Seperti biasa pagi ini di lalui caca seperti pagi sebelumnya menyelesaikan laporan riset dari mas Fajar dan mba Alya. senior yang ketiban durian runtuh karena Caca bergabung di team mereka.Dulu Caca hanya di bagian gudang.Hingga si botak menemukan Caca yang ternyata berotak brilian walau hanya tamatan SMA terbukti dia mampu meriset dan mengevaluasi beberapa unit.
"Nie Cha biar kamu gak ngantuk" mba Alya menyodorkan segelas coffe late ke hadapan Caca
"Duhh makasih mba tumben " tak biasanya mba Alya berbaik hati memberi Caca sesuatu pasti ada udang di balik bakwan.
"sekali kali gakpapa Ca, ntar siang kamu ikut metting sama pak Raka ya" cengir mba Alya
"hemm pantesan baik banget tumbenan " Caca melengos menyruput kopi dari mba Alya.
"udah kamu minum juga itu kopi jadi ntar siang gantiin mba ya, itu Unit A46 belum mba kerjain Cha, pusing" berbelok arah meninggalkan meja Caca dan masuk ke ruangan pengujian
Caca menghela nafas, "nasib jadi junior" ujarnya
Caca pov
Sebenarnya masih ada waktu setengah jam lagi waktu istirahat tapi aku sudah keluar ruangan dan memilih ke musholla karena mba fitri mengubungiku, aku gak mau percakapan ku di dengar orang di ruangan apalagi orang yang akan aku tanyakan berada tak jauh dari mejaku ya walaupun ada tembok yang menghalangi aku tetap gak nyaman.
Mba Fitri ternyata mengabarkan kalo papa masuk rumah sakit dan kalo bisa jumat ini aku pulang. aku bilang aku usahakan weekand ini pulang walau harus bolak balik dan kami tidak ada membahas mas Raka.
perasaanku sudah gak karuan saat mendengar papa masuk rumah sakit.meskipun hubunganku dengan papa bisa di katakan kurang harmonis karena keegoisannku tapi aku sadar aku tetaplah putrinya, mungkin cara papa menyampaikan rasa cintanya kepadaku berbeda dengan mba Fitri tapi percayalah Papa adalah pria pertama yang membuat aku jatuh cinta.
aku pun lupa tentang mas Raka, perasaanku tak karuan saat di kantin aku hanya membeli teh hangat dan roti. badanku di sini tapi hati dan pikiranku di kampung halaman pah, Caca belum bisa buat papa bangga.
karena berjalan sambil melamun saat memasuki ruangan aku menabrak tubuh kekar di depanku
" Maaf pak" aku berjalan melewati mas Raka yang kebingungan
" Ca kamu kenapa ?" di tariknya tangan ku
"gakpapa pak, maaf saya harus kembali ke meja untuk menyiapkan berkas" aku perlahan melepaskan gengaman tangan mas Raka..
"hai Cha kamu kenapa? "
aku tersentak kaget mas Raka ternyata sudah di belakangku, mas Raka mengikutiku sampai ke meja.
"pak Raka ngagetin aja, gak papa pak " jawabku memalingkan pandangan ke arah lain
"ayo temani aku makan siang" dia menarikku tanpa menunggu kalimat persetujuanku
"pak, maaf saya sudah makan siang "aku mencoba melepas tangannya rasanya tak nyaman menerima pandangan dari para fans mas Raka di kantor
"saya belum dan saya minta kamu nemenin saya" ujarnya datar dan terus menyeretku sampe ke cafetaria.
Aku hanya bisa pasrah dan tak peduli dengan cibiran dari para fans mas Raka.
Saat ini kami telah duduk berhadapan dan menunggu pesenan,tanpa bertanya mas Raka memesankanku makan siang
"kamu kenapa Ca kalo ada masalah kamu bisa cerita sama aku" Mas Raka memulai percakapan di antara kami
"gak ada masalah apa-apa pak, aman aja kok soal kerjaan " jawabku
"terus kenapa kamu jadi aneh begini, seperti ada masalah" tebak mas Raka
"papa masuk rumah sakit" jawabku sambil menunduk akhirnya aku mengaku.
" Ya sudah kalo kamu mau pulang nanti aku aturkaan ijinnya " seperti mendapatkan angin surga tapi aku gak bisa baru minggu kemarin cuti
"tapi pak, minggu kemarin aku baru cuti" ujarnya menghembuskan kasar nafasku
"ijin sama cuti beda nanti aku yang atur, sudah makan dulu" dia tersenyum
"makasih pak" jawabku datar aku harus seneng atau gimana mas Raka perhatian atau hanya kasihan aku belum bisa menebaknya..
Author pov
Setelah menghabiskan makan siangnya Raka dan Caca kembali ke ruangan kerjanya dengan tatapan dari para fans mas Raka yang tertuju ke Caca, tapi gak mau ambil pusing Caca segera masuk ke ruangan dan menyiapkan berkas untuk metting
Caca berjalan mengikuti Raka masuk ke ruang metting. Caca hanya menemani sementara Raka yang tau Caca sedang dalam keadaan tidak baik mencoba menghandel semua.
Sore hari menjelang jam pulang kantor
"Ca kamu besok berangkat sama pak Raka ke semarang " Mas fajar mendekati meja Caca
"kok mendadak sich mas " bukannya tadi siang mas Raka janji akan mengurus ijinku untuk pulang
mas Fajar mengangkat bahu yang artinya dia gak tau
"itu tiket udah di email katanya, berkas yang tadi bair Alya yang ngerjain kamu kudu cepat pulang buat siap-siap"
"mas pulang dulu ya Ca," mas Fajar berlalu meninggalkan Caca
"Ca buruan cek email kayaknya malam ini kamu berangkat naik kereta" mas Fajar mengingatkan
Caca segera membuka email dan ternyata tiket keretanya jam 21.00 , Caca mengusap kasar wajahnya
ting..
Mas Raka
-kamu sudah terima email tiket kereta? besok pagi kamu langsung plng aja ke kendal urusan kerjaan di semarang aku yang handel "
-makasih mas, aku kira mas gak jadi bantuin aku
Mas Raka
-sudah jam 5 pulang dan bersiaplah jam 7 mas tunggu di loby apartemen kita berangkat ke stasiun bareng
-ok mas. makasih
Caca segera membereskan pekerjaanya dan bergegas untuk pulang.sebelumnya dia mengirim pesan ke Hilda bahwa dia akan ke semarang dan tidak memberi tahu soal papa yang di rawat di rumah sakit.
.
.
.
.
Di dalam kereta saat ini Raka duduk bersebelahan dengan Caca.
agak sedikit canggung bisa duduk berdekatan dengan Caca, perasaan yang sama juga Caca rasakan.
"Mas makasih banyak ya " Caca membuka pembicaraan diantara mereka
" makasih untuk apa?" tanya Raka
"mas sudah mau membantu ku untuk pulang " seulas senyum mengembang di sudut bibir Caca
"memang semestinya itu yang harus aku lakukan" memejamkan matanya
pernyataan Raka terasa ambigu untuk Caca, semestinya yang di maksud semestinya karena Raka atasan atau apa?
Di raihnya tangan Caca dan di gengamnya
"udah kita tidur aja" tersenyum
Caca yang masih shock hanya terdiam menatap tangannya yang berada di genggaman Raka.
terasa nyaman dan sepertinya saat ke rumah sakit nanti Caca harus memeriksakan jantungnya yang berdebar tak karuan.
biarlah tetap seperti ini ca, dan aku tak akan melepaskanmu lagi . batin Raka
terimakasih mas Raka, aku berharap kamu akan menggenggam erat tanganku selamanya .batin Caca.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Mohon maaf ya kalo upnya suka telat..
makasih ya untuk kakak yang sudah mampir ke karya ku.🥰🥰😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments