Suara deru knalpot mobil yang berhenti di depan pagar rumah dan membunyikan klakson, beep beep..
Terlihat Pak Sar memencet tombol membuka pagar otomatis, sambil menyapa pengemudi mobil tersebut,
"Siang den Vino, tumben pulang siang den."
"Siang menjelang sore pak Sar, iya pulang dulu bentar nanti saya keluar lagi." jawab Marvino sambil mengendarai mobilnya masuk.
"Tangkap pak Dim!" sahut Marvino ke pak Diman sambil melemparkan kunci mobil nya.
"Yah, pak Dim kurang fokus nih, jadi gak ketangkep deh."
"Eh, den Vino ngagetin aja. Maaf den." jawan pak Diman.
"Udah lama gak main bola sih kita. Jadi pak Dim udah gak luwes lagi nangkep-nangkep nya. Hehe.." sahut Marvino sambil masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah.
"Mam, Pap, De.." panggil Vino. "Sepi amat. Pada kemana sih." gumam Andra.
Bi Sul yang mendengar suara Vino pun menghampiri nya dari taman belakang.
"Eh, den Vino. Baru pulang den?"
"Hai Bi Sul ku yang terus tumbuh. Kok dirumah sepi amat, pada pergi bi?" tanya Vino sambil meletakkan tangannya di bahu Bi Sul menggandengnya.
"Mami sama papi ada di atas den. Kalo non Nessa lagi pergi." jawab Bi Sul.
"Ooo ok. Oiya bi, tolong buatin Vino es lemon pake soda ya, Vino haus."
"Baik den, bibi bikinin dulu." sahut Bi Sul sambil berjalan menuju dapur.
"Eh bi, inget ya,"
"No sugar." sahut Vino dan Bi Sul berbarengan.
Vino tersenyum kemudian mengeluarkan ponselnya dan menelepon,
"Halo mami. Tolongin Vino dong, Vino lagi di rumah sakit sekarang, mobil Vino nabrak pohon tadi."
"Halo Vin, di rumah sakit mana kamu? Kok bisa nabrak sih, trus gimana kamu sekarang?"
"Aduuuuuhh! Sakit mami!" jawab Vino.
"Ya ampun! Ya udah tunggu mami sama papi ke situ, kamu share loc ya." sahut mami mematikan ponselnya.
"Papi, Vino di rumah sakit. Ayo kita kesana sekarang, mami khawatir dia kenapa-kenapa." mami berkata panik kepada papi.
"Iya mam, santai aja. Vino kan anak cowo, pasti kuat dia." respon papi
"ih si papi. Cepetan ayo!" mami menarik papi keluar kamar. Papi mengikuti sambil males-malesan.
Sementara Vino yang lagi duduk di ruang makan sambil minum es lemon nya hanya cengar cengir karena telah mengerjai mami dan papinya.
"Hihihi.. Lagian sepi banget dirumah. Anaknya pulang malah pacaran dikamar." gumam Vino.
Mami dan papi turun dari tangga sambil memanggil Bi Sul,
"Bi, Bi Sul." panggil mami.
Bi Sul pun sedikit berlari menghampiri majikannya,
"Iya bu ada apa?" tanya Bi Sul.
"Bi tolong bilangin pak Diman, siapkan mobil sekarang ya, saya sama papi mau ke rumah sakit." perintah mami.
"Baik bu. Memang siapa yang sakit bu?"
"Marvino masuk rumah sakit bi, mobilnya nabrak pohon." jawab mami sambil menuju pintu rumahnya.
"Maaf bu." sahut Bi Sul.
"Ada apa lagi bi?" tanya mami.
"Anu bu, saya barusan aja bikinin es lemon kesukaan den Vino." jawab Bi Sul.
"Hah? Buat siapa bi?" tanya mami lagi.
"Yaa buat den Vino lah bu. Tuh den Vino nya lagi di ruang makan."
Papi yang mendengar jawaban Bi Sul hanya tersenyum-senyum menahan tawa.
"Papi kenapa sih senyum-senyum?" tanya mami.
"Kan tadi papi udah bilang, kalo Vino itu anak cowo, pasti kuat." jawab papinya sambil menggandeng mami menuju ruang makan.
Vino yang sibuk dengan ponselnya tidak sadar kalau mami, papi dan Bi Sul ada di ruang makan. Plak! Mami memukul kepala Vino.
"Aduh!" Vino menoleh kebelakangnya.
"Sakit?" tanya mami nya kesal.
"Iya mami, sakit." jawab Vino sambil manyun.
"Mau mami tambahin lagi biar tambah sakit jadi masuk rumah sakit beneran?" tanya mami sambil seperti memasang kuda-kuda untuk memukul Vino.
Bi Sul yang melihat kelakuan majikan dan anaknya hanya senyum-senyum sambil pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Ampun mami, sakit mami." seru Vino karena mami menjewer telinganya menarik Vino duduk di ruang TV.
"Papi, tolongin Vino dong."
"Jeweran mami itu gak keras, gak usah manja jadi anak cowo." respon papinya.
Vino pun berbalik memeluk mami nya dan menciumi seluruh muka mami nya,
"Maaf ya Ibu ndroro Ratu, cup. Maafkan putra mu yang kurang kerjaan ini ya, cup, cup, cup."
"Sudah, sudah cukup ciumin mami." kata mami nya. "Kamu ngapain pulang tapi malah telepon mami gak jelas gitu?"
"Abisnya Vino pulang sepi banget di rumah. Bi Sul bilang mami sama papi lagi di atas. Ya udah Vino telpon mami aja." jawab Vino manja ke mami sambil merebahkan kepalanya dipangkuan mami.
"Emangnya kamu gak bisa jalan ke atas aja daripada telpon dan bikin mami mu hampir jantungan." tanya papinya.
"Ah, papi. Entar kalo Vino ke atas papi lagi tanggung push-up nya gimana? Gak enak sendiri kan. Haha.." jawab Vino.
Papi pun melempar cushion ke arah Vino.
"Dasar anak cowo. Papi mau ruang kerja dulu ya, mau cek kerjaan. Kalo nanggepin anak mu ini, gak ada habisnya." sahut papi ke mami.
Vino senyum-senyum aja ngeliatin papinya yang kayanya sedikit kesal dengannya. Vino memang usil dan suka bercanda, karena dia beranggapan kalau hidup itu jangan terlalu serius, monoton, dan luruuuuuuusss aja. Enjoy selagi bisa. Tapi tetap bisa menempatkan diri kapan serius kapan santai.
"Eh mam. Nessa kemana? Pergi sama the gengs?" tanya Vino ke maminya.
"Gak. Adik mu pergi makan sama cowo." jawab mami.
"Cowo yang mana mam? Billy?"
"Ah, kamu mah sama aja kaya papi. Billy terus."
"Ya emang nya si Nessa itu punya temen cowo banyak yang dateng ke rumah? Yang dateng kesini kan Billy lagi Billy lagi." respon Vino.
"Bukan Billy, tapi Andra." jawab mami.
"Andra? Gak pernah denger Vino. Anak mana dia mam?" tanya Vino lagi.
"Mana mami tau dia anak mana. Emangnya mami tanya-tanyain dia anak mana, anak siapa gitu."
"ih si mami. Bukan itu maksud Vino. Kalo mami gak tau dia anak mana, nanti kalo Nessa kenapa-kenapa di apa-apain sama dia, mami gimana nyari dia?"
Mami memukul pelan mulut Vino,
"Kamu tuh ya kalo ngomong suka sembarangan."
"Yeee mami. Jaman sekarang mah kita mesti waspada."
"Mami sudah liat dia kok. Feeling mami, dia itu anak baik-baik. Lagian mereka cuma pergi makan kok." kata mami lagi.
"Vino liat mobil Nessa di garasi, kenapa dia gak bawa mobilnya aja, bawa mobil masing-masing gitu, gak usah pake mobil tuh cowo, jadi pulang perginya gak mesti barengan dalam satu mobil."
"Adik mu itu memang gak bawa mobilnya. Wong mereka berdua perginya boncengan naik motor." cerita mami.
"Whaaaatt? Nessa naik motor mam? Ade Vino yang cantiknya ngalah-ngalahin Ms Universe itu perginya naik motor?" tanya Vino terkejut.
"Iya naik motor. Memang apa yang salah kalo naik motor?" mami nya tanya.
"Mami sama papi ngijinin?" tanya Vino balik.
"Iya lah. Malah papi mu itu bilang ke cowo itu, kalo kehujanan disuruh neduh-neduh romantis dulu di halte." jawab mami sambil senyum.
"What? Papi udah gak waras kali ya." respon Vino yang benar-benar terkejut hampir pingsan.
"Kamu itu yang gak waras. Adik mu itu cuma pergi makan. Tapi kamu paniknya udah kaya Big Bang lagi di bom." sahut mami.
Vino mengusap-usap dahi nya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya mencari contact adik nya di ponsel, dan mami melihatnya. Mami dengan cepat mengambil ponsel Vino,
"Kamu mau telpon siapa?" tanya mami.
"Vino mau telpon Nessa, mau nyuruh dia pulang sekarang. Kalo gak, Vino yang jemput dia dimana sekarang."
"Gak usah telpon-telpon adik mu. Ganggu aja!" sahut mami sambil membawa ponsel Vino dan pergi meninggalkan nya sendirian.
"Mamiiiiiiiiiii...." panggil Vino.
"Don't judge before you know the whole story."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Aisa Kibar
lanjut thor
2021-02-01
1