Jebakan

Hai Reader yang baik hati, selalu jaga kesehatan ya 😊

🌸🌸🌸

Ayunda mengetuk pintu dan mengucapkan salam, lalu dia masuk saat pintu sudah terbuka lebar. Pemandangan pertama yang di tangkap sorot mata Ayunda adalah sang bunda yang sedang berdiri di samping meja makan dengan berbagai jenis makanan yang siap untuk di packing.

"Bunda..." sapanya saat sudah berada di dekat sang bunda. "Sepertinya bunda kelihatan sangat sibuk", ucapnya kemudian sambil menjulurkan tangannya untuk menyicipi beberapa makanan yang belum di packing.

Sang bunda langsung menepis tangan Ayunda, "cuci tanganmu dulu", seru sang bunda.

Ayunda merengut saat dia belum berhasil mendapatkan makanan yang menjadi incarannya, "Baiklah, Bun", sahutnya berlalu menuju washtafel untuk mencuci tangannya.

Dia kembali menghampiri sang bunda, "sudah boleh nyicip, Bun?" tanyanya dengan cengiran kuda.

Sang bunda menoleh ke arah Ayunda, "Kalau tangannya sudah bersih, boleh dong", sahut sang bunda.

Malam itu sang bunda di temani Ayunda sibuk mempacking makanan pesanan beberapa orang. Semenjak rendang buatan sang bunda dan menu makanan lainnya di posting di media sosial oleh Ayunda, mereka pun kebanjiran orderan.

***

Mentari pagi bersinar cerah, menemani hari yang penuh warna.

Pagi ini Ayunda sudah siap berangkat ke kampus, di bekali dengan sekotak rendang titipan sang bunda untuk Reina. Entah mantra apa yang sudah diberikan Reina pada sang bunda, sehingga sang bunda membagi cintanya pada Reina.

Ayunda berjalan menghampiri sang bunda, "Ay, berangkat ya, Bun", ucapnya sambil mencium punggung tangan sang bunda.

Sang bunda langsung mengelus lembut rambut Ayunda, "hati-hati di jalan."

"Iya, Bun", sahut Ayunda. Lalu dia berjalan menuju pintu, membuka dan menutupnya kembali setelah berada di luar rumah. Dia melangkah kakinya dengan riang menuju halte bus.

Baru saja dia berdiri untuk menunggu busway, si tayo kesayangan pun sudah tiba. Ini permulaan hari yang baik, semoga semua yang baik terjadi hari ini, batinnya.

***

Dua puluh menit waktu yang sudah di tempuhnya, dia pun tiba di halte kampus lebih awal dari biasanya.

Ayunda berjalan menuju gerbang kampus yang masih terlihat sepi.

Tit... tit...

Seseorang membunyikan klakson, namun Ayunda mengabaikannya karena dia tau bahwa jalan masih lebar untuk sebuah mobil melewatinya.

Tit... tit...

Orang tersebut tak henti membunyikan klakson, membuat Ayunda merasa jengah, dibalikkan badannya dengan wajah memerah, "ada apa?" ketusnya.

Tidak ada seorang pun yang ke luar dari dalam mobil itu, namun suara klakson terus berbunyi, lalu Ayunda berjalan perlahan mendekati mobil hitam itu "apakah itu mobil setan? kenapa dia lupa pulang, ini kan sudah pagi", gumamnya.

Di bukanya pintu mobil dengan gemetar, namun tak lupa berdoa di dalam hati, "semoga ini bukan setan, begal... eh kok begal", ucapnya sambil mengintip siapa pengemudi mobil itu, di bukanya pintu itu dengan perlahan.

"Eh, Bapak... saya kirain siapa", ujarnya sambil mengelus dada.

"To- tolong", ucap sang dosen terbata-bata sambil memegang dadanya.

Ayunda terlihat panik saat melihat kondisi sang dosen, "Bapak kenapa?" tanyanya bingung.

"To-tolong, o- obat saya." ucapnya sambil menunjuk tas yang terletak di kursi belakang.

Ayunda berusaha mencari obat di dalam tas yang di tunjuk sang dosen. "Ini, Pak?" tanya Ayunda sambil menunjukkan sebotol pil.

"I- iya", sahutnya, satu tangannya meraih obat itu, dan satu tangan lagi masih memegang dadanya yang sakit.

Sang dosen terlihat kerepotan, "biar saya yang buka, Pak", sahutnya sambil membuka botol pil dan memberikan dua butir pil pada sang dosen sesuai dengan isyarat yang diberikannya pada Ayunda. Dia mengangkat dua jarinya saat botol pil terbuka.

Setelah beberapa menit sang dosen menelan pil itu, keadaannya pun mulai stabil. Ayunda menarik nafas lega, kejadian yang baru saja terjadi itu merupakan pengalaman yang sangat menegangkan, hampir saja dia menyaksikan detik-detik sang dosen kehilangan nyawa.

Saat sang dosen sudah terlihat normal, Ayunda bersiap ke luar dari mobil. "Kalau begitu, saya permisi, Pak", ucap Ayunda ramah.

Saat Ayunda sudah ke luar dari mobil sang dosen, dia berfikir sambil menyusuri jalan. "Seperti ada yang aneh", gumamnya. Pak Security tidak berada di tempat biasanya, bahkan kampus terlihat sangat sunyi. Ayunda bergidik ngeri saat menghubungkan semua kejadian itu.

Pagi ini Ayunda tiba di kampus sepuluh menit lebih cepat dari biasanya. Dia melangkahkan kakinya dengan terburu-buru menuju kelasnya.

Saat Ayunda sudah berada di depan pintu kelasnya, dan akan melangkah masuk, seseorang memegang pundaknya, "aaa...", teriak Ayunda ketakutan.

"Hei, ini aku", ucap Reina menenangkannya.

Huft...

"Kenapa Kau mengagetkanku?" tanya Ayunda.

"Aku sudah memanggil dan mengejarmu dari gerbang kampus, tapi Kau mengabaikanku. Kenapa Kau sampai ketakutan seperti ini?" tanyanya sambil mengernyitkan keningnya.

"Aku hanya merasa aneh, kenapa kampus kita sepi", sahut Ayunda.

Reina memperhatikan ke sekeliling, "benar katamu, kenapa terlihat sepi, ya?" Reina pun bergidik ngeri.

Baru saja mereka mengatakan hal itu, para mahasiswa lainnya sudah datang dengan berkerumun memasuki kelas.

Benar kata Ayunda, ada yang aneh. Ban mobilku juga tadi tiba-tiba kempes, batin Reina.

***

Setelah mata kuliah tiga sks selesai Ayunda dan Reina berjalan ke luar kelas menuju kantin. Saat menyusuri jalan menuju kantin, tak sengaja mereka melihat kerumunan mahasiswa di mading kampus.

"Ada apa, di sana... ayo kita lihat", ajak Reina pada Ayunda.

Mereka berjalan menghampiri kerumunan itu, dan betapa kagetnya Ayunda karena foto dirinya bersama sang dosen tadi pagi terpampang nyata di mading kampus.

Seseorang dengan sengaja telah mengambil foto itu dengan mengiring opini negatif tentang dirinya. Semua mahasiswa memandang jijik pada Ayunda, sebuah kata tak bermoral di lontarkan padanya. "Dasar ja*ang", ucap seorang mahasiswa padanya. Hatinya serasa teriris saat mendengar perkataan itu.

Reina memandang haru sahabatnya itu, "apakah itu benar fotomu?" tanyanya.

"Iya... tapi bukan seperti itu kejadiannya", sahut Ayunda.

"Ayo", ajak Reina menarik tangan Ayunda.

"Kemana?" tanya Ayunda. Namun Reina tak menyahut ucapan Ayunda. Dia terus menarik tangannya berjalan menuju ruang dosen.

Tok... tok...

Reina mengetuk pintu ruang dosen, "Permisi, Pak", ucap Reina, lalu terdengar sahutan dari dalam ruangan mempersilakan mereka masuk.

Mereka berjalan menghampiri meja sang dosen, "Maaf, Pak... kami mengganggu Bapak sebentar", ujar Reina saat sudah berada di hadapan sang dosen.

"Ya, ada apa?" tanya sang dosen.

Reina menarik nafas dalam memberanikan diri berbicara pada sang dosen "Pak, kami sangat butuh bantuan Bapak... meluruskan kesalahpahaman foto yang ada di mading kampus saat ini?" tuturnya memohon pada sang dosen.

Sang dosen menyeringai, "Aku tidak paham dengan apa yang Kau bicarakan..." ucapnya.

Reina menyikut lengan Ayunda memintanya ikut menjelaskan pada sang dosen.

"Begini, Pak..." ucap Ayunda gugup. "Kejadian tadi pagi, saat Bapak terkena serangan jantung, seseorang telah memotret Bapak dan saya saat masih di dalam mobil."

"Jadi maksud kamu apa?" tanya sang dosen memotong ucapan Ayunda.

Ayunda susah payah menelan salivanya, "Tolong bantu jelaskan kejadian sebenarnya, Pak", pinta Ayunda.

"Itu memang kejadian sebenarnya, Kau telah merayuku", seru sang dosen. "Jika tidak ada lagi yang mau kalian sampaikan, silakan!" sahutnya sambil mengarahkan tangannya ke pintu.

Ayunda syok mendengar ucapan sang dosen, air matanya jatuh dengan bebas membasahi pipinya. Reina paham akan kondisi Ayunda, dia langsung menarik tangannya meninggalkan ruangan itu tanpa permisi pada sang dosen.

*

*

Happy Reading 😊

Terpopuler

Comments

ZasNov

ZasNov

Wah ternyata dosen itu sudah menjebak Ayunda. Kirain beneran kena serangan jantung.. Semoga faktanya cepat terkuak ya...

2023-03-11

0

Ferly Ina

Ferly Ina

10 like meluncur 😊

2021-03-30

1

Puan Harahap

Puan Harahap

pria idola hadir thor

Salam dan mampir ya thor ke
⚘PRIA IDOLA DAN
MENIKAHI PRIA URAKAN⚘
yuk saling vote n dukung

2021-03-11

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Perkenalan Tokoh
3 Di Kampus
4 Mengingat Kembali
5 Segelas Air Hangat
6 Masa Lalu Bahagia
7 Dijodohkan
8 Kursus Memasak
9 Pengumuman PKL
10 Impian Ayunda
11 Jebakan
12 Impian Ayunda Seakan Berakhir
13 PKL Hari Pertama
14 Sepenggal Cerita Keluarga Ayunda
15 Reina dan Asep
16 Penolakan Adrian
17 Kenangan Masa Lalu Ferdo
18 Surat dari Inisial A
19 Pertemuan Adrian dengan keluarganya
20 Pindah Rumah
21 Bodyguard Tampan
22 Pertemuan Ayunda dengan Ferdo
23 Seorang Wanita Bernama Jenny
24 Kedatangan Siska
25 Ayunda Kembali Menerima Sesuatu dari Inisial A
26 Kotak Makan Siang
27 Siska Bertamu di Rumah Winda
28 Teman Payah
29 Panggilan Alfian
30 Ulang Tahun Sang Bunda
31 Kolaborasi Adrian dan Winda
32 Sahabat Sejati
33 Ferdo Marah
34 Kembali Ke Kampus
35 Di Cafe bersama Ayunda
36 Perubahan Sikap Ferdo
37 Di sebuah Mall
38 Restoran Korea
39 Rencana Perjodohan Ferdo
40 Rencana Pulang Kampung
41 Pacar Bohongan Ferdo
42 Rencana Pertunangan Ferdo
43 Ayunda Setuju
44 Ajakan Makan Siang
45 Penolakan Sang Kakek
46 Ferdo Uring-uringan
47 Acara Pertunangan Ferdo
48 Masih Acara Pertunangan Ferdo
49 Ayunda sedang bersedih
50 Adrian Style
51 Acara Di rumah Siska
52 Ada apa dengan Ayunda
53 Ferdo datang ke Kampus Ayunda
54 Seharusnya Mengejar Cinta
55 Kegelisahan Ayunda
56 Ferdo Bermimpi
57 Akhirnya Ayunda Tahu
58 Lomba Pembawa Acara
59 Pemenang Lomba
60 Pulang Kampung
61 Suruhan Siska
62 Rindu Ayah
63 Ferdo kembali mengingat
64 Penampilan Aneh Winda
65 Tidak Punya Hati
66 Siska baru menyadari
67 Kegelisahan Winda
68 Kabar Duka
69 Memikul Tanggung jawab
70 Kembali dari Paris
71 Ferdo dan Ayunda saling suka
72 Di taman Apartemen
73 Sarapan Bareng
74 Taman Hiburan
75 Jadian
76 Kegelisahan Ferdo dan Ayunda
77 Pelaku Penabrak Orang tua Ferdo
78 Adrian di pecat
79 Rumah Baru Ayunda
80 Janji Bertemu
81 Pertemuan Ayunda dan Ferdo
82 Rencana pernikahan
83 Ayunda bertemu seorang ibu
84 Kecemburuan Ferdo
85 Penjelasan Ayunda
86 Sebuah bukti
87 Isi Flashdisk
88 Alfian Bertemu Seseorang
89 Kedatangan sang kakek
90 Kegelisahan Alfian
91 Alfian akan menikah
92 Keputusan Sidang
93 Pernikahan Alfian
94 Kembalinya Tony
95 Kesedihan Ayunda
96 Mirip Mama
97 Positif
98 Peresmian Restoran Bunda
99 Kebahagiaan Siska
100 Wawancara
101 Pengganti Tya
102 Rencana Kuliah Ayunda
103 Sikap Manja Siska
104 Keberangkatan Ayunda
105 Keresahan Adrian
106 Sahabat terbaik
107 Bantuan dari Conny
108 Ayunda mulai terancam
109 Sebuah Flashdisk
110 Kedatangan Siska
111 Bayi mungil
112 Ayunda jadi sasaran
113 Sebuah kebenaran
114 Tony punya banyak keahlian
115 Dhany pelaku penembakan
116 Mama Winda masih hidup
117 Kepulangan Ayunda
118 Hari Pernikahan Adrian
119 Terjadinya Penyatuan antara Adrian dan Winda
120 Ayunda Kembali Ke London
121 Ulang Tahun Winda
122 Siska sadarkan diri
123 Acara Aqiqah
124 Zahra Hilang
125 Pelaku Penculikan Zahra
126 Siska Tidak Hilang Ingatan
127 Kematian Siska
128 Siapa Wanita Itu?
129 Berkunjung ke Panti Asuhan
130 Cinta Pandangan Pertama
131 Datang Lebih Awal
132 Pertemuan Ayunda dan Alfian
133 Mengejar Cintanya
134 Dafa Kecelakaan
135 Penyebab Dafa Kritis
136 Ayunda sedang badmood
137 Menerima Kembali
138 Mengejar kembali cintanya
139 Ayunda berusaha Ceria
140 Sebatas Rekan Bisnis
141 Masih Mencintai
142 Jadi Tersangka?
143 Semoga berkah
144 Pernyataan Cinta
145 Ayunda Di tahan
146 Ayunda Bebas
147 Alfian Cemburu
148 Ayunda Resah
149 Menjenguk
150 Di Rumah Sakit
151 Lamaran Alfian
152 Harta Warisan
153 Perjanjian
154 Siapa yang bertamu
155 Lamaran Resmi Alfian
156 Pantun Alfian
157 Menyebar Undangan
158 Ingin Mencelakai
159 Hari Pernikahan
160 Bencana Di hari Pernikahan
161 Penyatuan Terjadi
162 Pulang Kampung (End)
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Awal
2
Perkenalan Tokoh
3
Di Kampus
4
Mengingat Kembali
5
Segelas Air Hangat
6
Masa Lalu Bahagia
7
Dijodohkan
8
Kursus Memasak
9
Pengumuman PKL
10
Impian Ayunda
11
Jebakan
12
Impian Ayunda Seakan Berakhir
13
PKL Hari Pertama
14
Sepenggal Cerita Keluarga Ayunda
15
Reina dan Asep
16
Penolakan Adrian
17
Kenangan Masa Lalu Ferdo
18
Surat dari Inisial A
19
Pertemuan Adrian dengan keluarganya
20
Pindah Rumah
21
Bodyguard Tampan
22
Pertemuan Ayunda dengan Ferdo
23
Seorang Wanita Bernama Jenny
24
Kedatangan Siska
25
Ayunda Kembali Menerima Sesuatu dari Inisial A
26
Kotak Makan Siang
27
Siska Bertamu di Rumah Winda
28
Teman Payah
29
Panggilan Alfian
30
Ulang Tahun Sang Bunda
31
Kolaborasi Adrian dan Winda
32
Sahabat Sejati
33
Ferdo Marah
34
Kembali Ke Kampus
35
Di Cafe bersama Ayunda
36
Perubahan Sikap Ferdo
37
Di sebuah Mall
38
Restoran Korea
39
Rencana Perjodohan Ferdo
40
Rencana Pulang Kampung
41
Pacar Bohongan Ferdo
42
Rencana Pertunangan Ferdo
43
Ayunda Setuju
44
Ajakan Makan Siang
45
Penolakan Sang Kakek
46
Ferdo Uring-uringan
47
Acara Pertunangan Ferdo
48
Masih Acara Pertunangan Ferdo
49
Ayunda sedang bersedih
50
Adrian Style
51
Acara Di rumah Siska
52
Ada apa dengan Ayunda
53
Ferdo datang ke Kampus Ayunda
54
Seharusnya Mengejar Cinta
55
Kegelisahan Ayunda
56
Ferdo Bermimpi
57
Akhirnya Ayunda Tahu
58
Lomba Pembawa Acara
59
Pemenang Lomba
60
Pulang Kampung
61
Suruhan Siska
62
Rindu Ayah
63
Ferdo kembali mengingat
64
Penampilan Aneh Winda
65
Tidak Punya Hati
66
Siska baru menyadari
67
Kegelisahan Winda
68
Kabar Duka
69
Memikul Tanggung jawab
70
Kembali dari Paris
71
Ferdo dan Ayunda saling suka
72
Di taman Apartemen
73
Sarapan Bareng
74
Taman Hiburan
75
Jadian
76
Kegelisahan Ferdo dan Ayunda
77
Pelaku Penabrak Orang tua Ferdo
78
Adrian di pecat
79
Rumah Baru Ayunda
80
Janji Bertemu
81
Pertemuan Ayunda dan Ferdo
82
Rencana pernikahan
83
Ayunda bertemu seorang ibu
84
Kecemburuan Ferdo
85
Penjelasan Ayunda
86
Sebuah bukti
87
Isi Flashdisk
88
Alfian Bertemu Seseorang
89
Kedatangan sang kakek
90
Kegelisahan Alfian
91
Alfian akan menikah
92
Keputusan Sidang
93
Pernikahan Alfian
94
Kembalinya Tony
95
Kesedihan Ayunda
96
Mirip Mama
97
Positif
98
Peresmian Restoran Bunda
99
Kebahagiaan Siska
100
Wawancara
101
Pengganti Tya
102
Rencana Kuliah Ayunda
103
Sikap Manja Siska
104
Keberangkatan Ayunda
105
Keresahan Adrian
106
Sahabat terbaik
107
Bantuan dari Conny
108
Ayunda mulai terancam
109
Sebuah Flashdisk
110
Kedatangan Siska
111
Bayi mungil
112
Ayunda jadi sasaran
113
Sebuah kebenaran
114
Tony punya banyak keahlian
115
Dhany pelaku penembakan
116
Mama Winda masih hidup
117
Kepulangan Ayunda
118
Hari Pernikahan Adrian
119
Terjadinya Penyatuan antara Adrian dan Winda
120
Ayunda Kembali Ke London
121
Ulang Tahun Winda
122
Siska sadarkan diri
123
Acara Aqiqah
124
Zahra Hilang
125
Pelaku Penculikan Zahra
126
Siska Tidak Hilang Ingatan
127
Kematian Siska
128
Siapa Wanita Itu?
129
Berkunjung ke Panti Asuhan
130
Cinta Pandangan Pertama
131
Datang Lebih Awal
132
Pertemuan Ayunda dan Alfian
133
Mengejar Cintanya
134
Dafa Kecelakaan
135
Penyebab Dafa Kritis
136
Ayunda sedang badmood
137
Menerima Kembali
138
Mengejar kembali cintanya
139
Ayunda berusaha Ceria
140
Sebatas Rekan Bisnis
141
Masih Mencintai
142
Jadi Tersangka?
143
Semoga berkah
144
Pernyataan Cinta
145
Ayunda Di tahan
146
Ayunda Bebas
147
Alfian Cemburu
148
Ayunda Resah
149
Menjenguk
150
Di Rumah Sakit
151
Lamaran Alfian
152
Harta Warisan
153
Perjanjian
154
Siapa yang bertamu
155
Lamaran Resmi Alfian
156
Pantun Alfian
157
Menyebar Undangan
158
Ingin Mencelakai
159
Hari Pernikahan
160
Bencana Di hari Pernikahan
161
Penyatuan Terjadi
162
Pulang Kampung (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!