Perkenalan Tokoh

Hai Reader yang baik hati, semoga kalian semua dalam keadaan sehat 😇

🌸🌸🌸

"Kau tinggal di mana?" tanya Ardian kembali.

"Aku tidak punya tempat tinggal", ucapnya dengan wajah sendu.

"Keluargamu di mana?"

"Mereka telah tiada", jawabnya lirih dengan menitikkan air mata.

"Maaf, jadi Kau sebatang kara!" serunya dengan simpatik.

Alfian hanya menganggukkan kepalanya sambil tertunduk lesu.

Adrian merasa iba, lalu dia menarik tangan Alfian, "Ayo kita ke rumahku saja!" ajaknya dengan sedikit memaksa.

"Tapi, aku takut", sahut Alfian.

"Begini saja... Kau bisa tinggal di gudang pupuk, tapi--" ujar Adrian menggantung ucapannya, dia ragu dengan idenya itu.

"Tidak apa-apa, aku bisa tidur di mana saja, dari pada di teras rumah orang, aku pasti selalu di usir", ujarnya tertunduk lesu.

"Oke, ayo ikutlah bersama kami", ucapnya sambil merangkul tangan Alfian.

Mereka berjalan bersama menuju tempat tinggal Adrian. Sesampainya di halaman rumah Adrian, mereka berjalan mengendap-endap menuju belakang rumahnya.

Kluntang, kluntung, sebuah benda jatuh tanpa sengaja di senggol oleh Ayunda.

Ssst...

Mereka berdiam di tempat, lalu celingak celinguk melihat keadaan sekeliling. Saat di rasa aman mereka melanjutkan langkahnya menuju gudang pupuk.

"Kau diamlah di sini, nanti aku akan membawakan makanan untukmu", ucap Adrian.

Adrian bersama adiknya Ayunda masuk melalui pintu belakang rumah dengan diam-diam.

"Kenapa kalian berjalan seperti pencuri?" tanya sang bunda saat mereka ketahuan sedang mengendap-endap.

"Aku masih marah sama Ayah dan Bunda", sahutnya dengan gugup.

"Hmm... tapi bunda tidak akan pernah marah padamu, kalian berdua adalah cahaya dalam hidup bunda", tuturnya dengan suara bergetar. "Maukah Kau memaafkan bunda", sahutnya kembali.

Adrian berjalan menghampiri sang bunda, lalu dia memeluk erat sang bunda dengan menangis. Rasanya kekesalannya sirna seketika, saat pelukan hangat sang bunda merasuki tubuhnya.

"Maafkan Adrian, Bun. Hiks, hiks, Adrian sudah kurang ajar sama Bunda dan juga Ayah", ucapnya dengan tersedu-sedu.

"Sudahlah, yang penting Kau tidak marah lagi, kalian mandilah dulu, setelah itu kita akan makan malam bersama", pinta sang bunda dengan lembut.

"Baik, Bun", ucap mereka bersamaan.

***

"Alfian..." panggil Adrian dengan suara pelan.

Alfian ke luar dari tempat penyimpanan pupuk itu, berjalan menghampiri Adrian.

"Ini, makanlah", ucap Adrian dengan lembut. "Aku juga membawa pakaianku, ini... pakailah", pintanya sambil menyodorkan dua helai pakaian.

"Terima kasih", sahut Alfian dengan mata berkaca-kaca. "Kau orang baik, aku beruntung bertemu denganmu", ujarnya sambil menghapus air mata yang membasahi pipinya.

"Kak... aku juga membawa selimutku, ini, pakailah", ucap Ayunda sambil memberikan selimut berwarna pink favoritnya itu dengan kedua tangannya.

"Terima kasih, gadis kecil. Kalian berdua sama-sama memiliki hati yang baik", ujarnya dengan tersenyum.

***

Setelah makan malam selesai sang ayah mulai menyampaikan keputusan mereka.

"Apa! Kenapa, Yah,,, kenapa, Bun?" tanya Adrian dengan syok. Lalu dia beringsut mundur, meninggalkan ke dua orang tuanya.

"Adrian...!" panggil sang Bunda.

"Jangan pergi, Nak!" seru sang bunda sambil mengejar, namun Adrian tak dapat di susul oleh sang bunda karena kondisi di luar yang gelap.

Sang bunda kembali masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai. "Ini semua karena Ayah, lihatlah yah, Adrian lari meninggalkan rumah."

Ayunda menangis saat mendengar suara sang bunda yang meninggi pada sang ayah, "hiks, hiks, Bunda... kenapa kakak pergi, hiks, hiks."

Sang bunda langsung memeluk erat Ayunda, di elusnya dengan lembut rambut putri kecilnya itu. Setelah tenang, dia langsung membisikkan dengan lembut di telinga putri kecilnya itu, "Bunda sayang kamu, Nak", lirihnya menjeda ucapannya. "Bunda juga sayang kakakmu." Air matanya pun jatuh bebas membasahi pipinya dan mengenai pipi Ayunda.

"Bunda menangis?" tanya Ayunda.

Sang bunda langsung mengusap air matanya, menarik sudut bibirnya mencoba tersenyum. Lalu dia membawa putri kecilnya itu ke dalam kamar, menemaninya tidur, mengabaikan sang suami yang masih terdiam di meja makan.

***

Pagi hari terasa begitu cepat, mengurangi waktu kebersamaaan kedua orang tua Ayunda. Mereka harus bersiap mengurus surat perceraian pada hari itu.

"Aku akan ke luar dari rumah ini", sahut sang ayah.

"Aku juga tidak ingin tinggal di rumah ini, banyak kenangan yang tidak dapat aku lupakan di sini", ucap sang bunda lirih sambil meneteskan air mata.

Mereka sama-sama merasakan perih di hati. Rumah yang baru saja di renovasi dari hasil keringat mereka, yang di kumpul sedikit demi sedikit setiap bulannya harus mereka tinggalkan begitu saja. Semua angan dan harapan sirna seketika. Tidak ada lagi kehangatan dan kebahagiaan di rumah itu.

"Baiklah, surat tanah untukmu saja", ucap sang ayah.

"Tidak! Aku tidak mau! Ayah saja yang pegang", sahut sang bunda masih dengan terisak-isak.

Ayunda kecil terdiam sambil mengucek matanya karena baru bangun dari tidurnya. Dia tidak ingin mencampuri urusan orang dewasa. Dia berfikir bahwa orang tuanya sedang bertengkar biasa dan dia harus diam.

"Ayunda akan tinggal bersamaku!" seru sang bunda.

"Oke!" sahut sang ayah singkat.

Mereka telah sepakat berpisah, tidak ada lagi harapan untuk rujuk kembali. Mereka sama-sama tidak akan tinggal di rumah itu. Namun surat tanah akhirnya di terima sang bunda karena desakan sang suami.

***

"Bunda... kita mau ke mana? Kenapa Ayah tidak ikut?" tanya Ayunda sambil memandang sang bunda.

"Kita tidak tinggal di sini lagi, Nak. Kita akan pergi ke tempat lain."

"Kenapa, Bun?" tanyanya pada sang bunda. Dia menunggu jawaban dari sang bunda, namun bundanya diam tanpa berkata apa pun. "Bunda..." rengeknya pada sang bunda yang masih mematung. Dia memandang lekat sang bunda yang tak kunjung bersuara, lalu dia berlari ke arah sang ayah. "Ayah... kenapa Ayah tidak ikut bersama kami?" tanyanya sambil menggoyang-goyang lengan sang ayah, namun ayahnya berlalu meninggalkan mereka tanpa menyahut sang istri dan putri kecilnya itu.

"Ayah... Ayah...!" teriaknya kembali histeris sambil menangis. "Jangan pergi Ayah!" pintanya sambil mengejar sang ayah.

Aagh... rintihnya saat dia jatuh terjerembab ke tanah.

"Ayunda!" teriak ayah dan bundanya bersamaan, namun hanya sang bunda yang merangkulnya.

Maafkan ayah putri kecilku, batinnya menangis.

Lalu dia melanjutkan langkahnya, pergi menjauh meninggalkan putrinya yang masih menangis di pelukan sang istri, lebih tepatnya mantan istri. Mereka telah resmi bercerai, karena suatu hal yang belum ada kepastiannya. Semua impian mereka sirna dalam sekejap, tak pernah terbesit dalam pikirannya bahwa keluarga bahagianya akan berakhir.

***

Perkenalan tokoh

Ayunda Mily Rendra

Ferdo Alfian Santoso

Adrian Rendra

Semoga para reader menyukai visual yang otor berikan 😊

Jangan lupa like, coment dan vote 🙏

Happy Reading 😊

Terpopuler

Comments

ManiakNovel

ManiakNovel

visualnya cakep2

2023-10-25

1

Maya●●●

Maya●●●

kenapa harus cerai?

2023-05-05

1

Maya●●●

Maya●●●

kasihan alfian

2023-05-05

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Perkenalan Tokoh
3 Di Kampus
4 Mengingat Kembali
5 Segelas Air Hangat
6 Masa Lalu Bahagia
7 Dijodohkan
8 Kursus Memasak
9 Pengumuman PKL
10 Impian Ayunda
11 Jebakan
12 Impian Ayunda Seakan Berakhir
13 PKL Hari Pertama
14 Sepenggal Cerita Keluarga Ayunda
15 Reina dan Asep
16 Penolakan Adrian
17 Kenangan Masa Lalu Ferdo
18 Surat dari Inisial A
19 Pertemuan Adrian dengan keluarganya
20 Pindah Rumah
21 Bodyguard Tampan
22 Pertemuan Ayunda dengan Ferdo
23 Seorang Wanita Bernama Jenny
24 Kedatangan Siska
25 Ayunda Kembali Menerima Sesuatu dari Inisial A
26 Kotak Makan Siang
27 Siska Bertamu di Rumah Winda
28 Teman Payah
29 Panggilan Alfian
30 Ulang Tahun Sang Bunda
31 Kolaborasi Adrian dan Winda
32 Sahabat Sejati
33 Ferdo Marah
34 Kembali Ke Kampus
35 Di Cafe bersama Ayunda
36 Perubahan Sikap Ferdo
37 Di sebuah Mall
38 Restoran Korea
39 Rencana Perjodohan Ferdo
40 Rencana Pulang Kampung
41 Pacar Bohongan Ferdo
42 Rencana Pertunangan Ferdo
43 Ayunda Setuju
44 Ajakan Makan Siang
45 Penolakan Sang Kakek
46 Ferdo Uring-uringan
47 Acara Pertunangan Ferdo
48 Masih Acara Pertunangan Ferdo
49 Ayunda sedang bersedih
50 Adrian Style
51 Acara Di rumah Siska
52 Ada apa dengan Ayunda
53 Ferdo datang ke Kampus Ayunda
54 Seharusnya Mengejar Cinta
55 Kegelisahan Ayunda
56 Ferdo Bermimpi
57 Akhirnya Ayunda Tahu
58 Lomba Pembawa Acara
59 Pemenang Lomba
60 Pulang Kampung
61 Suruhan Siska
62 Rindu Ayah
63 Ferdo kembali mengingat
64 Penampilan Aneh Winda
65 Tidak Punya Hati
66 Siska baru menyadari
67 Kegelisahan Winda
68 Kabar Duka
69 Memikul Tanggung jawab
70 Kembali dari Paris
71 Ferdo dan Ayunda saling suka
72 Di taman Apartemen
73 Sarapan Bareng
74 Taman Hiburan
75 Jadian
76 Kegelisahan Ferdo dan Ayunda
77 Pelaku Penabrak Orang tua Ferdo
78 Adrian di pecat
79 Rumah Baru Ayunda
80 Janji Bertemu
81 Pertemuan Ayunda dan Ferdo
82 Rencana pernikahan
83 Ayunda bertemu seorang ibu
84 Kecemburuan Ferdo
85 Penjelasan Ayunda
86 Sebuah bukti
87 Isi Flashdisk
88 Alfian Bertemu Seseorang
89 Kedatangan sang kakek
90 Kegelisahan Alfian
91 Alfian akan menikah
92 Keputusan Sidang
93 Pernikahan Alfian
94 Kembalinya Tony
95 Kesedihan Ayunda
96 Mirip Mama
97 Positif
98 Peresmian Restoran Bunda
99 Kebahagiaan Siska
100 Wawancara
101 Pengganti Tya
102 Rencana Kuliah Ayunda
103 Sikap Manja Siska
104 Keberangkatan Ayunda
105 Keresahan Adrian
106 Sahabat terbaik
107 Bantuan dari Conny
108 Ayunda mulai terancam
109 Sebuah Flashdisk
110 Kedatangan Siska
111 Bayi mungil
112 Ayunda jadi sasaran
113 Sebuah kebenaran
114 Tony punya banyak keahlian
115 Dhany pelaku penembakan
116 Mama Winda masih hidup
117 Kepulangan Ayunda
118 Hari Pernikahan Adrian
119 Terjadinya Penyatuan antara Adrian dan Winda
120 Ayunda Kembali Ke London
121 Ulang Tahun Winda
122 Siska sadarkan diri
123 Acara Aqiqah
124 Zahra Hilang
125 Pelaku Penculikan Zahra
126 Siska Tidak Hilang Ingatan
127 Kematian Siska
128 Siapa Wanita Itu?
129 Berkunjung ke Panti Asuhan
130 Cinta Pandangan Pertama
131 Datang Lebih Awal
132 Pertemuan Ayunda dan Alfian
133 Mengejar Cintanya
134 Dafa Kecelakaan
135 Penyebab Dafa Kritis
136 Ayunda sedang badmood
137 Menerima Kembali
138 Mengejar kembali cintanya
139 Ayunda berusaha Ceria
140 Sebatas Rekan Bisnis
141 Masih Mencintai
142 Jadi Tersangka?
143 Semoga berkah
144 Pernyataan Cinta
145 Ayunda Di tahan
146 Ayunda Bebas
147 Alfian Cemburu
148 Ayunda Resah
149 Menjenguk
150 Di Rumah Sakit
151 Lamaran Alfian
152 Harta Warisan
153 Perjanjian
154 Siapa yang bertamu
155 Lamaran Resmi Alfian
156 Pantun Alfian
157 Menyebar Undangan
158 Ingin Mencelakai
159 Hari Pernikahan
160 Bencana Di hari Pernikahan
161 Penyatuan Terjadi
162 Pulang Kampung (End)
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Awal
2
Perkenalan Tokoh
3
Di Kampus
4
Mengingat Kembali
5
Segelas Air Hangat
6
Masa Lalu Bahagia
7
Dijodohkan
8
Kursus Memasak
9
Pengumuman PKL
10
Impian Ayunda
11
Jebakan
12
Impian Ayunda Seakan Berakhir
13
PKL Hari Pertama
14
Sepenggal Cerita Keluarga Ayunda
15
Reina dan Asep
16
Penolakan Adrian
17
Kenangan Masa Lalu Ferdo
18
Surat dari Inisial A
19
Pertemuan Adrian dengan keluarganya
20
Pindah Rumah
21
Bodyguard Tampan
22
Pertemuan Ayunda dengan Ferdo
23
Seorang Wanita Bernama Jenny
24
Kedatangan Siska
25
Ayunda Kembali Menerima Sesuatu dari Inisial A
26
Kotak Makan Siang
27
Siska Bertamu di Rumah Winda
28
Teman Payah
29
Panggilan Alfian
30
Ulang Tahun Sang Bunda
31
Kolaborasi Adrian dan Winda
32
Sahabat Sejati
33
Ferdo Marah
34
Kembali Ke Kampus
35
Di Cafe bersama Ayunda
36
Perubahan Sikap Ferdo
37
Di sebuah Mall
38
Restoran Korea
39
Rencana Perjodohan Ferdo
40
Rencana Pulang Kampung
41
Pacar Bohongan Ferdo
42
Rencana Pertunangan Ferdo
43
Ayunda Setuju
44
Ajakan Makan Siang
45
Penolakan Sang Kakek
46
Ferdo Uring-uringan
47
Acara Pertunangan Ferdo
48
Masih Acara Pertunangan Ferdo
49
Ayunda sedang bersedih
50
Adrian Style
51
Acara Di rumah Siska
52
Ada apa dengan Ayunda
53
Ferdo datang ke Kampus Ayunda
54
Seharusnya Mengejar Cinta
55
Kegelisahan Ayunda
56
Ferdo Bermimpi
57
Akhirnya Ayunda Tahu
58
Lomba Pembawa Acara
59
Pemenang Lomba
60
Pulang Kampung
61
Suruhan Siska
62
Rindu Ayah
63
Ferdo kembali mengingat
64
Penampilan Aneh Winda
65
Tidak Punya Hati
66
Siska baru menyadari
67
Kegelisahan Winda
68
Kabar Duka
69
Memikul Tanggung jawab
70
Kembali dari Paris
71
Ferdo dan Ayunda saling suka
72
Di taman Apartemen
73
Sarapan Bareng
74
Taman Hiburan
75
Jadian
76
Kegelisahan Ferdo dan Ayunda
77
Pelaku Penabrak Orang tua Ferdo
78
Adrian di pecat
79
Rumah Baru Ayunda
80
Janji Bertemu
81
Pertemuan Ayunda dan Ferdo
82
Rencana pernikahan
83
Ayunda bertemu seorang ibu
84
Kecemburuan Ferdo
85
Penjelasan Ayunda
86
Sebuah bukti
87
Isi Flashdisk
88
Alfian Bertemu Seseorang
89
Kedatangan sang kakek
90
Kegelisahan Alfian
91
Alfian akan menikah
92
Keputusan Sidang
93
Pernikahan Alfian
94
Kembalinya Tony
95
Kesedihan Ayunda
96
Mirip Mama
97
Positif
98
Peresmian Restoran Bunda
99
Kebahagiaan Siska
100
Wawancara
101
Pengganti Tya
102
Rencana Kuliah Ayunda
103
Sikap Manja Siska
104
Keberangkatan Ayunda
105
Keresahan Adrian
106
Sahabat terbaik
107
Bantuan dari Conny
108
Ayunda mulai terancam
109
Sebuah Flashdisk
110
Kedatangan Siska
111
Bayi mungil
112
Ayunda jadi sasaran
113
Sebuah kebenaran
114
Tony punya banyak keahlian
115
Dhany pelaku penembakan
116
Mama Winda masih hidup
117
Kepulangan Ayunda
118
Hari Pernikahan Adrian
119
Terjadinya Penyatuan antara Adrian dan Winda
120
Ayunda Kembali Ke London
121
Ulang Tahun Winda
122
Siska sadarkan diri
123
Acara Aqiqah
124
Zahra Hilang
125
Pelaku Penculikan Zahra
126
Siska Tidak Hilang Ingatan
127
Kematian Siska
128
Siapa Wanita Itu?
129
Berkunjung ke Panti Asuhan
130
Cinta Pandangan Pertama
131
Datang Lebih Awal
132
Pertemuan Ayunda dan Alfian
133
Mengejar Cintanya
134
Dafa Kecelakaan
135
Penyebab Dafa Kritis
136
Ayunda sedang badmood
137
Menerima Kembali
138
Mengejar kembali cintanya
139
Ayunda berusaha Ceria
140
Sebatas Rekan Bisnis
141
Masih Mencintai
142
Jadi Tersangka?
143
Semoga berkah
144
Pernyataan Cinta
145
Ayunda Di tahan
146
Ayunda Bebas
147
Alfian Cemburu
148
Ayunda Resah
149
Menjenguk
150
Di Rumah Sakit
151
Lamaran Alfian
152
Harta Warisan
153
Perjanjian
154
Siapa yang bertamu
155
Lamaran Resmi Alfian
156
Pantun Alfian
157
Menyebar Undangan
158
Ingin Mencelakai
159
Hari Pernikahan
160
Bencana Di hari Pernikahan
161
Penyatuan Terjadi
162
Pulang Kampung (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!