Penolakan Adrian

Ayo dong berikan like, coment dan votenya 😉

🌸🌸🌸

Hening...

"Pak..." sapa Ayunda dengan ramah.

Pria itu hanya membalas dengan senyuman.

Pakaiannya juga rapi seperti pria tadi, apakah dia juga orang penting di perusahaan ini, jika iya, harusnya dia menggunakan lift yang berbeda, batin Ayunda.

Pintu lift terbuka di lantai dasar, Ayunda langsung ke luar meninggalkan Pria yang bersamanya di dalam lift. Mungkin dia sedang menuju basement, batinnya.

Ayunda melangkahkan kakinya menuju pintu ke luar lobi kantor. Namun sebelum ke luar, dia menyapa ramah resepsionis yang ada di lobi kantor.

Sampai jam berapa dia bekerja, kenapa masih setia berdiri di belakang meja itu, batin Ayunda.

Ayunda berjalan ke luar, lalu berjalan menyusuri trotoar menuju halte busway dekat kantor.

Ayunda menunggu busway sambil memainkan ponselnya, "5 panggilan tak terjawab dari kak Reno", gumamnya. Ayunda lupa memberitahu Reno, kalau selama tiga bulan ke depan dia tidak bisa bekerja di cafe. Baru saja Ayunda akan menghubungi Reno, Tayo kesayagannya sudah datang. Ayunda memutuskan akan menghubungi Reno saat sudah di rumah nanti.

***

Adrian sedang mengendarai kendaraannya di jalanan yang masih ramai. Dia mengingat kejadian di dalam lift, saat dia berduaan dengan Ayunda. Hatinya sakit karena tak dapat memeluknya. Ferdo sudah mengingatkannya berkali-kali untuk memberitahu siapa dirinya pada Ayunda, namun dia ingin menunggu waktu yang pas.

Adrian sudah tiba di basement apartementnya. Dia memarkirkan kendaraannya, lalu melangkahkan kakinya menuju lift . Saat berada di lorong menuju pintu apartemennya, dia kaget saat melihat Winda berdiri seorang diri di depan pintu apartemennya.

Adrian menghampirinya, "Kenapa Kau di sini?" tanyanya dengan mengkerutkan keningnya.

"A- aku... " sahutnya gugup. "Hmm... ada yang mau aku omongin", ucapnya kemudian.

Adrian berjalan menuju pintu, lalu memasukkan passwordnya. "Ayo... masuklah", ajak Adrian pada Winda saat pintu sudah terbuka.

Winda berjalan mengikuti langkah Adrian di belakangnya.

"Mau minum apa?" tanya Adrian sambil membuka jas yang di kenakannya.

Winda tersenyum memandang Adrian melepas jasnya, "bisa aku ambil sendiri?" tanya Winda.

Adrian berjalan masuk ke kamarnya tanpa menjawab Winda. Sebenarnya dia tidak suka orang lain menyentuh apa pun di rumahnya. Dia buru-buru meletakkan jas nya dalam keranjang kain kotor. Lalu melangkahkan kakinya menuju pantry. "Suka soft drink?" tanya Adrian.

Winda hanya membalas dengan anggukan, sebenarnya dia ingin melihat-lihat isi rumah Adrian, namun dia tidak punya kesempatan.

Satu kaleng soft drink yang ada di tangan Adrian, dia letakkan di meja di hadapan Winda dan satu gelas air hangat di tangannya yang lain untuk dirinya. "Ayo, minumlah", pintanya.

Winda meraih soft drink di atas meja, lalu meminumnya seteguk. "Adrian, apakah kamu tinggal sendiri di sini?" tanya Winda sambil meletak kembali kaleng soft drink di tangannya di atas meja.

"Ya", sahutnya singkat. "Apa yang ingin Kau bicarakan?" tanya Adrian to the point.

Winda menghela nafas berat, "aku menyukaimu", ucapnya buru-buru.

Adrian menatap Winda dengan wajah datar, "maaf", ucapnya membalas pernyataan Winda.

Deg...

Jantungnya seolah berhenti mendengar jawaban dari Adrian. "Ti- tidak bisakah Kau memberikan aku sedikit kesempatan?" tanyanya terbata-bata sambil menahan air matanya. "Adrian... please..." pintanya dengan wajah sendu.

"Maaf... aku sedikit lelah, apakah ada lagi yang ingin Kau bicarakan?" tanya Adrian yang tak ingin memperpanjang perbincangan mereka.

Ada yang patah tapi bukan tulang, ada yang retak tapi bukan kaca, tapi hati seseorang.

Hati Winda sangat sakit mendengar setiap ucapan Adrian. "Aku permisi", ucapnya sambil berdiri.

Adrian masih diam di tempat duduknya, "oke", balasnya singkat.

Winda berjalan dengan langkah gontai menuju pintu. Dia berhenti sesaat memegang handle pintu, lalu berbalik memandang ke arah Adrian, namun Adrian tak memandangnya, dia menatap lurus ke depan tanpa mengucapkan sepatah kata. Winda melanjutkan membuka handle pintu dan berjalan ke luar meninggalkan apartemen Adrian.

Langkah kaki berat Winda menyusuri lorong apartemen, "kenapa... kenapa... " teriak Winda tertahan sambil meneteskan air mata. Lalu dia turun ke bawah menuju basement menuju tempat kendaraannya di parkir.

Winda masuk ke dalam mobil, kemudian melajukan kendaraannya meninggalkan basement. Kendaraan semakin melaju kencang membelah keramaian jalanan di malam hari, yang mampu menutupi rasa perih di hati. "Adrian... " ucapnya lirih. "Lima tahun aku memendam persaanku, tapi kenapa... arrghh", teriaknya frustasi dan semakin melajukan kendaraannya menyusuri jalanan sepi.

Ciitt...

Winda menginjak rem tiba-tiba, hampir saja dia menabrak seorang pria yang menyebrang dengan sembarang. Huh... huh... tarikan nafasnya berat karena jantungnya memompa dengan cepat.

"Hei... dasar to*ol!" maki pria itu. "Kalau gak bisa bawa mobil, jangan sok ngebut!" sergah pria yang hampir saja di tabraknya.

"Maaf..." ucap Winda saat membuka kaca mobilnya. Namun tiba-tiba pria itu menodongkan senjata tajam. Winda syok saat benda tajam di arahkan ke lehernya. Dia mengikuti apa saja yang di minta oleh pria itu. Setelah semua di serahkan, pria itu langsung menyemprotkan sesuatu ke wajah Winda sebelum melarikan diri.

Winda seperti linglung, dia tak mengingat apa yang baru saja terjadi. Lalu dia melajukan kendaraannya sambil memikirkan sesuatu yang belum jelas.

***

Malam telah berganti pagi, udara dinginnya malam sudah terkikis oleh hangatnya mentari pagi.

Seorang wanita imut melangkah dengan riang saat berjalan menuju perusahaan yang menjadi impiannya.

"Pagi, Pak..." sapanya pada security yang selalu siaga di depan lobi kantor.

"Pagi, mba", sahut pak security.

"Pagi, Kak Reva", sapanya dengan tersenyum ramah pada wanita cantik yang selalu setia berdiri di balik meja resepsionis.

"Pagi, Ay", balasnya sambil tersenyum pada Ayunda.

Ayunda berjalan dengan semangat menuju pintu lift. Saat pintu lift sudah terbuka, dia masuk, lalu menekan nomor lantai yang ingin di tujunya.

Ting...

Pintu lift terbuka, Ayunda melangkahkan kakinya ke luar, lalu berjalan menyusuri lorong dengan langkah pasti. "Pagi, Kak Tya", sapanya pada sekretaris Ferdo.

"Pagi, Ay", sahutnya lalu menjutkan langkahnya menuju pantry.

"Tolong buatkan kopi, gula batunya cukup satu. Aku buru-buru mau ke toilet", ucapnya pada salah satu OB yang berada di pantry.

Ayunda teringat seseorang yang suka minum kopi, dengan gula batu. Saat itu dia bingung karena belum pernah membuat minuman menggunakan gula batu. "Kak Alfian", gumamnya. Lalu dia melanjutkan langkahnya menuju ruangan divisi program acara.

***

Seorang pria sangat fokus memperhatikan gerak-gerik seseorang melalui monitor cctv di laptopnya. Kedua sudut bibirnya tertarik lebar, saat melihat senyum wanita yang sedang di pantaunya melalui cctv.

Tok... tok...

Suara ketukan pintu membuat Ferdo langsung menutup layar laptopnya. "Masuk...", sahutnya dari dalam ruangan.

Tya, sang sekretaris berjalan menghampirinya dengan membawa segelas kopi favorit Ferdo.

"Terima kasih", ucap Ferdo saat Tya sudah meletakkannya di hadapan Ferdo.

"Sama-sama, Pak", balas Tya. Lalu dia berjalan ke luar dari ruangan Ferdo.

*

*

Happy Reading 😊

Terpopuler

Comments

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

semangat Ayunda

2021-02-25

0

Cahya

Cahya

next

2021-01-29

1

Sekapuk Berduri

Sekapuk Berduri

like kak semangat 💕

2021-01-28

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Perkenalan Tokoh
3 Di Kampus
4 Mengingat Kembali
5 Segelas Air Hangat
6 Masa Lalu Bahagia
7 Dijodohkan
8 Kursus Memasak
9 Pengumuman PKL
10 Impian Ayunda
11 Jebakan
12 Impian Ayunda Seakan Berakhir
13 PKL Hari Pertama
14 Sepenggal Cerita Keluarga Ayunda
15 Reina dan Asep
16 Penolakan Adrian
17 Kenangan Masa Lalu Ferdo
18 Surat dari Inisial A
19 Pertemuan Adrian dengan keluarganya
20 Pindah Rumah
21 Bodyguard Tampan
22 Pertemuan Ayunda dengan Ferdo
23 Seorang Wanita Bernama Jenny
24 Kedatangan Siska
25 Ayunda Kembali Menerima Sesuatu dari Inisial A
26 Kotak Makan Siang
27 Siska Bertamu di Rumah Winda
28 Teman Payah
29 Panggilan Alfian
30 Ulang Tahun Sang Bunda
31 Kolaborasi Adrian dan Winda
32 Sahabat Sejati
33 Ferdo Marah
34 Kembali Ke Kampus
35 Di Cafe bersama Ayunda
36 Perubahan Sikap Ferdo
37 Di sebuah Mall
38 Restoran Korea
39 Rencana Perjodohan Ferdo
40 Rencana Pulang Kampung
41 Pacar Bohongan Ferdo
42 Rencana Pertunangan Ferdo
43 Ayunda Setuju
44 Ajakan Makan Siang
45 Penolakan Sang Kakek
46 Ferdo Uring-uringan
47 Acara Pertunangan Ferdo
48 Masih Acara Pertunangan Ferdo
49 Ayunda sedang bersedih
50 Adrian Style
51 Acara Di rumah Siska
52 Ada apa dengan Ayunda
53 Ferdo datang ke Kampus Ayunda
54 Seharusnya Mengejar Cinta
55 Kegelisahan Ayunda
56 Ferdo Bermimpi
57 Akhirnya Ayunda Tahu
58 Lomba Pembawa Acara
59 Pemenang Lomba
60 Pulang Kampung
61 Suruhan Siska
62 Rindu Ayah
63 Ferdo kembali mengingat
64 Penampilan Aneh Winda
65 Tidak Punya Hati
66 Siska baru menyadari
67 Kegelisahan Winda
68 Kabar Duka
69 Memikul Tanggung jawab
70 Kembali dari Paris
71 Ferdo dan Ayunda saling suka
72 Di taman Apartemen
73 Sarapan Bareng
74 Taman Hiburan
75 Jadian
76 Kegelisahan Ferdo dan Ayunda
77 Pelaku Penabrak Orang tua Ferdo
78 Adrian di pecat
79 Rumah Baru Ayunda
80 Janji Bertemu
81 Pertemuan Ayunda dan Ferdo
82 Rencana pernikahan
83 Ayunda bertemu seorang ibu
84 Kecemburuan Ferdo
85 Penjelasan Ayunda
86 Sebuah bukti
87 Isi Flashdisk
88 Alfian Bertemu Seseorang
89 Kedatangan sang kakek
90 Kegelisahan Alfian
91 Alfian akan menikah
92 Keputusan Sidang
93 Pernikahan Alfian
94 Kembalinya Tony
95 Kesedihan Ayunda
96 Mirip Mama
97 Positif
98 Peresmian Restoran Bunda
99 Kebahagiaan Siska
100 Wawancara
101 Pengganti Tya
102 Rencana Kuliah Ayunda
103 Sikap Manja Siska
104 Keberangkatan Ayunda
105 Keresahan Adrian
106 Sahabat terbaik
107 Bantuan dari Conny
108 Ayunda mulai terancam
109 Sebuah Flashdisk
110 Kedatangan Siska
111 Bayi mungil
112 Ayunda jadi sasaran
113 Sebuah kebenaran
114 Tony punya banyak keahlian
115 Dhany pelaku penembakan
116 Mama Winda masih hidup
117 Kepulangan Ayunda
118 Hari Pernikahan Adrian
119 Terjadinya Penyatuan antara Adrian dan Winda
120 Ayunda Kembali Ke London
121 Ulang Tahun Winda
122 Siska sadarkan diri
123 Acara Aqiqah
124 Zahra Hilang
125 Pelaku Penculikan Zahra
126 Siska Tidak Hilang Ingatan
127 Kematian Siska
128 Siapa Wanita Itu?
129 Berkunjung ke Panti Asuhan
130 Cinta Pandangan Pertama
131 Datang Lebih Awal
132 Pertemuan Ayunda dan Alfian
133 Mengejar Cintanya
134 Dafa Kecelakaan
135 Penyebab Dafa Kritis
136 Ayunda sedang badmood
137 Menerima Kembali
138 Mengejar kembali cintanya
139 Ayunda berusaha Ceria
140 Sebatas Rekan Bisnis
141 Masih Mencintai
142 Jadi Tersangka?
143 Semoga berkah
144 Pernyataan Cinta
145 Ayunda Di tahan
146 Ayunda Bebas
147 Alfian Cemburu
148 Ayunda Resah
149 Menjenguk
150 Di Rumah Sakit
151 Lamaran Alfian
152 Harta Warisan
153 Perjanjian
154 Siapa yang bertamu
155 Lamaran Resmi Alfian
156 Pantun Alfian
157 Menyebar Undangan
158 Ingin Mencelakai
159 Hari Pernikahan
160 Bencana Di hari Pernikahan
161 Penyatuan Terjadi
162 Pulang Kampung (End)
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Awal
2
Perkenalan Tokoh
3
Di Kampus
4
Mengingat Kembali
5
Segelas Air Hangat
6
Masa Lalu Bahagia
7
Dijodohkan
8
Kursus Memasak
9
Pengumuman PKL
10
Impian Ayunda
11
Jebakan
12
Impian Ayunda Seakan Berakhir
13
PKL Hari Pertama
14
Sepenggal Cerita Keluarga Ayunda
15
Reina dan Asep
16
Penolakan Adrian
17
Kenangan Masa Lalu Ferdo
18
Surat dari Inisial A
19
Pertemuan Adrian dengan keluarganya
20
Pindah Rumah
21
Bodyguard Tampan
22
Pertemuan Ayunda dengan Ferdo
23
Seorang Wanita Bernama Jenny
24
Kedatangan Siska
25
Ayunda Kembali Menerima Sesuatu dari Inisial A
26
Kotak Makan Siang
27
Siska Bertamu di Rumah Winda
28
Teman Payah
29
Panggilan Alfian
30
Ulang Tahun Sang Bunda
31
Kolaborasi Adrian dan Winda
32
Sahabat Sejati
33
Ferdo Marah
34
Kembali Ke Kampus
35
Di Cafe bersama Ayunda
36
Perubahan Sikap Ferdo
37
Di sebuah Mall
38
Restoran Korea
39
Rencana Perjodohan Ferdo
40
Rencana Pulang Kampung
41
Pacar Bohongan Ferdo
42
Rencana Pertunangan Ferdo
43
Ayunda Setuju
44
Ajakan Makan Siang
45
Penolakan Sang Kakek
46
Ferdo Uring-uringan
47
Acara Pertunangan Ferdo
48
Masih Acara Pertunangan Ferdo
49
Ayunda sedang bersedih
50
Adrian Style
51
Acara Di rumah Siska
52
Ada apa dengan Ayunda
53
Ferdo datang ke Kampus Ayunda
54
Seharusnya Mengejar Cinta
55
Kegelisahan Ayunda
56
Ferdo Bermimpi
57
Akhirnya Ayunda Tahu
58
Lomba Pembawa Acara
59
Pemenang Lomba
60
Pulang Kampung
61
Suruhan Siska
62
Rindu Ayah
63
Ferdo kembali mengingat
64
Penampilan Aneh Winda
65
Tidak Punya Hati
66
Siska baru menyadari
67
Kegelisahan Winda
68
Kabar Duka
69
Memikul Tanggung jawab
70
Kembali dari Paris
71
Ferdo dan Ayunda saling suka
72
Di taman Apartemen
73
Sarapan Bareng
74
Taman Hiburan
75
Jadian
76
Kegelisahan Ferdo dan Ayunda
77
Pelaku Penabrak Orang tua Ferdo
78
Adrian di pecat
79
Rumah Baru Ayunda
80
Janji Bertemu
81
Pertemuan Ayunda dan Ferdo
82
Rencana pernikahan
83
Ayunda bertemu seorang ibu
84
Kecemburuan Ferdo
85
Penjelasan Ayunda
86
Sebuah bukti
87
Isi Flashdisk
88
Alfian Bertemu Seseorang
89
Kedatangan sang kakek
90
Kegelisahan Alfian
91
Alfian akan menikah
92
Keputusan Sidang
93
Pernikahan Alfian
94
Kembalinya Tony
95
Kesedihan Ayunda
96
Mirip Mama
97
Positif
98
Peresmian Restoran Bunda
99
Kebahagiaan Siska
100
Wawancara
101
Pengganti Tya
102
Rencana Kuliah Ayunda
103
Sikap Manja Siska
104
Keberangkatan Ayunda
105
Keresahan Adrian
106
Sahabat terbaik
107
Bantuan dari Conny
108
Ayunda mulai terancam
109
Sebuah Flashdisk
110
Kedatangan Siska
111
Bayi mungil
112
Ayunda jadi sasaran
113
Sebuah kebenaran
114
Tony punya banyak keahlian
115
Dhany pelaku penembakan
116
Mama Winda masih hidup
117
Kepulangan Ayunda
118
Hari Pernikahan Adrian
119
Terjadinya Penyatuan antara Adrian dan Winda
120
Ayunda Kembali Ke London
121
Ulang Tahun Winda
122
Siska sadarkan diri
123
Acara Aqiqah
124
Zahra Hilang
125
Pelaku Penculikan Zahra
126
Siska Tidak Hilang Ingatan
127
Kematian Siska
128
Siapa Wanita Itu?
129
Berkunjung ke Panti Asuhan
130
Cinta Pandangan Pertama
131
Datang Lebih Awal
132
Pertemuan Ayunda dan Alfian
133
Mengejar Cintanya
134
Dafa Kecelakaan
135
Penyebab Dafa Kritis
136
Ayunda sedang badmood
137
Menerima Kembali
138
Mengejar kembali cintanya
139
Ayunda berusaha Ceria
140
Sebatas Rekan Bisnis
141
Masih Mencintai
142
Jadi Tersangka?
143
Semoga berkah
144
Pernyataan Cinta
145
Ayunda Di tahan
146
Ayunda Bebas
147
Alfian Cemburu
148
Ayunda Resah
149
Menjenguk
150
Di Rumah Sakit
151
Lamaran Alfian
152
Harta Warisan
153
Perjanjian
154
Siapa yang bertamu
155
Lamaran Resmi Alfian
156
Pantun Alfian
157
Menyebar Undangan
158
Ingin Mencelakai
159
Hari Pernikahan
160
Bencana Di hari Pernikahan
161
Penyatuan Terjadi
162
Pulang Kampung (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!