Bodyguard menuntun Dokter Romi menuju kamar Naina, " Siapa yang sakit? " Dokter Romi bertanya
Namun tak ada jawaban yang keluar dari mulut sang bodyguard yang menakutkan itu. Ia membukakan pintu dan mempersilahkan Dokter itu masuk.
Dokter itu terkejut melihat seorang wanita yang terbaring di atas kasur lusuh. Seluruh tubuhnya penuh luka memar dan goresan termasuk wajahnya yang manis itu.
" Apa yang terjadi pada nya?" bertanya pada bodyguard yang berdiri didepan pintu
" Bukan urusan anda tuan, lakukan saja tugas anda dengan baik! Tuan Muda tidak suka ada yang ikut campur urusannya. " wajahnya terlihat datar
Dokter Romi hanya menghela nafas panjang, Ia tau ini semua ada kaitannya dengan Tuan Muda, Ia pun tak berani bertanya lagi.
Dengan hati hati dokter itu memeriksanya, ia sedikit terkejut dengan hasil pemeriksaan nya walau ia tidak terlalu yakin. Kemudian ia menuliskan sebuah resep untuk wanita itu.
Sebelum pergi dari tempat itu, ia sempat memperhatikan wanita itu, ya... wajahnya cantik dan manis walaupun luka itu mengganggu penglihatannya tapi aura nya tetap terpancar. Dari ujung rambut sampai ujung kaki ia lihat secara detail tak ada yang luput dari pandangannya.
Kulitnya kuning langsat, tubuhnya mungil, bahkan bibir itu terlihat sangat seksi. Entah kenapa timbul rasa ingin memiliki wanita itu. dadanya berdegub kencang saat ia memeriksa detak jantung wanita itu dan tak sengaja ia melihat dada mulus nya.
" Bodoh... apa yang telah aku pikirkan!!! " Dokter Romi
Dengan cepat ia berdiri dan berjalan keluar, ia tidak ingin pikiran kotornya memenuhi otaknya.
" Ini resepnya segera tebus..." menyerahkan resep yang ia tulis tadi.
" Aku harus bicara pada Juna... " pikirnya
Dokter itu pulang dengan perasaan yang campur aduk. Didalam mobil ia terus memikirkan wanita itu.
" Kenapa dia jadi seperti itu, siapa yang menyiksanya, apa kesalahannya, kenapa dia diperlakukan sedemikian rupa, kamarnya pun tidak layak ditempati, tanpa listrik dan pengap "
Dikantor Tuan Muda
" Tuan semuanya sudah beres, pemakaman nya sudah selesai. Gadis itupun sudah sadar dan keadaannya sudah mulai membaik setelah tadi Dokter Romi memeriksa dan memberinya obat " Gabriel
" Bagus..." kemudian handphone nya berbunyi tanda sebuah pesan masuk
Juna mengambil ponselnya dan membaca pesan didalamnya kemudian ia terlihat mengetik sesuatu, mungkin membalas pesan itu.
" Aku ingin ke cafe XX, ada yang menungguku disana. Aku akan makan siang disana " seraya berjalan keluar dari kantornya.
Juna masuk kedalam mobil, Gabriel segera melajukan mobil itu menuju cafe XX
Gabriel membukakan pintu untuknya, Juna mengedarkan pandangannya, ia menemukan apa yang ia cari. Orang itu sudah duduk di sebuah kursi menunggunya.
Juna kemudian duduk, ia menatap orang yang sedang tersenyum padanya.
" Apa yang ingin kau bicarakan dokter, apakah begitu pentingnya hingga kau mengajakku bertemu disini. " saraya meminum minuman yang sudah tersedia dimeja itu.
Ya dia adalah Dokter Romi Anggara. Sahabat masa kecilnya sekaligus menjadi Dokter pribadinya.
" Ada yang ingin ku bicarakan ini tentang... " kalimatnya terputus matanya melirik sekretaris Gabriel yang sedari tadi berdiri dibelakang tuannya.
" Jangan hiraukan dia, anggap dia tak ada disini "
" Baiklah... tapi sebaiknya anda duduk Tuan " mempersilahkan gabriel untuk duduk
" Duduklah... " Juna menyabung, gabriel kemudian duduk disebelah Tuannya.
" Juna... Aku ingin membicarakan tentang gadis itu... gadis yang kau suruh aku memeriksanya. "
Ekspresi Juna terlihat berubah ia nampak tidak senang. " Ada apa dengan nya? "
" Sebaiknya kau panggil dokter ahli kandungan untuk memeriksa nya "
" kenapa? " tanya Juna heran
" Sepertinya ia sedang hamil... tapi aku belum yakin karena aku bukan ahlinya dalam bidang itu... " Dokter Romi
Mata Juna terbelalak mendengar pertanyaan dokter muda itu, Jantungnya berdegub kencang " apa aku tak salah dengar!!! Hamil kau bilang? " seolah tak yakin
" Ya itu sih menurut hasil pemeriksaan ku saja untuk memastikan nya lebih baik kau bawa dia ketempat dokter Marisa. Dia ahlinya tentang ini. " menyedot jus orange kesukaannya
" Dokter Marisa? teman kita semasa SMA dulu kan? "
Dokter itu mengangguk sambil terus menyedot minumannya.
" Gabriel hubungi Dokter itu sekarang, suruh bawa peralatan lengkap untuk memeriksa wanita itu. " perintahnya
Gabriel mengangguk dan segara berjalan keluar, disana ia terlihat sedang menelpon seseorang.
" Siapa gadis itu Juna..." Dokter Romi mulai serius
" Bukan urusan mu..." dengan wajah acuhnya meminum minumannya.
" Tapi bagaimana bisa dia mengalami kekerasan fisik seperti itu disaat ia sedang hamil? " wajahnya makin serius, ingin mengorek informasi tentang perempuan itu.
" ROMI CUKUP!!! Itu urusan ku dan aku tak mau kau atau siapapun ikut campur dalam urusan ku ini " mendengus kesal
" Kau memang sahabat ku tapi kau tak perlu ikut campur masalah ku lebih jauh. Lagipula wanita itu milikku hanya miliku kau tahu itu..." berdiri dan meninggalkan Romi yang terdiam seribu bahasa.
Hari ini Juna melewatkan makan siangnya, ia begitu kesal dengan pertanyaan dokter muda itu.
" Tuan, Dokter Marisa sedang di perjalanan menuju rumah anda. " membukakan pintu mobil
" Bagus..." sambil masuk kedalam mobil kemudian duduk menyenderkan kepalanya.
Mobilnya melaju memecah jalan raya. sesekali Gabriel memperhatikan Tuannya dari kaca spion. Terlihat wajahnya nampak bingung dan ia memijit mijit keningnya.
" DIA HAMIL "
Dokter Marisa sudah tiba di rumah besar para bodyguard menuntun Dokter cantik itu menuju kamar tamu.
Naina dibawa kekamar itu sesuai perintah si sekretaris. Ia tidak mau dokter itu melihat keadaan Naina yang sebenarnya.
Dokter cantik itu nampak terkejut, sama seperti dokter Romi yang juga terkejut saat melihat keadaan wanita yang tergolek lemah tak berdaya itu.
Wanita itu sempat tersenyum melihat dokter cantik dihadapan nya.
" Begitu kuatnya dirimu " batin dokter itu.
" Baik Nona kita periksa dulu ya..." Dokter Marisa tersenyum sambil meraba perut kecil Naina, Kemudian dokter itu mengeluarkan beberapa alat dibantu oleh asistennya yang sengaja ia ajak bersamanya.
Dokter itu memeriksa dengan teliti layar monitor sambil menggerak gerakan alat ditangannya menyusuri perut Naina.
Dokter itu tersenyum, sedangkan Naina kebingungan dengan sejuta tanya dibenaknya.
" Ada apa dengan saya dokter, apakah saya sakit? " Naina kebingungan
" Anda tidak sakit nona hanya saja sekarang ini anda harus lebih hati hati dan jangan terlalu capek. Seharusnya anda berbahagia sekarang karena anda sedang HAMIL... selamat ya Nona... kandungan anda sudah memasuki minggu ke 5 " tersenyum sembari menjabat tangan Naina.
" Baiklah Nona ini obatnya diminum secara teratur ya biar dedenya sehat... Jangan lupa untuk selalu periksa kehamilannya. saya mau permisi dulu, selamat siang... " Dokter itu tersenyum lagi dan Ia pun pulang.
Tinggal lah Naina sendirian, ia bingung apakah harus bahagia atau bersedih. Bahagia karena ia tak sendiri lagi di dunia ini, akan ada seorang anak yang akan senantiasa menemaninya. Bersedih karena ia akan memiliki seorang bayi tapi status nya kini masih seorang gadis.
" Apa yang harus aku lakukan sekarang, cobaan apalagi ini??? " Naina berjalan sambil memegang perutnya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
EndRu
cepet banget hamilnya..
perasaan baru beberapakali hari Lo
2023-08-25
0
Nur Lizza
smg ada keajaibn stlh naina hamil
2023-07-02
0
վմղíα | HV💕
semoga setelah naina hamil Juna berubah
2023-03-15
0