Ep. 3 - Anakku Akan Menjagamu

Aku tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Sosok itu, laki-laki yang sedang duduk manis di depanku. Laki-laki yang sedang makan dengan tenang seakan-akan tidak peduli dengan sekitarnya, adalah Kiral. Murid kelas dua paling terkenal seantero sekolah. Senior yang namanya selalu menjadi buah bibir dikalangan semua anak perempuan.

Kenapa acara makan malam keluarga ku ini turut mengundang dia? Aku baru tahu kalau orangtuaku akrab dengan Ayahnya. Siapa sangka mereka bertiga adalah teman saat berkuliah dulu dan kembali bertemu setelah puluhan tahun lamanya.

Obrolan di meja makan pun dikuasai oleh mereka. Hmm.. lebih tepatnya Ayahku dan Ayahnya Kiral sih. Ibuku memiliki kepribadian bak putri raja. Dia lebih pendiam apalagi jika sedang makan di depan orang lain.

"Aku tidak menyangka kalau Kiral dan anak-anak ku bersekolah di tempat yang sama. Bukankah ini kebetulan yang mengejutkan, Masahi?" ucap Ayah ku kepada Ayah Kiral dengan akrab.

Sejak tiba di ruang makan hotel ini, Aku dan Kak Rio hanya menyapa dengan sopan kepada kedua orang yang tidak kami duga kedatangannya ini. Lalu makan dengan tenang dan mencoba untuk terlihat elegan. Makan malam ini berubah menjadi lebih formal dari yang Aku bayangkan. Pada awalnya Aku memang terkesima dengan kedatangan kedua orang itu, tetapi lama kelamaan Aku lebih fokus untuk menikmati steak mahal yang dihidangkan di hadapan ku.

Huaaa... mimpi apa Aku semalam? Aku senang sekali akhirnya bisa makan makanan enak lagi setelah sekian lama...

"Ya. Aku juga kaget. Sepertinya kita memang ditakdirkan untuk selalu terhubung ya." timpal Ayah Kiral. Suara dan gerak gerik pria dewasa itu memancarkan kharisma yang luar biasa. Walaupun ini adalah kali pertamanya Aku bertemu dengannya, tapi Aku sudah langsung tahu kalau orang ini bukan orang sembarangan. Entah kenapa kita yang melihatnya dengan sendiri bisa dengan otomatis bersikap hormat dan segan seperti tersihir oleh auranya.

Hal ini juga sering Aku rasakan pada diri Kiral. Walaupun kami tak pernah bertegur sapa sebelumnya, tetapi Aku sering berpapasan dengannya di koridor, perpustakaan atau bahkan gym sekolah. Anak laki-laki itu ternyata mewarisi kharisma Ayahnya. Pantas saja. Orang bilang buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya kan?

"Aku harap kalian bertiga bisa menjadi akrab." lanjut Ayah Kiral sambil menatap kami bertiga.

Yang ditatap mengangguk sopan sambil tersenyum. Lalu menatap satu sama lain. Kak Rio sepertinya tidak terlalu ambil pusing. Aku malah merasa canggung. Mungkin karena kak Rio adalah laki-laki. Jadi tidak terlalu peduli dengan cowok paling top di sekolah yang berada di hadapan ku ini.

Tatapan ku sempat bertemu dengan Kiral. Matanya menyorotkan cahaya yang sulit dibaca. Aku akhirnya menunduk lagi memilih untuk menatap makanan yang ada dihadapan ku. Merasa semakin canggung.

"Oh iya, bagaimana kabar putri sulung mu?"

"Raline ada di Amerika dengan suaminya. Ia sudah bekerja sebagai dokter di sana." Jawab Ayah ku. matanya memancarkan kebanggaan. Kakak pertama ku Raline memang anak yang luar biasa. Dia selalu menjadi idola bagi ku dan Kak Rio. Walaupun sejak kecil Aku dan kak Rio tidak terlalu sering bertemu dengannya dikarenakan kami tinggal di tempat yang jauh dan perbedaan umur kami yang lumayan besar, tetapi hubungan kami sangat dekat.

"Dokter ya? wah itu memang pekerjaan yang sangat cocok untuk putri sulung mu itu. Kau sudah punya cucu?"

"Ya. Belum lama ini putri ku baru melahirkan anak kedua."

Semakin lama obrolan para Ayah itu semakin melebar kemana-mana. Dari soal anak ke cucu lalu ke urusan bisnis. Sesekali Ibuku juga mulai menimpali. Makanannya sudah habis.

Aku juga sama. Sesuap daging terakhir meluncur mulus ke dalam mulut ku. Makanan ku tandas. Ingin rasanya memencet bel dihadapan ku, memanggil pelayan kembali dan meminta tambah. Tetapi, berkat kedua orang tamu yang ada dihadapan ku ini, aku mengubur jauh-jauh hasrat ku dan menelan ludah.

Setelah satu-satunya hal yang bisa menyibukkan ku habis, aku jadi bingung mau melakukan apa. Kak Rio yang harusnya duduk di samping ku permisi sebentar untuk pergi ke kamar kecil. Tersisa lah Aku yang akhirnya mencoba menatap ketiga orang dewasa dengan obrolan mereka yang sama sekali tidak ku mengerti.

Aku sengaja tidak menatap lurus ke depan karena entah kenapa, manusia yang ada di hadapan ku itu lama kelamaan membuat ku lebih tidak nyaman.

Aku tidak berani mengajaknya bicara. Apa Aku permisi ke kamar kecil saja seperti Kak Rio ya? kenapa dia lama sekali sih?

"eh? Rio kemana?" Tiba-tiba Ayah Kiral memotong pembicaraan saat menatap bangku kosong di samping ku. Baru sadar jika salah satu dari kami menghilang.

"Sepertinya tadi dia keluar sebentar untuk pergi ke kamar kecil" jawab Ibu ku. Ayah Kiral menyebut oh tanpa suara.

Lalu tiba-tiba.

"Ehem.. oh iya, Khiana, apa kau betah di sekolah mu?" sebuah pertanyaan tiba-tiba di serangkan kepada ku. Aku mengedip dua kali sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Ayah Kiral yang tiba-tiba.

"Iya Om. Aku betah."

"Syukurlah. Aku dengar kau masih membesarkan anak-anak dengan cara unik mu itu. Kalau kau melakukan itu kepada anak laki-laki mu Aku masih mendukung, tapi bahkan kau tidak pernah melunak bahkan kepada putri-putri mu. Bagaimana mungkin kau bisa menyuruh seorang gadis muda seperti Khiana tinggal sendirian di kamar sempit seperti itu?"

"Kau tidak usah khawatir, walaupun Aku melepas anak-anak ku untuk tumbuh mandiri Aku tidak pernah tidak memantau mereka. itu adalah cara ku mendidik mereka." Jawab Ayah ku ringan. Sama sekali tidak merasa terganggu dengan perkataan temannya.

"Tetap saja...Ah.. Khiana, bagaimana kalau kau tinggal saja dengan kami? kami berdua kadang kesepian tinggal berdua" Lagi-lagi Ayah Kiral melayangkan sebuah pertanyaan yang mengejutkan. Alih-alih menjawab Aku malah menatap Kiral. Dia juga sedang menatap ku. Aku memalingkan wajah lagi. Tidak suka dengan tatapan tajam dari manusia di depan ku ini.

"Tidak usah.. kenapa juga putri ku harus tinggal bersama kalian. Sudah kubilang ini cara ku mendidik anak-anak ku. Jadi kau diam saja" Ayah ku menjawab ajakan Ayah Kiral dengan kalimat yang lumayan tajam tapi dengan nada yang menyenangkan. Cara bicara yang biasa bagi mereka berdua.

"Hahaha.. baiklah.. aku tidak akan ikut campur. Tapi Khiana, jika ada apa-apa, jangan sungkan untuk datang kepada ku ya. Aku akan menganggap mu seperti anak ku sendiri." tatapan Ayah Kiral tiba-tiba menjadi lebih hangat dan penuh arti menatap ku. Tiba-tiba dinding penghalang yang sepertinya Aku rasakan tadi meleleh begitu saja. Aku seperti bisa merasakan ketulusan yang memang laki-laki itu tujukan kepada ku.

Aku menjawab dengan senyuman malu-malu dan anggukan.

"Anak ku, juga akan ikut menjagamu di sekolah. jadi kamu tidak usah khawatir." Lagi-lagi Aku menatap Kiral. Kedua mata yang menyorotkan aura yang sulit untuk dibaca itu lagi-lagi juga sedang menatap ku. Apa dia dari tadi memang menatap ku ya?

Mendengar perkataan Ayahnya, Kiral sama sekali tidak mengatakan apapun. Dengan tenang ia meneguk air di depannya.

Selanjutnya, seperti tidak terjadi apa-apa, obrolan para orang dewasa ini kembali melebar kemana-mana. Lalu kak Rio akhirnya kembali dari kamar kecil. Membuat ku tersenyum lega karena tidak harus terjebak sendirian dari tatapan aneh manusia di hadapan ku ini.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Lala

Lala

Sukaaaa!!! ya ampun kemana aja aku selama iniiii

2021-06-14

1

Zulfa

Zulfa

Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍

2021-05-25

1

Sakura

Sakura

Update lagiiii

2021-01-27

2

lihat semua
Episodes
1 AUTHOR NOTE
2 Ep. 1 - Prolog
3 Ep. 2 - Pertemuan Pertama
4 Ep. 3 - Anakku Akan Menjagamu
5 Ep. 4 - Perjodohan Yang Tiba-tiba
6 Ep. 5 - Orang Paling Populer di Sekolah
7 Ep. 6 - Sembunyi
8 Ep. 7 - Peringatan Kak Rio
9 Ep. 8 - Firasat Kak Rio
10 Ep. 9 - Aku Akan Mencobanya
11 Ep. 10 - Pertandingan Basket
12 Ep. 11 - Restoran Jepang
13 Ep. 12 - Restoran Jepang (Part 2)
14 Ep. 13 - Kosan Kak Rio
15 Ep. 14 - Rumah Kak Kiral
16 Ep. 15 - Rumah Kak Kiral (Part 2)
17 Ep. 16 - Kencan Pertama
18 Ep. 17 - Aku Akan Menunggu Mu
19 Ep. 18 - Aku Akan Menunggu Mu (Part 2)
20 Ep. 19 - Aku Akan Menunggu Mu (Part 3)
21 Ep. 20 - Rindu
22 Ep. 21 - Pesta Barbeque
23 Ep. 22 - Pesta Barbeque (Part 2)
24 Ep. 23 - Brother Date
25 Ep. 24 - Malam Pertunangan
26 Ep. 25 - Malam Pertunangan (PART 2)
27 Ep. 26 - Malam Pertunangan (PART 3)
28 Ep. 27 - Pengakuan
29 Ep. 28 - Pengakuan (Part 2)
30 Ep. 29 - Roommate
31 Ep. 30 - Roommate (Part 2)
32 Ep. 31 - Hampir Saja
33 Ep. 32 - Lomba
34 Ep. 33 - Lomba (Part 2)
35 Ep. 34 - Malaikat
36 Ep. 35 - Kejanggalan
37 Ep. 36 - Kenapa Kamu Menangis?
38 Ep. 37 - Kamu Kenapa?
39 Ep. 38 - Aku Punya Pacar
40 Ep. 39 - Kunjungan Tak Terduga
41 Ep. 40 - Asing
42 Ep. 41 - Saran
43 Ep. 42 - Selamat Ulang Tahun
44 Ep. 43 - Lamaran
45 Ep. 44 - Hari Pernikahan
46 Ep. 45 - Bulan Madu
47 Ep. 46 - Hari Itu
48 Ep. 47 - Jijik
49 Ep. 48 - Pergilah
50 Ep. 49 - Habisi Saja Aku Sekarang
51 Ep. 50 - Kenangan Masa Kecil
52 Ep. 51 - Kenangan Masa Kecil (Part 2)
53 Ep. 52 - Kenangan Masa Kecil (Part 3)
54 Ep. 53 - Tentang Rei dan Tamara
55 Ep. 54 - Tentang Rei dan Tamara (Part 2)
56 Ep. 55 - Bantuan Alex
57 Ep. 56 - Gugatan Cerai
58 Ep. 57 - Ulah Rei
59 Ep. 58 - Ulah Rei (Part 2)
60 Ep. 59 - Ulah Rei (Part 3)
61 Ep. 60 - Pendapat Alex
62 Ep. 61 - Apa aku bahagia?
63 Ep. 62 - Ayo Kita Bahagia Bersama
64 Ep. 63 - Monalisa Versiku
65 Ep. 64 - Isi Hati Keenan
66 Ep. 65 - Cincin
67 Ep. 66 - Pembeli Lukisan
68 Ep. 67 - Jadi... Siapa Dia?
69 Ep. 68 - Aku Mungkin Akan Menyerangmu
70 Ep. 69 - Hahaha Menikah Lagi ?
71 Ep. 70 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun
72 Ep. 71 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 2)
73 Ep. 72 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 3)
74 Ep. 73 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 4)
75 Ep. 74 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 5)
76 Ep. 75 - Muak
77 PENGUMUMAN + BONUS
78 Ep. 76 - CCTV
79 Ep. 77 - Penyakit Nathan
80 Ep. 78 - Boxer
81 Ep. 79 - Ancaman
82 Ep. 80 - Penyesalan
83 Ep. 81 - Itu Obat Siapa?
84 Ep. 82 - Jadi Kamu Punya Suami?!
85 Ep. 83 - Jadi Kamu Punya Suami?! (Part 2)
86 Ep. 84 - Om Itu
87 Ep. 85 - Aku Senang Ketemu Om
88 Ep. 86 - Aku Senang Ketemu Om (Part 2)
89 Ep. 87 - Obrolan Sebelum Tidur
90 Ep. 88 - Obrolan Sebelum Tidur (Part 2)
91 Ep. 89 - Kenangan Terakhir
92 Ep. 90 - Kenangan Terakhir (Part 2)
93 Ep. 91 - Dendam Rei
94 Ep. 92 - Pesan Terakhir Sebelum Pergi
95 Ep. 93 - Kembalilah Padanya
96 Ep. 94 - Percakapan Terakhir
97 Ep. 95 - Harapan
98 Ep. 96 - Tamara
99 Ep. 97 - Dimana Dia?
100 Ep. 98 - Terlambat
101 Ep. 99 - Kebohongan Alex
102 Ep. 100 - Halusinasi Yang Nyata
103 Ep. 101 - Epilog
104 TERIMAKASIH
105 TERIMAKASIH
Episodes

Updated 105 Episodes

1
AUTHOR NOTE
2
Ep. 1 - Prolog
3
Ep. 2 - Pertemuan Pertama
4
Ep. 3 - Anakku Akan Menjagamu
5
Ep. 4 - Perjodohan Yang Tiba-tiba
6
Ep. 5 - Orang Paling Populer di Sekolah
7
Ep. 6 - Sembunyi
8
Ep. 7 - Peringatan Kak Rio
9
Ep. 8 - Firasat Kak Rio
10
Ep. 9 - Aku Akan Mencobanya
11
Ep. 10 - Pertandingan Basket
12
Ep. 11 - Restoran Jepang
13
Ep. 12 - Restoran Jepang (Part 2)
14
Ep. 13 - Kosan Kak Rio
15
Ep. 14 - Rumah Kak Kiral
16
Ep. 15 - Rumah Kak Kiral (Part 2)
17
Ep. 16 - Kencan Pertama
18
Ep. 17 - Aku Akan Menunggu Mu
19
Ep. 18 - Aku Akan Menunggu Mu (Part 2)
20
Ep. 19 - Aku Akan Menunggu Mu (Part 3)
21
Ep. 20 - Rindu
22
Ep. 21 - Pesta Barbeque
23
Ep. 22 - Pesta Barbeque (Part 2)
24
Ep. 23 - Brother Date
25
Ep. 24 - Malam Pertunangan
26
Ep. 25 - Malam Pertunangan (PART 2)
27
Ep. 26 - Malam Pertunangan (PART 3)
28
Ep. 27 - Pengakuan
29
Ep. 28 - Pengakuan (Part 2)
30
Ep. 29 - Roommate
31
Ep. 30 - Roommate (Part 2)
32
Ep. 31 - Hampir Saja
33
Ep. 32 - Lomba
34
Ep. 33 - Lomba (Part 2)
35
Ep. 34 - Malaikat
36
Ep. 35 - Kejanggalan
37
Ep. 36 - Kenapa Kamu Menangis?
38
Ep. 37 - Kamu Kenapa?
39
Ep. 38 - Aku Punya Pacar
40
Ep. 39 - Kunjungan Tak Terduga
41
Ep. 40 - Asing
42
Ep. 41 - Saran
43
Ep. 42 - Selamat Ulang Tahun
44
Ep. 43 - Lamaran
45
Ep. 44 - Hari Pernikahan
46
Ep. 45 - Bulan Madu
47
Ep. 46 - Hari Itu
48
Ep. 47 - Jijik
49
Ep. 48 - Pergilah
50
Ep. 49 - Habisi Saja Aku Sekarang
51
Ep. 50 - Kenangan Masa Kecil
52
Ep. 51 - Kenangan Masa Kecil (Part 2)
53
Ep. 52 - Kenangan Masa Kecil (Part 3)
54
Ep. 53 - Tentang Rei dan Tamara
55
Ep. 54 - Tentang Rei dan Tamara (Part 2)
56
Ep. 55 - Bantuan Alex
57
Ep. 56 - Gugatan Cerai
58
Ep. 57 - Ulah Rei
59
Ep. 58 - Ulah Rei (Part 2)
60
Ep. 59 - Ulah Rei (Part 3)
61
Ep. 60 - Pendapat Alex
62
Ep. 61 - Apa aku bahagia?
63
Ep. 62 - Ayo Kita Bahagia Bersama
64
Ep. 63 - Monalisa Versiku
65
Ep. 64 - Isi Hati Keenan
66
Ep. 65 - Cincin
67
Ep. 66 - Pembeli Lukisan
68
Ep. 67 - Jadi... Siapa Dia?
69
Ep. 68 - Aku Mungkin Akan Menyerangmu
70
Ep. 69 - Hahaha Menikah Lagi ?
71
Ep. 70 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun
72
Ep. 71 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 2)
73
Ep. 72 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 3)
74
Ep. 73 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 4)
75
Ep. 74 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 5)
76
Ep. 75 - Muak
77
PENGUMUMAN + BONUS
78
Ep. 76 - CCTV
79
Ep. 77 - Penyakit Nathan
80
Ep. 78 - Boxer
81
Ep. 79 - Ancaman
82
Ep. 80 - Penyesalan
83
Ep. 81 - Itu Obat Siapa?
84
Ep. 82 - Jadi Kamu Punya Suami?!
85
Ep. 83 - Jadi Kamu Punya Suami?! (Part 2)
86
Ep. 84 - Om Itu
87
Ep. 85 - Aku Senang Ketemu Om
88
Ep. 86 - Aku Senang Ketemu Om (Part 2)
89
Ep. 87 - Obrolan Sebelum Tidur
90
Ep. 88 - Obrolan Sebelum Tidur (Part 2)
91
Ep. 89 - Kenangan Terakhir
92
Ep. 90 - Kenangan Terakhir (Part 2)
93
Ep. 91 - Dendam Rei
94
Ep. 92 - Pesan Terakhir Sebelum Pergi
95
Ep. 93 - Kembalilah Padanya
96
Ep. 94 - Percakapan Terakhir
97
Ep. 95 - Harapan
98
Ep. 96 - Tamara
99
Ep. 97 - Dimana Dia?
100
Ep. 98 - Terlambat
101
Ep. 99 - Kebohongan Alex
102
Ep. 100 - Halusinasi Yang Nyata
103
Ep. 101 - Epilog
104
TERIMAKASIH
105
TERIMAKASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!