Epilog...
"Mengapa makanannya diantar? Apakah dia punya hak istimewa? Betapa tidak sopannya wanita itu mengabaikan panggilan mertuanya?" tegur Margareth saat Septi membawa nampan penuh makanan menuju kamar Rania.
"Maafkan saya, Nyonya besar. Nyonya Rania tidak ingin makan. Ini inisiatif saya saja, sebab beliau tidak makan sejak tadi siang. Siapa tahu pikirannya berubah setelah menghirup aroma makanan ini."
"Apa aku harus peduli?" cemo'ohnya dingin. "Beritahu Rania untuk turun makan bersama!"
"Tidak Nyonya. Maafkan saya, anda boleh memarahi saya. atau menghukum saya, terserah Nyonya besar. Saya akan menerimanya. Nyonya Rania sedang tidak sehat. Saya akan mengantarkannya makanan sebelum beliau benar-benar jatuh sakit," bantah Septi kukuh pada pendiriannya.
Jika nyonya Besar tidak menyukai nyonya Rania, Septi tak bisa memaksa. Itu haknya Namun, beliau tak berhak membatasi Hak Asasi Manusia. Nyonya Rania tidak ingin konfrontasi. Beliau hanya ingin kedamaian. Pikir Septi gemas. Nyonya Rania cukup terpuruk beberapa hari ini. Septi baru mengenalnya satu dua hari, tetapi nyonya Rania tak melakukan kesalahan. Septi mengamati, Rania memiliki kepribadian lemah lembut. Beliau hanya berada pada kondisi yang salah. Beliau sebenarnya begitu tulus.
"Siapa kamu? Berani - beraninya membantah perintah saya, yah?"
"Mom, sudahlah. Biarkan dia! Mommy bisa kehilangan selera makan," bujuk Mikaila.
Mikaila mungkin mempertimbangkan ekspresi tak nyaman Raavero. Lagipula, Selena sedang menghabiskan makanannya. Balita itu tampak ketakutan melihat wajah marah neneknya.
"Apakah Mommy tak nyaman kita makan berempat?"
Margareth menghela napas panjang, berupaya membuang kekesalan dalam dirinya. Apa yang Raavero lakukan, tiba-tiba menikahi Rania. Margareth tak pernah akan merestuinya sampai akhir jaman. Margareth menduga, Raavero ingin mempermainkan Rania dan menyiksanya. Namun, bukan berarti menikahi gadis itu. Margareth akhirnya mengalah dan sepakat akan kata-kata Mikaila.
"Yah sudah, pergi sana!"
"Tante Rania sakit yah, Mom? Apa gara-gara aku?" Selena bertanya peduli. Raut wajahnya muram.
"Selena sayang, habiskan makananmu!" tegur Mikaila tak suka.
Mikaila harus mengakui satu hal, Rania bak malaikat tersesat di muka bumi. Wajah dan matanya bersinar tulus, bahkan saat sedang marah. Selena tak pandai bergaul. Gadis cilik itu sering di-bully karena kecerdasannya di atas rata-rata. Selena sedikit anti sosial dan apatis. Mikaila terganggu ketika mendapati Rania mampu menaklukkan Selena hanya sekejap. Anak-anak cerdas seperti Selena tak mudah dibodohi. Mereka punya kemampuan untuk meraba jati diri seseorang. Insting mereka tajam. Mereka punya kemampuan mengenali niat seseorang. Mikaila tersudut Akan kenyataan, Selena jatuh hati pada Rania. Itu berarti Rania telah lulus tes bagi Selena.
Bunda Hana menyaksikan suasana kediaman Alves yang berubah memanas belakangan ini. Raavero melakukan dua kesalahan sekaligus. Pria itu tidak hanya menikahi Rania. Raavero Alves juga membawa Mikaila, sang mantan kekasih beserta puterinya ke kediaman Alves dua hari selepas menikahi Rania. Harusnya itu tak boleh terjadi. Pria itu punya motif pada Rania, tetapi ketika akhirnya dia jatuh cinta, dia akan berubah menjadi serakah.
Rania seorang pejuang sejati. Gadis itu pantang menyerah dan berambisi kuat. Meskipun di awal, dia menolak Raavero. Sementara itu, Mikaila Gilsha ingin mengembalikan keadaan seperti saat Raavero masih bersamanya.
Perang dingin di antara keduanya ditambah anti pati ibunda Raavero pada Rania, memperburuk keadaan.
Margareth membenci Rania. Matanya, hidungnya, suaranya, aromanya, Margareth membenci segala hal tentang Rania. Jadi, apapun tindakan Rania akan selalu salah di mata wanita separuh baya itu.
Raavero tentu tak akan menyalahkan Ibunya. Mereka melewati masa-masa sulit dan pedih saat Rania menikmati hidup bahagia dengan harta rampokan milik Raavero. Margareth sepertinya ingin melemparkan Rania pada keadaan, di mana Rania merasakan kepedihan mereka dahulu.
Margareth tidak pernah tahu, selama bertahun-tahun Raavero diam-diam mengawasi Rania. Pria itu bertindak lakonkan "tuhan" bagi Rania dan menyiksanya secara langsung, setiap saat tanpa Rania sadari.
Gadis itu bahkan mengalami trauma ketika mencoba bertahan selama satu tahun masa-masa tersulit dalam hidupnya. Raavero mencapai kepuasan tertentu setelah menyaksikan dan menikmati penderitaan Rania. Dia telah menakar kadar derita untuk Rania.
Lalu, Mikaila datang dan Raavero jatuh cinta padanya. Pria itu melupakan sejenak ambisinya menghancurkan Rania. Mikaila seorang model cantik, kaya raya dan supel berhasil membuat Raavero terlena.
Sampai suatu ketika, Raavero tanpa sengaja melihat Rania saat peresmian Le Belle. Rania bersinar seperti malaikat, cantik dan rupawan. Raavero terpesona padanya dan obsesinya pada Rania kembali menggebu. Rania telah menghirup udara bebas selama lima tahun dan waktunya habis.
Bunda Hana cukup gerah, menonton tayangan drama hidup penuh elemen ironi, tanpa diberi kesempatan untuk meluruskan kesalah - pahaman di antara mereka.
"Selena, jangan terlalu dekat dengan tante Rania! Dia itu bukan tante kamu. Dia bisa sangat berbahaya. Jangan mudah percaya pada orang , yah, Nak!" nasihat mengandung nada-nada kebencian, sungguh tak elok masuk kuping anak sekecil Selena.
"Hentikan, Bu! Selena terlalu kecil untuk diracuni pemikiran seperti itu!" tegur Raavero gerah.
Pria itu berdiri, membersihkan mulutnya dan meninggalkan meja makan. Pria itu menaiki tangga dan langsung menuju kamar Rania.
"Nyonya sudah makan?" tanya Raavero di depan kamar Rania.
"Belum Pak. Gusi bagian kirinya bengkak, beliau susah mengunyah makanan," jawab Septi.
"Bisakah Septi menyediakan jus buah atau bubur saja? Sesuatu yang lunak?" tanya Raavero memberi saran pada Septi.
Aneh. Pak Raavero terkesan cemas, tetapi beliau sama sekali tak memberi dukungan saat istrinya diperlakukan tidak adil. Dia memberitahu Septi apa yang harus dilakukan, tetapi harusnya pak Raavero tahu apa yang lebih Nyonya butuh. Sebuah kenyamanan.
"Yah, bunda Hana menyiapkan bubur ayam. Sayangnya, nyonya Rania kehilangan selera makan. Tiap membuka mulut, ujung bibir beliau nyeri," terang Septi prihatin.
"Apa nyonya tidak minum obat penghilang nyeri?"
"Tidak, Pak. Nyonya sering bermimpi buruk. Obat-obatan akan mengurangi nyeri dan nyonya bisa tidur nyenyak. Permasalahannya, nyonya selalu bermimpi buruk. Beliau takut untuk tidur nyenyak," jelas Septi panjang lebar.
"Beliau istirahat?"
"Yah, Pak! Nyonya Rania tidak ingin diganggu," jawab Septi lagi.
Raavero mengetuk pintu kamar Rania tiga kali. Tak ada tanggapan. Pria itu masih termenung di depan pintu kamar Rania sebelum beranjak dari sana. Raavero tidak ingin meneliti hatinya sebab meskipun ada rasa untuk Rania, dia tak boleh terpedaya. Raavero bukan tak sanggup menjawab pertanyaan Rania dan Selena, mengapa Raavero menikahi Rania? Raavero hanya tidak punya jawaban. Kini dia berada di antara dua wanita, istrinya dan ibu dari anaknya. Situasi ini akan buruk jika Raavero tak segera menanganinya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Raavero tak mampu membuat keputusan.
Bunda Hana menyaksikan kepahitan itu dan berdoa agar kisah ketiganya berakhir bahagia.
************************************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
✨Susanti✨
lanjut...
2023-01-18
0
Yasmine aja
complicated
2022-04-11
0
Lilis Ferdinan
jd esmosi sama raav,,, laki2 kok ngak gantle,, gak jelas maksud dan tujuan,,,,,,, ntar klw rania dibawa pergi cowok lain kalang kabut,,,,, pas lg deket diabaikan, disakiti,,, gemezzzzzz pengen cubit ginjalnya,,,
2022-01-30
0