kamar, besok pagi kamu akan tahu apa hukuman untuk kamu." Kata Denis.
Dengan langkah males, Danis melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar.
"Hukuman apa yang akan papa berikan padaku?" Tanya Danis pada dirinya sendiri.
BERSAMBUNG 🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Intan Puspasari Sari
nyimaaaak
2021-08-01
0
Qiza Khumaeroh
papa denis kereennn,,
2021-07-31
0
Yani
denis meski royal pada pacarnya tp gk pernah mabuk2an
2021-07-24
0