Romi memperhatikan wanita itu, kemudian ikut duduk disampingnya. Wanita itu terkejut dan berusaha menjauhinya, namun dokter itu dapat mencegahnya.
" Duduk saja... aku tidak akan melakukan apa apa... aku hanya ikut duduk disini, ok? Aku janji " sambil menepuk lantai yang mereka duduki.
Naina masih terlihat tidak nyaman, ia takut seseorang melihat mereka berdua. Bisa bisa Dokter itu dipecat oleh Tuan Muda, begitu pikirnya.
" Kenapa kamu makan disini sendirian? dan kenapa hanya ada nasi? Aku tak melihat ada sayur, ikan, ayam atau lainnya? Padahal dimasa seperti dirimu saat ini kau membutuhkan makanan sehat agar kau dan bay...." Dokter itu menutup mulutnya. Dia ragu kalau wanita itu tahu kalau ia sedang hamil.
Tapi perkiraannya salah, wanita itu nampak cemas
" Dari mana anda tahu kalau saya sedang hamil? " tanyanya heran
" Eehmmm... Sebenarnya saat aku memeriksa mu aku tau kau sedang hamil. Apakah bayi itu masih bersamamu? " bertanya dengan sangat hati hati takut wanita didepan nya marah atau sedih
" Maksud Tuan, Apakah aku menggugurkan nya bukan? " tanyanya, Romi mengangguk sambil menatap mata sayu itu.
" Dia masih bersamaku, Aku akan mempertahankannya walau apapun yang terjadi. " sambil mengelus perutnya yang masih terlihat rata.
" Apa kau mengalami morning sickness? mual dan muntah dipagi hari? " Romi
" Tidak terlalu, dia sangat pintar. Tak mau menyusahkan ibunya yang sudah punya sejuta masalah ini. " sambil tersenyum kecil
Romi sangat terpukau melihat wanita itu tersenyum walau bukan untuknya.
" Manisnya... " Dokter Romi
" Tuan sebaiknya anda pergi sebelum ada seseorang yang melihat anda bersama ku. Aku tidak ingin anda kenapa napa. " Naina mencoba mengusir lelaki itu secara halus.
Lelaki itu heran dan ia hendak menanyakan maksud dari kata kata itu.
" Maksud mu... " kalimat nya terpotong saat Kepala pelayan judes itu menghampiri mereka.
" Apa kau sudah selesai dengan makanan mu? " dengan tatapan mengerikan terhadap Naina.
" Ii... iya nyonya..." Naina ketakutan
" Lalu kenapa masih disitu? Apa kau mau merayu dokter ini? " setengah berteriak membuat Naina dengan cepat meninggalkan Dokter Romi dan Bu Juli ditempat itu.
" Kenapa kau memarahinya? Dia tak pernah merayuku? Aku yang datang kemari, aku ingin memastikan kalau dia baik baik saja. Dia adalah salah satu pasienku. " Romi tidak terima dengan sikap bu Juli
" Sekarang anda sudah melihat kalau dia baik baik sajakan dokter? lalu kenapa masih disini? " Bu Juli dengan wajah juteknya.
Romi beranjak pergi sambil menggerutu,
" Menyebalkan... "
" Aku mendengar nya dokter " sahut Bu Juli, Ia berjalan dibelakang Dokter itu.
" Cihhh....!!! " Romi
" Dokter tunggu, Sebaiknya anda menjaga jarak dengan gadis itu. Karena tuan muda sudah membuat peraturan dirumah ini. " menyilangkan tangannya saat Romi berbalik ke arahnya.
" Apa maksudmu?... "
" Ya... Tuan Muda memerintahkan kepada semua orang yang ada dirumah ini, tidak boleh ada yang mendekatinya, jauhi dia itu lebih baik. Itu juga berlaku kepada anda Tuan " Bu Juli tersenyum sinis
" Peraturan macam apa itu? " Romi terheran heran.
" Kalau tak mengerti, silahkan anda tanya kepada Tuan muda secara langsung. "
Romi melanjutkan langkah kakinya. Ia menuju mobilnya dan melaju, keluar dari rumah besar.
Ia bahkan lupa pamit kepada sahabatnya karena saking kesalnya dengan wanita Angkuh itu.
...----------------...
Sebelumnya, Diruang kerja Tuan Muda.
Juna sedang asik dengan beberapa berkas penting yang harus ia kerjakan. Tak berselang lama perhatiannya teralihkan, Ia melihat ke bawah, disana ada seorang lelaki dan wanita yang sedang asik membicarakan sesuatu.
Ia benar benar tidak suka dengan apa yang dilihatnya, hatinya panas seakan mau meledak. Apalagi saat lelaki itu mendekati wanita itu dan duduk disebelah nya. Entah apa yang mereka bicarakan hingga wanita itu terlihat senyum, bahkan ia sendiri tak pernah melihat senyum semanis itu diwajah nya. hanya tangisan dan kesedihan yang selalu ia tampakkan dihadapannya.
Juna menelpon bagian dapur, Kepala pelayan itu mengangkatnya. Setelah mendengarkan pembicaraan Tuan Muda, ia segera meninggalkan tempat itu dan langsung menuju ke kamar paling ujung tepat dimana Romi dan Naina sedang berbicara.
Tak lama Bu Juli melakukan tugasnya dengan baik. Akhirnya Mereka berpencar seperti keinginannya.
" Awas kau Wanita Jal*ng... Malam ini kau akan merasakan akibatnya karena berani mendekati laki laki lain. " Ia mengepalkan tangannya.
" Heh... Romi... Ternyata ini tujuan mu kemari!!! Ternyata Kau menyukainya... "
...----------------...
Di Mobil,
Romi terus bergumam dalam hatinya. Siapa sebenarnya Naina, Juna pernah mengatakan kalau gadis itu miliknya, Anak itu milik Juna. Lalu bagaimana perasaan nya dengan Celline? Apakah Naina hanya pelampiasan Juna saja? kenapa semua orang ditempat itu menghidarinya. Pertanyaan pertanyaan itu berputar putar dikepalanya.
" Aku harus menyelidikinya, harus!!! Aku ingin tau asal usul gadis itu, kalau ia hanya korban, Aku berjanji, Aku akan membantunya melepaskan diri dari tempat itu walau aku tau resikonya sangat besar. " Romi
Mobil terus melaju hingga berhenti di sebuah apartemen yang cukup mewah. Disanalah ia tinggal, jauh dari kedua orangtuanya.
...----------------...
Naina yang sedang asik dengan pekerjaannya, dikagetkan dengan kedatangan seorang bodyguard yang menyampaikan pesan kalau Tuan muda ingin dia menemani Tuan Muda malam ini.
Waktu itu pun tiba, dengan cepat ia melangkahkan kakinya, ia tak ingin Tuan Muda kesal karena menunggunya. Seperti biasa wanita itu sudah ada di depan pintu kamar dan membukakan pintu untuknya.
Naina masuk keruangan itu, Matanya langsung tertuju ke tempat tidur. Disana sudah ada seseorang lelaki yang tidak memakai pakaian dengan selimut yang menutupi kaki hingga pinggangnya. Dia memainkan ponselnya tanpa melihat kearah Naina.
Dengan menunduk , Naina melewatinya dan masuk kekamar mandi. Selesai dengan ritual mandinya, ia kemudian mengenakan lingerie berwarna pink. Naina kemudian keluar dan menuju meja rias, ia duduk dan mulai memoles wajahnya.
Juna berhenti memainkan ponselnya dan meletakkannya di atas meja dekat tempat tidur. Ia memperhatikan Naina sejak ia keluar dari kamar mandi sampai ia duduk di meja rias. Naina mengeringkan rambut panjang nya dengan handuk, belum selesai ia mengeringkannya, Tuan muda bangun dari tempat tidur dan menghampirinya. Ia membangunkan tubuh Naina hingga mereka saling berhadapan.
Juna memegang wajah Naina dan membelai lembut wajah itu, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena ia memang belum menyisirnya.
" Aku baru sadar kalau kau memang cantik, bahkan sangat cantik. " menyentuh bibir gadis itu
Naina tidak memberi respon apa apa, dia hanya diam.
" Kenapa kau tak pernah memberiku senyuman manismu kepadaku... tapi kau sudah memberikan senyuman mu pada orang itu padahal kau baru menemui nya hari ini!!!! "
Suara yang tadinya lembut berubah menjadi sebuah teriakan yang menggema diseluruh ruangan.
Plaakk
Plaakk
Plaakk
Beberapa tamparan mendarat dipipinya dan membuatnya terjatuh dilantai. Naina memegang pipinya yang sakit, ia menangis.
" Apa kau mencintai nya? Atau kau tidak puas tidur denganku hingga mencari mangsa lain untuk memuaskanmu? hah!!!! Kau menggodanya bukan??? katakan!!! " ia mencengkeram wajah Naina.
" Aa... aakuu tidak mengerti apa yang Tuan maksud... " Naina ketakutan dan mencoba mengingat letak kesalahan nya kali ini.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Nur Lizza
kapn lh juna berubh sm naina kasih bget naina thor mn lg hamil😭😭😭
2023-07-02
0
Aas Azah
dasar tuan muda psikopat 😠
2023-01-13
0
Sidieq Kamarga
Si Juna Syetan berbentuk manusia, I lissssss kan Juna !!! 😡😡😡😡😡😡😡
Sampe kapan Ithor ini Naina mau dibuat menderita ??? Coba ringankan sedikit kalau Ithor keukeuh nyiks dia !!!
2022-06-01
0