PKL Hari Pertama

Hai Reader yang baik hati, selalu jaga kesehatan ya 😊

🌸🌸🌸

Ayunda masih setia berdiri di depan pintu cafe dengan wajah sendunya. Seseorang terus memperhatikan setiap perubahan mimik wajah Ayunda. Jika ada pengunjung yang datang, dengan cepat Ayunda menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum pahit sambil menyapa para pengunjung, namun hal itu tidak mengurangi kecantikannya. Orang itu seolah ikut tersenyum saat Ayunda tersenyum pada setiap pengunjung.

Pengunjung semakin ramai, membuat Rika kewalahan menanganinya seorang diri. Ayunda yang melihat situasi itu tidak mau tinggal diam, dia beranjak dari tempatnya berdiri saat ini, lalu menghampiri setiap pengunjung yang belum di layani oleh Rika sambil membawa beberapa daftar menu.

Rasa resah dan gundah seakan terlupakan, saat Ayunda sibuk melayani pengunjung yang tiba-tiba saja ramai. Tak terasa jam kerja Ayunda sudah selesai. Dia bergegas mengganti pakaiannya, bersiap untuk berangkat ke kampus, lalu Ayunda berpamitan pada bosnya. Baru saja Reno membalasnya dengan tersenyum, Ayunda sudah berlalu dari hadapannya. Dia hanya bisa memandangi punggung Ayunda yang terus menjauh, senyumnya pun tak surut sampai Ayunda tak terlihat lagi dari pandangannya.

***

Ayunda sudah berada di depan gerbang kampus. Dia berjalan dengan gelisah, karena Mahasiswa yang berlalu lalang dengan sengaja menyenggol sambil menatap sinis padanya. Perasaan Ayunda kembali di obrak-abrik oleh tatapan kebencian dari para mahasiswa.

Dia terus berjalan, mencoba mengabaikan setiap cibiran yang di lontarkan padanya. Ayunda menguatkan hatinya dengan fokus memandang ke depan, melewati suara sayup-sayup yang menghina dirinya. Dia semakin mempercepat langkahnya, mengabaikan orang-orang yang tak berhenti mencemoohnya.

Rasa sesak di dada yang sedari tadi di tahannya, akhirnya dia tumpahkan saat sudah berada di dalam toilet. Air matanya terus mengalir dengan deras mewakili perasaannya saat ini.

Hiks...hiks... Ayunda menangis dengan terisak-isak karena telah menahan suara tangisnya.

***

"Ayunda..." panggil Reina saat melihatnya masuk ke dalam kelas dengan muka sembab.

Ayunda berjalan menghampiri Reina, lalu duduk di sebelahnya.

Reina menoleh ke arah Ayunda, "Apa yang sudah terjadi?" tanyanya penasaran.

Dosen yang mengajar masuk sebelum Ayunda menjawabnya. Ayunda dan Reina langsung mengalihkan pandangannya ke depan.

Selama jam kuliah berlangsung, pandangan Ayunda tertuju pada sang dosen, namun tidak dengan pikirannya. Dia terus berfikir bagaimana cara untuk mendapatkan uang tambahan, agar bisa membayar uang kuliahnya.

Reina sesekali menoleh ke arah Ayunda. Apa yang sudah terjadi, siapa yang sudah membuatnya menangis, batin Reina.

***

Jam kuliah pun selesai, Reina langsung menoleh ke arah Ayunda. "Ayo... ceritakan apa yang sudah terjadi!" pintanya dengan tidak sabar.

"Tidak ada apa-apa", sahut Ayunda.

"Jangan membohongiku, dari wajahmu saja sudah terlihat jelas", ujarnya.

"A- aku tidak apa-apa, Reina."

"Hmph... apakah aku ini bukan sahabatmu lagi?" tanya Reina dengan terus menatap Ayunda. "Ayo... ceritakan, jangan memendamnya sendiri!" pintanya.

Ayunda membuang nafas berat, tidak ada yang bisa di tutupinya dari sahabatnya itu. "Aku bingung... bagaimana cara membayar uang kuliahku nanti", lirihnya.

Reina mengangguk-anggukkan kepalanya, "jadi masalah itu... aku akan coba bicara pada papaku, siapa tau dia mau membantumu", tuturnya lembut sambil tersenyum.

"Aku tidak mau merepotkan orang lain... aku hanya butuh penghasilan tambahan", ujarnya.

Reina menatap tajam Ayunda, "siapa yang Kau katakan orang lain... aku ini sahabatmu, bukan orang lain", bantah Reina. "Nanti aku akan bicara pada papaku... kamu jangan kuatir lagi ya", ujarnya melanjutkan.

Ayunda hanya membalas dengan anggukan, dia tidak mau memperpanjang masalah itu yang akan membuat Reina marah.

Mereka pun beranjak meninggalkan kelas menuju ruang Kaprodi untuk mengetahui hasil dari berkas PKL yang sudah dikirimkan ke perusahaan Santoso Station.

Setelah ke luar dari ruang Kaprodi, Ayunda dan Reina sangat senang karena mereka telah di terima untuk mengikuti PKL di perusahaan Santoso Station.

Aku percaya kesempatan masih ada, batin Ayunda.

***

Hari-hari berlalu dengan sangat cepat, secepat itu juga Ayunda melupakan semua masalah yang sudah terjadi. Sebuah kesempatan mulai terbuka, memberikan dorongan pada seorang wanita imut nan cantik yang saat ini sedang berdiri di depan cermin yang memantulkan dirinya.

Kemeja putih, blazer hitam yang di padukan dengan rok hitam di kenakan dengan sempurna oleh Ayunda. Dia berulang kali memutar tubuhnya untuk melihat jelas tampilannya saat ini.

Semua perlengkapan yang di butuhkan dan tas jinjing di kaitkannya di lengannya layaknya seorang pekerja kantoran. Tak lupa sepatu high heels yang menyempurnakan tampilannya saat ini. Dia berjalan ke luar kamarnya menghampiri sang bunda yang sudah menyiapkan sarapan spesial, mengawali hari pertamanya bekerja magang di perusahaan besar.

"Wah, anak bunda cantik sekali", puji sang bunda.

"Bunda... apakah putrimu ini sudah seperti seorang pembawa acara?" tanyanya dengan ragu.

"Ya, Bunda mengira akan ada wawancara di rumah ini", sahutnya memuji Ayunda.

Ayunda tersipu malu, "Bunda terlalu berlebihan", ucapnya sambil tertunduk.

Sang bunda berjalan menghampiri Ayunda, lalu memeluknya tiba-tiba. "Bunda sangat senang karena putri kecil bunda sebentar lagi akan menjadi pembawa acara terkenal", ucapnya sambil menepuk lembut punggung Ayunda memberi semangat padanya.

Sang bunda melepas pelukannya, lalu mengusap lembut kedua pipi Ayunda. "Putri cantik bunda", lirihnya dengan mata berkaca-kaca. Perasaan haru menyelimuti sang bunda, tak pernah di duga putri kecilnya itu kini kuliah di sebuah Universitas yang cukup terkenal meskipun mengandalkan beasiswa. Bahkan Ayunda akan mengikuti PKL di sebuah perusahaan terkenal.

Air mata sang bunda jatuh tak terbendung, bukan karena kesedihan, namun karena rasa bangganya pada sang putri. Pagi ini perasaan haru seakan membaur di antara mereka. Ayunda pun tak dapat menahan air matanya jatuh dari pelupuk mata.

Sang bunda mengusap lembut air mata yang membasahi pipi Ayunda, "Sudah... jangan menangis, ini kan hari bahagia", ucapnya. "Ayo, kita sarapan dulu, jangan sampai kamu terlambat di hari pertama PKL", ucapnya meneruskan.

Semangat Ayunda sudah kembali, walaupun masalah belum sepenuhnya dapat di atasi. Hanya doa dan dukungan sang bunda yang membuat dia melangkah dengan pasti.

***

Busway melaju kencang seakan seirama dengan semangat Ayunda pagi ini. Di pandangnya bekal yang di berikan sang bunda, seolah sang bunda sedang bersamanya saat ini.

Kurang dari tiga puluh menit busway tiba di perhentian dekat perusahaan Santoso Station. Ayunda melangkah ke luar, lalu dia melanjutkan langkahnya menyusuri trotoar sambil melihat ke sekeliling. Dia memandang dengan rasa kagum akan gedung-gedung pencakar langit. "Siapa arsitek yang sudah membuat bangunan seperti ini?" gumamnya sambil terus melangkah.

Ayunda sudah berada di pintu masuk perusahaan, dia menunjukkan surat panggilan magangnya pada resepsionis, lalu dia di arahkan berkumpul di suatu ruangan bersama dengan mahasiswa lainnya.

"Ayunda... " panggil seseorang.

*

*

Happy Reading 😊

Terpopuler

Comments

Maya●●●

Maya●●●

ayunda cute bgtttt

2023-06-29

0

Puan Harahap

Puan Harahap

hadir thor

⚘⚘⚘⚘Salam Pria Idola dan Menikahi pria urakan⚘⚘⚘

2021-05-17

0

Bibit Iriati

Bibit Iriati

siapa y???

2021-04-01

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Perkenalan Tokoh
3 Di Kampus
4 Mengingat Kembali
5 Segelas Air Hangat
6 Masa Lalu Bahagia
7 Dijodohkan
8 Kursus Memasak
9 Pengumuman PKL
10 Impian Ayunda
11 Jebakan
12 Impian Ayunda Seakan Berakhir
13 PKL Hari Pertama
14 Sepenggal Cerita Keluarga Ayunda
15 Reina dan Asep
16 Penolakan Adrian
17 Kenangan Masa Lalu Ferdo
18 Surat dari Inisial A
19 Pertemuan Adrian dengan keluarganya
20 Pindah Rumah
21 Bodyguard Tampan
22 Pertemuan Ayunda dengan Ferdo
23 Seorang Wanita Bernama Jenny
24 Kedatangan Siska
25 Ayunda Kembali Menerima Sesuatu dari Inisial A
26 Kotak Makan Siang
27 Siska Bertamu di Rumah Winda
28 Teman Payah
29 Panggilan Alfian
30 Ulang Tahun Sang Bunda
31 Kolaborasi Adrian dan Winda
32 Sahabat Sejati
33 Ferdo Marah
34 Kembali Ke Kampus
35 Di Cafe bersama Ayunda
36 Perubahan Sikap Ferdo
37 Di sebuah Mall
38 Restoran Korea
39 Rencana Perjodohan Ferdo
40 Rencana Pulang Kampung
41 Pacar Bohongan Ferdo
42 Rencana Pertunangan Ferdo
43 Ayunda Setuju
44 Ajakan Makan Siang
45 Penolakan Sang Kakek
46 Ferdo Uring-uringan
47 Acara Pertunangan Ferdo
48 Masih Acara Pertunangan Ferdo
49 Ayunda sedang bersedih
50 Adrian Style
51 Acara Di rumah Siska
52 Ada apa dengan Ayunda
53 Ferdo datang ke Kampus Ayunda
54 Seharusnya Mengejar Cinta
55 Kegelisahan Ayunda
56 Ferdo Bermimpi
57 Akhirnya Ayunda Tahu
58 Lomba Pembawa Acara
59 Pemenang Lomba
60 Pulang Kampung
61 Suruhan Siska
62 Rindu Ayah
63 Ferdo kembali mengingat
64 Penampilan Aneh Winda
65 Tidak Punya Hati
66 Siska baru menyadari
67 Kegelisahan Winda
68 Kabar Duka
69 Memikul Tanggung jawab
70 Kembali dari Paris
71 Ferdo dan Ayunda saling suka
72 Di taman Apartemen
73 Sarapan Bareng
74 Taman Hiburan
75 Jadian
76 Kegelisahan Ferdo dan Ayunda
77 Pelaku Penabrak Orang tua Ferdo
78 Adrian di pecat
79 Rumah Baru Ayunda
80 Janji Bertemu
81 Pertemuan Ayunda dan Ferdo
82 Rencana pernikahan
83 Ayunda bertemu seorang ibu
84 Kecemburuan Ferdo
85 Penjelasan Ayunda
86 Sebuah bukti
87 Isi Flashdisk
88 Alfian Bertemu Seseorang
89 Kedatangan sang kakek
90 Kegelisahan Alfian
91 Alfian akan menikah
92 Keputusan Sidang
93 Pernikahan Alfian
94 Kembalinya Tony
95 Kesedihan Ayunda
96 Mirip Mama
97 Positif
98 Peresmian Restoran Bunda
99 Kebahagiaan Siska
100 Wawancara
101 Pengganti Tya
102 Rencana Kuliah Ayunda
103 Sikap Manja Siska
104 Keberangkatan Ayunda
105 Keresahan Adrian
106 Sahabat terbaik
107 Bantuan dari Conny
108 Ayunda mulai terancam
109 Sebuah Flashdisk
110 Kedatangan Siska
111 Bayi mungil
112 Ayunda jadi sasaran
113 Sebuah kebenaran
114 Tony punya banyak keahlian
115 Dhany pelaku penembakan
116 Mama Winda masih hidup
117 Kepulangan Ayunda
118 Hari Pernikahan Adrian
119 Terjadinya Penyatuan antara Adrian dan Winda
120 Ayunda Kembali Ke London
121 Ulang Tahun Winda
122 Siska sadarkan diri
123 Acara Aqiqah
124 Zahra Hilang
125 Pelaku Penculikan Zahra
126 Siska Tidak Hilang Ingatan
127 Kematian Siska
128 Siapa Wanita Itu?
129 Berkunjung ke Panti Asuhan
130 Cinta Pandangan Pertama
131 Datang Lebih Awal
132 Pertemuan Ayunda dan Alfian
133 Mengejar Cintanya
134 Dafa Kecelakaan
135 Penyebab Dafa Kritis
136 Ayunda sedang badmood
137 Menerima Kembali
138 Mengejar kembali cintanya
139 Ayunda berusaha Ceria
140 Sebatas Rekan Bisnis
141 Masih Mencintai
142 Jadi Tersangka?
143 Semoga berkah
144 Pernyataan Cinta
145 Ayunda Di tahan
146 Ayunda Bebas
147 Alfian Cemburu
148 Ayunda Resah
149 Menjenguk
150 Di Rumah Sakit
151 Lamaran Alfian
152 Harta Warisan
153 Perjanjian
154 Siapa yang bertamu
155 Lamaran Resmi Alfian
156 Pantun Alfian
157 Menyebar Undangan
158 Ingin Mencelakai
159 Hari Pernikahan
160 Bencana Di hari Pernikahan
161 Penyatuan Terjadi
162 Pulang Kampung (End)
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Awal
2
Perkenalan Tokoh
3
Di Kampus
4
Mengingat Kembali
5
Segelas Air Hangat
6
Masa Lalu Bahagia
7
Dijodohkan
8
Kursus Memasak
9
Pengumuman PKL
10
Impian Ayunda
11
Jebakan
12
Impian Ayunda Seakan Berakhir
13
PKL Hari Pertama
14
Sepenggal Cerita Keluarga Ayunda
15
Reina dan Asep
16
Penolakan Adrian
17
Kenangan Masa Lalu Ferdo
18
Surat dari Inisial A
19
Pertemuan Adrian dengan keluarganya
20
Pindah Rumah
21
Bodyguard Tampan
22
Pertemuan Ayunda dengan Ferdo
23
Seorang Wanita Bernama Jenny
24
Kedatangan Siska
25
Ayunda Kembali Menerima Sesuatu dari Inisial A
26
Kotak Makan Siang
27
Siska Bertamu di Rumah Winda
28
Teman Payah
29
Panggilan Alfian
30
Ulang Tahun Sang Bunda
31
Kolaborasi Adrian dan Winda
32
Sahabat Sejati
33
Ferdo Marah
34
Kembali Ke Kampus
35
Di Cafe bersama Ayunda
36
Perubahan Sikap Ferdo
37
Di sebuah Mall
38
Restoran Korea
39
Rencana Perjodohan Ferdo
40
Rencana Pulang Kampung
41
Pacar Bohongan Ferdo
42
Rencana Pertunangan Ferdo
43
Ayunda Setuju
44
Ajakan Makan Siang
45
Penolakan Sang Kakek
46
Ferdo Uring-uringan
47
Acara Pertunangan Ferdo
48
Masih Acara Pertunangan Ferdo
49
Ayunda sedang bersedih
50
Adrian Style
51
Acara Di rumah Siska
52
Ada apa dengan Ayunda
53
Ferdo datang ke Kampus Ayunda
54
Seharusnya Mengejar Cinta
55
Kegelisahan Ayunda
56
Ferdo Bermimpi
57
Akhirnya Ayunda Tahu
58
Lomba Pembawa Acara
59
Pemenang Lomba
60
Pulang Kampung
61
Suruhan Siska
62
Rindu Ayah
63
Ferdo kembali mengingat
64
Penampilan Aneh Winda
65
Tidak Punya Hati
66
Siska baru menyadari
67
Kegelisahan Winda
68
Kabar Duka
69
Memikul Tanggung jawab
70
Kembali dari Paris
71
Ferdo dan Ayunda saling suka
72
Di taman Apartemen
73
Sarapan Bareng
74
Taman Hiburan
75
Jadian
76
Kegelisahan Ferdo dan Ayunda
77
Pelaku Penabrak Orang tua Ferdo
78
Adrian di pecat
79
Rumah Baru Ayunda
80
Janji Bertemu
81
Pertemuan Ayunda dan Ferdo
82
Rencana pernikahan
83
Ayunda bertemu seorang ibu
84
Kecemburuan Ferdo
85
Penjelasan Ayunda
86
Sebuah bukti
87
Isi Flashdisk
88
Alfian Bertemu Seseorang
89
Kedatangan sang kakek
90
Kegelisahan Alfian
91
Alfian akan menikah
92
Keputusan Sidang
93
Pernikahan Alfian
94
Kembalinya Tony
95
Kesedihan Ayunda
96
Mirip Mama
97
Positif
98
Peresmian Restoran Bunda
99
Kebahagiaan Siska
100
Wawancara
101
Pengganti Tya
102
Rencana Kuliah Ayunda
103
Sikap Manja Siska
104
Keberangkatan Ayunda
105
Keresahan Adrian
106
Sahabat terbaik
107
Bantuan dari Conny
108
Ayunda mulai terancam
109
Sebuah Flashdisk
110
Kedatangan Siska
111
Bayi mungil
112
Ayunda jadi sasaran
113
Sebuah kebenaran
114
Tony punya banyak keahlian
115
Dhany pelaku penembakan
116
Mama Winda masih hidup
117
Kepulangan Ayunda
118
Hari Pernikahan Adrian
119
Terjadinya Penyatuan antara Adrian dan Winda
120
Ayunda Kembali Ke London
121
Ulang Tahun Winda
122
Siska sadarkan diri
123
Acara Aqiqah
124
Zahra Hilang
125
Pelaku Penculikan Zahra
126
Siska Tidak Hilang Ingatan
127
Kematian Siska
128
Siapa Wanita Itu?
129
Berkunjung ke Panti Asuhan
130
Cinta Pandangan Pertama
131
Datang Lebih Awal
132
Pertemuan Ayunda dan Alfian
133
Mengejar Cintanya
134
Dafa Kecelakaan
135
Penyebab Dafa Kritis
136
Ayunda sedang badmood
137
Menerima Kembali
138
Mengejar kembali cintanya
139
Ayunda berusaha Ceria
140
Sebatas Rekan Bisnis
141
Masih Mencintai
142
Jadi Tersangka?
143
Semoga berkah
144
Pernyataan Cinta
145
Ayunda Di tahan
146
Ayunda Bebas
147
Alfian Cemburu
148
Ayunda Resah
149
Menjenguk
150
Di Rumah Sakit
151
Lamaran Alfian
152
Harta Warisan
153
Perjanjian
154
Siapa yang bertamu
155
Lamaran Resmi Alfian
156
Pantun Alfian
157
Menyebar Undangan
158
Ingin Mencelakai
159
Hari Pernikahan
160
Bencana Di hari Pernikahan
161
Penyatuan Terjadi
162
Pulang Kampung (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!