Sesui janjinya saat tiba di apartemen Raka menghubungi Chacha hanya sekedar untuk berbagi apa aja yang dia lakukan hari ini..
perasaan rindu nya terlalu berat ingi rasanya meminjam pintu kemana saja dan menemui kekasihnya. wanita yang berhasil menguasai hatinya saat ini, Raka juga tidak menyangka bahwa dia akan secinta ini dengan Chacha..
.
.
.
Pagi hari ini selesai sholat subuh Chacha tidak melanjutkan tidurnya lagi hari ini dia harus bersiap untuk interview.setelah resign dari kantor lama dan memutuskan kembali ke rumah baru kali ini dia di panggil interview dari sekian banyak lamaran yang dia kirimkan..berbekal ijazah sma nya, dia mencoba peruntungan melamar kerja di tanah kelahiranya.tak banyak berharap bisa kerja kembali dia cukup bersyukur karena prioritas utamanya adalah papa.
Sebenarnya papa sudah memintanya untuk bergabung dengan perusahaan papa tapi karena bukan minat dia Chacha menolak halus dan pastinya dia gak mau bergantung dengan orang tuanya, Chacha tetaplah Chacha si keras kepala yang ingin menunjukan bahwa dia mampu.
Dan sekarang dia berada di ruang interview dia sebuah gedung perkantoran di daerahnya..
bukan hanya Chacha banyak juga para pelamar yang lain yang menunggu di giliran
Wanita bertubuh tambun dengan kacamata tebal duduk di depan Chacha dengan tatapan mengintimidasi. "Baik terimakasih Marisa akan kami hubungi segera" ujar wanita itu ketus tanpa melihat Chacha..
"Next " teriaknya, Chacha bangkit dan berlalu keluar ruangan dia tak banyak berharap bisa di terima.dia akui mungkin banyak yang lebih unggul dari dia..
berjalan menunduk tak sengaja dia menabrak seseorang di depannya
" Maaf.." ujaranya membantu memunguti barang milik orang yang dia tabrak
"lain kali hati-hati dong" hentak pria yang berdiri tegak di depan Chacha
selesai mengumpulkan barang yang terjatuh Chacha menyerahkan barang pria tersebut dan saat mata mereka bersitatap
"Alannnn " ujar Chacha terkejut
"Chacha,ahh sial kenapa harus ketemu lu lagi sich"
grutunya merapikan setelan jasnya
"Ngapain lu di sini ?" Tanya Chacha
"lah lu sendiri ngapain di sini?" Tanya Alandra ketus.
Alandra pria yang menjadi saingan Chacha saat smp kini berubah menjadi sosok pria yang mempesona mungkin di mata wanita di luar sana tidak bagi Chacha pria ini adalah pria songong yang gak akan berubah, Chacha sangat mengenali Alandra sebab pria itu selalu komen di media sosial Chacha. setiap Chacha memposting tentang keberhasilannya
"Aku ngelamar kerja" jawab Chacha sinis
"ohh, awas gue mau lewat" mendorong bahu Chacha yang menghalangi jalannya..
dan berlalu tanpa mengucapkan apapun
"Dasar cowok songong"Maki Chacha dan pergi meninggalkan gedung interview.
.
.
.
Jam makan siang Raka manfaatkan untuk menghubungi kekasihnya. Raka memilih memesan makanan online dan menyantapnya di ruangannya.Raka yang cukup penasaran dengan hasil interview kekasihnya segera menghubungi Chacha..
panggilan terhubung dan tak lama kemudian
"Assalamualaikum mas " terdengar suara manja dari sebrang yang selalu Raka rindukan
"waalikumsallam gimana sayang ? " tanyanya tak sabaran
seperti biasa Chacha bercerita panjang lebar dan Raka hanya menjadi pendengar setia.selalu begitu baginya mendengar cerita panjang Chacha adalah obat paling mujarab.
"Sayang weekand ini mas ke sana ya" ujarnya saat Chacha selesai bercerita dan di sambut suara kegirangan dari sebrang
"Mas ke sana sama mama dan papa sayang" uajrnya lagi
"Haah serius mas?? " suara histeris dari sebrang
"Aku harus gimana mas, degdegan mas " ujar chacha
"Gak gimana-gimana sayang" tertawa kecil
"ya sudah mas aku mau kasih tau mama dulu ya,,byee" Chacha langsung menutup panggilan
"Dasar,siapa yang telepon siapa yang matikan " gerutu Raka sambil mengulas senyum
Tadi pagi saat mama menghubunginya Raka menuturkan niatnya dan mama setuju dengan niat baik Raka. dan mama cukup bersemangat untuk bertemu teman lamanya.
.
.
.
.
Sejak tau kenyataan bahwa Chacha adalah adiknya. Satya berusaha menerimanya dan move on dari Chacha, dia lebih memilih menghabiskan waktunya di rumah sakit. seharian ini misalnya meski jadwal prakteknya sudah selesai dia memilih ke UGD menghabiskan waktunya untuk berbincang dengan rekannya atau sekedar mengawasi para dokter muda yang sedang koas..
"ngapain lu masih di sini" Rio menepuk bahu Satya tak biasanya Satya menginjakan kakinya ke UGD jika tidak keadaan urgent
"Mau ketemu kakak ipar " ujarnya terkekeh
"bisa aja lu" Rio tertawa dan duduk di sebrang Satya
"Ternyata lu adeknya Fitri masih gak nyangka gue" ledek Rio..
"permisi dok ini laporannya" Gadis berjilbab memakai jubah dokter dengan name tag (Sandy Setya ningrum) menyerahkan laporan ke Rio..
"ahh iya makasih ya" Rio menerima laporanya
" Maaf dok, apa lagi yang harus saya kerjakan" tanyanya pandangannya tertunduk
"Kamu boleh istirahat dulu,pasiennya sudah masuk ruangan kan?" tanya Rio
"Sudah dok. kalo begitu saya ijin istirahat dulu dok" membungkukan badanya dan berlalu meninggalkan dua dokter
" Siapa dia ? "tanya Satya
" Calon dokter Sandy namanya, kenapa?" Rio menaikaturunkan alisnya
"ohh pantesan " Satya menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi
"ehhmm sepertinya ada yang mulai move on" goda Rio
Satya hanya tersenyum kecil, gadis itu sekilas menarik perhatian Satya gadis dengan penampilan baju kebesaran dan jilbab lebar menutupinya.seperti memiliki daya tarik sendiri..
.
.
.
sepulang interview tadi Chacha langsung sholat dan ketiduran. perutnya terasa lapar dia keluar dari kamar dan menuju meja makan, saat melintas di depan kamar mba Fitri dia sayup mendengar amarah mba Fitri sekilas dia mengintip pintu yang terbuka sedikit ternyata mba Fitri sedang melakukan panggilan telepon.
Emosi Fitri memuncak saat sekertarisnya mengirimkan bukti korupsi.ingin rasanya dia segera ke kantor untuk memberesekan semuanya. Semenjak papanya sering sakit Fitri yang membantu papa mengurus perusahan papa. dan saat papanya mengalami kelumpuhan sedangkan dirinya baru melahirkan mau tak mau perusahaan di bawah kendali tangan kanan papa.
Fitri tak menyangka jika om Andi yang sudah di anggap adik oleh papanya tega melakukan ini.
Segera dia bersiap untuk kekantor.
"mba mau kemana?" sapa Chacha yang melihat Fitri telah berpakaian rapi tergesa menuju kamar orang tuanya
"mba mau ke kantor" jawabnya sambil mengetuk pintu kamar mama
mama kelur pelan-pelan takut membangunkan papa yang baru saja istirahat
"mau kemana mba" tanya mama heran melihat Fitri sudah bersiap terlihat rapi
" Mah aku nitip Alika susunya sudah aku turunkan di chiller nanti tinggal di angetin aja,aku harus ke kantor mah Arsyad sudah menemukan bukti korupsi om Andi " ujarnya pelan setengah berbisik
"Hahh.. jadi beneran " Mama menutup mulutnya
" Iya mah aku pergi dulu ya" mencium tangan mama dan bergegas keluar
" Dek nitip Alika ya " menoleh ke arah Chacha di balas angkat jempol oleh Chacha
Mama mendekat ke meja makan duduk di samping Chacha yang tengah menyantap makan siang.
"Ada apa mah?" tanya Chacha
"om Andi menyelewengkan dana perusahaan"jawab mama menghela nafas panjang
"ooomm Andi?? " Chacha tak percaya dengan apa yang baru dia dengar.
Om Andi adalah orang yang selama ini selalu ada untuk Chacha dan Chacha anggap orangtuanya.dulu kala papanya selalu merendahkan dan menomorduakan dirinya om Andi lah yang selalu mendukung dan menomorsatukan dirinya. Om Andi yang selalu mendukungnya. tapi kenapa harus mengkhianati kepercayaan keluarga Chacha kepadanya.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Alurnya agak rumit ya. nanti satu persatu bakal ketemu titik temunya..
makasih ya untuk masih mau baca cerita aku 🥰🥰😍🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments