"Dafa, plisss." Danis memasang wajah paling imutnya, membuat Dafa lagi tidak bisa menolak apa mau sahabatnya ini.
"Baiklah, memangnya kita mau kemana?" tanya Dafa tentu saja dengan wajah pasrah.
"Kita mau...." Danis senyum-senyum.
Dafa hanya menggelengkan kepalanya, Dafa tahu pasti sahabatnya ini akan mengajaknya ke club malam lagi, seperti malam-malam biasanya.
"Danis, apa tidak ada tempat lain selain ke club malam?" Tanya Dafa dengan nada datar.
"Tidak ada, kalau disana kan kita bisa bersenang-senang." Jawab Danis yang lagi-lagi memasang wajah imutnya.
"Baiklah terserah kamu saja! Aku mau melanjutkan pekerjaanku dulu," Dafa beranjak dari tempat duduknya dan berlalu pergi menuju ke ruangannya.
Setelah Dafa pergi dari ruangannya. Danis juga segera melanjutkan pekerjaannya.
.
.
Dirumah.
Denis dan Risa sedang duduk sambil mengobrol, hari ini mereka membicarakan masalah anaknya yang semakin bandel dan sering pulang malam.
"Istriku, jika kita terus membiarkan Danis maka Danis akan terus bersikap semau dia. Dia juga akan terus menghambur-hamburkan uang tidak jelas, dia akan terus mabuk-mabukan, dan ntah apalagi yang akan dia lakukan selanjutnya." Denis melihat sang istri dengan tatapan penuh kesal.
"Aku tahu suamiku, aku sudah sering menasehati dia tapi dia tetap tidak mau berubah." Jawab Risa dengan nada lembut.
Denis menarik Risa ke dalam pelukannya, lalu mengusap rambut panjang Risa dengan penuh kasih sayang.
"Jika akan menghukum Danis apa kamu akan marah padaku?" Tanya Denis disela-sela pelukannya.
Risa melepaskan dirinya dari pelukan sang suami. ia menatap suaminya dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Hukuman apa yang akan Denis berikan buat Danis?" Batin Risa dalam hatinya.
"Tunggu, hukuman apa? Aku sangat menyayanginya, aku tidak mau anakku sampai kenapa-kenapa suamiku." Risa terus menggelengkan kepalanya.
Denis memegang kedua pipi Risa dengan tangannya. Lalu kembali memeluk sang istri.
"Sayang, ini bukan hukuman yang berat, aku hanya anak kita bisa menghargai hidupnya dan aku ingin anak kita menjadi anak yang lebih baik lagi." Denis berusaha memberikan pengertian pada istrinya.
"Tapi kamu harus berjanji padaku, kamu tidak boleh menyakitinya!" Risa menangis dipelukan suaminya.
Dalam hati Denis, sebenarnya apa yang dipikirkan oleh istriku ini? Apa dia berpikir aku akan menghajar anak kesayangannya?
"Tentu saja tidak." Jawab Denis.
"Tapi kamu setujukan kalau aku memberikan hukuman buat Danis, ini semua demi kebaikan Danis." Tanya Denis untuk kesian kalinya.
"Boleh, tapi jika kamu sampai memukul anakku maka aku akan menyuruhmu, tidur diteras depan rumah." Jawab Risa yang membuat Denis ingin sekali tertawa.
"Risa-Risa, kamu itu begitu menggemaskan. Masa iya aku memberikan hukuman buat Danis seperti itu, Danis sudah bukan anak SD istriku." Batin Denis dalam hatinya.
Ntahlah hukuman apa yang akan diberikan oleh Denis pada sang anak semata wayangnya.
.
.
Jam menunjukkan pukul 7 malam, tapi Danis belum pulang dari kantor juga.
Risa sedang duduk diruang tengah sambil menonton televisi, Denis yang baru saja keluar dari kamarnya mencari sosok sang anak yang belum keliatan.
"Apa sih bandel itu belum pulang lagi." Batin Denis dalam hatinya.
Denis selalu menyebut anaknya dengan sebutan anak bandel, karena susah diatur.
"Anak kesayanganmu belum pulang ma?" Denis mendaratkan pantatnya disebelah Risa duduk.
"Mungkin dia lembur pa." Jawab Risa yang terus fokus, menatap televisi.
"Iya lembur di club malam, pasti nanti pulang dia di antara oleh Dafa dan pasti anak itu akan mabuk-mabukan lagi." Denis bicara tanpa menunjukkan ekspresinya.
Hampir setiap malam Dafa mengantar Danis pulang dengan keadaan mabuk. Kadang Denis berharap punya anak seperti Dafa yang penurut dan tidak bandel. Tapi ini semua adalah takdir disini Denis sebagai orang tua hanya ingin memberikan pelajaran pada sang anak agar bisa menghargai hidupnya.
Risa yang sedang menonton televisi, akhirnya melihat kearah sang suami yang duduk di sebelahnya.
"Suamiku bisa tidak sih jangan selalu berprasangka buruk pada anak kita." Risa menatap Denis dengan tatapan penuh arti.
"Berburuk sangka! Itu kerjaan anakmu dan hampir tiap malam anakmu seperti itu, kamu tahu aku cek ATM dia, pengeluarannya begitu banyak. Padahal jelas-jelas semuanya sudah aku kasih tapi ntah dia menggunakan semua uang itu untuk apa?" Denis menatap Risa dengan sorot mata tajam.
"Mungkin dia seperti papanya dulu, hobby belanjain barang branded untuk pacarnya." Jawab Risa yang merasa sudah sangat kesal pada suaminya.
"Clarissa...!!" Denis menarik nafasnya agar tidak sampai marah pada istrinya.
"Apa mungkin Danis, sama seperti aku dulu?" Batin Denis dalam hatinya.
Mengingat Denis juga sering belanjaain barang branded untuk sang pacar, jadi Denis berpikir kalau anaknya menuruni sifatnya yang jelek itu.
Gara-gara Danis akhirnya kedua orang tuanya kembali bertengkar.
.
.
Danis dan Dafa.
Setelah pulang kantor mereka tidak langsung pulang, lagi-lagi Danis mengajak Dafa ke club malam.
Dafa sudah sangat jenuh karena sudah menemani sahabatnya lebih dari 2 jam, rasanya sudah ingin pulang dan bertemu dengan kasur.
"Danis, ayo pulang nanti Om Denis sama Tante Risa pasti kawatir padamu." Ajak Dafa dengan suara keras, musik yang begitu kencang membuat telinga Dafa rasanya sakit.
"Apasih senangnya ke tempat seperti ini? Mana isinya gadis-gadis berpakaian kurang bahan semua lagi buat mata sakit saja. Coba ada Aqila pasti dia paling cantik diantara mereka." Batin Dafa dalam hatinya.
"Sebentar lagi Daf, ini sedang seru! Kamu minumlah sedikit nikmati malam ini, kita bersenang-senang malam ini." Jawab Denis yang sudah sedikit mabuk.
"Danis, kamu sudah mabuk jangan minum lagi!" Dafa menahan tangan Danis agar tidak meminum lagi.
"Hanya sedikit Daf." Denis meronta, tapi dengan cepat Dafa merebut gelas yang ada ditangannya Danis dan menaruhnya di atas meja.
"Kita pulang sekarang!" Dafa menarik tangan Danis dengan kasar.
Dafa mengajak Danis keluar dari tempat maksiat tersebut dengan kasar, Dafa tidak perduli Danis terus meronta-ronta bahkan teriak-teriak tidak jelas.
"Danisss diamlah!!" Dafa menutup mulut Danis dengan tangannya.
Sesampainya dimobil, dengan kasar Dafa menyuruh Danis masuk ke dalam mobil.
"Kamu ini selalu menyusahkanku." Gumam Dafa yang merasa sangat kesal.
Setelah Danis masuk ke dalam mobil, Dafa juga langsung masuk ke dalam mobil untuk menyetir. Dafa menyalakan mesin mobilnya dan segera melajukan mobilnya menuju ke rumah Danis.
.
.
Sesampainya dirumah Danis, Dafa memapah Danis menuju kerumahnya.
"Tok...tok... Om Denis, Tante Risa!!" Panggil Dafa sambil mengetuk pintu rumah Danis.
"Dafa aku belum mabuk," Kata Danis yang sudah terpengaruh oleh alkohol.
"Diamlah kau!" Sentak Dafa agar Danis tidak terus bicara.
Risa dan Denis yang masih duduk diruang tengah, mendengar suara Dafa mengentuk pintu langsung menuju pintu depan secara bersamaan.
"Itu pasti anak bandel itu pulang." Denis menggelengang kepalanya.
"Sudah pa, ayo kita keluar!" Risa menarik tangan sang suami.
"Ceklek." suara gagang pintu.
Denis langsung membuka pintu rumahnya, Dan ternyata benar anak bandelnya ini lagi-lagi pulang dengan keadaan mabuk.
"Om Denis, Tante Risa, aku mengantar Danis pulang." Kata Dafa dengan sopan.
Denis geleng-geleng kepala, sungguh anaknya ini benar-benar sudah keterlaluan.
Dafa memberikan Danis pada pada papanya dan Dafa langsung berpamitan dengan Risa dan Denis untuk langsung pulang.
"Om,Tante, Dafa pulang ya." Pamit Dafa dengan sopan.
"Terimakasih ya nak, salam buat mama dan papa dirumah." Jawab Risa sambil tersenyum pada Dafa.
Dafa berlalu pergi dari hadapan Risa dan Denis.
Setelah Dafa pulang, Denis memapah Danis masuk ke dalam kamarnya.
"Dasar anak bandel," Denis membaringkan Danis dengan kasar diatas ranjang tempat tidurnya.
"Sayang pelan-pelan!" Lirih Risa.
"Ini karena kamu selalu memanjakan anakmu, hasilnya ini." Denis marah-marah pada Risa.
Risa tahu Risa salah, Risa selalu menuruti apa yang anaknya mau. Bahkan kalau Denis sedang memarahi Danis pasti Risa selalu membelanya.
.
.
Keesokan harinya, seperti pagi biasanya lagi-lagi Danis terlambat bangun.
"Danisss.....!!" Teriak Denis dari luar pintu kamar Danis.
Ntah apa yang akan terjadi?
BERSAMBUNG 🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
Mudah-mudahan suka ya dengan kelanjutan ceritanya 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Intan Puspasari Sari
bner Kya comenan yg lain itumh nmanya minta dkawin nin diaaa thooor🤭🤭
2021-08-01
0
Qiza Khumaeroh
danis bner2 kya papay,,
2021-07-31
0
Nenk Khanaya
danis tch path hati
2021-05-23
1