Ep. 7 - Peringatan Kak Rio

"Kak.. Rio.. "

Sontak ku tarik tangan ku. Tetapi, Kiral masih dengan kuat mencengkram tangan ku.

Ku tatap wajahnya. Dia sedang menatap Kak Rio tanpa berkedip. Kedua laki-laki ini kenapa sih? Keduanya memasang wajah datar tapi aura mereka sama-sama terasa berbahaya.

Ku tepuk punggung tangan milik orang yang sedang memegangi ku erat. Barulah pemilik tangan itu mau melepaskan tangannya sambil membuang muka ke arah lain.

"Loh.. Kak Rio kenapa di sini? Kakak belum pulang ya" Aku segera mendekat padanya sambil tersenyum lalu menggelayut manja di lengannya.

Sementara itu, Kak Rio menatap ku dengan tatapan yang tak bisa ku artikan.

Takut dengan tatapannya, Aku menundukkan pandangan ku ke bawah.

"Kamu yang kenapa ada di sini? Kakak pulang telat karena ada kelas tambahan untuk ujian akhir. Lalu Kakak bertemu dengan teman mu Nurul yang sedang mencari mu karena kamu tiba-tiba menghilang."

"Ah.. hehe tadi Aku ke toilet, terus.. ada kucing-" Tak ku selesai kan kalimatku karena tatapan mata Kak Rio berubah seperti ingin membunuhku saat itu juga.

Maka Aku segera menutup mulut ku dan kembali menunduk.

"Kembalilah. Ganti bajumu."

Hanya dua kalimat pendek itu saja sudah menyihir tubuhku untuk bergerak. Aku segera berbalik dan melangkah cepat menuju sekre untuk mengganti baju. Meninggalkan kedua orang itu yang entah melakukan apa setelah Aku pergi.

Hah.. sudah lama rasanya sejak terakhir kali Aku melihat Kak Rio marah seperti itu.

Kakak laki-laki ku satu-satunya itu memiliki kepribadian cuek yang cenderung urakan. Biasanya dia tidak terlalu peduli dengan hal-hal yang terjadi di sekitar nya. Yang dia pedulikan adalah hal yang menyangkut orang-orang terdekatnya saja.

Dia jarang marah dan terprovokasi jika hal yang menyangkut dirinya sendiri terusik. Tetapi, untuk hal yang menyangkut orang-orang terdekatnya, hal kecil pun bisa membuat sumbu emosinya langsung terbakar.

Aku lebih baik melihat hantu dari pada melihat Kak Rio marah. Sungguh.

"Oi! Khiana dari mana aja sih?" Nurul menyambut ku sambil mendekap pinggang. Sudah seperti emak-emak yang memarahi anaknya yang pulang terlambat.

Ada dua anak kelas sebelas yang masih duduk santai di sekre. Aku menghiraukan perkataan Nurul dan segera masuk untuk mengganti baju.

Terdengar suara Nurul yang masih mengomel.

Setelah selesai mengganti baju dan mengucap salam kepada kedua senior, Aku segera keluar dari sekre sambil menarik tangan Nurul.

Kami berdua berjalan pelan menuju gerbang sekolah.

"Ah.. laparr.. pengen cepet-cepet sampai rumah terus makan" Ucap Nurul sambil memegangi perutnya.

Enaknya Nurul. Setiap hari sepulang sekolah pasti Mama nya memasakkan masakan yang enak.

Ahh.. kalau Aku, sepulang sekolah harus mampir ke warteg dekat kosan dulu untuk membeli sebungkus nasi untuk makan malam.

"Kalau bukan karena seseorang yang tiba-tiba menghilang, seharusnya Aku sedang duduk manis di meja makan sekarang.."

Ternyata Nurul masih dendam dengan kejadian tadi.

Aku segera merangkul nya dan berkata.

"Jangan gitu dongg.. lagian rumah mu kan dekat.. "

"Ishhhh.. dasar.. awas yaa kalau tiba-tiba hilang lagi.. Aku laporin lagi ke Kak Rio loh"

Anak ini. Sudah punya kartu as untuk menyerang ku rupanya.

Begitu kami tiba di gerbang sekolah, langkah kami terhenti karena seseorang sedang berdiri menunggu ku.

Kak Rio.

Tatapan matanya masih horor.

Aku segera mendekati nya dan memasang suara ter manis yang ku harap bisa sedikit memperbaiki suasana.

"Lohh.. Kakak nunggu Aku? Tumben.."

"Ayo pulang bareng." Jawabnya singkat.

"Ayooo" jawabku dengan nada semangat yang dibuat-buat.

Nurul sepertinya juga menangkap sinyal bahaya dari Kak Rio.

"Ah iya juga, Aku mau pulang naik ojek ajaa ya Khiana, laper ga kuat.. bye~" Dia lari ke salah satu tukang ojek yang memang sering mangkal di dekat gerbang sekolah di jam-jam segini. Begitu Nurul naik ke salah satu motor, dia melambaikan tangan nya padaku dan bergumam 'semangat'.

Aku hanya menatap nanar punggung nya sambil mengumpat kesal dalam hati. Dasar. Bisa-bisanya dia meninggalkan Aku sendirian.

"Ayo pulang"

Tanpa menunggu apa-apa lagi Kak Rio melangkah ke arah jalan pulang. Aku mengekor di belakangnya tak mau berjalan sejajar karena sepertinya akan berbahaya.

Jarak kosan kami berdua dari sekolah cukup dekat. Jadi biasanya kami berjalan kaki setiap hari. Terkadang naik sepeda sih kalau sedang buru-buru.

Ngomong-ngomong bagaimana keadaan Kiral ya? Mereka tadi tidak sampai baku hantam kan?

"Kenapa jalannya lama sekali sih. Cepat sini" lamunanku soal Kiral terhenti ketika orang yang ada di depanku ini berbalik sambil setengah berteriak. Aku segera mendekati nya dan berjalan beriringan.

"Hehe iya.. "

"Mau makan apa malam ini?" Tanya nya.

"Hmm.. nge bungkus aja di warteg Kak. Nanti Aku makan di kosan"

"Gak. Jangan di bungkus. Kita makan bareng."

"Oh iya.. oke.. "

Kak Rio berpindah ke sisi kanan ku sebelum kami menyebrang. Lalu lintas sore hari memang lumayan padat.

Tak lama kemudian kami tiba di sebuah warung makan yang menjadi langganan kami sehari-hari.

Bude Titis sang pemilik warung yang juga sudah akrab dengan kami berdua menyapa.

"Loh loh.. kok baru muncul jam segini? Tumben.."

"Hehe.. iya Bude, tadi ada ekskul" jawabku.

Sementara Kak Rio hanya diam.

"Oalah.. mau bungkus? pake apa?" Bude Titis langsung sigap mengambil selembar kertas nasi.

"Enggak Bude. Hari ini kita mau makan di sini saja. Gak di bungkus"

"Yowes.. kalau gitu kalian ambil saja sendiri pake piring." Lalu Bude meninggalkan kami berdua ke dapur belakang.

Ka Rio dan Aku mengambil sepiring makanan lalu duduk di bangku paling pojok. Warteg Bude Titis hari ini sepi. Padahal Aku berharap warteg ini seramai biasanya agar Aku punya alasan untuk makan di kosan.

Baru beberapa suap, Kak Rio mulai bertanya soal kejadian di sekolah tadi.

"Tadi kamu habis ngapain aja sama bocah itu?"

Bocah itu. Kak Rio memanggil Kiral dengan sebutan bocah. Entah kenapa Aku ingin tersenyum tapi sekuat tenaga menahan nya.

"Gak ngapa-ngapain kak" jawabku akhirnya.

"Kenapa pegangan tangan?"

"Ah.. itu.. tadi kita sembunyi"

"Sembunyi? Sembunyi kenapa?" Nada bicara Kak Rio semakin meninggi dari sebelumnya. Aku meletakkan sendok menghentikan gerakan makan ku.

"Tadi ada anak-anak kelas 12 yang ke situ untuk ngerokok. Terus Aku narik tangan Kak Kiral untuk sembunyi karena takut"

"Takut kenapa? Mereka hanya berandalan. Harusnya kamu diam saja di situ. Lagian kalau mereka lihat bocah itu, mereka akan kabur. Bocah itu kan ketua OSIS, mereka tidak akan berani merokok di hadapan nya" cecar Kak Rio. Nadanya kembali normal tapi tetap terdengar ketus.

Untung tidak ada orang di sini. Bisa-bisa kami jadi bahan tontonan. Sementara Bude Titis tak terdengar suara sama sekali dari belakang.

"Aku.. takut ketahuan berduaan bersama Kak Kiral Kak.. jadi.."

"Kenapa takut ketahuan? Memangnya kalian ngapain sebelum mereka datang?"

"Enggak, gak ngapa-ngapain.."

"Kalau enggak ngapa-ngapain kenapa takut?"

Aku hanya diam saja tak berani menimpali. Aku takut anak-anak menyebar gosip aneh soal Aku dan dia. Karena itulah Aku sembunyi.

"Hah.. dengarkan Aku Khiana, semua laki-laki di dunia ini itu berengsek. Kamu tidak boleh berduaan begitu dengan laki-laki manapun apapun alasannya. Bukankah hal itu sudah di ajarkan padamu sejak kecil?"

Aku hanya menunduk. Diam.

"Sekali lagi Aku melihat mu berduaan dengan laki-laki di tempat sepi, siapapun itu, Aku tidak akan cuma memarahimu saja nanti. Ingat baik-baik perkataan ku"

"Ya.. maafkan Aku Kak"

Lalu kami melanjutkan makan dalam diam. Masakan Bude Titis yang biasanya enak menjadi terasa hambar. Namun, Aku tetap menghabiskan semua yang ada di atas piring tanpa sisa.

.

.

.

bersambung...

Episodes
1 AUTHOR NOTE
2 Ep. 1 - Prolog
3 Ep. 2 - Pertemuan Pertama
4 Ep. 3 - Anakku Akan Menjagamu
5 Ep. 4 - Perjodohan Yang Tiba-tiba
6 Ep. 5 - Orang Paling Populer di Sekolah
7 Ep. 6 - Sembunyi
8 Ep. 7 - Peringatan Kak Rio
9 Ep. 8 - Firasat Kak Rio
10 Ep. 9 - Aku Akan Mencobanya
11 Ep. 10 - Pertandingan Basket
12 Ep. 11 - Restoran Jepang
13 Ep. 12 - Restoran Jepang (Part 2)
14 Ep. 13 - Kosan Kak Rio
15 Ep. 14 - Rumah Kak Kiral
16 Ep. 15 - Rumah Kak Kiral (Part 2)
17 Ep. 16 - Kencan Pertama
18 Ep. 17 - Aku Akan Menunggu Mu
19 Ep. 18 - Aku Akan Menunggu Mu (Part 2)
20 Ep. 19 - Aku Akan Menunggu Mu (Part 3)
21 Ep. 20 - Rindu
22 Ep. 21 - Pesta Barbeque
23 Ep. 22 - Pesta Barbeque (Part 2)
24 Ep. 23 - Brother Date
25 Ep. 24 - Malam Pertunangan
26 Ep. 25 - Malam Pertunangan (PART 2)
27 Ep. 26 - Malam Pertunangan (PART 3)
28 Ep. 27 - Pengakuan
29 Ep. 28 - Pengakuan (Part 2)
30 Ep. 29 - Roommate
31 Ep. 30 - Roommate (Part 2)
32 Ep. 31 - Hampir Saja
33 Ep. 32 - Lomba
34 Ep. 33 - Lomba (Part 2)
35 Ep. 34 - Malaikat
36 Ep. 35 - Kejanggalan
37 Ep. 36 - Kenapa Kamu Menangis?
38 Ep. 37 - Kamu Kenapa?
39 Ep. 38 - Aku Punya Pacar
40 Ep. 39 - Kunjungan Tak Terduga
41 Ep. 40 - Asing
42 Ep. 41 - Saran
43 Ep. 42 - Selamat Ulang Tahun
44 Ep. 43 - Lamaran
45 Ep. 44 - Hari Pernikahan
46 Ep. 45 - Bulan Madu
47 Ep. 46 - Hari Itu
48 Ep. 47 - Jijik
49 Ep. 48 - Pergilah
50 Ep. 49 - Habisi Saja Aku Sekarang
51 Ep. 50 - Kenangan Masa Kecil
52 Ep. 51 - Kenangan Masa Kecil (Part 2)
53 Ep. 52 - Kenangan Masa Kecil (Part 3)
54 Ep. 53 - Tentang Rei dan Tamara
55 Ep. 54 - Tentang Rei dan Tamara (Part 2)
56 Ep. 55 - Bantuan Alex
57 Ep. 56 - Gugatan Cerai
58 Ep. 57 - Ulah Rei
59 Ep. 58 - Ulah Rei (Part 2)
60 Ep. 59 - Ulah Rei (Part 3)
61 Ep. 60 - Pendapat Alex
62 Ep. 61 - Apa aku bahagia?
63 Ep. 62 - Ayo Kita Bahagia Bersama
64 Ep. 63 - Monalisa Versiku
65 Ep. 64 - Isi Hati Keenan
66 Ep. 65 - Cincin
67 Ep. 66 - Pembeli Lukisan
68 Ep. 67 - Jadi... Siapa Dia?
69 Ep. 68 - Aku Mungkin Akan Menyerangmu
70 Ep. 69 - Hahaha Menikah Lagi ?
71 Ep. 70 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun
72 Ep. 71 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 2)
73 Ep. 72 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 3)
74 Ep. 73 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 4)
75 Ep. 74 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 5)
76 Ep. 75 - Muak
77 PENGUMUMAN + BONUS
78 Ep. 76 - CCTV
79 Ep. 77 - Penyakit Nathan
80 Ep. 78 - Boxer
81 Ep. 79 - Ancaman
82 Ep. 80 - Penyesalan
83 Ep. 81 - Itu Obat Siapa?
84 Ep. 82 - Jadi Kamu Punya Suami?!
85 Ep. 83 - Jadi Kamu Punya Suami?! (Part 2)
86 Ep. 84 - Om Itu
87 Ep. 85 - Aku Senang Ketemu Om
88 Ep. 86 - Aku Senang Ketemu Om (Part 2)
89 Ep. 87 - Obrolan Sebelum Tidur
90 Ep. 88 - Obrolan Sebelum Tidur (Part 2)
91 Ep. 89 - Kenangan Terakhir
92 Ep. 90 - Kenangan Terakhir (Part 2)
93 Ep. 91 - Dendam Rei
94 Ep. 92 - Pesan Terakhir Sebelum Pergi
95 Ep. 93 - Kembalilah Padanya
96 Ep. 94 - Percakapan Terakhir
97 Ep. 95 - Harapan
98 Ep. 96 - Tamara
99 Ep. 97 - Dimana Dia?
100 Ep. 98 - Terlambat
101 Ep. 99 - Kebohongan Alex
102 Ep. 100 - Halusinasi Yang Nyata
103 Ep. 101 - Epilog
104 TERIMAKASIH
105 TERIMAKASIH
Episodes

Updated 105 Episodes

1
AUTHOR NOTE
2
Ep. 1 - Prolog
3
Ep. 2 - Pertemuan Pertama
4
Ep. 3 - Anakku Akan Menjagamu
5
Ep. 4 - Perjodohan Yang Tiba-tiba
6
Ep. 5 - Orang Paling Populer di Sekolah
7
Ep. 6 - Sembunyi
8
Ep. 7 - Peringatan Kak Rio
9
Ep. 8 - Firasat Kak Rio
10
Ep. 9 - Aku Akan Mencobanya
11
Ep. 10 - Pertandingan Basket
12
Ep. 11 - Restoran Jepang
13
Ep. 12 - Restoran Jepang (Part 2)
14
Ep. 13 - Kosan Kak Rio
15
Ep. 14 - Rumah Kak Kiral
16
Ep. 15 - Rumah Kak Kiral (Part 2)
17
Ep. 16 - Kencan Pertama
18
Ep. 17 - Aku Akan Menunggu Mu
19
Ep. 18 - Aku Akan Menunggu Mu (Part 2)
20
Ep. 19 - Aku Akan Menunggu Mu (Part 3)
21
Ep. 20 - Rindu
22
Ep. 21 - Pesta Barbeque
23
Ep. 22 - Pesta Barbeque (Part 2)
24
Ep. 23 - Brother Date
25
Ep. 24 - Malam Pertunangan
26
Ep. 25 - Malam Pertunangan (PART 2)
27
Ep. 26 - Malam Pertunangan (PART 3)
28
Ep. 27 - Pengakuan
29
Ep. 28 - Pengakuan (Part 2)
30
Ep. 29 - Roommate
31
Ep. 30 - Roommate (Part 2)
32
Ep. 31 - Hampir Saja
33
Ep. 32 - Lomba
34
Ep. 33 - Lomba (Part 2)
35
Ep. 34 - Malaikat
36
Ep. 35 - Kejanggalan
37
Ep. 36 - Kenapa Kamu Menangis?
38
Ep. 37 - Kamu Kenapa?
39
Ep. 38 - Aku Punya Pacar
40
Ep. 39 - Kunjungan Tak Terduga
41
Ep. 40 - Asing
42
Ep. 41 - Saran
43
Ep. 42 - Selamat Ulang Tahun
44
Ep. 43 - Lamaran
45
Ep. 44 - Hari Pernikahan
46
Ep. 45 - Bulan Madu
47
Ep. 46 - Hari Itu
48
Ep. 47 - Jijik
49
Ep. 48 - Pergilah
50
Ep. 49 - Habisi Saja Aku Sekarang
51
Ep. 50 - Kenangan Masa Kecil
52
Ep. 51 - Kenangan Masa Kecil (Part 2)
53
Ep. 52 - Kenangan Masa Kecil (Part 3)
54
Ep. 53 - Tentang Rei dan Tamara
55
Ep. 54 - Tentang Rei dan Tamara (Part 2)
56
Ep. 55 - Bantuan Alex
57
Ep. 56 - Gugatan Cerai
58
Ep. 57 - Ulah Rei
59
Ep. 58 - Ulah Rei (Part 2)
60
Ep. 59 - Ulah Rei (Part 3)
61
Ep. 60 - Pendapat Alex
62
Ep. 61 - Apa aku bahagia?
63
Ep. 62 - Ayo Kita Bahagia Bersama
64
Ep. 63 - Monalisa Versiku
65
Ep. 64 - Isi Hati Keenan
66
Ep. 65 - Cincin
67
Ep. 66 - Pembeli Lukisan
68
Ep. 67 - Jadi... Siapa Dia?
69
Ep. 68 - Aku Mungkin Akan Menyerangmu
70
Ep. 69 - Hahaha Menikah Lagi ?
71
Ep. 70 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun
72
Ep. 71 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 2)
73
Ep. 72 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 3)
74
Ep. 73 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 4)
75
Ep. 74 - Yang Terjadi Selama 7 Tahun (Part 5)
76
Ep. 75 - Muak
77
PENGUMUMAN + BONUS
78
Ep. 76 - CCTV
79
Ep. 77 - Penyakit Nathan
80
Ep. 78 - Boxer
81
Ep. 79 - Ancaman
82
Ep. 80 - Penyesalan
83
Ep. 81 - Itu Obat Siapa?
84
Ep. 82 - Jadi Kamu Punya Suami?!
85
Ep. 83 - Jadi Kamu Punya Suami?! (Part 2)
86
Ep. 84 - Om Itu
87
Ep. 85 - Aku Senang Ketemu Om
88
Ep. 86 - Aku Senang Ketemu Om (Part 2)
89
Ep. 87 - Obrolan Sebelum Tidur
90
Ep. 88 - Obrolan Sebelum Tidur (Part 2)
91
Ep. 89 - Kenangan Terakhir
92
Ep. 90 - Kenangan Terakhir (Part 2)
93
Ep. 91 - Dendam Rei
94
Ep. 92 - Pesan Terakhir Sebelum Pergi
95
Ep. 93 - Kembalilah Padanya
96
Ep. 94 - Percakapan Terakhir
97
Ep. 95 - Harapan
98
Ep. 96 - Tamara
99
Ep. 97 - Dimana Dia?
100
Ep. 98 - Terlambat
101
Ep. 99 - Kebohongan Alex
102
Ep. 100 - Halusinasi Yang Nyata
103
Ep. 101 - Epilog
104
TERIMAKASIH
105
TERIMAKASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!