" Hey kita melupakan sesuatu, ini tadaaaa!" kata salah seorang diantara mereka sambil membawa lingerie dari dalam ruang pakaian.
"Astaga pakaian apa itu? siapa yang harus memakai itu? " mata Naina terbelalak.
" Ayoo Nona pakai ini!" kata wanita itu sambil menyerahkan lingerie itu kepada Naina.
" Tidak, tidak... Aku tak mau memakainya... " Naina menggelengkan kepalanya panik
" Tidakk bisa nona... anda harus memakai ini, kalau tidak matilah kami... " wanita itu terlihat memohon kepada Naina.
Naina menghela nafas berat dan dengan terpaksa akhirnya ia kenakan juga pakaian itu.
"SELESAI!!!" kata salah seorang dari mereka
Salah satu dari wanita itu menghampirinya dan menggandeng tangan Naina.
"Terimakasih Nona sekarang anda bisa tunggu Tuan Muda disini." Kata wanita itu
Ia mendudukkan Naina di sofa, tepat berada didepan tempat tidur pria menakutkan itu. Kemudian mereka bertiga pamit tinggal Naina seorang diri dikamar itu.
" Apa yang diinginkan pria jahat itu, kenapa aku dibuat begini " sambil memperhatikan dirinya sendiri.
" Bagaimana keadaan IBU sekarang, aku merindukanmu ibu... lihatlah aku ibu, aku begitu menjijikan, aku seperti wanita nakal yang sedang menunggu pelanggannya." Air matanya kembali jatuh diwajah cantiknya.
Tiba tiba pintu terbuka membuat Naina terkejut dan membuyarkan semua lamunannya. Tuan Muda sudah tiba dan ia masuk kedalam kamarnya.
"Ternyata lelaki menakutkan itu sudah berada disini" gumam Naina
Naina bangun dari duduknya. Ia melihat kearah Tuan Muda yang sudah berdiri tepat didepannya.
Mata mereka bertemu, Naina seolah menantang tatapan tajam si tuan muda. Naina seakan tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang orang tentang lelaki itu, ia sepertinya sudah jengah.
" Biarkan aku mati karena berani menatapnya," begitu pikirnya
Tuan muda melihat keberanian dimata Naina dan iapun tersenyum sinis. Juna mendekatkan wajahnya ke wajah Naina.
"Ternyata kau menantang ku ya! Berani sekali kau menatap ku seperti itu?!" mencengkeram dagu Naina dengan keras
" Aku mengampunimu karena Suasana hatiku saat ini sedang bagus dan aku juga suka melihat mu dengan tampilan seperti ini, " memandang tubuh Naina dari bawah sampai atas
" Kau sangat cantik dan seksi " kemudian melepaskan cengkeraman nya. Naina hanya bisa menitikkan airmata nya.
Pria itu berbisik ditelinga gadis itu " Aku benar benar ingin melahapmu sampai kau kewalahan malam ini." kemudian meng***p dan mengigit kasar bibir gadis itu.
Naina terduduk, Ia menangis tanpa suara hanya terlihat airmata nya menetes di lantai. Bibir Naina terlihat memerah dan berdarah akibat gigitan lelaki kejam itu.
Pria itu tertawa jahat kemudian berjalan kearah kamar mandi dan membersihkan dirinya.
Setelah selesai dengan ritual nya ia pun keluar dari ruangan itu. Aroma wangi nya semerbak memenuhi ruangan. Lelaki itu masih mengenakan jubah mandi, rambutnya pun masih terlihat basah.
Juna memperhatikan gadis yang sedari tadi hanya diam mematung duduk di lantai sambil memeluk kedua kakinya. Kemudian lelaki itu menghampiri Naina.
Naina masih diam tak bergeming. Jiwanya seakan terbang jauh meninggalkan raganya yang masih terpaku disana.
"Apa yang akan terjadi padaku malam ini?" begitulah yang ada dipikiran Naina
Juna berjongkok dilantai mensejajarkan antara dirinya dan Naina, ia menatap lekat mata gadis itu, ia seakan melihat seorang wanita yang dulu pernah merajai hatinya dan juga meninggalkan rasa sakit yang berkepanjangan. Juna perlahan menyentuh wajah gadis yang sedang termenung itu.
Naina tersentak kaget saat juna menyentuh wajahnya. Gadis itu mencoba menjauhkan tubuhnya tapi tak bisa. Juna sudah menangkap tubuhnya dengan sangat erat membuat Naina merasa kesakitan.
"Kenapa Tuan melakukan ini kepada saya? saya salah apa hingga Tuan begitu ingin menghancurkan hidup saya?" kata Naina lirih diiringi dengan linangan air matanya yang mengalir deras dikedua belah pipi merahnya.
" Kau ingin tahu kenapa? karena aku sangat MEMBENCIMU! sangat sangat membencimu dan aku akan melakukan apa saja untuk membuat mu semakin hancur! Sehancur hancurnya!!!" wajah Tuan Muda memerah karena menahan amarahnya.
Kemudian ia berdiri menjauhi tubuh gadis itu,
"Dan kau, Apakah kau tau surat apa yang kau tandatangani barusan?" melemparkan pandangannya kearah dinding kamarnya.
"Bukankah itu jaminan untuk keselamatan ibu saya, Tuan?" kata Naina sambil menyeka air matanya yang terus keluar.
" Bodoh! Kau adalah wanita terbodoh yang pernah aku temui. Surat yang kau tandatangani barusan adalah surat pernyataan kalau kau sekarang adalah BUD*K ku, hidupmu adalah milikku dan kau sudah terjerat padaku. Jika kau berani kabur atau pergi dariku maka bersiaplah mendapatkan hukuman dariku!" Kata Juna puas karena sudah bisa mengikat wanita itu.
"Dan jika kau berani membantah perkataan ku maka aku tak akan segan segan menyuruh anak buahku menyingkirkan ibumu yang sudah renta itu!" menedang kaki Naina yang bersimpuh dilantai dengan sangat kasar.
"Akhh!" Naina meringis kesakitan sambil mengelus kakinya yang sakit itu.
"Jangan Tuan... hiks... Jangan ganggu ibu saya Tuan... hiks!" memeluk kaki Juna erat. Juna mengibaskan kakinya dengan keras. Ia tak ingin wanita itu menyentuh kakinya.
"Kau telah merusak mood ku jadi rasakan lah pembalasanku!" Menarik rambut Naina dengan sangat kuat kemudian melemparkan tubuhnya hingga terjatuh membentur tempat tidur.
"Ampun Tuan, aku mohon jangan pukul aku lagi, jangan sakiti aku lagi!" Naina menangis sejadi jadinya sambil memohon ampun kepada Tuan kejam itu.
Juna menaikan tubuh mungil Naina kemudian kejadian itu pun kembali terulang. Lelaki itu kembali melakukan hal tidak senonoh padanya, melakukan kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh pasangan suami dan istri.
Juna bermain dengan sesuka hatinya, Naina hanya diam dan membiarkan Tuan Muda melakukan apa yang dia inginkan terhadap dirinya. Ia tak bisa menolaknya. menolaknya sama saja artinya bunuh diri.
Permainan Juna berlangsung lama, entah sudah beberapa kali Juna meng***ng tapi ia tak berhenti, ia bermain sampai puas sampai wanita itu merasa menderita karena permainan yang ia ciptakan.
Dan akhirnya Tuan Muda Arjuna Wijaya Kusuma Jatuh disebelah tubuh Naina, menyadari hal itu Naina teringat kejadian malam itu, dengan cepat Naina turun dari tempat tidur.
Ia tidak ingin didorong lagi seperti kejadian malam pertama. Ia duduk bersandar ditepi tempat tidur sambil mengamati tubuhnya yang penuh luka. Tidak terasa airmatanya pun kembali terjatuh tanpa bisa ia tahan.
"Kenapa kau kejam sekali Tuan? Perbuatan mu melewati batas, seandainya aku memiliki salah pun, hukuman ini terlalu menyakitiku." Naina
Juna menatap wanita yang sedang meratapi nasibnya dibawah tempat tidurnya.
"Dasar wanita sialan, berpura pura menangis padahal dia juga menikmatinya, lihat saja wajahnya yang sok polos itu, entah kenapa aku begitu membencinya, benci ku hingga menguasai seluruh pikiran ku!" Gumam Juna
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Nur Lizza
sakit hati sm sp bls dendamny sm sp
2023-07-02
0
Erina Munir
aku ga nau coment ya thor...critanya sadis banget
2023-06-09
0
վմղíα | HV💕
heran yg salah siapa yg dihukum siapa
2023-03-15
0