Pria itu duduk ditepi tempat tidur, kakinya berada disamping tubuh mungil yang sedari tadi bersimpuh dibawahnya.
" DASAR MUNAFIK!!!! " menjambak rambut gadis itu.
" Kau bersikap seolah menolakku tapi tubuhmu... bergeliat menikmati semua permainan ku, kau menikmatinya juga kan!!!!
DASAR WANITA MU****N!!!..." menghempaskan dengan keras rambut yang terlihat sangat berantakan itu.
" Tapi kau lebih rendah dari pada seorang p******, mereka dibayar sedang kau... kau bahkan memberikan tubuh mu secara gratis " cuihhh!!! meludah kearah Naina.
Naina semakin terpuruk, dia merasa sangat sakit saat mendengar perkataan itu. Melebihi sakit yang dirasakan tubuhnya sekarang.
Pria itu berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Naina yang masih menangis sesegukan.
Lelaki itu membaringkan tubuhnya membelakangi Naina yang masih duduk bersimpuh di bawah tempat tidur.
Naina melewati malam panjangnya dengan penderitaan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Matahari mulai menampakkan sinarnya...
Naina terbangun dari tidurnya, Ia bergegas mandi dan memakai pakaiannya kemarin sebelum ia mengenakan lingerie.
Tak lama pria itu juga bangun dari tidurnya. Ia melihat kearah Naina yang sudah berdiri didepan pintu.
" Hei kemari!!!... Aku bilang kemari!!! apa kau tak dengar!!! " berteriak melihat Naina yang tak juga bergerak dari posisi nya.
Naina mendekat dengan perasaan takut. Ia takut dipukul lagi.
" Dengar... jika aku membutuhkanmu, kau harus secepatnya datang kekamar ini, bersihkan dirimu, berhias lah dan kenakan lingerie yang sudah ku sediakan di dalam lemari. Jangan sampai aku melihat mu dengan penampilan seperti ini, seperti gembel saja! Membuatku mau muntah. " menunjuk pakaian yang dikenakan Naina saat ini.
" Jika kau berani menolak, aku tak akan segan segan menyuruh anak buahku menyeretmu seperti binatang... PAHAM!!! "
Naina mengangguk sembari menundukkan kepalanya
" Ingat!!! Kau tetap bekerja sebagai pelayan di rumah ini tapi kau juga harus ingat dan catat dikepalamu itu KAU ADALAH J****G ku jadi layani aku sebaik mungkin " menarik tangan Naina hingga ia terjatuh di pelukan pria itu.
Mereka saling bersitatap kemudian pria itu mel**at habis bibir Naina. Naina hanya diam membiarkan pria itu mengeksplor mulutnya. Setelah puas ia melepaskan Naina dan menyuruh nya pergi. Naina bergegas keluar sedangkan pria itu segera mandi dan bersiap untuk bekerja.
...****************...
Bu Lastri melihat Naina sedang membersihkan kaca jendela langsung menghampirinya.
" Naina apa kau kembali bekerja disini? " tanyanya keheranan.
" Bu Lastri... ya bu aku bekerja lagi disini " membalikkan badan dan memeluk bu Lastri.
" Syukur lah kalau begitu, tapi nak... kenapa wajahmu... " memegang wajah gadis itu dan memeriksanya. " Kenapa wajahmu penuh luka lebam begini? " tanya bu Lastri
" Tidak apa apa bu, ini hanya luka kecil " sambil mengalihkan tangan bu Lastri
" Tapi kenapa??? "
" Tidak perlu tahu kenapa, Jangan terlalu ikut campur dengan urusan orang kalau kau masih ingin bekerja disini!!! " tiba tiba salah seorang anak buah tuan muda menghampiri mereka.
Bu Lastri ketakutan melihat pria berbadan besar itu begitu pula Naina.
" Bubar!!! lakukan pekerjaan kalian..." Pria itu setengah berteriak membuat bu Lastri cepat cepat pergi menjauh, Naina pun kembali meneruskan pekerjaannya.
" Hei kau!!! " menunjuk Naina
" Ikut aku..." kata lelaki itu seraya melangkahkan kakinya menjauh.
Naina mengikuti dari belakang. Ia setengah berlari karena lelaki itu berjalan cepat sekali.
" Ada apa lagi ini? kemana dia akan membawaku..." Naina bergumam dalam hati.
Mereka terus berjalan menyusuri rumah belakang, tempat tinggal para pelayan.
Jauh di ujung rumah itu ada sebuah ruangan berukuran paling kecil diantara kamar kamar pelayan yang berjejer, terlihat seperti bekas kamar mandi atau semacamnya.
Lelaki itu membuka pintu ruangan tersebut.
" Ini kamarmu sekarang dan jika Tuan muda menginginkan mu segara datang ke kamar utama. Tuan muda tidak akan mengampuni mu jika dia sudah tiba di kamar itu dan menemukan kau tak ada disana. Jadi jangan pernah main main dengan tuan muda, MENGERTI!!! "
Menatap tajam kearah Naina, Naina tak berani melihat kearah mata itu ia hanya menunduk seraya mengangguk.
" Eeemmm... tu.. Tuan bolehkah saya membersihkan tempat ini terlebih dahulu?" Naina bertanya dengan perasaan takut
" Tentu saja, memang siapa yang sudi membersihkan tempat itu untuk mu... " tersenyum sinis dan berlalu begitu saja
Naina memandangi lelaki itu dari kejauhan,
" Tidak tuannya, tidak anak buahnya, mereka sama saja, sama sama kejam " Naina menggerutu
Naina memasuki ruangan sempit itu, mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. Penuh debu dan memang sepertinya tempat itu bekas kamar mandi yang sudah tidak digunakan lagi.
Naina menghela nafas panjang kemudian ia mulai membersihkan tempat itu. Di lihatnya ada sebuah kasur dan bantal yang sudah usang dengan beberapa lubang di sudutnya.
Setelah ia membersihkan lantai, dinding dan langit langit tempat itu, ia menggelar kasur usang itu. Kemudian ia melirik sebuah lemari kayu kecil yang juga tidak kalah usang. Benda itu berada disudut ruangan disamping ia menggelar kasurnya tadi.
Perlahan ia buka lemari itu, ia melihat ada beberapa baju, rok dan celana dalam serta bra yang sepertinya masih baru. Ia juga melihat beberapa lembar sprei yang sesuai dengan ukuran kasur usang itu.
" Sepertinya ini memang sudah disediakan Tuan muda untukku " pikirnya.
Setelah semuanya selesai ia kembali kerumah besar, ia melanjutkan pekerjaan yang sempat ia tunda. Tak terasa waktu sudah sore, ia ingin menemui bu Lastri, ingin menanyakan kabar ibunya.
Ia melihat bu Lastri yang sedang bersiap mau pulang, ia pun segera menghampiri nya.
" Bu... bagaimana keadaan ibuku... apakah beliau baik baik saja? "
" Nak... ibumu sedang sakit. Tiap hari ia hanya menyebutkan namamu, dia ingin bertemu denganmu. Ibu tadi ingin memberitahu mu tapi lelaki itu mengusir ibu. " wajah bu Lastri terlihat sangat sedih.
" Ibu ingin mengajak ibumu untuk tinggal bersama ibu sementara kau belum pulang tapi ibumu selalu menolak. ia selalu menunggu mu datang. memang kamu kemana nak kenapa kau tinggalkan ibumu sendirian? " bu Lastri menyentuh bahu Naina yang sedari tadi tertunduk menangis
" Aku... aku tidak bisa menceritakannya bu, aku tak berdaya, aku mohon bu... bantu aku... katakan pada ibu aku baik baik saja dan aku pasti akan menjenguknya. " menangis merengkuh tangan bu Lastri
" Apa kau tak pulang hari ini? " melihat kearah Naina
" Aku tidak bisa pulang bu... Aku sudah punya kamar disini " tangisnya terdengar menyayat hati
" Baiklah, ibu akan menemui ibumu. Kau jaga diri ya. " bu Lastri memeluk Naina erat kemudian ia pamit pulang. Di iringi tangisan gadis itu.
" sebenarnya apa yang terjadi..." batin bu Lastri.
Naina tak berani menceritakan yang sebenarnya terjadi. Begitu pula dengan bu Sumi, beliau hanya menangis jika ditanya kemana Naina pergi.
"Apakah ini ada hubungannya dengan tuan muda??? " bu Lastri benar benar tidak bisa mengerti apa yang telah terjadi pada ibu dan anak itu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Lilis Rikawati
ya ampun Thor ini mah ator halus nya yg jahat terlalu sadis.semoga d akhir cerita naina TDK bersatu dng arjuna.buat Arjuna menderita lahir & bathin
2023-08-15
0
Nur Lizza
sedih bget nasip mu naina😭😭😭😭
gk sbr thor pengen lihat juna menderita
2023-07-02
0
Dewi Soraya
heranq ni naina ni slh p...ko tb2 dibenci.lgpula celine itu kn glamor bd m naina yg culun.trs ko bs dismain klo dy dendamny m celine aneh
2023-04-29
0