Di Big Bang Adv. Corp.
Bos dan bos besar sedang diruangannya. Perusahaan periklanan milik Marvino Sangaji Wesley, yang tak lain adalah kakaknya Nessa. Perusahaan yang di dirikan beberapa tahun yang lalu dari sebuah konsep sederhana yang dia ciptakan berdua dengan temannya Benny di dalam kamarnya secara tidak sengaja ketika mereka sedang ngobrol-ngobrol dan iseng-iseng gambar abstrak.
"Eh Vin, jadi gimana nih kita bikin syarat untuk promosi jabatannya? Gue lagi mati ide nih soalnya." tanya Benny ke Vino.
"Udah gue bikin, syarat dan konsepnya. Ni gue kirim ke email lu. Coba lu cek, mungkin ada yang kurang." sahut Vino.
Benny sambil mengecek email di ponselnya, "Trus ini syaratnya bikin presentasi iklan untuk produk kopi, fiktif ya?" tanya Benny lagi.
"Gak fiktif lah. Itu produk kopi di pabrik bokap gue yang di Bali. Bokap gue nyuruh gue bikinin iklannya, ya gue pikir kenapa gak para kandidat aja yang coba bikin bentuk iklannya."
"Boleh juga tuh ide lu." jawab Benny. "Trus format pengumpulannya bisa video atau ppt. Lah, kan gak semua karyawan punya laptop cuy." sambung nya.
"Lu tolong tambahin disitu, untuk karyawan yang gak punya laptop atau komputer di rumah, boleh pake komputer kantor. Di lantai admin, lantai design, sama lantai creative kan ada komputer tuh di setiap meja, ya mereka boleh pake pas jam kerja, kalo mau lembur juga boleh. Kalo kurang, nanti kita tambahin lagi aja unit nya." jawab Vino. "Pokoknya gue gak mau sampe ngebebanin karyawan mesti beli ini itu untuk kompetisi ini." tambah Vino.
"Ok deh. You're the boss, man!" sahut Benny sambil melangkah mau pergi.
"Tunggu Ben." panggil Vino.
"Apalagi bos?"
"Sekarang kan udah hari jumat, gak mau tau gimana caranya, hari senin pagi gue udah liat tuh pengumuman di bulletin board. Lu diskusi lah sama Nindi." perintah Vino.
"Iye iye. Beres pokoknya.." jawab Benny sambil mengacungkan jempolnya.. 👍
Siang menjelang sore di sebuah mall, Nessa, Maura, Dila, dan Alya. Setelah selesai kuliah, mereka ke mall.
"TGIF gengs." seru Dila ketika memasuki mall tersebut.
"Kita kemana nih?" tanya Maura.
"Gue sih mau cari jaket Ra, kan besok gue mau pergi sama Andra naik motor." jawab Nessa.
"Emang lu gak punya jaket beb?" tanya Dila.
"Punya Dil, cuma kemarin pas gue cobain udah kekecilan. Kan jarang banget gue pergi-pergi pake jaket."
"Ooo.. Gue mau ngegame nih Nes. Nanti kita ketemuan di food court aja yaa. Lu mau ikut gak Dil, Al?" tanya Maura.
"Gue temenin Nessa deh, gak ngerti juga gue kalo main game. Ke toko buku juga iseng kalo sendirian." jawab Nessa.
"Ya udah beb, gue ikut ngegame deh sama Maura." sahut Dila
Mereka pun beranjak menuju tujuannya masing-masing.
Nessa mencari-cari jaket yang kira-kira dia suka. Terkadang dia juga meminta pendapat Alya mengenai jaket nya.
"Kayanya yang ini aja ya Al? Bagus gak? Kira-kira cocok gak buat naik motor?" tanya Nessa.
"Iya Nes, itu aja, lucu. Cocok kok buat naik motor. Warnanya juga lu banget tuh, navy." jawab Alya. "Eh, Nes. Jadi lu sama Andra gimana sebenernya?"
"Hmmm, gimana ya? Gak gimana-gimana Al." jawab Nessa.
"Lu suka dia Nes?"
"Iya." jawab Nessa singkat.
"Trus Andra nya suka gak sama lu?"
"Gak tau gue Al. Dia sih fine-fine aja kalo telpon gue. Trus gak pernah juga bilang kata-kata gombal gitu. Yang ada malah gue pernah nembak dia." jawab Nessa panjang.
"Hah? Trus Andra bilang apa pas lu tembak?"
"Belom sempet bilang apa-apa, gue nya udah keburu ngantuk, jadi gue putus telponnya." jawab Nessa "Trus, sampe sekarang dia gak pernah nanya-nanyain lagi tentang itu Al."
"Kalo menurut gue sih kayanya dia suka sama lu. Dia rutin chat atau telpon lu setiap hari kan." kata Alya.
"Kaya Aldo ya Al?" tanya Nessa sambil nyengir.
"Bisa aja lu Nes."
"Terima kasih mba." sahut Nessa setelah membayar jaket nya di kasir.
Di food court menunggu Maura dan Dila,
"Nes, sebenernya gue mau cerita sesuatu sama lu. Lebih tepatnya minta tolong. Tapi gue gak enak sama lu Nes, lu banyak nolongin gue mulu." kata Alya ke Nessa.
"Ya ampun Al. Kita tuh gak baru kenal kemaren. Cepetan cerita ada apa, penasaran nih gue." jawab Nessa.
Alya menundukan kepalanya seperti malu, dan tak lama menetes lah air matanya.
Berbarengan datangnya Maura dan Dila menghampiri mereka.
"Alya. What's wrong with you beb?" peluk Dila.
Alya bukannya diam, malah semakin menangis.
"Al, lu gak papa kan?" tanya Nessa
"Bokap tiri lu lagi ya Al?" tanya Maura langsung.
Sambil tersegukan Alya menjawab, "Iya Ra."
"Ngapain lagi dia?" tanya Maura sambil menahan kekesalannya.
"Dia mukul mama lagi Ra." jawab Alya sambil menangis.
"OMG. Langsung aja laporin polisi beb, kdrt ini bilang." sahut Dila.
"Mama gue takut Dil. Karena dia ngancem mau bunuh gue kalo laporin ke polisi." jawab Alya.
"Emang gara-gara apa orang tua lu bisa bertengkar lagi?" tanya Nessa.
"Mama tanya dia, kok ada debt collectors dateng ke rumah nagih hutang, memangnya hutang apa. Eh, bokap gue langsung marah dan mukul mama."
"Trus, apa yang bisa gue bantu Al? Tadi lu bilang mau minta tolong gue."
"Bokap gue ngambil perhiasan kalung satu-satunya yang di miliki mama. Kalung itu pemberian almarhum papa. Mama jadi sedih banget karena itu satu-satunya kenangan dari papa."
"Trus?" Nessa, Dila, Maura mendengarkan
"Gue ikutin kemana bokap gue setelah dia ambil kalung mama. Dia pergi ke toko perhiasan. Setelah dia keluar dari toko, gue ke toko itu dan nanyain tentang kalung itu. Katanya, kalung itu udah di jual sama bokap gue." cerita Alya.
"Ok. So?" Nessa bertanya karena merasa belum dapet jawaban.
"Nes, gue berniat untuk membeli kalung itu lagi. Setelah gue tanya ke toko itu, kalungnya di jual seharga 7 juta, dan gue gak punya uang sebanyak itu. Uang dari hasil ngelesin biola juga masih kurang. Gue bisa gak pinjem uang lu Nes?" tanya Alya berharap.
"Ok Al. Tapi kayanya gak bisa hari ini. Gue minta izin mami dulu. Soalnya kalo gue langsung tarik dari atm atau transfer langsung sebanyak itu, si papi Brian pasti langsung pasang muka bertanduk nanti pas gue pulang ke rumah. Kan lu tau sendiri, rekening gue dibikin virtual account sama si papi supaya dia bisa ngecek-ngecek transaksinya." jawab Nessa "Tapi, kalo gue ngomong ke mami dulu trus mami yang bilangin ke papi, si papi bisa lebih ngerti." sambung Nessa.
"Gue ada 2 juta Al, kalo lu mau pake. Buat nambah-nambahin, supaya Nessa juga gak terlalu gede kasi ke lu nya, jadi gak terlalu ngebebanin dia." tambah Maura.
"Gue ada sejuta beb. Gue langsung transfer ke rekening lu ya. Lu pake aja dulu, gak usah pikirin mulanginnya kapan. Ok beb? Cuss, udah tuh gue transfer ke rekening lu." Dila pun ikut bersuara sambil memencet ponsel melakukan transaksi mobile banking.
"Jadi gue tinggal nambahin berapa?" tanya Nessa.
"4 jetong beb. Gue udah transfer sejetong, dari Maura nanti 2 juts." jawab Dila.
"Ooo ok. Nanti gue bilangin mami ya Al." sahut Nessa "Udah Al, gak usah sedih lagi. Gue pribadi gak bisa juga terlalu ikut campur urusan rumah tangga bokap and mama lu. Gue sih tadinya pengen bilang, supaya mama lu tinggalin aja bokap lu. Tapi kan pasti mama lu ada alesan lain kenapa dia masih bertahan sampai hari ini." sambung Nessa panjang.
"Iya Nes, Ra, Dil. Makasih yaa, kalian emang sahabat terbaik gue." sahut Alya sambil memeluk mereka.
Drrrt drrrt drrrt. Mas Jek calling.
"Halo" jawab Nessa.
"Hei wanita, lagi ngapain? Tumben lama angkat telponnya." tanya Andra.
"Sorry, tadi gak kedengeran. Aku lagi di mall sama temen-temen."
"Ooo.. Ngapain di mall?"
"Nyari yang ganteng-ganteng." jawab Nessa nyengir.
"Oh, gitu ya. Ya udah deh. Maaf ganggu." tuuuut. Andra memutuskan teleponnya.
Nessa bergumam, "Kenapa ni cowo, tiba-tiba di matiin telponnya."
Andra yang kelihatan kesal dan berkata pada dirinya sendiri, "Aduh! Ngapain gue cut telponnya ya. Keliatan kan tuh gue cemburu nya. Eh, apa iya gue cemburu?"
"Orang boleh datang dan pergi. Tapi sahabat, selalu menemani."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Aisa Kibar
betul banget thor,😌
cakep banget kata katanya thor 😊
2021-02-01
1
_sxkura24
bagus banget thorr ceritanya,memperlihatkan persahabatan yang sebenarnya bisa di contoh nih.lanjut thorrr aku padamu😍😂
2021-02-01
1