Danis terus melihat Anin, ia diam-diam memperhatikan wajah cantik Anin.
"Dia cantik sekali." Puji Danis dalam hatinya.
Anin tahu, Danis terus memperhatikan dirinya akhirnya Anin pergi dari meja itu. Sekarang ia sedang bersama Rizal ia sedang membantu Rizal mencuci piring bekas pelanggan.
"Aku bantuin ya," Anin mengambil busa dan mulai membantu Rizal mencuci piring.
"Memangnya kamu sudah selesai bersihin meja dapur?" Tanya Tizal tanpa menoleh ke Anin, karena ia sedang fokus mencuci piring.
"Sudah, lagian sudah ada laki-laki mesum yang membersihkan meja." Jawab Anin, ia sedang membilas piring-piring yang ia cuci.
Rizal memberhentikan aktivitasnya, lalu menoleh ke Anin. Kali ini tatapan Rizal begitu serius pada Anin.
"Laki-laki mesum? Maksudnya apa?" Rizal menatap Anin dengan tatapan penuh tanya.
"Ehh maksud aku, itu ada sih pegawai baru." Jawab Anin dengan gugup, Rizal menganggukan kepalanya pertanda mengerti.
Dalam hati Rizal, sepertinya Anin terlihat gugup, apa sudah terjadi sesuatu pada Anin dan pegawai baru itu?
"Izal, aku pergi dulu ya!" Anin berlalu pergi dari hadapan Rizal, karena merasa gugup.
Rizal adalah salah satu teman dekat Anin di pekerjaannya, mereka sering ngobrol bareng tapi mungkin karena Anin merasa gugup. Akhirnya Anin pergi meninggalkan Rizal begitu saja.
"Apa Anin menyukai pegawai baru itu?" Batin Rizal dalam hatinya.
Rizal kembali melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Anin malah pergi ke taman dan duduk dikursi taman sendirian.
.
.
Rifki yang sedang berjalan hendak menuju ke mobilnya, ia memberhentikan langkahnya ia dan malah berjalan menghampiri Anin yang sedang duduk sendirian.
"Anin-Anin, kenapa kamu itu bodoh sekali jelas-jelas pegawai baru itu sudah punya kekasih. Tapi dia masih saja memikirkannya." Gumam Rifki.
"Kamu kenapa?" Tanya Rifki tiba-tiba, yang ternyata sudah duduk disamping Anin, Anin merasa gugup dan terkejut.
"Kapan Tuan Rifki datang?" Batin Anin dalam hatinya.
"Aku tidak apa-apa tuan, kerjaanku sudah selesai jadi aku mencari angin sebentar." Anin beranjak dari tempat duduknya, ia hendak pergi tapi belum sempat melangkahkan kakinya pergi Rifki sudah menarik tangan Anin.
"Kenapa kamu selalu menghindar dariku?" Tanya Rifki dengan sorot mata penuh arti.
.
.
Anin tidak sadar, ternyata ada dua sorot mata yang terus terpaku pada dirinya dan Rifki.
"Dasar gadis mesum, katanya tidak tertarik dengan laki-laki kaya. Tapi sekarang malah pegangan tangan." Gumam Danis.
Danis kembali melanjutkan pekerjaannya, Karena memang masih banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan.
"Anin, jawab pertanyaanku?" Tanya Rifki kali ini dengan nada serius.
Anin melepaskan tangannya dari tangan Rifki, ia berusaha menatap Rifki meskipun ia sebenarnya tidak mau melakukannya.
"Tuan Rifki, karena kita berbeda jadi kita pantas untuk saling dekat." Jawab Anin dengan tegas.
"Apanya yang berbeda? Kita sama-sama manusia." Jawab Rifki seadanya.
"Ada yang saya tidak bisa jelaskan pada tuan, saya permisi dulu." Anin berlalu pergi dari hadapan Rifki, setelah kepergian Anin. Rifki berdecak kesal.
"Anin, apa kurangnya aku dimatamu?" Gumam Rifki, dengan raut wajah yang begitu frustasi.
.
.
Jam menunjukkan pukul 12 siang, semua pegawai makan siang dan siang ini Anin makan sendiri, waktu Danis ingin duduk dikursi yang sama tapi Anin langsung berpindah dari kursi itu.
"Gadis mesum itu kenapa? Perasaan dari tadi pagi aneh sekali." Danis melanjutkan makannya.
.
.
Dirumah Danis...
Aqila dan Dafa melihat-lihat sekeliling rumah yang Danis tempat, betapa terkejutnya Qila melihat kakaknya tinggi dirumah sekecil itu menurut Aqila.
"Apa Kak Danis, bisa tidur ditempat sekecil ini? Om Denis tega sekali." Aqila memasang raut wajah sedih, tapi Dafa malah tersenyum.
"Qila, ini adalah hukuman dari Om Denis agar kakakmu tidak terus-terusan hura-hura tidak jelas." Dafa melihat wajah cantik Aqila.
"Dasar Kak Danis dari dulu tidak pernah, akhirnya Om Denis memberikan hukuman padamu seperti ini dan kamu juga harus menjadi pelayan cafe." Aqila kembali memasang wajah sedih, kali ini matanya sudah berkaca-kaca memikirkan nasib malang kakaknya itu.
Dafa tersenyum, lalu memegang kedua pipi Aqila.
"Percayalah, Kak Danis pasti bisa lalu semua ini." Dafa membawa Aqila ke dalam pelukannya.
Untungnya tidak ada Danis, kalau ada Danis pasti Dafa sudah diomel-omelin gara-gara memeluk adiknya yang masih polos itu.
"Aqila, mulai sekarang kamu panggil aku Dafa ya jangan ada embel-embel kakak! Karena aku tidak mau menjadi kakakmu." Kata Dafa disela-sela pelukannya.
"Tidak mau menjadi kakak? Lalu mau jadi apa?" Batin Aqila dalam hatinya.
"Haha Dafa, seperti itu?" Aqila tertawa sambil memanggil Dafa tanpa embel-embel kakak seperti biasanya.
Dafa melepaskan Aqila dari pelukannya. Kini mereka sudah duduk di sofa yang ada dirumah Danis.
Kini mereka mengobrol sambil menunggu Danis pulang kerja.
.
.
Jam menunjukkan pukul 8 malam, hari ini Anin dan Danis pulang kerja lebih cepat biasanya mereka pulang jam 9 malam.
Mereka berjalan satu arah, tapi Anin enggan berjalan berdampingan dengan Danis akhirnya Anin berjalan lebih dulu di depan Danis.
"Sebenarnya kenapa gadis mesum itu? Apa jangan-jangan dia sudah jadian dengan bos Rifki." Danis berdecak kesal, Danis berpikir itu yang telah terjadi hari ini apalagi tadi di tempat kerja Danis melihat Anin dan Rifki saling berpegangan tangan.
"Gadis mesum, aku mau membeli donat sama cappucino mau tidak?" Tanya Danis agak sedikit berteriak.
"Aku tidak mau!" Jawab Anin singkat.
Danis berhenti sebentar ditoko donat, ia membeli donat untuk Aqila, ia juga membeli cappucino.
Setelah membeli semuanya, ia kembali berjalan mengejar Anin. Danis kembali berjalan dibelakang Anin.
Anin terus melangkahkan kakinya, dengan perasaan tidak senang, tubuh Anin juga lemas dan tiba-tiba pandangannya kosong, tanpa tersadar Anin tiba-tiba terjatuh begitu saja.
"Anin......" Teriak Danis, Danis berlari ke Anin dan ia berhasil menangkap tubuh mungil Anin dalam pelukannya.
Brukkkkk......... Anin terjatuh tepat dipelukan Danis.
"Anin...Anin...." Danis menepuk-nepuk pipi mulus Anin berulang kali.
"Anin kamu kenapa?" Danis terus menepuk-nepuk pipi mulus Anin.
BERSAMBUNG 🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Puput Adejea
wewww roman romanya datang🤭🤭🤭
2021-08-28
0
Intan Puspasari Sari
Anin atiiiiiiit KY nya
2021-08-01
0
Qiza Khumaeroh
waaahhhh anin kcapean kli dan,,
2021-07-31
0