Segelas Air Hangat

Hai Reader yang baik hati, semoga kalian semua dalam keadaan sehat 😇

🌸🌸🌸

Ayunda turun di perhentian halte pertama. Saat dia akan melangkahkan kakinya ke luar, seseorang dari arah berlawanan menabraknya. Berkas orang tersebut tak sengaja lepas dari genggamannya.

"Maaf..." tuturnya sambil membantu orang tersebut memungut berkas yang berserakan. "Santoso Station" gumamnya.

"Kami sedang mencari anak PKL, barangkali kamu berminat", ucap orang tersebut karena telah mendengar Ayunda bergumam, dia juga melihat judul sebuah buku yang di bawanya.

"Ayo, cepat!" teriak sang on board karena melihat mereka tidak segera bergegas.

"Oke, ini kartu namaku dan ini berkas yang bisa Kamu pelajari", ucapnya buru-buru sambil menyodorkan kartu nama dan selembar kertas.

"Baik, Bu. Terima kasih", sahut Ayunda.

"Jangan panggil aku ibu, usiaku baru 24 tahun", tuturnya sambil tersenyum.

"Baiklah, Kak", ujarnya kemudian namun pintu busway sudah tertutup, mungkin orang tersebut hanya membaca dari gerak bibir Ayunda saja.

"Winda Santoso", gumamnya saat membaca kartu nama di tangannya. "Kenapa namanya memakai Santoso, apa dia anak pemilik perusahaan Santoso Station? Ah, kenapa aku terlalu repot memikirkan itu" Ayunda kembali bergumam lalu melanjutkan langkahnya menuju warung langganannya.

***

"Pagi, Ibu", ucapnya ramah pada pemilik warung.

"Pagi, Ay. O, iya ini uang keripik kemaren", sahutnya sambil merogoh lacinya mencari beberapa lembar uang.

"Ah, Ibu,,, Ay cuma mau mengantar keripik yang baru", tuturnya sambil tersenyum.

"Gak apa-apa, kan sekalian", ujarnya tersenyum ramah. "Ini, semuanya enam puluh ribu, ya", sang ibu menyodorkan dua lembar uang.

"Terima kasih, Bu", tuturnya sambil menerima uang pemberian sang ibu. "Ay, permisi ya Bu." Ayunda tersenyum, lalu beranjak meninggalkan warung tersebut menuju warung lainnya.

Dia menyusuri trotoar dengan riang, ada semangat baru yang dirasakannya saat orang-orang yang dia temui bersikap baik dan ramah padanya.

Pagi itu dia telah selesai mengantar keripik buatan sang bunda ke tiga warung langganannya dengan langkah pasti dia pun bergegas menuju kampus.

***

Ayunda tiba di kampus, dia berjalan dengan langkah cepat, karena busway yang ditumpanginya sedikit terlambat.

Brughh...

"Maaf", ucapnya karena dia telah berjalan dengan terburu-buru.

"Kalau jalan pakai mata!" sergahnya.

"I- iya., maaf", sahut Ayunda gugup.

"Ck, apa Kau pikir cukup dengan maaf saja?" seringainya.

Aduh, apa lagi maunya si putri kampus ini? Aku sudah terlambat, batinnya.

Dia memberikan tisu pada Ayunda, "bersihkan!" sergahnya.

Ayunda terdiam sejenak, lalu mengambil tisu pemberian Sherly dan langsung membersihkan baju yang sebenarnya tidaklah kotor, dia tak ingin menambah masalah pada putri kampus sekaligus cucu dari pemilik kampus itu. Orang-orang yang berlalu lalang melihatnya dengan tersenyum mengejek.

Terserah mereka menilai aku apa, yang penting masalah selesai, batinnya menangis.

"Oke, sudah cukup pergilah", ucapnya dengan sinis.

"Baik", ucap Ayunda menunduk.

"Kau tau aku siapa, kan?" seringainya.

Ayunda hanya membalas dengan anggukan.

"Bagus", ucapnya sambil berlalu meninggalkan Ayunda.

Ayunda melangkahkan kakinya sambil menitikkan air mata. Apakah semua orang kaya seperti Sherly Tri Dharma, batinnya.

Dengan cepat dia menghapus air matanya, tak ingin orang lain melihatnya lemah.

***

"Pa- pagi, Pak", sapanya dengan gugup.

Lalu sang dosen melihat jam yang melingkar di tanggannya. "Kamu terlambat lima menit, untuk kali ini saya maafkan", ujar sang dosen.

"Terima kasih, Pak", sahutnya dengan tersenyum.

Rasa bahagia kembali menyelimuti Ayunda menggantikan kesedihannya saat bertemu Sherly tadi. Dia berjalan dengan cepat menempati bangku yang kosong.

Ayunda mengikuti mata kuliah pagi itu dengan semangat, sehingga dosen yang mengajar merasa keputusan yang diberikannya tidak salah, karena telah memperbolehkannya masuk walaupun dia telat.

Lebih kurang dua jam dia menyelesaikan mata kuliah pagi itu, lalu dia bergegas meninggalkan kelas bersiap menuju cafe tempatnya bekerja.

"Ay", teriak sahabatnya Reina.

"Ya", sahut Ayunda.

"Kamu jadi kan membantuku mencari bahan pidato yang di minta pak Diran?" tanyanya sedikit memaksa.

"Iya, selepas jam kuliah nanti sore ya. Tapi coba Kamu cari beberapa referensi dulu", sahutnya.

"Oke", balas Reina singkat.

Ayunda berjalan menuju ke luar kelas meninggalkan sahabatnya itu. Reina merupakan sahabat satu-satunya yang menerima dia apa adanya. Bahkan selalu mengambil jam kuliah yang sama dengan Ayunda meskipun dia tidak bekerja part time. Berbeda dengan Dafa yang selalu mengambil jam yang sama di sore hari, agar punya kesempatan untuk mengantarnya pulang.

***

"Kak Reno, maaf sedikit terlambat", ucapnya pada pemilik cafe.

"Gak terlambat kok, Kamu sampai tepat jam sebelas", sahutnya.

"Iya, tapi aku belum menggunakan seragamku, Kak."

"Udah, sana pergi pakai seragammu."

"Terima kasih, Kak", ucapnya berlalu menuju ruang ganti.

Ayunda telah siap dengan seragamnya, dia melayani setiap pengunjung dengan ramah.

Lalu dua orang pria gagah nan tampan dengan setelan jasnya masuk ke dalam cafe, semua mata tertuju pada mereka.

"Wah, tampannya", ucap para pengunjung wanita yang tak bergeming saat memandang mereka.

"Permisi, Pak. Ini menunya", Ayunda menyodorkan daftar menu sambil mengatakan menu favorit di cafe tersebut.

Mereka melihat daftar menu dan menyerahkannya kembali setelah memesan beberapa menu makanan.

"O, iya... satu lagi. Maaf siapa nama Kamu? aku tak suka memanggil orang dengan kata pelayan.

"Ay, Pak. Panggil saya Ay", sahutnya ramah.

"Ay, tolong berikan saya segelas air hangat terlebih dahulu", ucapnya tersenyum.

Deg... jantung Ayunda seolah berhenti. Lalu debarannya semakin kencang, seolah perkataan itu tak asing di telinganya. Flashback dua belas tahun lalu melintas dalam pikirannya saat sang kakak yang kelelahan bermain di luar dan dia sangat kehausan. Ayunda memberikannya segelas air, namun sang kakak mengatakan "berikan aku air hangat terlebih dahulu".

"Ay... hei, Ay", panggil orang tersebut saat melihat Ayunda mematung.

"Eh, iya maaf Pak, akan saya ambilkan", ucapnya sambil berlalu dari meja tersebut.

"Kamu kenapa, Ay?" tanya temannya Rian saat melihat wajah sendunya.

"Gak apa-apa, Kak. Oo, ya, bapak yang di sana meminta air hangat, aku mengantarkan ini dulu ya", ucapnya membawa segelas air hangat setelah memberikan catatan pesanan.

"Ini, Pak", ucapnya ramah saat meletakkan segelas air hangat di meja mereka.

"Terima kasih", balasnya ramah pada Ayunda.

Ayunda hanya membalas dengan senyuman, lalu beranjak meninggalkan meja itu.

Sambil menunggu pesanannya selsai, Ayunda terus memandang wajah pria itu. *Se*andainya dia kak Adrian, aku pasti sudah berlari memeluknya, batinnya.

"Hei, kenapa melamun", ucap Rian menepuk pelan pundak Ayunda.

"Eh, maaf, Kak", balasnya dengan cengiran kuda. Lalu membawa pesanan di meja dua pria gagah itu. Saat dia menyajikan pesanan mereka di meja makan, tak sengaja dia mendengar orang tersebut memanggil namanya.

Ah, ternyata dia bukan kak Adrian, batinnya.

Dia berjalan gontai meninggalkan kedua pria tampan itu berdebat, entah apa yang mereka persoalkan Ayunda tidak mau mencampurinya.

*

*

...Ayo dukung dengan like, vote dan Rate 🙏...

...Happy Reading 😊...

Terpopuler

Comments

Lena Sari

Lena Sari

itu kak Adrian ya ay.

2023-06-21

0

Maya●●●

Maya●●●

mmpir lgi ya. semngt kk

2023-05-18

0

Maya●●●

Maya●●●

kalau jalan pakai kaki dong ya😁

2023-05-18

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Perkenalan Tokoh
3 Di Kampus
4 Mengingat Kembali
5 Segelas Air Hangat
6 Masa Lalu Bahagia
7 Dijodohkan
8 Kursus Memasak
9 Pengumuman PKL
10 Impian Ayunda
11 Jebakan
12 Impian Ayunda Seakan Berakhir
13 PKL Hari Pertama
14 Sepenggal Cerita Keluarga Ayunda
15 Reina dan Asep
16 Penolakan Adrian
17 Kenangan Masa Lalu Ferdo
18 Surat dari Inisial A
19 Pertemuan Adrian dengan keluarganya
20 Pindah Rumah
21 Bodyguard Tampan
22 Pertemuan Ayunda dengan Ferdo
23 Seorang Wanita Bernama Jenny
24 Kedatangan Siska
25 Ayunda Kembali Menerima Sesuatu dari Inisial A
26 Kotak Makan Siang
27 Siska Bertamu di Rumah Winda
28 Teman Payah
29 Panggilan Alfian
30 Ulang Tahun Sang Bunda
31 Kolaborasi Adrian dan Winda
32 Sahabat Sejati
33 Ferdo Marah
34 Kembali Ke Kampus
35 Di Cafe bersama Ayunda
36 Perubahan Sikap Ferdo
37 Di sebuah Mall
38 Restoran Korea
39 Rencana Perjodohan Ferdo
40 Rencana Pulang Kampung
41 Pacar Bohongan Ferdo
42 Rencana Pertunangan Ferdo
43 Ayunda Setuju
44 Ajakan Makan Siang
45 Penolakan Sang Kakek
46 Ferdo Uring-uringan
47 Acara Pertunangan Ferdo
48 Masih Acara Pertunangan Ferdo
49 Ayunda sedang bersedih
50 Adrian Style
51 Acara Di rumah Siska
52 Ada apa dengan Ayunda
53 Ferdo datang ke Kampus Ayunda
54 Seharusnya Mengejar Cinta
55 Kegelisahan Ayunda
56 Ferdo Bermimpi
57 Akhirnya Ayunda Tahu
58 Lomba Pembawa Acara
59 Pemenang Lomba
60 Pulang Kampung
61 Suruhan Siska
62 Rindu Ayah
63 Ferdo kembali mengingat
64 Penampilan Aneh Winda
65 Tidak Punya Hati
66 Siska baru menyadari
67 Kegelisahan Winda
68 Kabar Duka
69 Memikul Tanggung jawab
70 Kembali dari Paris
71 Ferdo dan Ayunda saling suka
72 Di taman Apartemen
73 Sarapan Bareng
74 Taman Hiburan
75 Jadian
76 Kegelisahan Ferdo dan Ayunda
77 Pelaku Penabrak Orang tua Ferdo
78 Adrian di pecat
79 Rumah Baru Ayunda
80 Janji Bertemu
81 Pertemuan Ayunda dan Ferdo
82 Rencana pernikahan
83 Ayunda bertemu seorang ibu
84 Kecemburuan Ferdo
85 Penjelasan Ayunda
86 Sebuah bukti
87 Isi Flashdisk
88 Alfian Bertemu Seseorang
89 Kedatangan sang kakek
90 Kegelisahan Alfian
91 Alfian akan menikah
92 Keputusan Sidang
93 Pernikahan Alfian
94 Kembalinya Tony
95 Kesedihan Ayunda
96 Mirip Mama
97 Positif
98 Peresmian Restoran Bunda
99 Kebahagiaan Siska
100 Wawancara
101 Pengganti Tya
102 Rencana Kuliah Ayunda
103 Sikap Manja Siska
104 Keberangkatan Ayunda
105 Keresahan Adrian
106 Sahabat terbaik
107 Bantuan dari Conny
108 Ayunda mulai terancam
109 Sebuah Flashdisk
110 Kedatangan Siska
111 Bayi mungil
112 Ayunda jadi sasaran
113 Sebuah kebenaran
114 Tony punya banyak keahlian
115 Dhany pelaku penembakan
116 Mama Winda masih hidup
117 Kepulangan Ayunda
118 Hari Pernikahan Adrian
119 Terjadinya Penyatuan antara Adrian dan Winda
120 Ayunda Kembali Ke London
121 Ulang Tahun Winda
122 Siska sadarkan diri
123 Acara Aqiqah
124 Zahra Hilang
125 Pelaku Penculikan Zahra
126 Siska Tidak Hilang Ingatan
127 Kematian Siska
128 Siapa Wanita Itu?
129 Berkunjung ke Panti Asuhan
130 Cinta Pandangan Pertama
131 Datang Lebih Awal
132 Pertemuan Ayunda dan Alfian
133 Mengejar Cintanya
134 Dafa Kecelakaan
135 Penyebab Dafa Kritis
136 Ayunda sedang badmood
137 Menerima Kembali
138 Mengejar kembali cintanya
139 Ayunda berusaha Ceria
140 Sebatas Rekan Bisnis
141 Masih Mencintai
142 Jadi Tersangka?
143 Semoga berkah
144 Pernyataan Cinta
145 Ayunda Di tahan
146 Ayunda Bebas
147 Alfian Cemburu
148 Ayunda Resah
149 Menjenguk
150 Di Rumah Sakit
151 Lamaran Alfian
152 Harta Warisan
153 Perjanjian
154 Siapa yang bertamu
155 Lamaran Resmi Alfian
156 Pantun Alfian
157 Menyebar Undangan
158 Ingin Mencelakai
159 Hari Pernikahan
160 Bencana Di hari Pernikahan
161 Penyatuan Terjadi
162 Pulang Kampung (End)
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Awal
2
Perkenalan Tokoh
3
Di Kampus
4
Mengingat Kembali
5
Segelas Air Hangat
6
Masa Lalu Bahagia
7
Dijodohkan
8
Kursus Memasak
9
Pengumuman PKL
10
Impian Ayunda
11
Jebakan
12
Impian Ayunda Seakan Berakhir
13
PKL Hari Pertama
14
Sepenggal Cerita Keluarga Ayunda
15
Reina dan Asep
16
Penolakan Adrian
17
Kenangan Masa Lalu Ferdo
18
Surat dari Inisial A
19
Pertemuan Adrian dengan keluarganya
20
Pindah Rumah
21
Bodyguard Tampan
22
Pertemuan Ayunda dengan Ferdo
23
Seorang Wanita Bernama Jenny
24
Kedatangan Siska
25
Ayunda Kembali Menerima Sesuatu dari Inisial A
26
Kotak Makan Siang
27
Siska Bertamu di Rumah Winda
28
Teman Payah
29
Panggilan Alfian
30
Ulang Tahun Sang Bunda
31
Kolaborasi Adrian dan Winda
32
Sahabat Sejati
33
Ferdo Marah
34
Kembali Ke Kampus
35
Di Cafe bersama Ayunda
36
Perubahan Sikap Ferdo
37
Di sebuah Mall
38
Restoran Korea
39
Rencana Perjodohan Ferdo
40
Rencana Pulang Kampung
41
Pacar Bohongan Ferdo
42
Rencana Pertunangan Ferdo
43
Ayunda Setuju
44
Ajakan Makan Siang
45
Penolakan Sang Kakek
46
Ferdo Uring-uringan
47
Acara Pertunangan Ferdo
48
Masih Acara Pertunangan Ferdo
49
Ayunda sedang bersedih
50
Adrian Style
51
Acara Di rumah Siska
52
Ada apa dengan Ayunda
53
Ferdo datang ke Kampus Ayunda
54
Seharusnya Mengejar Cinta
55
Kegelisahan Ayunda
56
Ferdo Bermimpi
57
Akhirnya Ayunda Tahu
58
Lomba Pembawa Acara
59
Pemenang Lomba
60
Pulang Kampung
61
Suruhan Siska
62
Rindu Ayah
63
Ferdo kembali mengingat
64
Penampilan Aneh Winda
65
Tidak Punya Hati
66
Siska baru menyadari
67
Kegelisahan Winda
68
Kabar Duka
69
Memikul Tanggung jawab
70
Kembali dari Paris
71
Ferdo dan Ayunda saling suka
72
Di taman Apartemen
73
Sarapan Bareng
74
Taman Hiburan
75
Jadian
76
Kegelisahan Ferdo dan Ayunda
77
Pelaku Penabrak Orang tua Ferdo
78
Adrian di pecat
79
Rumah Baru Ayunda
80
Janji Bertemu
81
Pertemuan Ayunda dan Ferdo
82
Rencana pernikahan
83
Ayunda bertemu seorang ibu
84
Kecemburuan Ferdo
85
Penjelasan Ayunda
86
Sebuah bukti
87
Isi Flashdisk
88
Alfian Bertemu Seseorang
89
Kedatangan sang kakek
90
Kegelisahan Alfian
91
Alfian akan menikah
92
Keputusan Sidang
93
Pernikahan Alfian
94
Kembalinya Tony
95
Kesedihan Ayunda
96
Mirip Mama
97
Positif
98
Peresmian Restoran Bunda
99
Kebahagiaan Siska
100
Wawancara
101
Pengganti Tya
102
Rencana Kuliah Ayunda
103
Sikap Manja Siska
104
Keberangkatan Ayunda
105
Keresahan Adrian
106
Sahabat terbaik
107
Bantuan dari Conny
108
Ayunda mulai terancam
109
Sebuah Flashdisk
110
Kedatangan Siska
111
Bayi mungil
112
Ayunda jadi sasaran
113
Sebuah kebenaran
114
Tony punya banyak keahlian
115
Dhany pelaku penembakan
116
Mama Winda masih hidup
117
Kepulangan Ayunda
118
Hari Pernikahan Adrian
119
Terjadinya Penyatuan antara Adrian dan Winda
120
Ayunda Kembali Ke London
121
Ulang Tahun Winda
122
Siska sadarkan diri
123
Acara Aqiqah
124
Zahra Hilang
125
Pelaku Penculikan Zahra
126
Siska Tidak Hilang Ingatan
127
Kematian Siska
128
Siapa Wanita Itu?
129
Berkunjung ke Panti Asuhan
130
Cinta Pandangan Pertama
131
Datang Lebih Awal
132
Pertemuan Ayunda dan Alfian
133
Mengejar Cintanya
134
Dafa Kecelakaan
135
Penyebab Dafa Kritis
136
Ayunda sedang badmood
137
Menerima Kembali
138
Mengejar kembali cintanya
139
Ayunda berusaha Ceria
140
Sebatas Rekan Bisnis
141
Masih Mencintai
142
Jadi Tersangka?
143
Semoga berkah
144
Pernyataan Cinta
145
Ayunda Di tahan
146
Ayunda Bebas
147
Alfian Cemburu
148
Ayunda Resah
149
Menjenguk
150
Di Rumah Sakit
151
Lamaran Alfian
152
Harta Warisan
153
Perjanjian
154
Siapa yang bertamu
155
Lamaran Resmi Alfian
156
Pantun Alfian
157
Menyebar Undangan
158
Ingin Mencelakai
159
Hari Pernikahan
160
Bencana Di hari Pernikahan
161
Penyatuan Terjadi
162
Pulang Kampung (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!