Ep. 1 - Prolog

Di luar sana hujan turun cukup deras.

Aku menyeruput segelas susu hangat berharap itu akan membuatku mengantuk. Tetapi, setelah menghabiskan satu gelas penuh, keinginanku itu tidak terjadi.

Malam ini adalah salah satu malam di mana aku tidak bisa tidur. Sejak hari itu, setiap satu hari dalam seminggu aku selalu mengalami insomnia. Tidak peduli apapun yang aku lakukan, tidak ada yang bisa membuatku tertidur.

Di hari-hari lainnya, walaupun aku bisa tidur untuk beberapa jam, mimpi buruk dan rasa takut yang menghantuiku membuat tidurku tidak pernah nyenyak.

Takut.

Ya, aku takut sekali. Di setiap saat dalam keseharian ku selama tujuh tahun ini, aku selalu ketakutan dan bertanya-tanya.

Bagaimana jika orang itu tiba-tiba menemukanku di sini ? Bagaimana jika orang itu mengetahui keberadaan Keenan dan membawanya pergi ? Bagaimana jika… pada akhirnya aku akan kehilangan semuanya ? … dan menjadi seorang diri ?

Kemungkinan-kemungkinan itu, membuatku ketakutan. Bahkan setelah bertahun-tahun lamanya. Kejadian di hari itu, dan perkataannya masih menyisakan rasa sakit yang tidak akan pernah bisa hilang.

Kenapa aku harus menanggung ini sendirian?

Terkadang aku bertanya-tanya kepada takdir yang sepertinya membenciku. Kenapa aku harus mengenal orang itu? dan kenapa aku harus mengalami semua ini?

Andai saja Aku mendengarkan nasehat Kak Rio semua ini tidak akan terjadi.

Dengan berbagai pertanyaan dan perasaan sedih yang berkecamuk, aku menyerah pada insomnia ku dan berjalan masuk ke dalam kamar. Keenan sedang tertidur dengan lelap seakan hidupnya berjalan dengan baik tanpa masalah. Aku mendekat dan berbaring di sampingnya.

Dengkuran kecil terdengar dari mulut mungilnya. Aku tersenyum melihat wajah yang tampak polos dan lebih menggemaskan saat tertidur itu.

Saat malam panjang seperti ini datang, aku selalu berakhir seperti ini. Memandang wajah menggemaskan anakku yang tertidur semalaman. Membelai rambutnya pelan dan memeluknya sampai pagi.

Keenan menggeliat kecil menggeser posisi tidurnya dan berakhir menghadap kearah ku. Ku sibak rambut keriting di wajahnya.

Pangeran kecilku Keenan, walaupun aku membesarkannya selama ini dalam situasi yang sulit, aku tidak menyangka anakku sudah sebesar ini.

Aku telah hidup dalam pelarian sejak Keenan masih berada dalam perutku. Hari itu seharusnya menjadi hari yang bahagia karena aku berniat mengabarkan kehamilanku kepadanya.

Tetapi, hari itu justru berubah menjadi hari paling mengerikan dalam hidupku.

Setelah insiden di hari itu, aku pergi dan menolak untuk bertemu dengannya.

Saat itu, kupikir dia akan mencari ku dan meminta maaf. Tapi, jangankan begitu, orang itu bahkan tidak menanyakan kabarku sama sekali.

Tapi, itu tidak apa-apa. Karena hal yang paling aku benci saat itu adalah melihat wajahnya.

Ketika aku mengatakan bahwa aku ingin bercerai dan menyuruh pengacaraku mengurus semuanya, tidak ada seorangpun yang mencegahku. Semuanya sama-sama kecewa dengan apa yang terjadi dan mengerti akan keputusanku.

Lalu saat aku mengatakan bahwa aku sedang mengandung, raut wajah khawatir, kecewa dan kasian yang ditunjukkan oleh keluargaku berubah menjadi amarah. Kakak laki-laki ku Rio adalah orang yang paling terlihat murka.

Kak Rio berlari keluar rumah sesaat setelah mendengar berita kehamilanku dan baru kembali keesokan harinya dengan kedua tangan penuh luka.

Kedua tangan itu berdarah karena ia memukul seseorang dengan keras tanpa henti.

Dan kami semua paham apa yang terjadi dan siapa yang sudah dihajarnya.

Hari berikutnya, aku memutuskan untuk pergi. Tentu saja awalnya keluargaku melarang. Terutama kak Rio. Tapi, keputusanku sudah bulat dan tidak ada seorangpun dari keluargaku yang bisa mencegahku. Aku adalah anggota keluarga yang paling keras kepala. Maka dimulailah kehidupanku sebagai pelarian.

Ada banyak hal yang membuatku memutuskan untuk pergi.

Negeri ini terlalu sempit untuk ku karena semua orang mengenal orang itu. Negeri ini terlalu sempit untuk ku sehingga udara pun seakan menghembuskan aroma tubuh orang itu, membisikkan namanya di setiap saat dan membuatku merindukannya.

Aku tidak akan membohongi diriku sendiri jika saat itu aku masih mencintainya. Cintaku terlalu besar sehingga luka yang disebabkan olehnya terasa sangat menyakitkan.

Saat itu, aku bahkan tidak percaya kepada diriku sendiri. Aku takut diriku ini akan mengkhianati dirinya sendiri dan kembali kepada orang itu.

Maka sebelum aku melakukan hal yang akan aku sesali seumur hidup, aku ingin lari dan melupakan dia.

Tujuh tahun berlalu, dan disinilah aku.

Aku masih sama.

Sama-sama bodoh, sama-sama kecewa, sama-sama merindukan dan mencintai orang yang sama. Sama-sama terluka.

Tujuh tahun, dan keadaanku tidak berubah.

Walaupun demikian, aku sama sekali tidak menyesali keputusanku. Keputusanku saat itu untuk pergi adalah yang terbaik. Setidaknya untuk saat ini, aku bisa sedikit menghirup udara segar dan berlindung dari lingkungan yang akan terus mengucapkan namanya.

Setidaknya, aku bisa menghabiskan waktuku dengan Keenan seorang diri dan berusaha untuk kuat.

Sambil menguatkan diriku lagi, ku cium kening anakku.

Ya. Setidaknya aku masih memilikimu nak. Ucapku pelan.

Sambil mengusap wajahnya aku tersenyum pahit. Keenan sudah tumbuh menjadi anak yang tampan dan pintar. Hal yang sudah seharusnya mengingat fakta bahwa Ayahnya adalah orang itu.

Tentu saja aku merasa senang karena Keenan tumbuh dengan baik. Tapi, semakin hari wajah mungil itu semakin mirip dengan Ayahnya.

Hah... Kenapa setelah berusaha dengan keras untuk melupakan dia semesta sepertinya malah menentang dan memaksaku untuk melihat sosoknya dalam diri anakku ini?

Satu-satunya perbedaan yang bisa kulihat dari orang itu dan anakku hanyalah umur. Keenan berwajah polos khas anak kecil dan berpipi chubby karena lemak bayinya. Sedangkan orang itu, garis wajahnya terlihat lebih dewasa. Fitur wajahnya sempurna dengan garis rahang yang...

Ahhh!!!

Apa yang kupikirkan??

Aku memukul kepalaku sendiri atas kesalahannya yang tiba-tiba memikirkan hal yang tidak-tidak.

Lalu aku membalikkan tubuhku dan memunggungi Keenan.

Hah..

Apakah aku se menyedihkan ini?

Hmm.. sepertinya aku lebih baik menulis saja. Itu akan membuatku lebih tenang.

Akhirnya, aku bangun dan mendekati meja tulis.

Menulis memang adalah hobi ku sejak kecil. Walaupun setelah agak dewasa aku sedikit melupakan passion ku ini, tapi setelah hidup menjadi pelarian akhirnya menulis menjadi satu-satunya hal yang kulakukan. Dengan menulis aku merasa lebih tenang dan segala kekacauan yang terjadi seakan hilang di atas kertas.

Setelah duduk di kursi, aku mengambil selembar kertas dan alat tulis.

Apa ya yang akan ku tulis malam ini?

Karena di luar sedang hujan. Apa aku menulis sajak atau puisi saja ya? Seperti biasa.

Tapi sepertinya aku tidak sedang ingin menulis puisi.

Lalu, aku teringat dengan sebuah cerita yang belum rampung aku selesaikan.

Cerita tentang kisah hidupku sendiri. Kisah itu aku tulis dalam sebuah diary tebal berwarna kuning.

Kubuka laci meja dan mengeluarkan diary itu.

Entah dari mana ide untuk menulis cerita ini terpikirkan olehku beberapa waktu lalu. Bukan karena aku ingin mengingat hal-hal buruk yang terjadi padaku. Bukan. Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya aku ingin sekali melupakan kenangan bersama orang itu. Tetapi, sekeras apapun usaha yang aku lakukan aku tidak pernah bisa keluar dari bayangan masa lalu.

Katanya, dengan menulis kau bisa meluapkan segalanya. Termasuk keluh kesah mu, penderitaan mu, dan emosi mu.

Oleh karena itu, aku menulis cerita ini dengan harapan setelah aku menulisnya aku akan meluapkan semua perasaan dan menyegelnya di dalam buku ini.

Kubuka halaman pertama, tertulis cerita awal saat aku bertemu dengannya untuk pertama kali.

Lalu, seperti potongan film, ingatan di hari itu kembali berputar di kepalaku....

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Juhaeratul Fathiyah

Juhaeratul Fathiyah

Seru bacanya.... tulisannya rapi

2021-08-11

0

Lala

Lala

Hmm.. menarik

2021-06-14

1

Mauly :3

Mauly :3

Suka sama prolog nya ! Gaya tulisannya juga keren.. enak di baca. Jadi bisa ikut ngebayangin setiap adegan..

2021-05-24

8

lihat semua
Episodes
1 AUTHOR NOTE
2 Ep. 1 - Prolog
3 Ep. 2 - Pertemuan Pertama
4 Ep. 3 - Anakku Akan Menjagamu
5 Ep. 4 - Perjodohan Yang Tiba-tiba
6 Ep. 5 - Orang Paling Populer di Sekolah
7 Ep. 6 - Sembunyi
8 Ep. 7 - Peringatan Kak Rio
9 Ep. 8 - Firasat Kak Rio
10 Ep. 9 - Aku Akan Mencobanya
11 Ep. 10 - Pertandingan Basket
12 Ep. 11 - Restoran Jepang
13 Ep. 12 - Restoran Jepang (Part 2)
14 Ep. 13 - Kosan Kak Rio
15 Ep. 14 - Rumah Kak Kiral
16 Ep. 15 - Rumah Kak Kiral (Part 2)
17 Ep. 16 - Kencan Pertama
18 Ep. 17 - Aku Akan Menunggu Mu
19 Ep. 18 - Aku Akan Menunggu Mu (Part 2)
20 Ep. 19 - Aku Akan Menunggu Mu (Part 3)
21 Ep. 20 - Rindu
22 Ep. 21 - Pesta Barbeque
23 Ep. 22 - Pesta Barbeque (Part 2)
24 Ep. 23 - Brother Date
25 Ep. 24 - Malam Pertunangan
26 Ep. 25 - Malam Pertunangan (PART 2)
27 Ep. 26 - Malam Pertunangan (PART 3)
28 Ep. 27 - Pengakuan
29 Ep. 28 - Pengakuan (Part 2)
30 Ep. 29 - Roommate
31 Ep. 30 - Roommate (Part 2)
32 Ep. 31 - Hampir Saja
33 Ep. 32 - Lomba
34 Ep. 33 - Lomba (Part 2)
35 Ep. 34 - Malaikat
36 Ep. 35 - Kejanggalan
37 Ep. 36 - Kenapa Kamu Menangis?
38 Ep. 37 - Kamu Kenapa?
39 Ep. 38 - Aku Punya Pacar
40 Ep. 39 - Kunjungan Tak Terduga
41 Ep. 40 - Asing
42 Ep. 41 - Saran
43 Ep. 42 - Selamat Ulang Tahun
44 Ep. 43 - Lamaran
45 Ep. 44 - Hari Pernikahan
46 Ep. 45 - Bulan Madu
47 Ep. 46 - Hari Itu
48 Ep. 47 - Jijik
49 Ep. 48 - Pergilah
50 Ep. 49 - Habisi Saja Aku Sekarang
51 Ep. 50 - Kenangan Masa Kecil
52 Ep. 51 - Kenangan Masa Kecil (Part 2)
53 Ep. 52 - Kenangan Masa Kecil (Part 3)
54 Ep. 53 - Tentang Rei dan Tamara
55 Ep. 54 - Tentang Rei dan Tamara (Part 2)
56 Ep. 55 - Bantuan Alex
57 Ep. 56 - Gugatan Cerai
58 Ep. 57 - Ulah Rei
59 Ep. 58 - Ulah Rei (Part 2)
60 Ep. 59 - Ulah Rei (Part 3)
61 Ep. 60 - Pendapat Alex
62 Ep. 61 - Apa aku bahagia?
63 Ep. 62 - Ayo Kita Bahagia Bersama
64 Ep. 63 - Monalisa Versiku
65 Ep. 64 - Isi Hati Keenan
66 Ep. 65 - Cincin
67 Ep. 66 - Pembeli Lukisan
68 Ep. 67 - Jadi... Siapa Dia?
69 Ep. 68 - Aku Mungkin Akan Menyerangmu
70 Ep. 69 - Hahaha Menikah Lagi ?
71 Ep. 70 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun
72 Ep. 71 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 2)
73 Ep. 72 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 3)
74 Ep. 73 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 4)
75 Ep. 74 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 5)
76 Ep. 75 - Muak
77 PENGUMUMAN + BONUS
78 Ep. 76 - CCTV
79 Ep. 77 - Penyakit Nathan
80 Ep. 78 - Boxer
81 Ep. 79 - Ancaman
82 Ep. 80 - Penyesalan
83 Ep. 81 - Itu Obat Siapa?
84 Ep. 82 - Jadi Kamu Punya Suami?!
85 Ep. 83 - Jadi Kamu Punya Suami?! (Part 2)
86 Ep. 84 - Om Itu
87 Ep. 85 - Aku Senang Ketemu Om
88 Ep. 86 - Aku Senang Ketemu Om (Part 2)
89 Ep. 87 - Obrolan Sebelum Tidur
90 Ep. 88 - Obrolan Sebelum Tidur (Part 2)
91 Ep. 89 - Kenangan Terakhir
92 Ep. 90 - Kenangan Terakhir (Part 2)
93 Ep. 91 - Dendam Rei
94 Ep. 92 - Pesan Terakhir Sebelum Pergi
95 Ep. 93 - Kembalilah Padanya
96 Ep. 94 - Percakapan Terakhir
97 Ep. 95 - Harapan
98 Ep. 96 - Tamara
99 Ep. 97 - Dimana Dia?
100 Ep. 98 - Terlambat
101 Ep. 99 - Kebohongan Alex
102 Ep. 100 - Halusinasi Yang Nyata
103 Ep. 101 - Epilog
104 TERIMAKASIH
105 TERIMAKASIH
Episodes

Updated 105 Episodes

1
AUTHOR NOTE
2
Ep. 1 - Prolog
3
Ep. 2 - Pertemuan Pertama
4
Ep. 3 - Anakku Akan Menjagamu
5
Ep. 4 - Perjodohan Yang Tiba-tiba
6
Ep. 5 - Orang Paling Populer di Sekolah
7
Ep. 6 - Sembunyi
8
Ep. 7 - Peringatan Kak Rio
9
Ep. 8 - Firasat Kak Rio
10
Ep. 9 - Aku Akan Mencobanya
11
Ep. 10 - Pertandingan Basket
12
Ep. 11 - Restoran Jepang
13
Ep. 12 - Restoran Jepang (Part 2)
14
Ep. 13 - Kosan Kak Rio
15
Ep. 14 - Rumah Kak Kiral
16
Ep. 15 - Rumah Kak Kiral (Part 2)
17
Ep. 16 - Kencan Pertama
18
Ep. 17 - Aku Akan Menunggu Mu
19
Ep. 18 - Aku Akan Menunggu Mu (Part 2)
20
Ep. 19 - Aku Akan Menunggu Mu (Part 3)
21
Ep. 20 - Rindu
22
Ep. 21 - Pesta Barbeque
23
Ep. 22 - Pesta Barbeque (Part 2)
24
Ep. 23 - Brother Date
25
Ep. 24 - Malam Pertunangan
26
Ep. 25 - Malam Pertunangan (PART 2)
27
Ep. 26 - Malam Pertunangan (PART 3)
28
Ep. 27 - Pengakuan
29
Ep. 28 - Pengakuan (Part 2)
30
Ep. 29 - Roommate
31
Ep. 30 - Roommate (Part 2)
32
Ep. 31 - Hampir Saja
33
Ep. 32 - Lomba
34
Ep. 33 - Lomba (Part 2)
35
Ep. 34 - Malaikat
36
Ep. 35 - Kejanggalan
37
Ep. 36 - Kenapa Kamu Menangis?
38
Ep. 37 - Kamu Kenapa?
39
Ep. 38 - Aku Punya Pacar
40
Ep. 39 - Kunjungan Tak Terduga
41
Ep. 40 - Asing
42
Ep. 41 - Saran
43
Ep. 42 - Selamat Ulang Tahun
44
Ep. 43 - Lamaran
45
Ep. 44 - Hari Pernikahan
46
Ep. 45 - Bulan Madu
47
Ep. 46 - Hari Itu
48
Ep. 47 - Jijik
49
Ep. 48 - Pergilah
50
Ep. 49 - Habisi Saja Aku Sekarang
51
Ep. 50 - Kenangan Masa Kecil
52
Ep. 51 - Kenangan Masa Kecil (Part 2)
53
Ep. 52 - Kenangan Masa Kecil (Part 3)
54
Ep. 53 - Tentang Rei dan Tamara
55
Ep. 54 - Tentang Rei dan Tamara (Part 2)
56
Ep. 55 - Bantuan Alex
57
Ep. 56 - Gugatan Cerai
58
Ep. 57 - Ulah Rei
59
Ep. 58 - Ulah Rei (Part 2)
60
Ep. 59 - Ulah Rei (Part 3)
61
Ep. 60 - Pendapat Alex
62
Ep. 61 - Apa aku bahagia?
63
Ep. 62 - Ayo Kita Bahagia Bersama
64
Ep. 63 - Monalisa Versiku
65
Ep. 64 - Isi Hati Keenan
66
Ep. 65 - Cincin
67
Ep. 66 - Pembeli Lukisan
68
Ep. 67 - Jadi... Siapa Dia?
69
Ep. 68 - Aku Mungkin Akan Menyerangmu
70
Ep. 69 - Hahaha Menikah Lagi ?
71
Ep. 70 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun
72
Ep. 71 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 2)
73
Ep. 72 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 3)
74
Ep. 73 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 4)
75
Ep. 74 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 5)
76
Ep. 75 - Muak
77
PENGUMUMAN + BONUS
78
Ep. 76 - CCTV
79
Ep. 77 - Penyakit Nathan
80
Ep. 78 - Boxer
81
Ep. 79 - Ancaman
82
Ep. 80 - Penyesalan
83
Ep. 81 - Itu Obat Siapa?
84
Ep. 82 - Jadi Kamu Punya Suami?!
85
Ep. 83 - Jadi Kamu Punya Suami?! (Part 2)
86
Ep. 84 - Om Itu
87
Ep. 85 - Aku Senang Ketemu Om
88
Ep. 86 - Aku Senang Ketemu Om (Part 2)
89
Ep. 87 - Obrolan Sebelum Tidur
90
Ep. 88 - Obrolan Sebelum Tidur (Part 2)
91
Ep. 89 - Kenangan Terakhir
92
Ep. 90 - Kenangan Terakhir (Part 2)
93
Ep. 91 - Dendam Rei
94
Ep. 92 - Pesan Terakhir Sebelum Pergi
95
Ep. 93 - Kembalilah Padanya
96
Ep. 94 - Percakapan Terakhir
97
Ep. 95 - Harapan
98
Ep. 96 - Tamara
99
Ep. 97 - Dimana Dia?
100
Ep. 98 - Terlambat
101
Ep. 99 - Kebohongan Alex
102
Ep. 100 - Halusinasi Yang Nyata
103
Ep. 101 - Epilog
104
TERIMAKASIH
105
TERIMAKASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!