Menarik nafas panjang Caca membuka hendel pintu dan berjalan ke depan meja Raka. jagan di tanya gimana detak jantungnya.
"Maaf pak ini hasil risetnya" menyerahkan USB pribadinya karena keenakan liburan Caca sampe lupa memindahkan datanya dari USB pribadi ke USB kantor..
"ini milik pribadi memangnya kantor gak mampu beli USB ? " terlihat dari bentuk USB Raka menyimpulkan bahwa benda yang di pegang adalah milik pribadi
"Sini kamu yang mana filenya aku gak tau" melambaikan tangannya memerintahkan Caca untuk mendekat, ohh kesempatan Ca tapi Caca gak mau Raka mendengar detak jantungnya
"maaf pak kenapa gak laptop bapak aja di balikin ke sini" cicit Caca..
Raka membalikan laptop menghadap Caca memperhatikan Caca lekat-lekat sepertinya mengenal sosok gadis di depannya
"apa sebelumnya kita pernah bertemu?" pertanyaan Raka mengalihkan pandangan Caca dari layar laptop
"iya pak tadi pagi baru ketemu dia ruangan ini" jawab Caca mencoba santai walaupun sebenarnya dia sangat gugup.
"Bukan sebelum ini? " Raka mencoba mengingat ingat siapa Caca namun karena memori otaknya terlalu banyak isinya dia tak bisa mengingat
" inget aku aja gak" Caca bergumam dalam hati.
"ini pak filenya" memutar balikan laptop kehadapan Raka "mohon koreksinya pak,maaf saya permisi. kalo ada yang mau di tanyakan bapak bisa menghubungi saya bisa tekan 3 di intercom akan tersambung ke meja saya pak" Caca menunduk dan pamit keluar dari ruangan Raka..
Mengambil udara banyak-banyak dan mencoba menetralkan detak jantungnya Caca kembali ke mejanya, dia langsung menghabiskan segelas air putih di mejanya
"kamu kayak habis lari maraton aja Ca" mba Alya yang sejak tadi mengamati gerak gerik Caca akhirnya berkomentar
"galakan mana Ca,pak Bambang apa pak Raka" mba Alya setengah berbisik
"galakan pak Raka tapi cabulan pak Bambang " Caca ikutan berbisik.
"bisik-bisik apaan sich kalian, tau gak kalo ada tiga orang dalam satu ruangan itu gak boleh berbisikbisik tanpa mengajak orang ketiga" Mas Fajar pun tak mau kalah berkomentar melihat dua juniornya berbisik-bisik,
meskipun dia pria sendiri diantara teamnya tapi mas Fajar orangnya sangat santai malah kadang ikutan bergosip dengan dua wanita sableng itu.
"Victoria screet lagi diskon, mas Fajar mau beli buat istrinya biar makin di sayang" elak mba Alya yang di sambut tawa cekikian dari Caca
iya tak bisa membanyangkan Istri mas Fajar yang terkenal tertutup semua menggunakan baju kurang bahan dan daleman dari merek terkenal itu.
"Sayang Al, mending buat pulang kampung duitnya" balas mas Fajar serius..
.
.
.
Di ruangannya Raka tengah sibuk mempelajari file yang di berikan Caca tadi..
Raka cukup puas dengan hasil analisa team barunya meskipun alat yang di teliti adalah proyek dari leader RND yang lama tapi karena dia yang menjabat sebagai leader baru mau tak mau sekarang ini adalah proyek dia.
selesai membaca file Raka mencoba keluar dan karena ini usb pribadi Raka penasaran dengan isi galeri fotonya. iseng iseng dia membuka File foto Caca.tak banyak foto istimewa hanya ada foto dia saat berlibur ke singapura dan foto keluarganya
Di perhatikan foto kedua orang tua Caca, rasanya pernah bertemu tapi di mana?. saat menscrool ke bawah Raka terperangah melihat foto seorang anak sd sedang bergandengan dengan seorang teman laki-lakinya dan saat di perhatikan anak laki-laki itu seperti dirinya saat kecil
Raka menghembuskan kasar nafasnya mencoba bersender di kursinya sungguh memori masa kecilnya entah nyelip di mana
"Caca..caca. apa jangan jangan Caca anaknya tante Maria" Raka mencoba mengingat ingat kembali.
di lihat nya lagi foto keluarga Caca
"tu kan bener anaknya tante Maria, ya ini tante Maria aku ingat" Raka tersenyum dan menekan tombol interkom yang terhubung di meja Caca..
"keruangan saya sekarang"
belum sempat Caca menjawab sudah di tutup sama Raka
"tu kan mba galakan yang ini" Caca berbisik saat melewati meja mba Alya
"fighting Caca kamu bisa we love u Caca" ledek mba Alya, seperti para penonton bayaran saat nonton acara ajang pencarian bakat.Caca hanya tersenyum tipis dan berlalu dar meja mba Alya
Tok..tok..
"masuk " suara dari dalam ruangan
"permisi pak apa ada yang bisa saya bantu" Caca masih mencoba menetralkan detak jantungnya, entah kenapa dia bisa deg degan seperti ini.
"ini sudah selesai lain kali pake usb kantor jangan ceroboh " Raka menyerahkan usb Caca.
"baik pak saya permisi" berbalik arah untuk meninggalkan ruangan Raka, Caca takut tiba-tiba pingsan saking gugupnya.langkahnya terhenti saat Raka mengatakan
"gimana kabar tante Maria dan om Roni? "
Caca langsung memutar arah dan menganga tak percaya Raka masih mengingat orangtuanya, jadi kak Raka masih ingat dengan Caca hmm gak boleh geer Ca
"Alhamdulillah ibu Ayah sehat pak, bapak kenal ibu dan Ayah saya?" Caca berlagak kaget padahal dalam hati dia bahagia
"iya saya baru tau kamu anak om Roni,tadi gak sengaja lihat foto keluarga kamu" sungguh jawab Raka membuat Caca jadi jatuh sejatuh jatuhnya ternyata pria itu tak mengenalinya dan apa dia tau Caca anak Ayah Roni karena foto keluarga yang di simpan
"ohh saya permisi pak" Caca langsung berbalik arah dia tak mau berlama-lama dengan Raka perasaannya masih galau dia mengira Raka masih mengenalinya namun ternyata Zonk
Raka tersenyum menatap kepergian Caca
" Kamu sudah gede Ca, kamu masih ingat ya kira-kira janji kita " gumam Raka.
setengah berlari Caca menuju mejanya dan langsung memasang earphone di telinganya untuk menghindari wawancara dari dua seniornya
"Ca, ayo kita mang udin yuk udah lama gak makan mie ayamnya " sebuah gulungan kertas melayang ke dahi Caca siapa lagi pelakunya kalo bukan mba Alya
Caca mendongak keatas melepas earphonenya
"mba gak bisa yak baik-baik gitu manggilnya selalu nimpuk pake kertas" gerutu Caca mengelus dahinya.
"Lagian lu kalo udah di sumpel lupa waktu, udah jam makan siang nich ayo buruan " Mba Alya menyeret Caca yang masih tertuduk karena belum siap dia terjatuh
"Mba Alya ni kayak senior ngospek junior " merapikan bajunya membenanrkan jilbabnya yang miring
"lu kelamaan sich "tanpa rasa bersalah melenggang keluar ruangan
Caca mengambil dompet dan hapenya mengganti sepatunya dengan sendal sambil membalas Wa yang masuk dia berjalan tanpa melihat kedepan dan
bughh...
Awww.. dia menabrak tubuh tinggi tegap di depannya dan tersungkur.
"Aduhh,maaf maaf " ujarnya masih berusaha bangun.sebuah tangan kekar mengulur di hadapannya Caca mendongak keatas dan mata nya bertemu dengan mata coklat yang dulu mennangkanya, Caca langsung membuang pandangannya menolak tangan kekar itu dan langsung bangkit "maaf pak " ujarnya singkat dan berlalu setengah berlari menyusul mba Alya
"kamu gak berubah Ca " seulas senyum mengembang di wajah Raka..
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
makasih kakak yang sudah mampir ke karya kedua ku..kakak aku minta like nya ya kalo udah baca 😁😁😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments