Di Kampus

Hai Reader yang baik hati, semoga kalian semua dalam keadaan sehat 😇

🌸🌸🌸

12 tahun kemudian

Huff... huff... nafas seorang wanita imut nan cantik tersenggal-senggal saat tiba di gerbang kampus. Di pegangnya dadanya, dirasakan degupan jantung yang memompa dengan sangat kencang. "Akhirnya", ucapnya lega karena telah meloloskan diri dari kejaran an*ing milik pak Tupang pemilik bengkel di dekat kampus.

Wanita imut nan cantik itu adalah Ayunda, saat ini dia berusia 20 tahun, mahasiswa semester lima jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Tri Karya. Dia menekuni kuliahnya sambil bekerja paruh waktu di sebuah cafe dekat kampus. Hampir setiap hari dia berjalan kaki sehabis pulang bekerja. Tak heran jika dia sering di kejar an*ing, karna dia harus melewati bengkel pak Tupang saat berjalan menuju kampus.

Dua menit setelah Ayunda mengatur kembali nafasnya.

"Hei!" sapa seseorang dengan menepuk keras pundak Ayunda.

"An*ing... an*ing..." ucapnya kaget.

"Mana... mana?" tanya orang itu tak kala kagetnya.

"REINA MAUDY ARASTYA!" teriak Ayunda pada teman kuliahnya itu.

"Ya, Bu Dosen", sahutnya meledek Ayunda.

"Kenapa Kau mengagetkanku?"

"Iseng", sahutnya dengan muka polos.

Ayunda menatap kesal teman kampus sekaligus sahabatnya itu. Dia tak habis pikir dengan semua tingkah konyolnya.

"Apakah Kau tau, aku baru saja di kejar an*ing?" tanyanya dengan kesal.

"Mana aku tau", jawabnya enteng sambil berjalan meninggalkan Ayunda yang masih berdiri di depan gerbang kampus.

"Hei, tunggu aku!" serunya sambil mengejar Reina.

"Kau, kenapa meninggalkanku?" tanya Ayunda saat sudah mensejajarkan langkahnya dengan Reina.

Reina menoleh sekilas ke arah Ayunda, "Untuk apa berlama-lama di gerbang kampus" ujarnya. Lalu dia berfikir sejenak, "hmm.. aku tau, Kau mau menggunakan cara itu untuk tebar pesona pada setiap pria tampan yang lewat di gerbang kampus, kan?" tanya Raina sambil menyipitkan matanya.

Ayunda menatapnya dengan muka cengo. Lalu diletakkannya punggung tangannya di dahi Reina. "Hmm... masih stabil", ucapnya meyakinkan sahabatnya itu dalam keadaan baik-baik saja.

"Ya, iyalah aku baik-baik saja, Kau pikir aku sakit apa, hah!" ketusnya.

Ayunda tidak menyahutnya, dia melanjutkan langkahnya mengabaikan ucapan Reina. Jika dilanjutkan bisa panjang, batinnya.

***

Mata kuliah pun di mulai, dan selama jam kuliah berlangsung Reina merasa bosan dengan dosen yang mengajar. Di raihnya tas sandangnya, di rogohnya sesuatu di dalam tasnya, "Ah, dapat", gumamnya. Sebuah compact powder di raih jemarinya, lalu di bukanya.

Ayunda memandang jengah apa yang sedang di lakukan sahabatnya itu. Bisa-bisanya dia merapikan riasan wajahnya saat dosen mengajar, batin Ayunda.

Lalu Ayunda menulis sebuah catatan di sobekan kertas, lalu di remasnya membentuk bulatan kecil. Di amatinya sang dosen, saat sang dosen sedang mengarahkan pandangannya ke whiteboard di lemparnya kertas kecil itu mengenai sahabatnya.

Reina terkejut, hampir saja dia berteriak kaget saat bulatan kertas itu di lempar tepat mengenai jidatnya. Lalu dia membalas, dengan menulis kembali di bulatan kertas yang di lempar Ayunda. Saat Reina akan melemparnya, hal yang tak di duga terjadi.

"Reina!" teriak sang dosen memanggil namanya. "Bawa ke mari kertas di tanganmu!" pinta sang dosen.

Ayunda dan Reina saling memandang, ada kekuatiran yang tersirat di mata mereka. Dia berjalan sangat perlahan membuat sang dosen tidak sabar, "Bawa ke mari lebih cepat lagi!" desak sang dosen. Saat Reina sudah berada di hadapan sang dosen, dia langsung memberikan bulatan kertas itu sambil menutup matanya.

M**ampus aku, batin Reina.

Sang dosen membukanya, lalu membaca catatan pada kertas itu. Dia mengkerutkan keningnya saat membaca tulisan di dalamnya. Saat dia sudah selesai membacanya, pandangannya terhunus tajam ke arah Reina.

Matilah aku kali ini, batinnya.

"Baca ini dengan suara keras", pinta sang dosen.

"Bagian yang mana, Pak?" tanyanya gugup.

"Semuanya!" sergahnya.

Lalu Reina mulai membaca apa yang di minta oleh sang dosen. "Reina, kenapa Kau memakai bedak saat jam kuliah? Karena aku ingin- " ucapannya terputus, dia ragu untuk melanjutkannya. Di tatapnya sang dosen yang mematapnya tajam. "Lanjutkan!" pinta sang dosen.

"Karena aku ingin Pak Diran memakainya, agar dia terlihat cantik", ucapnya melanjutkan kata-kata yang terputus tadi.

Wuahahaha... tawa satu kelas pun pecah. Wajah Pak Diran, dosen yang sedang mengajar saat itu terlihat memerah, dia menghukum Reina dengan memintanya membuat sebuah pidato singkat mengenai corona. Setelah itu dia harus berpidato di kelas di hadapan teman-temanya.

***

"Sejak kapan Kau menginginkan pak Diran terlihat cantik?" tanya Ayunda saat mereka sudah berada di kantin.

"Hmm... jangan membahas itu lagi, aku sudah kehilangan muka karnamu", ketusnya.

"Karna, aku?" tanya Ayunda.

"Ya, siapa lagi."

"Kamu sih, aneh. Di sini tu kampus bukan salon, sahabatku."

Reina masih terlihat kesal karena ulah Ayunda, jus mangga pesanannya pun terasa pahit saat di minumnya. Imagenya pasti buruk di mata gebetannya saat ini, karena gebetannya itu berada di kelas yang sama dengannya. Pastilah dia sudah tau semua kejadian dengan rinci.

"Ini semua karnamu Ayunda, Dafa pasti ilfeel melihatku", risaunya.

"Kamu tenanglah, aku akan membantumu menjelaskan semuanya padanya.

"Menjelaskan apa? kami tidak punya hubungan apa pun!" ujarnya.

"Aku akan membantumu supaya kalian mempunyai suatu hubungan.

"Emang Kamu bisa?" tanya Reina.

"Eits, Jangan sepele, ilmu mak comblangku sudah teruji.

"Oke... aku percaya padamu", sahut Reina sambil tersenyum.

Mereka pun langsung menikmati makanan pesanan masing-masing sambil berbincang santai. Tak sengaja ekor mata Reina menangkap sosok sang gebetan yang sedang mengantri memesan makanan. Ayunda seolah paham akan tatapan dalam Reina pada Dafa. Saat Dafa melewati meja mereka, Ayunda memanggilnya dan memintanya duduk bersama di meja mereka. Dafa pun mengikuti permintaan Ayunda.

Reina yang biasa bawel seolah menjadi pendiam saat berada di dekat Dafa, dia kehabisan kata-kata, bahkan tak sepatah kata pun yang berhasil ke luar dari mulutnya.

"Daf... Kamu rencana PKL di mana?" tanyanya memecahkan kebisuan di antara mereka.

"Perusahaan papaku, kenapa,Ay? apa Kamu mau ikut?" tanyanya mengabaikan Reina.

"Masih bisa nambah satu orang lagi, gak?" tanyanya yang mendapat tatapan tajam Reina.

"Masih", sahut Dafa antusias.

"Oke, tolong masukkan Reina ya", ujarnya sambil tersenyum.

Dafa kaget, kenapa Ayunda malah meminta bagian itu untuk orang lain. Pada hal dia sangat berharap akan PKL bersama dengan Ayunda.

"Gimana, Daf?" tanyanya memastikan.

"Hmm... nanti aku tanyakan dulu pada papaku", ujarnya.

Kenapa bukan kamu saja sih Ayunda, kenapa harus orang lain, batin Dafa.

***

Mata kuliah terakhir pun selesai, para mahasiswa bergegas meninggalkan kampus sebelum malam menyelimuti langit.

*

*

Ayo dukung otor dengan beri like dan vote.🙏

Happy Reading 😊

Terpopuler

Comments

Han

Han

kagetnya agak lucu ya 😂

2023-05-13

1

Maya●●●

Maya●●●

jangan2 dafa naksir ayunda

2023-05-08

0

Pinka 77

Pinka 77

lanjuuuut

2023-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Perkenalan Tokoh
3 Di Kampus
4 Mengingat Kembali
5 Segelas Air Hangat
6 Masa Lalu Bahagia
7 Dijodohkan
8 Kursus Memasak
9 Pengumuman PKL
10 Impian Ayunda
11 Jebakan
12 Impian Ayunda Seakan Berakhir
13 PKL Hari Pertama
14 Sepenggal Cerita Keluarga Ayunda
15 Reina dan Asep
16 Penolakan Adrian
17 Kenangan Masa Lalu Ferdo
18 Surat dari Inisial A
19 Pertemuan Adrian dengan keluarganya
20 Pindah Rumah
21 Bodyguard Tampan
22 Pertemuan Ayunda dengan Ferdo
23 Seorang Wanita Bernama Jenny
24 Kedatangan Siska
25 Ayunda Kembali Menerima Sesuatu dari Inisial A
26 Kotak Makan Siang
27 Siska Bertamu di Rumah Winda
28 Teman Payah
29 Panggilan Alfian
30 Ulang Tahun Sang Bunda
31 Kolaborasi Adrian dan Winda
32 Sahabat Sejati
33 Ferdo Marah
34 Kembali Ke Kampus
35 Di Cafe bersama Ayunda
36 Perubahan Sikap Ferdo
37 Di sebuah Mall
38 Restoran Korea
39 Rencana Perjodohan Ferdo
40 Rencana Pulang Kampung
41 Pacar Bohongan Ferdo
42 Rencana Pertunangan Ferdo
43 Ayunda Setuju
44 Ajakan Makan Siang
45 Penolakan Sang Kakek
46 Ferdo Uring-uringan
47 Acara Pertunangan Ferdo
48 Masih Acara Pertunangan Ferdo
49 Ayunda sedang bersedih
50 Adrian Style
51 Acara Di rumah Siska
52 Ada apa dengan Ayunda
53 Ferdo datang ke Kampus Ayunda
54 Seharusnya Mengejar Cinta
55 Kegelisahan Ayunda
56 Ferdo Bermimpi
57 Akhirnya Ayunda Tahu
58 Lomba Pembawa Acara
59 Pemenang Lomba
60 Pulang Kampung
61 Suruhan Siska
62 Rindu Ayah
63 Ferdo kembali mengingat
64 Penampilan Aneh Winda
65 Tidak Punya Hati
66 Siska baru menyadari
67 Kegelisahan Winda
68 Kabar Duka
69 Memikul Tanggung jawab
70 Kembali dari Paris
71 Ferdo dan Ayunda saling suka
72 Di taman Apartemen
73 Sarapan Bareng
74 Taman Hiburan
75 Jadian
76 Kegelisahan Ferdo dan Ayunda
77 Pelaku Penabrak Orang tua Ferdo
78 Adrian di pecat
79 Rumah Baru Ayunda
80 Janji Bertemu
81 Pertemuan Ayunda dan Ferdo
82 Rencana pernikahan
83 Ayunda bertemu seorang ibu
84 Kecemburuan Ferdo
85 Penjelasan Ayunda
86 Sebuah bukti
87 Isi Flashdisk
88 Alfian Bertemu Seseorang
89 Kedatangan sang kakek
90 Kegelisahan Alfian
91 Alfian akan menikah
92 Keputusan Sidang
93 Pernikahan Alfian
94 Kembalinya Tony
95 Kesedihan Ayunda
96 Mirip Mama
97 Positif
98 Peresmian Restoran Bunda
99 Kebahagiaan Siska
100 Wawancara
101 Pengganti Tya
102 Rencana Kuliah Ayunda
103 Sikap Manja Siska
104 Keberangkatan Ayunda
105 Keresahan Adrian
106 Sahabat terbaik
107 Bantuan dari Conny
108 Ayunda mulai terancam
109 Sebuah Flashdisk
110 Kedatangan Siska
111 Bayi mungil
112 Ayunda jadi sasaran
113 Sebuah kebenaran
114 Tony punya banyak keahlian
115 Dhany pelaku penembakan
116 Mama Winda masih hidup
117 Kepulangan Ayunda
118 Hari Pernikahan Adrian
119 Terjadinya Penyatuan antara Adrian dan Winda
120 Ayunda Kembali Ke London
121 Ulang Tahun Winda
122 Siska sadarkan diri
123 Acara Aqiqah
124 Zahra Hilang
125 Pelaku Penculikan Zahra
126 Siska Tidak Hilang Ingatan
127 Kematian Siska
128 Siapa Wanita Itu?
129 Berkunjung ke Panti Asuhan
130 Cinta Pandangan Pertama
131 Datang Lebih Awal
132 Pertemuan Ayunda dan Alfian
133 Mengejar Cintanya
134 Dafa Kecelakaan
135 Penyebab Dafa Kritis
136 Ayunda sedang badmood
137 Menerima Kembali
138 Mengejar kembali cintanya
139 Ayunda berusaha Ceria
140 Sebatas Rekan Bisnis
141 Masih Mencintai
142 Jadi Tersangka?
143 Semoga berkah
144 Pernyataan Cinta
145 Ayunda Di tahan
146 Ayunda Bebas
147 Alfian Cemburu
148 Ayunda Resah
149 Menjenguk
150 Di Rumah Sakit
151 Lamaran Alfian
152 Harta Warisan
153 Perjanjian
154 Siapa yang bertamu
155 Lamaran Resmi Alfian
156 Pantun Alfian
157 Menyebar Undangan
158 Ingin Mencelakai
159 Hari Pernikahan
160 Bencana Di hari Pernikahan
161 Penyatuan Terjadi
162 Pulang Kampung (End)
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Awal
2
Perkenalan Tokoh
3
Di Kampus
4
Mengingat Kembali
5
Segelas Air Hangat
6
Masa Lalu Bahagia
7
Dijodohkan
8
Kursus Memasak
9
Pengumuman PKL
10
Impian Ayunda
11
Jebakan
12
Impian Ayunda Seakan Berakhir
13
PKL Hari Pertama
14
Sepenggal Cerita Keluarga Ayunda
15
Reina dan Asep
16
Penolakan Adrian
17
Kenangan Masa Lalu Ferdo
18
Surat dari Inisial A
19
Pertemuan Adrian dengan keluarganya
20
Pindah Rumah
21
Bodyguard Tampan
22
Pertemuan Ayunda dengan Ferdo
23
Seorang Wanita Bernama Jenny
24
Kedatangan Siska
25
Ayunda Kembali Menerima Sesuatu dari Inisial A
26
Kotak Makan Siang
27
Siska Bertamu di Rumah Winda
28
Teman Payah
29
Panggilan Alfian
30
Ulang Tahun Sang Bunda
31
Kolaborasi Adrian dan Winda
32
Sahabat Sejati
33
Ferdo Marah
34
Kembali Ke Kampus
35
Di Cafe bersama Ayunda
36
Perubahan Sikap Ferdo
37
Di sebuah Mall
38
Restoran Korea
39
Rencana Perjodohan Ferdo
40
Rencana Pulang Kampung
41
Pacar Bohongan Ferdo
42
Rencana Pertunangan Ferdo
43
Ayunda Setuju
44
Ajakan Makan Siang
45
Penolakan Sang Kakek
46
Ferdo Uring-uringan
47
Acara Pertunangan Ferdo
48
Masih Acara Pertunangan Ferdo
49
Ayunda sedang bersedih
50
Adrian Style
51
Acara Di rumah Siska
52
Ada apa dengan Ayunda
53
Ferdo datang ke Kampus Ayunda
54
Seharusnya Mengejar Cinta
55
Kegelisahan Ayunda
56
Ferdo Bermimpi
57
Akhirnya Ayunda Tahu
58
Lomba Pembawa Acara
59
Pemenang Lomba
60
Pulang Kampung
61
Suruhan Siska
62
Rindu Ayah
63
Ferdo kembali mengingat
64
Penampilan Aneh Winda
65
Tidak Punya Hati
66
Siska baru menyadari
67
Kegelisahan Winda
68
Kabar Duka
69
Memikul Tanggung jawab
70
Kembali dari Paris
71
Ferdo dan Ayunda saling suka
72
Di taman Apartemen
73
Sarapan Bareng
74
Taman Hiburan
75
Jadian
76
Kegelisahan Ferdo dan Ayunda
77
Pelaku Penabrak Orang tua Ferdo
78
Adrian di pecat
79
Rumah Baru Ayunda
80
Janji Bertemu
81
Pertemuan Ayunda dan Ferdo
82
Rencana pernikahan
83
Ayunda bertemu seorang ibu
84
Kecemburuan Ferdo
85
Penjelasan Ayunda
86
Sebuah bukti
87
Isi Flashdisk
88
Alfian Bertemu Seseorang
89
Kedatangan sang kakek
90
Kegelisahan Alfian
91
Alfian akan menikah
92
Keputusan Sidang
93
Pernikahan Alfian
94
Kembalinya Tony
95
Kesedihan Ayunda
96
Mirip Mama
97
Positif
98
Peresmian Restoran Bunda
99
Kebahagiaan Siska
100
Wawancara
101
Pengganti Tya
102
Rencana Kuliah Ayunda
103
Sikap Manja Siska
104
Keberangkatan Ayunda
105
Keresahan Adrian
106
Sahabat terbaik
107
Bantuan dari Conny
108
Ayunda mulai terancam
109
Sebuah Flashdisk
110
Kedatangan Siska
111
Bayi mungil
112
Ayunda jadi sasaran
113
Sebuah kebenaran
114
Tony punya banyak keahlian
115
Dhany pelaku penembakan
116
Mama Winda masih hidup
117
Kepulangan Ayunda
118
Hari Pernikahan Adrian
119
Terjadinya Penyatuan antara Adrian dan Winda
120
Ayunda Kembali Ke London
121
Ulang Tahun Winda
122
Siska sadarkan diri
123
Acara Aqiqah
124
Zahra Hilang
125
Pelaku Penculikan Zahra
126
Siska Tidak Hilang Ingatan
127
Kematian Siska
128
Siapa Wanita Itu?
129
Berkunjung ke Panti Asuhan
130
Cinta Pandangan Pertama
131
Datang Lebih Awal
132
Pertemuan Ayunda dan Alfian
133
Mengejar Cintanya
134
Dafa Kecelakaan
135
Penyebab Dafa Kritis
136
Ayunda sedang badmood
137
Menerima Kembali
138
Mengejar kembali cintanya
139
Ayunda berusaha Ceria
140
Sebatas Rekan Bisnis
141
Masih Mencintai
142
Jadi Tersangka?
143
Semoga berkah
144
Pernyataan Cinta
145
Ayunda Di tahan
146
Ayunda Bebas
147
Alfian Cemburu
148
Ayunda Resah
149
Menjenguk
150
Di Rumah Sakit
151
Lamaran Alfian
152
Harta Warisan
153
Perjanjian
154
Siapa yang bertamu
155
Lamaran Resmi Alfian
156
Pantun Alfian
157
Menyebar Undangan
158
Ingin Mencelakai
159
Hari Pernikahan
160
Bencana Di hari Pernikahan
161
Penyatuan Terjadi
162
Pulang Kampung (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!