Sabtu pagi.
Maura, Alya, dan Dila sedang melakukan conference call bertiga. Mereka khawatir akan Nessa karena sejak mereka tinggalkan di taman kemarin, Nessa tidak ada kabarnya.
"Gimana Al, lu udah bisa hubungin Nessa?" tanya Maura.
"Belum bisa Ra. Hp nya gak aktif." jawab Alya.
"Aduh, gimana ya beb. Tumben-tumbenan hp dia mati." sahut Dila.
"Gue takutnya si Nessa itu nangis semaleman gara-gara di tinggalin Andra. Trus dia malah keluyuran kemana-kemana gak jelas." sambung Dila.
"Eh, lu jangan mikir macem-macem Dil." sahut Maura.
"Trus gimana dong?" tanya Dila.
"Mending sekarang kita ke rumah Nessa yuk. Kita liat keadaan dia, pasti dia ada di rumah, kalo dia gak pulang semalem kan pasti mami nya udah nelponin kita." ajak Maura.
"Ya udah yuk kita kesana. Lu jemput gue ya Ra." respon Alya.
"Iya Al, gue jemput lu dulu. Lu gimana Dil?" tanya Maura ke Dila.
"Ok cuss. Gue bawa mobil Nessa aja sekalian pulangin. Kita ketemu di rumah Nessa aja ya beb." jawab Dila.
"Ok." sahut Maura dan Alya.
Mereka bertiga pun bersiap-siap menuju rumah Nessa.
*
Tiga orang sahabat Nessa akhirnya tiba di rumah Nessa. Mereka menyapa Pak Sar, kemudian pagar di buka oleh Pak Sar.
Mereka keluar dari mobil dan disambut oleh Bi Sul yang sedang menyapu teras rumah.
"Eh, non non cantik pada datang. Udah lama gak kesini." sambut Bi Sul.
"Pagi Bi. Iya soalnya kita kuliah mulu, semester akhir jadi banyak tugas. Nessa ada Bi?" tanya Alya.
"Ada non. Silahkan masuk, non non pada mau minum apa nih?" tanya Bi Sul sambil membukakan pintu rumah dan mempersilahkan mereka masuk.
"Nanti aja minumnya Bi. Makasih ya." jawab Maura.
Mereka masuk ke dalam rumah Nessa, dan bertemu mami Nessa.
"Ya ampun, putri-putri tante dateng gak bilang-bilang. Ayo sini, jangan berdiri disitu aja." sambut mami Nessa sambil mencium pipi Maura, Alya, dan Dila.
"Hai tante. Kita mau ketemu Nessa tante. Soalnya dari kemaren kita tinggalin dia di taman gak ada kabarnya sampe sekarang." Maura menjelaskan maksud kedatangan mereka.
"Ooh. Nessa ada dikamar nya kok. Belum bangun kayanya. Kalian mau langsung ke kamarnya atau Bi Sul aja yang panggilin?" tanya mami.
"Kita langsung ke kamarnya aja deh beb tante." jawab Dila.
"Ya sudah kalau begitu. Oiya, kalian mau makan siang disini kan?" tanya mami lagi.
"Maunya sih gitu beb tante. Tapi liat nanti yaa.. Walaupun sebenernya Dila udah kangeeeenn banget makan masakan beb tante." jawab Dila sambil nyengir.
"Ah, elu Dil kalo urusan makan emang paling nomor satu." sahut Maura yang langsung mengajak Alya dan Dila menuju kamar Nessa.
"Permisi tante." sahut Maura dan Alya.
Mereka bertiga pun masuk ke kamar Nessa, Nessa memang tidak pernah mengunci pintu kamar nya. Kamar Nessa masih terlihat gelap.
Dila membuka tirai jendela kamar Nessa, sehingga cahaya matahari masuk dan kamarnya tidak gelap lagi.
Nessa yang merasa seperti silau, mengernyitkan matanya dan sedikit membukanya,
"Hei beb, bangun. Udah mau siang gini lu masih tidur." sahut Dila di depan Nessa.
Nessa hanya menggeliatkan badannya, belum benar-benar sadar. Dia pun melihat di sebelah kanannya ada Maura yang bersandar di headbed tempat tidur Nessa. Sementara Alya duduk disamping kirinya.
Seketika Nessa tersadar dan terbangun walaupun masih malas.
"Hei, gengs." sahut Nessa males-malesan.
"Hei princess. Mentang-mentang libur masih tidur lu. Emang pulang jam berapa semalem?" tanya Maura.
Nessa pun duduk bersandar di headbed tempat tidur nya.
"Kalian kenapa sih gengs, kok tiba-tiba dateng?" tanya Nessa.
"Eeeehhh si bebeb. Kita itu khawatir sama lu, soalnya lu gak ada kabarnya dari kemaren." seru Dila.
Nessa hanya tersenyum mendengar Dila berbicara.
"Yeee, ni orang malah senyum-senyum. Lu masih waras kan Nes?" tanya Maura.
"Nes, kita kesini takut lu kenapa-kenapa. Soalnya dari kemaren lu kita tinggalin di taman, lu gak ada kabarnya. Hp lu juga mati." kata Alya.
"Oh my God! Hp gue mana?!" seru Nessa sambil mencari-cari ponselnya yang ketutupan bantal. Dia langsung mencolokan charger ponselnya yang berada di meja kecil samping tempat tidur nya, dan menyalakan ponselnya.
Nessa senyum-senyum ketika melihat chat yang dibacanya, terutama chat dari Andra.
Ketiga temannya saling berpandangan dan heran melihat Nessa yang senyum-senyum sendiri.
"Beb, lu beneran masih waras kan?" tanya Dila ke Nessa.
"Nes, lu kalo ada masalah cerita aja ke kita." Alya menambahkan.
Akhirnya Nessa berbicara setelah membalas chat Andra.
"Gengs, I'm so in loooove..." seru Nessa sambil melempar ponselnya ke tempat tidur dan menenggelamkan dirinya ke balik selimut.
Ketiga temannya yang penasaran melihat ponsel Nessa dan membaca chat nya,
Andra
Hei putri tidur, masih tidur ya? kalo udah bangun bales ya. Aku berangkat ngojek dulu. Love you.
Nessa
Hi Mas Jek ku. Hati-hati ya, semoga gada cewe yg order ojek kamu. Love you more.
Setelah membaca chat, ketiga temannya saling melirik satu sama lain.
Dila langsung menarik selimut Nessa.
"Beb, gak salah kan ni yang gue baca?" tanya Dila.
"Jadi lu udah jadian sama Andra, Nes?" tanya Maura.
"Nes, ayo dong cerita ke kita." sahut Alya.
Nessa pun duduk kembali di tempat tidur nya.
"Iya gengs. Akhirnya gue jadian sama Andra. Gue seneng banget. Sorry ya gengs, hp gue lobet semalem, vc sama Andra sampe ketiduran gue lupa ngecas."
"Kok bisa akhirnya kalian jadian? Bukannya si Andra bilang mau pergi dari lu?" tanya Maura.
Nessa pun kemudian menceritakan apa yang terjadi kemaren dengan dirinya dan Andra.
"Ooooh, so sweet banget sih kalian berdua beb." sahut Dila.
"Betewe beb. Kayanya cacing di perut gue udah pada nyanyi deh minta ngemil. Turun yuk ke dapur, siapa tau Bi Sul punya apa gitu buat dimakan." kata Dila lagi.
"Yaaa elu mah makan mulu Dil." respon Maura.
"Ya udah kalian turun aja duluan. Gue mau mandi dulu." sahut Nessa.
Tak berapa lama ponselnya berbunyi. Mas Jek calling.
"Tuh kan Andra telpon. Udah sana pada turun, I need some privacy." Nessa menyuruh teman-temannya keluar kamar.
"Halo." jawab Nessa.
"ih, jawab telpon dari cowonya sendiri gak ada mesra-mesra nya." sahut Andra.
"Hah? Trus gimana? Gini ya, halo Mas Jek sayang.."
Andra tertawa,
"Hehe, gak gitu juga sih. Eh, kamu baru bangun?"
"Iya. Ini juga dibangunin sama pasukan."
"Pasukan?"
"The gengs."
"Ooo.. Mereka lagi dirumah kamu?"
"Iya. Kamu lagi ngapain An?"
"Aku baru aja abis nurunin penumpang, trus liat chat, ternyata kamu udah bales. Makanya aku telpon kamu."
"Ooo.. Penumpang nya cewe ya?"
"Cewe sih, tapi ibu-ibu. Nganterin ke tanah abang. Kamu hari ini ada rencana keluar?"
"Hmmm.. Belum tau sih. Emang nya kenapa?"
"Ya gak papa. Inget aja kalo keluar jangan pulang malem-malem."
"Loh, emang nya kita gak ketemuan hari ini?" Nessa bertanya.
"Emang kamu gak bosen ketemu aku terus?" Andra balik bertanya.
"Gak lah. Masa ketemu cowo sendiri bosen."
"Liat nanti ya Nes. Soalnya aku belum tau mau udahan ngojek sampe jam berapa. Tapi kalo udah kesorean, mending besok aja ya kita ketemuannya. Besok masih libur kan kamu?"
"Yaaa kok gitu sih. Ya udah deh iya."
"Ya udah kamu mandi dulu sana. Nanti aku telpon lagi kalo udah selesai ngojek."
"Ok. Hati-hati yaa."
"Gitu doang?" tanya Andra.
"Emang nya apalagi?" Nessa balik bertanya.
"Gak ada, ya udah bye.." sahut Andra.
*
Kesesokan harinya di sebuah apartment. Marvino terbangun dari tidurnya, masih berusaha mengumpulkan tenaga. Dia mendapati dirinya tanpa baju ataupun celana, hanya tertutup oleh selimut. Dia memegang kepalanya yang terasa sakit.
"Ouch! Damn!" dia mengumpat.
"What happened last night." Vino bergumam pada dirinya sendiri. Dia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam.
"Ben! Benny!" Vino memanggil Benny. Namun tidak ada jawaban. Dia ingat kalau Benny tidak pulang ke apartment karena megurusi acara kantor untuk senin nanti.
Vino mengambil celana boxer nya di lantai, memakainya dan berdiri. Dia mengambil ponselnya untuk menelepon Benny.
Namun dia terkejut karena melihat sebuah chat yang di kirim untuk nya.
Di chat itu terdapat beberapa foto dirinya sedang tidur dengan seorang wanita dipelukannya hanya di balut dengan selimut. Di atas tempat tidurnya, di apartment nya. Vino tidak mengenali wanita tersebut, dan juga tidak mengenali nomor yang mengirim gambar-gambar tersebut.
Dirinya sangat terkejut. Dia melempar ponselnya. "Shit!"
Marvino duduk di sofa, dia menunduk dan memegang kepalanya yang masih sedikit pusing. Dia mencoba mengingat-ingat lagi apa yang sebenarnya terjadi semalam. Mengapa dia bisa sampai pulang membawa seorang wanita dan tidur dengannya. Padahal Vino sangat anti sekali untuk membawa sembarang wanita ke apartment nya, apalagi kalau sampai dia tidur dengannya.
Vino ingat dia semalam ke club, tapi tidak bersama Benny. Biasanya dia pergi bersama Benny, namun karena urusan kantor Benny tidak bisa menemaninya. Vino pun ingat seperti nya dia tidak minum minuman beralkohol. Dia sangat anti dengan minuman tersebut walaupun dia suka pergi ke club. Karena tujuan dia ke club adalah berkumpul dengan relasi-relasi bisnis nya dan mencoba mendapatkan peluang bisnis atau kerjasama dengan para CEO.
"Kok gue gak bisa inget apa yang terjadi semalem.." Vino bergumam.
"Kalo mami atau papi sampe tau gue tidur sama cewe gak jelas, mampus gue. Pasti gue disuruh ikut wajib militer di US. Atau yang terburuknya, gue disuruh çarı dan nikahin tuh cewe." Vino berbicara sendiri.
"Oh my God! Mamiiiiiiiiiiiii...." teriaknya.
"We have to watch our back wherever we are."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
_sxkura24
kalau gak salah yang njebak dina bener gak thorrr🤔
2021-02-01
1
Aisa Kibar
jangan jangan jebakan ya thor???
2021-02-01
1