Untuk sesaat Aku seperti melihat ekspresi senang terpancar dari wajah Kiral saat mata kami bertemu. Apa itu hanya perasaan ku saja ya? Tapi dia sepertinya memang tersenyum tadi.
Lalu, tak lama kemudian satu persatu pemain keluar dari lapangan. Begitu juga dengan sebagian penonton.
"Na, lapar.. makan yuk" Nurul menarik tangan ku keluar.
"Hmm.. makan apa ya?"
"Siomay yuk" jawab ku cepat. Entah kenapa dari kemarin Aku sedang 'ngidam' siomay.
Aku menunjuk sebuah gerobak siomay di seberang jalan.
"Woah boleh-boleh, yuk"
Dalam sekejap kami berdua duduk bersama di atas bangku kayu sambil menikmati sepiring siomay.
"Gila.. tadi Kak Kiral keren banget gak sih Na.. pantes aja cewek yang suka dia buanyak banget.." celoteh Nurul.
"Iya.. tapi kok tumben kamu mau nonton basket?"
"Soalnya dari kemarin di sosmed pada heboh gitu ngomongin Kak Kiral yang mau tanding. Kan Aku juga jadi penasaran"
Aku hanya diam. Kalau teman ku yang sedang menyuapkan siomay ke mulutnya ini tahu Aku dijodohkan dengan Kak Kiral gimana ya?
Aku jadi penasaran dengan reaksinya.
Tapi.. maafkan Aku Nurul. Aku tidak berencana untuk memberitahukan hal ini kepada siapapun. Cukup keluarga inti saja yang tahu. Lagi pula kami juga masih belum tahu apakah nantinya akan menikah atau tidak kan.
Jadi, untuk sementara waktu Aku akan menjaga rahasia ini.
"Bang! Siomay nya satu di bungkus ya. Pedes nya di pisah" seorang perempuan yang terlihat seperti seorang mahasiswa mendekati grobak siomay dan memesan.
Saat perempuan itu mengedarkan pandangannya dan melihat Nurul yang sedang makan dengan lahap, matanya membesar. Sepertinya perempuan itu mengenal Nurul.
"Eh! Nurul! sedang apa kamu di sini?" Ucap perempuan itu sambil mendekat.
Nurul otomatis mengalihkan fokusnya dari sepiring siomay kepada perempuan itu.
"Loh? Kak Mega?"
Aku hanya menatap kedua orang ini dengan tatapan tidak mengerti. Mereka saling kenal ya?
"Kak Mega juga ngapain di sini?"
"Abis nonton basket lah"
"Kita juga abis nonton basket kak. Eh kenalin, ini teman sekelas ku, Khiana" Nurul memperkenalkan Aku.
Aku tersenyum ke arah perempuan yang ternyata bernama Mega itu dan menjabat tangannya.
"Khiana" ucap ku.
"Oh halo Khiana, Aku Mega Kakak sepupunya Nurul"
Ah! Sepupunya toh.
Setelah ku perhatikan lebih detail mereka berdua memang sedikit mirip.
"Tumben kamu nonton basket, sejak kapan?" Tanya Kak Mega.
"Sejak hari ini hehehe" jawab Nurul.
"Huhh dasar paling ngecengin cowok kan!"
"Enggak kok!.. gak salah.. hehe"
Kak Mega memukul pelan pundak Nurul sambil menggumamkan sesuatu. Lalu, dia kembali ke dekat gerobak untuk mengambil pesanannya dan membayar. Setelah itu ia kembali kepada kami berdua.
"Kalian abis ini mau ke mana? mau pulang gak?"
Nurul menatap ku sebentar.
"Masih mau main lah" jawab Nurul percaya diri.
Jujur Aku mau pulang sih Rul. Ucapku dalam hati.
"Pulang aja yuk! Eh Nurul. Kamu bukannya musti jaga rumah. Om sama Tante lagi keluar kota kan?"
"Enggak ah gak mau.."
"Hayuk pulang.. udah mau magrib ini"
"Pulang aja Rul, Aku juga mau pulang kok abis ini" ucap ku.
Setelah beberapa saat berdebat lagi, akhirnya dengan berat hati Nurul bersedia di ajak pulang.
Aku hanya melambaikan tangan ku kepada dua orang sepupu itu saat mereka berdua pulang naik sepeda motor Kak Mega.
Hah.. oke.. saatnya pulang..
Eh bentar-bentar, tadi Aku dan Nurul ke sini naik angkot dari arah mana ya? Berarti Aku tinggal naik angkot ke arah sebaliknya kan?
Ku lihat jalan sekitar ku. Sepertinya memang begitu.
Hmm.. kayaknya Aku harus nyebrang lagi deh..
Tapi, sebelum Aku bergerak dari tempat ku berdiri, sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan ku.
Kaca belakang di turunkan.
Di sana, ku lihat seseorang yang beberapa saat lalu bermain basket di lapangan.
Kiral.
Dia memberikan kode agar Aku masuk ke dalam mobil.
Aku menggeleng.
Untuk apa Aku masuk ke situ? Aku mau pulang sendirian saja! Kalau Kak Rio tahu Aku berduaan dengan.. eh gak juga sih.. kan ada Pak supir ya..
Sekali lagi, Kiral memberikan kode. Kali ini diiringi dengan tatapan menusuk.
Apa itu? Apa dia baru saja mengancam ku?
Apa boleh buat, akhirnya Aku masuk dan duduk di samping nya.
Mobil langsung melaju begitu Aku menutup pintu.
Ku lirik lagi laki-laki yang ada di samping ku ini. Kiral sudah mengganti baju nya dengan kaos polos dan celana jins. Dia terlihat lebih santai. Walaupun rambutnya masih sedikit basah karena keringat.
"Kenapa kamu sendirian di pinggir jalan begitu? teman mu mana?" tanya nya.
"Dia baru saja pulang tadi naik motor bareng Kakak sepupunya"
"Terus dia ninggalin kamu gitu aja?"
"Ya.. gak mungkin juga kan kita bonceng tiga.."
Kiral hanya memutar mata menyadari pertanyaan bodohnya. Lalu berdeham.
"Kita tidak jadi pulang Pak, Aku mau makan malam di restoran yang biasa" ucap Kiral tiba-tiba kepada supir nya.
Pria paruh baya yang sedang duduk di depan kemudi itu mengangguk lalu mempercepat laju kendaraan nya.
Aduh, Aku mau di bawa ke mana ini?
Aku ingin pulang!
"Hmm.. kayaknya Aku turun di depan aja Kak, nanti Aku pulang sendiri naik ang-"
Kalimat ku terhenti ketika tatapan menusuk Kiral kembali di layangkan kepada ku.
Diriku menciut. Ku senderkan punggung ku lebih dalam ke belakang dan memilih mengalihkan pandangan ku ke luar jendela.
Kenapa sih dia? mood nya sedang jelek ya? bukankah seharusnya moodnya bagus? Kan tadi pertandingan basket nya menang.
Tak lama kemudian mobil berhenti di sebuah restoran mewah. Gaya restoran nya bernuansa Jepang.
Kami berdua turun. Kiral menyuruhku mengikuti nya ke dalam.
Seorang pelayan langsung menghampiri kami. Sepertinya dia mengenal Kiral.
"Ah! Tuan Muda silahkan ke sebelah sini" tatapan pelayan itu sedikit bertanya-tanya ketika melihat ku. Tapi ia langsung mengalihkan pandangannya dan menuntun kami ke sebuah meja yang agak jauh dari keramaian.
"Tuan Muda dan Nona mau pesan apa?" tanya pelayan itu sopan sebelum pergi.
"Bawakan saja menu seperti biasa untuk dua orang" jawab Kiral.
Pelayanan itu mengangguk mengerti lalu pergi.
Begitu pelayan itu sudah tidak terlihat lagi, keheningan muncul di antara kami berdua.
Akhirnya Aku memberanikan diri mengatakan sesuatu.
"Anu.. Kak.. tadi Aku baru saja makan kok.. sepertinya Aku pulang sa-"
"Aku tidak suka seseorang menolak pemberian ku. Makan lagi. Lagi pula tadi kamu hanya makan siomay kan? makan yang benar"
Woah.. mood nya fix sedang kacau.
Akhirnya Aku pasrah dengan keadaan. Baiklah, lagi pula Aku juga harus mencoba menjalin hubungan dengan orang ini kan.
Ayo kita mulai hubungan itu sekarang..
.
.
.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments