Naina pergi menjauh dari mereka, mereka yang membisikkan hal buruk tentang dirinya. Mereka yang terlihat tidak menyukainya, mereka yang menjauhi dirinya seperti sesuatu yang begitu menjijikan.
Dia berhenti disamping kamarnya duduk disana dan menikmati makan siangnya. Ia sudah terbiasa makan seadanya seperti sekarang. Bahkan hal itu mengingatkannya dengan kenangan masa lalunya saat ia masih bersama ibunya. Ia sempat menitikkan airmata saat wajah ibu tercinta terlintas dipikirkannya. Tapi dengan cepat ia hapus airmata itu karena ibunya selalu bilang tidak baik bersedih didepan rejeki.
Setelah selesai ia kembali mengerjakan tugasnya. Walau sesekali ia berhenti sejenak karena rasa mual dan pusing itu kembali menghampirinya. Tak terasa pekerjaan hari itu sudah selesai , Ia pun kembali kekamarnya. Ia merebahkan tubuhnya diatas kasur lusuhnya. Ia mengusap pelan perutnya yang terasa kencang, mungkin karena kelelahan.
" Semoga kau selalu sehat disana ya sayang " tersenyum.
Tiba tiba ingat teringat akan pesan sekretaris itu kalau Tuan Muda ingin bersamanya malam ini.
Naina dengan cepat bangkit dari kasurnya. Ia setengah berlari menuju kamar tuannya. karena kamarnya dan kamar tuan muda jaraknya lumayan jauh, ia harus mengelilingi rumah belakang dulu baru sampai ke rumah utama. Dengan cepat ia menaiki tangga setelah memastikan tak ada yang melihatnya disana.
Didepan kamar utama sudah ada wanita itu menyambutnya dengan senyuman ramah. Mungkin wanita itu sudah mengetahui cerita tentang Naina dan Tuan Muda dan mungkin wanita itu adalah pelayan kepercayaan Tuan Muda. Ia membukakan pintu untuk Naina dan menutupnya kembali saat ia telah memastikan Naina masuk ke ruangan itu.
Naina bergegas melakukan semua perintah Tuan Muda malam itu. Ia menuju kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya, melakukan ritual ritual yang diajarkan para wanita yang kemarin menemaninya dikamar mandi. Setelah merasa bersih dan segar serta aroma wangi yang semerbak ditubuhnya, ia menuju meja rias dan mencoba merias dirinya semampu dia bisa. Memang hasilnya tak seperti kemarin saat wanita itu mendandaninya, tapi lumayan lah. Seketika wajah ala pelayan kini berubah lebih cantik dan manis dengan rambut indah tergerai.
Selesai berdandan ia menuju lemari dimana lingerie yang disediakan oleh Tuan muda tersimpan. Ia melirik tumpukan lingerie yang menggantung dengan berbagai warna dan bentuk. Ia memilih secara sembarang karena menurutnya pakaian itu sama saja, sama jelek semuanya. Ia mengenakannya dan kembali kemeja rias. Ia melihat bayangan dirinya didepan cermin.
" Lihatlah dirimu... kau benar benar menjijikkan, mereka pantas untuk membencimu dan menjauh dari mu... Bahkan aku sendiri pun sangat merasa jijik " Naina
Naina tidak sadar ternyata Tuan muda sudah berdiri dibelakang nya, memperhatikan dirinya dengan seksama. Ia menghampiri dan memeluknya dari belakang sambil menciumi aroma wangi ditubuhnya. Naina terkejut bukan kepalang, ia berusaha melepaskan pelukan tuan muda namun tidak bisa, Tuan Muda tidak membiarkan nya.
" Apa kau tahu kalau kau sekarang sudah hamil? " sambil mengelus perut Naina dengan lembut
" Iy.. iya tuan... " terus menatap bayangan mereka dicermin
" Bagusss... apakah kau ingin bayi itu tetap hidup atau... kau ingin aku menggugurkannya? dengan senang hati akan kucari dokter yang bisa melakukan itu untukmu" kemudian ia juga melihat kearah cermin.
Naina terdiam sesaat
" Cuma itu? tidak kah ia berpikir untuk bertanggung jawab? "
"J.. Jangan gugurkan anak ini Tuan... " airmatanya terjatuh tanpa ia sadari
" Aku senang kau patuh hari ini. Layani lah aku dengan baik malam ini... dan akan kubiarkan anak itu tumbuh dirahimmu... "
Juna melepaskan pelukannya dan menuju kamar mandi. Naina terdiam, ia menatap punggung lelaki itu sampai ia masuk kedalam ruangan itu.
Selesai mandi, ia menghampiri Naina yang masih dimeja rias. Ia duduk disana sambil termenung. Juna menarik wanita itu hingga jatuh kedalam pelukan nya. Naina sebenarnya takut, takut dipukul lagi. Ia sedikit waspada berada di dada bidang itu. Terdengar jelas suara detak jantungnya entah mengapa hati Naina terasa hangat tapi ia tak berani berharap banyak, siapa yang tahu isi kepala lelaki itu? Dalam sekejap ia bisa kembali menjadi iblis tampan yang siap membunuhnya kapan saja.
" Jangan lakukan kesalahan sedikitpun, aku ingin kau jadi wanita yang penurut. Turuti semua keinginanku dan aku tak akan menyakitimu. " melepaskan pelukan dan menarik tubuh mungil itu ketempat tidur.
Juna kembali merajai tubuh itu. Melakukan semua yang ia inginkan dan melepaskan sesuatu yang sudah ia tahan sedari tadi. Naina hanya diam seribu bahasa tak ada airmata seperti kemarin, hanya mengikuti alur permainan yang diciptakan oleh Tuan Muda. Permainan mereka berlangsung lama. membuat Naina kelelahan namun ia tak bisa menghindar selain membiarkan Tuan Muda menyelesaikan permainannya.
Akhirnya permainan mereka selesai, keringat mengucur dari kening tuan muda, nafasnya tersengal sengal. Ia menjatuhkan wajahnya didada Naina.
" T.. tuan..." Naina membuka pembicaraan
" Hemmm... " masih diam didada gadis itu.
" Apakah Tuan akan bertanggungjawab kepada ku... " Naina dengan segenap keberanian didadanya mencoba menanyakan hal yang sedari tadi ada dibenaknya.
Juna bangun kemudian duduk disebelah Naina, Naina pun ikut bangun. Naina menggeser tubuhnya dari tempat tidur, ia ingin menjauh dari Tuan Muda yang auranya sudah berubah, namun ditangkap oleh Tuan Muda.
" Kau tadi bilang apa? apa aku tidak salah dengar? apa kau lupa tentang siapa dirimu? " wajahnya mendekat dan nada suaranya mulai terdengar menakutkan.
Naina hanya terdiam dia dan menundukkan kepalanya, ia tak ingin melihat wajah Tuan Muda yang sedang marah itu.
" Kau adalah budakku... apa kau lupa itu? " mencengkeram wajahnya kuat
" Aku bisa melakukan apapun padamu karena kau adalah milikku, bahkan jika aku ingin kau mati maka kau harus mati... " mengeraskan rahangnya dan melepaskan wanita itu dengan kasar.
Naina masih terdiam hanya airmata yang mampu mengungkapkan perasaannya sekarang.
" Sekarang kau pergi dari sini!!! aku tak ingin melihat wajah mu. Kau telah merusak mood ku, pergi!!! " mendorong Naina hingga ia terjatuh dilantai.
" Dan soal anak itu, aku tak menginginkannya... jika kau mau menggugurkan nya silahkan aku tak peduli. dan jangan pernah ungkit ungkit masalah itu lagi padaku... PAHAM!!! " Juna menghardik Naina.
Naina menengadah menatap lelaki itu dan mengganggukan kepalanya seraya berdiri. Ia masuk keruang pakaian disana ia mengambil pakaiannya. Setelah mengenakannya ia pergi keluar dari ruangan itu, ia sempat melihat punggung tuan muda yang berbaring membelakanginya.
Ia berlari menuju kamarnya, sambil terus menyapu airmata yang tiada hentinya keluar. setelah sampai dikamarnya, ia berbaring dan mencoba memejamkan matanya, hingga akhirnya ia benar benar tertidur.
Matahari sudah memancarkan sinarnya, semua orang sudah beraktivitas seperti biasanya. Tuan muda sudah berangkat menuju kantornya dan Naina sudah bekerja seperti biasanya.
Pagi itu ia merasakan lapar yang luar biasa karena hanya kemarin siang terakhir kali dia makan, beberapa kali perutnya meronta ronta minta diisi. Badannya gemetaran dan tubuhnya terasa lemas. Bahkan seingatnya, ia tak pernah merasakan lapar yang seperti itu. Ia memang hidup miskin dan tak pernah membeli makanan mewah, namun setidaknya ia tak pernah kelaparan walau hanya makan dengan nasi tanpa lauk.
Ia berjuang melawan rasa laparnya sambil terus bekerja karena wanita kejam itu tidak membiarkan ia bersantai walau hanya sekedar melepas penat. Bahkan Nyonya Juli, ya sekarang ia menyebut bu Juli dengan panggilan Nyonya, sudah mulai berani bersikap semena sena terhadapnya.
Istirahat siangpun tiba, Ia mengambil jatah makan siangnya dan langsung membawanya ketempat kemarin, jauh dari orang orang yang membencinya. Sebenarnya Bu Lastri sangat ingin mendekati Naina tapi dia takut, Bu Juli selalu mengawasinya dan mengancam akan memecatnya. Naina paham posisi bu Lastri, ia bahkan menghindar jika bertemu dengan wanita yang sudah seperti ibunya itu. Dadanya terasa pedih karena ia tak bisa lagi berbagi cerita, tawa serta dukanya kepada bu Lastri.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Nur Lizza
smg kandungn naina kuat wlaupn sll di siksa.dn mintany naina mengandung ank kembar.sn buat juna menyesal seumur hidup😭
2023-07-02
0
Eka Rauf Ginting
dasar kaina bodoh ibunya sdah meninggal bknny lari dari iblis itu
2023-02-09
0
Sidieq Kamarga
Ya Allah itu si Juna siksaaaaaa. Ithor mana Ithor, gitu amat nasib Naina 😭😭😭😭😭
2022-06-01
0