Malam ini Raka pulang sudah cukup larut.kerena dirinya harus menyelesaikan pekerjaan yang tertunda karena siang tadi dia harus mengurusi masalah Evelin
Dia lupa janji untuk kembali menghubungi Chacha saat tiba di apartemen, tadi setelah sholat maghrib Chacha menghubungi Raka dan kekasihnya berjanji akan segera menyelesaikan pekerjaan nya dan akan menghubungi Chacha saat tiba di apartemen
tepat pukul 12 malam Raka baru saja selesai membersihkan diri.membaringkan tubuhnya di tempat tidur hari ini cukup melelahkan untuknya.
perlahan dia memejamkan matanya dan tertidur.
.
.
Chacha masih menunggu Raka menghubunginya,perasaan gadis ini sangat cemas.akhirnya dia mencoba untuk mengirim pesan ke Raka sebelum menghubungi kekasihnya
"Mas kamu udah pulang? "
Lama menunggu dan tidak ada balasan saat menghubungi ternyata nomor ponsel Raka tidak aktif. dengan kegalauanya Chacha memutuskan untuk mencoba memejamkan mata.
Adzan subuh berkumandang saling berlomba dari masjid dan musholla. membangunkan sebagian umat muslim untuk melaksanakan kewajibannya menunaikan sholat subuh.
Raka terbangun dan bangkit ke arah meja kerja,semalam dia terlupa mengisi daya batrai ponselnya. "pasti Chacha semalam menghubungiku, semoga dia tak salah paham" Ujarnya dan mulai mengisi daya batrai ponsel.
bergegas dia ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. selesai sholat dia berjalan menuju pantry untuk menyeduh kopi menunggu ponselnya hidup.
.
.
.pukul 06.00 pagi setelah kembali dari luar Raka segera menuju kamarnya, ya tadi dia memutuskan untuk berlari di taman apartemen.tubuhnya lumayan berkeringat.
ponselnya telah terisi penuh dia segera menghidupkan dan menghubungi gadisnya yang dia yakini pasti baru bangun tidur
"Assalamualikum mas,kemana aja" terdengar suara protes dengan nada serak khas bangun tidur sesaat setelah panggilan terhubung
"Waalaikum sayang, maaf semalam mas ketiduran ponsel mas habis batray" Raka menjelaskan tak mau gadisnya itu salah paham
"Ohh kirain mas kenapa? " ujarnya dari sebrang sepertinya gadis di sebrang mulai sadar dari tidurnya
"Oh ya mau cerita apa sayang, mas siap dengarkan " tutur Raka
Chacha mulai menceritakan semuanya, dari awal tentang pertemuannya dengan mama Irma dan kenyataan tentang papanya yang menduakan mamanya dari suara ceria,hingga tangisan pecah dan terdiam kemudian tertawa.. Raka cukup menjadi pendengar yang baik dan memberikan masukan untuk kekasihnya..
Sepasang kekasih ini lupa waktu sampe Raka akhirnya harus mengakhiri karena dia harus bersiap untuk kekantor..
" Mas hati-hati ya jangan telat makan.makasih ya mas " Kata terakhir dari Chacha sebelum panggilan berakhir.
Setelah bersiap Raka menuju dapur untuk membuat sarapannya sendiri sarapan sederhana hanya roti panggang favoritnya.
Bel apartemen berbunyi
Tak biasanya ada tamu dan jarang ada orang yang tau di mana Raka tinggal ia mengeryitkan dahi,menghabiskan sarapannya dan berlalu ke pintu untuk membukakannya
"Eve dari mana kamu tau aku tinggal di sini?" pertanyaan bertubi saat Raka membukakan pintu dan ternyata tamunya adalah Evelin
"Assalamualikum mas, maaf aku bawakan sarapan sebagi ucapan terimakasih.hmm boleh saya masuk mas?" Tanpa menjawab pertanyaan Raka dan memasuki apartemen Raka meskipun belum di ijinkan
"Mas aku siapkan sarapannya ya" gadis ini sungguh lancang
"Eve, cukup aku sudah sarapan.kamu tau dari mana aku tinggal di sini dan gak usah repot-repot aku sudah mau berangkat " ujarnya geram gadis ini selalu saja membuat dirinya emosi moodnya yang bagus kembali jelek.
"Aku tau dari tante Novi, maaf mas aku cuman ingin berterimaksih" ujarnya tertunduk..
"gak perlu Eve sekarang kamu boleh pulang, aku sudah terlambat " Raka mengusir Evelin dan segera keluar dari apartemen dia terus berjalan tanpa memperdulikan Evelin
" Mas Raka boleh aku nebeng sampe kampus ?kantor mas raka melewati kampus kan?" tanyanya setengah berlari mengimbangi langkah Raka
"aku tidak ke kantor, kamu naik taksi saja" ujarnya ketus pagi ini Raka memang harus ke lapangan meninjau proyek di daerah yang berlawanan arah dengan kantornya.
tanpa memperdulikan Evelin Raka masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Evelin.
Eveli mengeram kesal.. " Apa aku harus berpura-pura seperti kemarin? untuk bisa dekat dengan mu mas" ujarnya geram dia segera berjalan menuju halte bus.dan memikirkan rencana untuk mendekati Raka kembali.
Raka menguhubungi mamanya dan menanyakan benarkah mama yang memberitahu Evelin di mana dia tinggal.Mama yang menganggap Evelin seperti anak merasa tidak masalah jika Evelin sesekali main ke apartemen Raka.
Mama tidak pernah tau tentang hubungan Raka dan Evelin yang membuat Raka kesal dengan gadis itu..
Sepanjang perjalanan ke lokasi Raka memikirkan niatnya untuk segera menghalalkan Chacha cara ini sepertinya paling tepat untuk menghindari Evelin dan wanita di luar sana yang terus mendambanya.
Raka juga tak mau jika dia akan kehilangan Chacha kembali.
.
.
.
Setelah berfikir dan bercerita dengan Raka.Chacha memutuskan untuk bercerita atau bertanya dengan mama.
mencari Mama dan tidak menemukannya Chacha menuju kamar mba Fitri.
mengetuk pintu kamar mba Fitri pelan
"Mba.. mba Fitri "panggilnya mengetuk pintu kamar Fitri
"Iya dek kenapa" setelah membukakan pintu kamarnya
"mba kita bisa ngobrol" ujarnya
"Di meja makan aja ya" menoleh kedalam kamar memastikan Alika masih tertidur di sebelah papanya yang baru sampe pagi tadi
"Ada apa dek" Saat keduanya tengah duduk berhadapan di meja makan
"Papa dan mama kemana mba? " tanya Chacha celingak celinguk memperhatikan sekitar rumah
" Tadi mama membawa papa ke taman" jawab Fitri
"Mba tau kemarin pas therapy kami ketemu sama mama nya dokter Satya" ujar Chacha memulai pembicaraan
" Terus kamu di lamar ?" potong Fitri dia tau teman suaminya itu jatuh cinta dengan adeknya
"mba denger dulu ihh" Chacha berbicara serius
"Mba tau mama nya dokter Satya itu siapa? " tanya nya lagi.Fitri hanya menggeleng
"Mamanya dokter Satya itu istri kedua papa dan Dokter Satya itu anak mereka " tutur Chacha
Bagai di sambar petir Fitri terdiam kaku, masih mecerna apa yang baru dia dengar dari adiknya. sejak kapan papanya memiliki istri lain selain mama.
"Kamu serius dek?" tanyanya
"untuk apa aku bercanda hal seperti ini mba" ujar Chacha
"Mama sudah tau? " tanya Fitri lagi
"gak tau juga mba, makanya ini aku mau tanya mba gak perhatikan papa dari pulang therapy kemarin hanya diam aja" memang benar dari kemarin papa nampak diam dan murung papa memikirkan cara untuk memberitahu keluarganya dan hal terburuk yang akan dia terima atas kesalahannya
"iya sich mba perhatikan papa diam saja, dan mama juga belakangan ini suka aneh" ujar Fitri dengan dahi berkerut.kali ini dia harus bertindak dewasa. dia kecewa dengan papa tapi dia juga tidak boleh menghukum papa yang dalam keadaan tak berdaya seperti sekarang
" Dek kita perlahan bicarakan dengan mama, sekarang kita bersikap biasa saja.papa gak boleh stress dek. kita pura-pura tidak tau dengan kejadian ini sampai mama ambil keputusan " ujar Fitri bijak.
" Baik mba aku ikut mba aja" Chacha hanya pasrah
"kemarin mama dokter Satya bilang mau ketemu mama langusung untuk menjelaskan, tapi aku larang mba" tutur Chacha, sebelum pulang kemarin mama Irma memohon untuk bisa bertemu mama dan menjelaskan tapi Chacha keukeh menolak.
Dalam keadaan seperti ini keputusan mama yang paling di tunggu bagaimanapun juga mama adalah korban dari semua ini. dan apapun keputusan mama adalah yang terbaik untuk semua.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Maaf ya kak updatenya lama, malkumin di kehidupan nyata banyak banget yg di urus..terimakasih untuk.yang sudah membaca karya aku dan terimakasih udah setia menunggu aku up dan banyak-banyak terimakasih untuk yang sudah like karya aku..😍😍🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments