Nessa yang telah selesai mandi melihat mami nya sedang duduk di tempat tidurnya.
"Kok mami belum tidur?" tanya Nessa.
"De, kakak mu itu cuma khawatir sama kamu."
"I know mami. Tapi mas Vin itu berlebihan. Makanya tadi Nessa langsung nyuruh Andra pulang aja daripada ketemu sama mas Vin, bisa-bisa mas Vin itu nanya Andra macem-macem." jawab Nessa.
"Ya sudah kalo gitu. Kamu istirahat ya. Jangan bergadang. Besok lanjut lagi ngobrolnya."
"Ok mami." sahut Nessa sambil mencium pipi mami nya.
*
**
Di sebuah club.
Marvino, Benny, dan dua orang teman mereka, Daniel dan Ricko.
Daniel dan Ricko adalah teman sekaligus business partner mereka.
"Ben, Vin, mau turun gak?" tanya Daniel dan Ricko sambil berjoget.
"Nanti aja gue nyusul." sahut Benny.
"Vin, kenapa sih muka lu kusut banget?" tanya Benny.
"Gue berantem sama ade gue."
"Hah? Kenapa? Tumben."
"Ade gue pulang telat, dia pergi naik motor sama cowo gak jelas. Jadi pas dia sampe rumah, gue ngomel ke dia." jawab Vino.
"Vin, vin. Ade lu itu bukan umur 17 taun. Dengan siapa dan pulang jam berapa pasti ade lu lebih tau, dan bisa jaga diri. Gak mungkin kan dia mau jalan sama cowo yang gak jelas sampe malem."
"Ah, omongan lu sama aja kaya mami and papi. Gak ngerti apa sekhawatir apa gue waktu tau ade gue pergi sama cowo yang gue belom pernah denger namanya." Vino membela dirinya.
"Vin, lu sadar gak kenapa sampe sekarang lu masih jomblo? Karena setiap ada cewe yang ngedeketin lu, mereka semua jealous sama ade lu. Lu terlalu care sama ade lu."
"Yaa itu mah urusan mereka sendiri. Gue gak minta cewe-cewe itu ngedeketin gue kok."
"Dasar kepala batu. Gue turun dulu deh." sahut Benny sambil menuju dance floor.
Di meja lain masih di dalam club. Berkumpul lah tiga orang wanita.
"Lu yakin Sya di sini banyak bibit unggul?" tanya Dina ke Tasya.
"Iya. Rata-rata bos bos muda pada ngumpul disini kalo weekend. Lu liat aja tuh sekeliling." jawab Tasya
"Sya, Din, yuk turun." Ajak Jenny.
"Kalian duluan deh, gue nanti nyusul." sahut Dina sambil terus memperhatikan pria-pria di club itu.
Matanya terhenti pada sosok bos muda yang sedang duduk diam kelihatan muram, yang tak lain adalah Marvino.
"Nah, itu kayanya sasaran empuk. Ganteng lagi." gumam Dina sambil menghampiri Vino.
"Hai, sendirian?" sapa Dina.
Vino yang di sapa hanya memperhatikan Dina dari bawah ke atas, tak menjawab apa-apa dan melanjutkan minumnya.
"Aku boleh duduk disini ya." sahut Dina langsung duduk disamping Vino.
Vino masih diam saja matanya tetap memandang ke dance floor.
"Kok minumnya cuma soda? Gak suka minum berat?" tanya Dina lagi.
Vino yang mulai terusik akhirnya menjawab,
"Kenapa emangnya? Masalah buat lu?" jawab Vino dingin.
Dalam hati Dina, 'Wuih, ni cowo ketus amat. Kita liat sampe berapa jauh dia bisa nolak gue.'
"Gak masalah sih. Bagus dong kalo kamu gak suka minum." jawab Dina.
"Aku Dina." sahut Dina sambil mengulurkan tangannya.
Vino hanya meliriknya. Dan berkata, "Gue gak nanya."
"Ok gak papa. Kamu sendirian kusut begitu pasti abis berantem sama pacar ya?" tanya Dina.
Vino mulai kehilangan kesabarannya.
Benny yang melihat temannya yang terlihat emosi segera menghampiri Vino.
"Calm down, bro." sahut Benny.
"Ben, gue cabut duluan deh. Lu bayar nih semua." sahut Vino sambil berdiri dan mengeluarkan uang dari dompetnya.
Vino segera keluar dari club, di ikuti oleh Dina. Sampai parkiran mobil.
"Lu ngapain ngikutin gue?" tanya Vino.
"Gak papa. Aku cuma mau kenal kamu aja kok." jawab Vino.
"Lu cuma buang-buang waktu." jawab Vino sambil langsung masuk ke mobil nya dan melaju pergi meninggalkan Dina sendirian.
"Sial." Dina mengumpat.
Kemudian sang security club menghampiri Dina,
"Kenapa mba?" tanya security tersebut.
"Gak papa pak. Tuh cowo dingin banget." jawab Dina.
"Ooo, Bos Vino yang tadi itu maksud mba."
"Iya pak. Bapak kenal dia?" tanya Dina lagi.
"Siapa sih yang gak kenal dia disini mba. Dia itu baik dan ramah orangnya. Kalo kasi tip juga gede banget." jawab security tersebut.
"Dia itu pemilik Big Bang Corp. Ayahnya juga pengusaha terkenal di Jakarta." tambahnya.
"Ok pak, terima kasih." sahut Dina sambil masuk lagi ke dalam club.
Dina bergumam, "Big Bang Corp. Dia harus gue dapetin."
*
**
Keesokan harinya di rumah Andra.
Andra, Ibu dan Lintang sarapan bersama.
"Ren, semalem kamu kok pulangnya malem banget, kamu habis darimana?" tanya Ibunya.
"Iya bu. Kemaren Ren habis pergi makan sama cewe yang dompetnya Ren temuin. Trus semalem hujan Ren jadi neduh dulu." jawab Andra.
"Tapi kamu gak macam-macam sama dia kan Ren?" tanya Ibunya lagi.
"Gak lah bu. Ren mana berani. Apalagi sama Nessa."
"Jadi dia namanya Nessa?" Ibu bertanya lagi.
"Iya bu. Nessa namanya. Ibu tenang aja, Ren gak akan macam-macam kok."
"Kamu suka sama dia Ren?"
"Kok ibu langsung gitu nanyanya?" jawab Andra.
"Ren, kamu itu anak ibu. Walaupun kamu gak cerita ke ibu, tapi ibu tau kalo anaknya lagi kenapa-kenapa."
"Iya bu, Ren suka sama Nessa. Tapi kayanya Ren gak pantes buat dia. Makanya Ren gak berani bilang ke dia."
"Memangnya kenapa Ren? Kenapa kamu bilang kalo kamu gak pantes buat dia?" tanya Ibu penasaran.
"Nessa itu anak orang kaya bu. Ayahnya juga bule. Rumah nya besar banget. Ren minder. Ren juga gak tau apa Nessa suka juga sama Ren. Apalagi dia tau kalo Ren cuma pegawai biasa dan tukang ojek online." Andra menjelaskan.
"Kayanya Ren mundur aja bu." kata Andra lagi.
"Ren, Ibu tau kalo kamu masih belum bisa melupakan sakit hati kamu ke Dina, karena dia meninggalkan kamu gara-gara kamu cuma seorang kurir dulu. Tapi, gak semua wanita itu sama Ren."
"Iya bu, Ren tau. Makanya Ren gak mau terburu-buru menjalin hubungan dengan seorang wanita. Biarin Ren fokus kerja cari uang dulu buat daftar kuliah Lintang."
Andra kemudian berdiri dan mengambil jaketnya. Dia tetap mengojek walaupun ini hari minggu.
"Ren berangkat ya bu. Doain semoga hari ini lancar rejekinya." sahut Andra pamit ke Ibu sambil mencium tangan Ibunya.
*
**
"Morning pap, mam." Nessa mencium pipi mami dan papinya yang sedang duduk bersantai di kursi pinggir kolam renang di rumah mereka.
"Ini udah mau siang, kok baru bangun." kata mami.
"Maaf mam, Nessa ngantuk banget semalem. Mungkin gara-gara minum obat juga." jawab Nessa.
Tak berapa lama, Vino yang baru bangun pun menghampiri dan duduk di samping papinya.
"Hi mam, pap, de." sahut Vino.
Nessa yang masih kesal dengan kelakuan kakak nya hanya memasang muka cemberut.
"De, maafin mas semalem ya." sahut Vino.
"Hmmm..😕" jawab Nessa.
"Yah, tuh kan masih marah. Mam, pap, tolongin Vino dong. Masa mami sama papi betah sih ngeliat dua anaknya perang dingin begini."
"De, mas mu sudah minta maaf tuh." mami berusaha mendamaikan.
"Mas janji deh gak ikut-ikut campur urusan kamu kalo kamu gak minta. Mas kemaren itu cuma khawatir aja sama kamu. Hujan, kamu cuma naik motor, trus pergi sama cowo yang mas gak kenal, eh pulangnya telat lagi." bujuk Vino ke adik nya.
"Mereka itu kemaren udah ijin pulang telat ke papi. Kamu nya aja yang gak sabar nungguin Nessa pulang, plus kamu nya pake emosi." sahut papinya.
"Iya iya. Vino minta maaf. Udah dong de ngambeknya. Mas mesti ngapain nih supaya kamu gak ngambek lagi?" tanya Vino ke adik nya.
Nessa beranjak dari duduk nya dan menuju kolam renang. Nessa memainkan air kolam renang dengan kakinya sambil berdiri.
Vino menghampiri nya, "De, mas beneran minta maaf loh. Mas mau lakuin apa aja deh supaya kamu gak nyuekin mas dan maafin mas."
Nessa membalikkan badannya dan menatap tajam ke kakak nya,
"Bener mau lakuin apa aja?"
"Iya de." jawab Vino.
Byur. Nessa mendorong tubuh Vino hingga jatuh ke kolam renang.
Nessa sambil tertawa berkata,
"Makanya kalo mau ngomong itu di cuci dulu otaknya.. Nanti sore beliin Nessa martabak bangka yang banyak kejunya. Inget ya, mas yang beli, jangan nyuruh pak Diman atau Bi Sul. Dan pergi belinya naik motor, jangan bawa mobil. Mas pinjem aja motor Pak Gun atau Pak Sar, supaya mas tau rasanya naik motor gimana!" sahut Nessa setengah teriak agar Vino mendengarnya, kemudian berlalu ke dalam rumah menuju kamarnya.
Mami dan papi nya hanya tertawa melihat kelakuan dua anaknya.
"Hey dude! Inget tuh kata adik mu. Perginya naik MOTOR!" sahut papi sambil tertawa ke Vino yang masih di dalam kolam renang dan meninggalkan nya.
"Damn!" Vino mengumpat.
"Think before you talk, coz it might hurt someone."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Aisa Kibar
semangat thor ☺
2021-02-01
1