Setelah menumpahkan rasa rindu kedua orang tua itu menoleh kearah dua anak yang sedang bingung.
"Nak Satya sini nak "panggil mama Irma
Satya maju mendekat masih dengan perasaan bingung..
"ini papa nak" ujar mama mengusap air mata di pipinya
Satya tersentak kaget,bukan hanya Satya Chacha juga sama kaget dengan pernyataan mama Irma baru saja.
"Pa..pa.. maksudnya apa mah? tanya Satya mulai menenangkan dirinya..
Chacha berjalan mendekat ke arah papa, berlutut di hadapan papanya dan menggengam tangan papa " pah, apa papa memiliki istri lain selain mama? " tanya nya pelan
papa hanya bisa menggangguk..
Bagai di sambar petir bergemuruh di dada Chacha ada rasa kecewa mengetahui ini semua. dia tak menyangka papa tega menduakan mama Maria
"Nak mama akan jelaskan kalian tenang ya " ujar mama Irma
Satya mengepalkan tangannya, perasaan marah kecewa menjadi satu,bagaimana bisa di harus berada di situasi ini
"Satya visit dulu mah" berbalik arah dan meninggalkan semua..
Satya perlu menenangkan diri mencerna semua kejadian ini, jika benar pak Roni adalah ayah kandungnya bearti dia dan Chacha adalah saudara.dan bagaimana bisa mama mau menjadi yang kedua? semua pertanyaan itu muncul di pikirannya membuat Satya tak konsentrasi dalam menangani pasien.
Di sebuah taman di depan ruang therapy papa, mama Irma dan Chacha duduk bersama.
Mama Irma menceritakan semua kejadian di awal hingga dia jadi yang kedua dan terlahir Satya sebagai anak laki-laki Roni..
"Apa mama tau semua ini?" tanya Chacha dengan air mata yang mulai menetes
bagaimana perasaan mama selama duapuluh delapan tahun di bohongi dan di khianti oleh sahabatnya sendiri.
"mamamu belum tau karena mama memilih pergi menjauh dari kebahagian keluarga kalian, walaupun mama harus mengorbankan Satya yang besar tanpa seorang Ayah" Mama Irma kembali meneteskan air mata..
Papa hanya berdiam, di dalam hatinya berkecamuk perasaan menyesal,kecewa dan marah jadi satu namun ada rasa rindu dengan Irma yang selalu mengalah dan menghormatinya.
"Mama harus tau pah, dan apapun keputusan mama papa harus terima" ujar Chacha bijak..
"Sudah siang pah kita harus pulang" Chacha berdiri dan menarik kursi roda papa
"Chacha akan atur pertemuan tante dan mama" ujarnya berlalu rasanya dia enggan memanggil mama walau kenyataanya mama Irma juga mama tirinya.
Setelah melakukan visit Satya memilih ijin untuk pulang dan menenangkan diri.
sebelum pulang tadi mama mengirim pesan dan akan menceritakan semua di rumah.
Dan saat ini Satya tengah duduk berdua dengan mamanya di ruang tv.
"Satya pak Roni dia papamu nak" mama memulai bercerita tentang awal mula dia menjadi yang kedua dan menjadi duri dalam hubungan pernikahan Maria sahabatnya dan alasannya membawa Satya pergi dari kehidupan papanya
"Mama tau hal apa yang membuat Satya sakit? saat Satya melihat mama menangis" tak di sangka Satya bisa bersikap tenang dan menerima masa lalu mamanya
"jadi Chacha adikku mah " tertawa dan terdiam tiba-tiba
"aku jatuh cinta dengan adikku sendiri" menunduk dan buliran air mata mulai turun
" Sayang maafin mama nak" mama memeluk Satya yang sudah terduduk di lantai.
Mama dan anak menangis saling berpelukan.
kecewa dan patah hati yang Satya rasakan saat ini. sangat sakit tak sesakit saat melihat Chacha dan Raka di cafe kala itu. Cinta nya kepada Chacha hanya cinta kakak kepada adiknya..
.
.
.
.
Raka masih berkutat dengan kerjaannya saat satu pesan masuk di ponselnya
Cabidut
Mas nanti malam ada yang mau aku omongin.
Raka mengeryitkan dahinya tak biasanya Chacha mengirim pesan biasa langsung telepon
Baik sayang, nanti mas hubungi kamu ya mas kerja lagi ya mana banyak yang harus di selesaikan.😔 pesan terkirim langsung centang biru, yang artinya sudah di baca.
Raka melanjutkan pekerjaannya hingga waktu istirahat mama menghubunginya
"Assalamualaikum mas, kamu bisa tolong Evelin nak dia kena musibah di depan kampus xxxx." terdengar suara mama setengah panik dari sebrang
"Waalaikumsallam musibah apa mah? "jawab Raka
"gak tau tadi Mamanya telepon mama katanya om sama tantenya sedang keluar kota " jelas mama
"Baik ma,Raka ke sana" Raka memutus sambungan telepon dan bergegas menuju parkiran
"Rencana apa lagi ini Evelin" ujarnya geram dan melajukan mobilnya ke lokasi yang mama infokan
Sesampainya di halte dekat kampus nampak orang berkerumun. Raka memarkirkan mobilnya dan mendekat ke arah kerumunan..
Di lihatnya Evelin yang duduk tertunduk memegang lututnya sambil terisak.
"permisi " Raka mencoba mendekat
"Eve kamu kenapa ?" tanya nya saat posisinya berlutut di depan Evelin
"mas Raka aku takut " mendongak dan menabrak tubuh Raka.
"kamu kenapa? , Maaf ada yang tau ada apa dengan adik saya?" tanya nya tatapnnya berkeliling mencari jawaban dari orang-orang di sekitar.
"Tadi ada pengendara yang melecehkan dia" jawab ibu-ibu tambun
"Iya kami mau tolong tapi adek ini malah nangis dan teriak jadi kami bingung "timpal bapak-bapak yang membawa dagangannya..
"Baik makasih bapak ibu, sudah mau menemani adik saya" jawab Raka dia memampah Evelin berjalan masuk ke mobil sementara Evelin masih menangis..
Raka mengajaknya makan di depot makanan surabaya tak jauh dari lokasi tadi. memesan teh hangat untuk Evelin..
perlahan Evelin mulai terhenti dari tangisnya.
Raka hanya terdiam tak ingin bertanya biar Evelin saja yang bercerita fikirnya..
dia mengirim pesan ke Fajar untuk menggantikannya metting antar Divisi tak setega itu Raka meninggaklan Evelin dalam keadaan seperti ini meskipun kadang Evelin menyebalkan
"Mas Raka makasih ya" ujarnya sambil membersikan mukanya dengan tissue basah yang selalu dia bawa di tasnya.
Raka hanya mengangguk
"Eve tadi shok aja mas. tiba-tiba orang itu memegang punya Eve" ujarnya kembali meneguk teh manisnya..
"lain kali hati-hati" jawab Raka
Evelin tersenyum bahagianya di perhatikan Raka padahal hal yang wajar di lakukan..tapi bagi Evelin ini adalah perhatian Raka untuknya.
"sekali lagi makasih mas, Eve pulang ya " ujarnya dan bangkit dari duduknya
"Makan dulu, nanti saya antar kamu mau pulang naik apa ? " ucapan Raka menghentikan gerakan Evelin dan memilih duduk kembali
"Saya pulang naik transportasi online saja mas" saat ini Evelin hanya ingin sampai rumah dan menenangkan diri
"Makan dulu, nanti saya antar " ujar Raka tak mau di bantah sama sekali
Evelin hanya mengikuti saja, dan mulai memakan makanan yang sudah tersedia di depannya dan sesekali melirik Raka.
Selesai makan Raka mengantarkan Evelin kerumah tantenya sepanjang jalan tak ada pembicaraan antara mereka
Sesampai di depan rumah tante Evelin berpamitan sebelum turun "Mas Raka makasih ya" ujarnya tersenyum dan membuka pintu mobil
"Kamu sama siapa di rumah? hati-hati jangan bukakan pintu untuk.orang yang tidak di kenal" ujar Raka
"Iya mas makasih " Evelin segera keluar dari mobil dan berlari masuk kedalam.sesampai di dalam dia mengintip mobil Raka yang baru saja melaju meninggalkan rumah..ternyata Raka menunggu sampai Evelin masuk tidak seperti sebelumnya yang pergi begitu saja..
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Makasih kakak2 yang udah mampir baca..aku mohon maaf ya kalo updatenya gak teratur sesempat aku insyaAllah aku update sekali lagi makasih 😍😍🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments