Selesai sarapan mama membawa papa masuk ke kamar untuk istirahat. dan meninggalkanya keluar untuk menemui dokter Satya.
Sekilas dari belakang dokter Satya mirip dengan papa muda, mama terdiam sejenak menarik nafas dan menghampiri Satya. tanpa mama sadari Fitri sang pengamat ulung memperhatikan gerak-gerik mama akhir-akhir ini.
"Dokter Satya, mari sarapan? " ajak mama saat sudah berdiri di samping Satya
" Mas Rio ajak dokter Satya sarapan sini Alika sama uti ya " Mama mengambil alih Alika dari pangkuan Rio.
"Baik mah" jawab Rio
"Ayo bro gak boleh loh nolak rezeki" Rio bangkit dan menepuk bahu Satya
"Wahh jadi ngerepotin bu" Satya menunduk memberi hormat dan mengikuti langkah Rio masuk ke ruang makan.
Rio memilih duduk di sebelah istrinya dan hanya kursi di sebelah Chacha yang kosong, jadi mau tak mau Satya duduk di sebelah Chacha
" Gak usah malu-malu Sat, ni nasi goreng buatan istri tercinta gue" Rio menyerahkan piring ke Satya
Fitri tertegun menatap Satya, semuanya mirip seseorang yang dia kenal garis wajahnya matanya .ya Satya mirip dengan papa gumam Fitri dalam hati
"Sayang ambilin telur nya dong "pandangan Fitri kepada Satya terputus saat suaminya meminta tolong dirinya..
"Dokter Satya mau minum apa?" tanya Chacha
"air putih hangat saja" jawabnya tersenyum
"berasa di layani istri" gumamnya dalam hati
"Ok sebentar ya, eh mas Rio sama mba Fitri aja ya " ujar Caca berlalu kedapur.
"Maaf Dokter Satya rekan sejawat mas Rio ya? tinggal dimana? " tanya Fitri rasa ingin taunya dengan siapa Satya sangat tinggi dia harus.pastikan siapa Satya
"Iya mba, gak jauh dari sini di Pelita mba " jawab Satya
Ok satu informasi sudah di dapat,sepertinya untuk informasi lain Fitri akan mencari tau dari suaminya
"Ohh ya sudah makan yang banyak ya, saya tinggal dulu" Chacha berdiri untuk menyusul Alika
"Sayang kamu mau kemana? "tanya Rio saat Chacha sudah bangun dari tempat duduknya
"mau mandiin Alika mas,kamu sama dokter Satya ya " mengelus pipi Rio
"Ehh mba mau kemana?" Chacha datang dengan membawa dua gelas air hangat
" mau mandiin Alika "jawabnya berlalu kedepan menemui Mama dan Alika
"silahkan dokter satya" Chacha meletakan gelas di dekat Satya
"Saya permisi ya "Chacha berlari mengejar mba Fitri.
Satya tersenyum "berasa di layani istri gue bro" ujarnya yang di balas lemparan tissue oleh Rio
.
.
.
.
Sesampai di tempat tujuan Evelin masih terdiam tidak ada keinginan untuk turun.
" Mas Raka aku minta maaf atas semua yang selama ini aku lakukan ke mas Raka, aku hanya ingin bisa berteman dengan mas Raka" ujar Evelin tulus dari dalam hati
"Aku sudah maaf kan tapi sebaiknya kita tidak berteman " jawab Raka ketus. bukan apa kekesalan Raka terhadap Evelin sudah mencapai batasnya saat tahun lalu Evelin nekat mencium Raka.
"Mas, kasih kesempatan aku mas aku janji hanya ingin berteman" Evelin memohon
"seengaknya sampai aku punya temen di kota ini mas" tuturnya
"sudah lah Eve, sudah sampe kamu bisa turun aku ada urusan lain" usirnya tanpa menoleh kearah Evelin
"Baik mas, makasih" dengan tertunduk Evelin turun dan mengambil koper di bagasi.
tanpa berpamitan dengan Evelin Raka melajukan mobilnya.
"Aku akan tetep usaha untuk bisa dekat dengan kamu lagi mas "tekat Evelin sambil menarik kopernya masuk kedalam rumah tantenya.
Mood Raka cukup buruk hari ini, jika bukan karena mama Raka tak ingin bertemu kembali dengan wanita gak tau malu.. memasang aerphone di menghubungi Chacha untuk mengembalikan moodnya
"Sayang kamu lagi apa" sesaat setelah panggilan di terima Chacha
"Aku lagi rebahan baru mau merem mas, mas lagi apa? " tanya Chacha dari sebrang suaranya sudah melemah dia sudah hampir terpejam saat Raka menghubunginya
"Ya sudah tidur lah nanti mas hubungi kembali ya " tersenyum walau hanya dengan mendengar suara Chacha moodnya sudah cukup baik
"Iya mas maaf ya aku capek banget " terdengar suara nafas pelan teratur dari sebrang tanda Chacha sudah mulai terlelap
Raka mengakhiri panggilan, dan melajukan mobilnya ke apartemen
.
.
.
.
Hari senin pertama di mana Raka bekerja tanpa bisa menatap Chacha dari jauh, sanggat berbeda.
ternyata staff baru pengganti Chacha hari ini sudah mulai bekerja.
Pagi tadi dia memperkenalkan diri saat rapat internal Arumi namanya ternyata dia seusia Chacha. secara kerja dia termasuk anak yang cepat tanggap, saat Raka sedang menjelaskan tentang apa aja yang harus dia kerjakan mata Arumi tak pernah beralih memandang Raka.
tingkahnya tak luput dari perhatian mba Alya. setelah keluar dari ruangan Raka mba Alya mengampiri meja Arumi
"Arumi, cuman mau ingetin jangan jadi pelakor pak Raka sudah punya istri" Mba Alya langsung to the point mengingatkan
"Maaf maksud mba Alya apa mba?" tanya Arumi bingung
"kamu tertarik kan sama pak Raka?dari tadi kamu memperhatikan pak Raka penuh kekaguman " selidik mba Alya
"MasyaAllah mba Alya gak lah mba aku mengagumi pak Raka karena cara dia menjelaskan detail banget.aku juga sudah memiliki kekasih mba santai aja " Jawab Arumi sambil tertawa.
"ohh baguslah, mba cuman mengingatkan aja, semoga betah ya kerja di sini" berlalu dari meja Arumi.
.
.
sejak pukul 7 pagi tadi Chacha sudah tiba di rumah sakit untuk mengantar papa therapy
Chacha setia mendampingi papa therapy dan pastinya dokter Satya juga setia mendampingi. jika bukan karena ada Chacha tak mungkin sepagi ini Satya sudah tiba di rumah sakit.jadwal prakteknya masih jam 9 pagi nanti,para perawat di ruang therapy heran dengan kedatang dokter muda idola semua.
Saat papa sedang therapy Satya mengajak Chacha untuk sarapan di ruangannya, tadi asistennya mengatakan jika mamanya telah menunggu di ruangan Satya..
"Mama maaf ya jadi menunggu" Satya memeluk mamanya saat masuk ke ruangannya
"Gak mama baru sampai" melirik ke arah seorang gadis yang berdiri di pintu
"Ehh ada tamunya Satya masuk nak kita sarapan bareng" Mama melepaskan pelukan Satya dan berjalan mendekat ke arah ChaCha
"makasih tante "Chacha mengulurkan tangan mencium tangan mama Irma
Mama terdiam memperhatikan wajah Chacha mirip dengan Maria saat muda, wanita yang tidak tau jika dirinya adalah madunya
"Salam kenal tante saya Chacha" mengenalkan diri
"panggil saja mama nak, mama Irma" ujar mama mengusap lembut pipi Chacha
"Chacha ini anak dari pasien Satya mah, papanya sedang therapy " Ujar Satya..
"oh ya sudah kita sarapan dulu ya nanti kita sama-sama keruang therapy lagi" tutur mama lembut.
Selesai sarapan Satya dan mama mengantar Chacha keruang therapy sebelum Satya visit pasien dan mama pulang.
Saat memasuki ruang therapy ternyata papa sudah selesai dan sedang duduk menunggu
Chacha masuk dan langsung menghampiri papa.
"papa, kenalin ini mamanya dokter Satya" Chacha menggeser tubuhnya karena mama Irma berdiri di belakang Chacha..
"Iii...mm..aaa" papa terbata memnyebut nama mama Irma dia tak menyangka bertemu dengan Irma dengan kondisi nya saat ini..
"Mas Roni " Mama Irma lebih terkejut tak menyangka akan bertemu dengan suaminya dalam keadaan suaminya sudah tidak berdaya
"Mama kenal dengan pak Roni "tanya Satya
Mama Irma mendekat dan berlutut di depan papa Roni, air matanya telah jatuh membasahi pipi putihnya yang sudah mulai keriput
mereka berdua larut dalam tangis dan penyesalan masing-masing bertahun-tahun tak memudarkan rasa cinta mama Irma terhadap papa Roni..
Satya dan Chacha terdiam menyaksikan pertemuan dua orang tua, masih mencoba mencerna dengan apa yang mereka lihat
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Udah ketemu ya papa Roni dan mama Irma..😁😁🥰😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Ambar Trias Trias
bagus .gak muter2 cerita nya.. kirain bakal kyak sinetron ntar jadinya
2021-06-12
0