Sejak seminggu lalu Caca resmi keluar dari kantor yang selama ini sangat mendukungnya berkembang, agak sedih sebenarnya karena baru satu bulan dirinya menemukan kembali cinta nya, tapi demi cinta dan bakti pada sang papa ia rela tinggalkan semua.
Saat ini dia tengah membereskan apartemenya, dan Hilda juga akan pindah dia memilih ngekos di belakang kantor, selain terlalu besar untuk dia tinggali sendiri sewanya juga lumayan
Dua koper besar dan ada lima kardus besar sudah tersusun di sudut ruang tengah rencana besok Caca akan pulang ke kampung halaman sengaja memilih hari Sabtu atas permintaan masnya.
"Ca, gue sedih banget tau lu mau pindah" Hilda langsung masuk ke kamar Caca dan merebahkan tubuhnya tepat di samping Caca, baju yang dia kenakan masih baju tadi pagi saat dia berangkat kerja.
"biasanya juga lu gak peduli " ujar Caca mulutnya masih penuh sama cemilannya
"Duhh bener Ca hampa hidup gue tanpa lu" berguling telungkup mengambil cemilan Caca
"Lu gak takut Ca pak Raka ada yang deketin, di group sekertaris pada heboh tu katanya saingan mundur teratur" Hilda terus mengoceh
"enggak tu " jawab Caca singkat
"sok lu, ntar giliran pak Raka ada yang deketin mencak mencak" sungut Hilda
"Coba aja kalo bisa deketin Mas Raka, orangya Dingin kaku begitu, cuman gue Marisa yang bisa ngeluluhin hatinya haha" Caca menepuk dadanya menyombongkan diri dan di balas dengan lemparan bantal oleh Hilda.
"Aduhh apaan sich, lu ya gue mau pulang bukan di sayang- sayang malah di siksa" omel Caca.
.
.
.
.
Raka termenung di balkon apartemennya menatap gemerlap lampu di bawah, sengaja dia pulang cepat dan tidak singgah menemui Caca.
Setelah seminggu keputusan Caca untuk Resign biasanya sepulang kerja dia sempatkan mampir menemui Caca meski hanya sekedar makan atau duduk santai di apartemennya..
kemarin mama dan papa nya menghubungi dirinya, untuk meminta tolong menjemput anak dari temannya yang Raka kenal.
Evelin anak dari rekan kerja papanya yang dulu sering menginap di rumah saat Raka sma.bukan Raka tak tau Evelin sangat menyukai Raka bahkan gadis itu terang-terangan mengatakan hanya akan menikah dengan Raka.
Raka memang belum sempat menceritakan soal rencananya untuk melamar Caca, tapi dia sudah menceritakan soal kedekatan dengan Caca.
dan mama sempat menghubungi mama Maria bercerita panjang lebar.
lamunannya terhenti saat ponselnya berbunyi
tertera nama Caca
Mas, masih lembur ya? udah makan belum? setelah ponsel terhubung Caca langsung membrondong pertanyaan
"Mas udah di apartemen, ini baru mau turun ke bawah" jawabnya santai
"ohh ya udah,aku tunggu ya ini aku udah masak.hilda juga barusan keluar katanya mau ke kosan barunya" ujar Caca di sebrang
"ok mas kesana ya" tanpa menunggu dia langsung mematikan ponselnya meraih jaketnya dan keluar menuju Apartemen Caca.
.
.
.
.Setelah menempuh perjalanan jauh sampelah Caca di rumahnya dengan di antar Raka,setelah beristirahat sebentar Raka memutuskan untuk kembali karena minggu dirinya sudah berjanji dengan mama untuk menjemput Evelin
"Nak Raka apa ndak capek to, langsung pulang besok subuh aja baru berangkat" ujar mama
"insyaAllah gak tante nanti bisa tidur di kereta" jawab Raka
Ya mereka menggunakan mobil Caca untuk mengantar Caca pulang dan Raka akan kembali ke ibu kota dengan kereta,awalnya Raka hendak mengambil cuti untuk sekedar menemani Caca tapi sayang rencananya di gagalkan karena kedatangan Evelin, Raka sempat menolak tapi karena mam memohon mau tak mau Raka setuju untuk menjemput Evelin dan menemani anak itu,tanpa sepengetahuan Caca.
"Mas Raka hati-hati ya mas dan makasih banyak udah bantu aku " Ujar Caca berkaca-kaca ia takut jika akan kehilangan Raka kembali
"Sama-sama sayang" di peluknya Caca dan di cium ujung kepalanya di depan orang tua dan keluarga Caca " Lusa mobil yang angkut barang mungkin sampai" masih mendekap Caca
yang di peluk sudah tegang setengah mati, antara seneng dan bahagia bercampur malu, ya malu karena masih ada orangtua ,mba Fitri dan mas Rio
"ehemmm, kalo gak di lepas kayaknya gak jadi pulang " Ledek Fitri yang langsung dapat lirikan dari dua anak yang tengah berpelukan mesra
"kalo iri bilang Fit itu ada suami di sebelah" ujar Raka melepas pelukan dan bersalaman dengan Fitri
"Makasih ya Fit, kayaknya gue bakal nyusahin lu lagi" tawanya
"Mas Rio maaf ya mas kalo suka gangguin kakak ipar " Raka bersalaman dan memeluk Rio
"Santai bro, hati-hati ya jaga diri dan jaga hati" pesan Rio menepuk bahu Raka.
" Raka pamit ya om tante" Raka mencium tangan papa dan mama secara bergantian
Mobil online yang di pesan sudah sampe, awalnya Caca mau mengantar ke stasiun tapi di tolak Raka katanya takut nanti malah gak jadi pergi dan Rio yang harus ke rumah sakit karena ada jadwal operasi terpaksa gak bisa nganterin Raka.
Sesaat setelah kepergian Raka dan keberangkatan Rio keluarga inti berkumpul duduk di ruang tengah
"Mama seneng anak-anak mama kumpul" ujar mama membuka perbincangan
papa mengambil kertas dan pensil yang sengaja di pake untuk komunikasi dengan papa selama ini karena kondisi papa yang susah berbicara
"Caca papa minta maaf, papa senang caca mau menemani papa sekarang"
di lihatnya tulisan dari papa Caca langsung mendekat berlutut di depan papa
" Caca juga minta maaf ya pah, selama ini sudah membantah papa" tak teeasa air matanya mengalir
papa hanya mangguk-mangguk dan dari sudut matanya ada setetes air mata, ya air mata penyesalan dari seorang Roni karena menyiakan anak-anaknya, dalam hati yang paling dalam dia rindu dengan anak lelakinya tapi tidak bisa berbuat apapun.puluhan tahun dia mencoba mencari anak dan istri keduanya tapi sia-sia
Irma pandai menyembunyikan dirinya sampe orang-orang terdekat dia dan keluarga nya di panti tidak tau di mana keberadaanya hanya penyesalan yang Roni rasakan saat ini.
Mama terharu dan berharap suaminya benar-benar menyesal, dalam diam mama mencoba mencari tau di mana Irma sahabat yang sangat mirip dengan dirinya, sahabat yang dengan tega menerima lamaran suaminya dan telah melahirkan anak dari suaminya.
Jika di ingat terus sesak dada mama,Fitri yang tengah menyusui anaknya melihat ke arah mama dengan tatapan bertanya-tanya. dia paham dan sadar ada sesuatu yang mama sembunyikan dari dirinya.
di tatap kembali papa dan adiknya, Fitri bersyukur hubungan papa dan adiknya membaik.dia berharap adiknya bisa lebih bisa di atur. tak terasa sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman di wajah Fitri.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Bagaimanapun ayah tetaplah cinta pertama bagi putrinya😘😘😘😍🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments